Sania tersenyum dan berkata, "Oke."....Zakki berada di atrium gedung. Dia berdiri di depan jendela berwarna biru sambil merokok. Hari ini, Zakki berdandan dengan rapi. Dia memakai kemeja putih dan jas beludru yang dibuat khusus. Zakki terlihat sangat elegan, tetapi saat ini Zakki yang sedang merokok tampak kesepian.Zakki sudah datang selama setengah jam. Sesampainya di depan pintu, Zakki melihat 2 baris karangan bunga dan sebuah karangan bunga begonia sangat mencolok. Tidak mudah mencari bunga begonia pada musim ini, ternyata orang yang mengirimnya adalah Jony.Seharusnya, Annika sangat menyukainya karena Annika meletakkannya di bagian tengah. Sementara itu, 8 karangan bunga yang diberikan Zakki hanya diletakkan di samping, seperti tidak dihargai oleh Annika. Jadi, Zakki pun tidak masuk ke toko.Saat merokok, Zakki berpikir, apa mungkin Annika menyukai orang lain makanya semalam Annika tidak bersedia menanggapi ucapan Zakki dan tidak ingin mengatakan bahwa dia mencintai Zakki?Ketik
Perjamuan pun berakhir. Annika mengantar semua tamu keluar, lalu mengecek toko sebentar. Kemudian, Annika berpamitan dengan Sania. Tentu saja, Sania bisa merasakan ada yang tidak beres di antara Annika dan Zakki, jadi Sania agak khawatir.Annika tersenyum dan berucap, "Nggak apa-apa, mana ada suami istri yang nggak bertengkar?"Annika mengantar Sania ke taksi. Setelah taksi melaju pergi, Annika baru berjalan ke tempat parkir sambil melipat kedua tangannya di dada. Angin malam berembus, Annika bingung bagaimana harus menghadapi Zakki nanti.Zakki mengendarai mobil Bantley hitam. Dia duduk di dalam mobil sembari merokok, ekspresinya sangat dingin.Annika masuk ke mobil. Saat Annika memakai sabuk pengaman, Zakki mematikan rokoknya, lalu mendekati Annika dan berujar, "Biar aku saja.""Nggak usah," tolak Annika. Kemudian, Zakki meraih tangan Annika. Saat ini, mereka sangat dekat sehingga Annika merasa gugup.Zakki menatap Annika seraya bertanya, "Apa aku nggak boleh membantumu melakukan ha
Akan tetapi, Annika menangis karena pria lain.Zakki bersandar di kursi sambil menunduk menertawakan diri sendiri. Ketika dia merasa sedikit kepuasan di dalam hatinya, istrinya malah menunjukkan penyesalan terhadap pria lain! Apakah Annika menyesal karena tidak bisa bersatu dengan Jony? Annika tidak mencintai Zakki karena menyukai Jony.Ketika Zakki sudah mencintai seseorang, bagaimana mungkin dia rela melepaskannya? Saat ini, dia benar-benar hanya tertarik pada Annika!Zakki tahu Annika menyukai pria lembut, jadi dia akan bersikap lembut pada Annika. Sejak bersama kembali, Zakki tidak pernah memaksa Annika. Dia bahkan berani mengatakan bahwa hubungan suami istri harus berdasarkan persetujuan kedua belah pihak! Begitu Annika menunjukkan ketidaknyamanan, Zakki akan menahannya meski masih belum puas.Zakki menyanjungnya, menyenangkannya, dan menemaninya! Sayang sekali, Annika tidak membutuhkan semua ini! Zakki tiba-tiba teringat sesuatu. Beberapa hari ini, dia sering pulang malam karena
Suasana di dalam ruang VIP masih ramai. Roy juga hadir. Selama ini, hubungannya dengan Zakki selalu tegang. Ketika berpapasan, mereka juga malas untuk saling menyapa.Pada saat subuh, lumayan banyak pria di ruang VIP yang sudah pulang. Sementara itu, Zakki masih bersandar di atas sofa sembari mengisap rokok dengan ekspresi datar. Asbak yang terletak di atas meja sudah penuh dengan puntung rokok.Roy melirik Zakki sambil menyindir, "Kenapa? Apa akhir-akhir ini pernikahanmu nggak harmonis? Itu sebabnya kamu datang ke tempat seperti ini untuk menghapus kesedihanmu? Ternyata benar ... nggak mudah untuk menjalani cinta yang bertepuk sebelah tangan. Dulu Annika berjuang untuk mendapatkan cintamu selama bertahun-tahun. Sekarang giliranmu."Zakki membalas sambil mencibir, "Hubungan kami baik-baik saja." Ketika berbicara, dia mematikan rokoknya, lalu berdiri sembari melanjutkan, "Sekalipun pernikahanku bermasalah, setidaknya aku lebih baik daripada orang yang nggak bisa mendapatkan cintanya! Ro
Apa maksud Zakki membiarkan kemeja ini dilihat oleh Annika? Apakah Zakki ingin memberi tahu Annika bahwa dia mulai bermacam-macam di luar sana? Atau mungkin ingin menyatakan kebebasannya?Annika memilih untuk berpura-pura tidak melihatnya. Dia merendam kemeja putih itu, lalu menuangkan detergen cair dan menggosoknya dengan perlahan. Setelah muncul busa, aroma parfum dan noda lipstik yang menempel di kemeja Zakki pun menghilang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa kemarin malam. Kemeja putih itu tampak bersih sesudah dicuci.Ketika Annika hendak menjemur pakaian, Zakki merampas kemeja tersebut dan membuangnya ke dalam tong sampah .... Annika tertegun sejenak, lalu menengadah menatap Zakki. Tubuh Zakki terlihat kekar, rambut hitamnya juga acak-acakan. Dia tampak sangat menawan saat baru bangun! Annika bertanya-tanya, apakah pria maskulin di hadapannya ini bercinta dengan wanita lain kemarin malam? Meski berpikiran begitu, Annika tidak menanyakannya kepada Zakki.Zakki menatap mata Annika
Ketika Zakki sudah berpakaian rapi, Annika masih duduk di atas wastafel. Sekujur tubuhnya sangat dingin. Dia sangat paham dengan karakter Zakki. Zakki tidak akan melepaskannya begitu saja. Namun jika bertanya pada Annika apakah dia menyesalinya, jawabannya adalah ... tidak! Dia tidak akan menyesal!Saat itu, Zakki memaksa Annika menemui jalan buntu., Pikiran Annika juga sudah kacau dan tidak bisa berbohong. Annika tampak sangat tertekan, sedangkan Zakki terlihat angkuh! Dia bersandar di dinding sambil berhadapan dengan Annika. Kedua jarinya menjepit sebatang rokok. Begitu dinyalakan, asap rokok mengepul dan mengaburkan pandangan mereka berdua.Zakki bertanya dengan suara serak, "Sejak kapan?"Gaun tidur yang dikenakan Annika sudah berantakan. Dia menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi tubuhnya, tetapi dia tidak merasakan kehangatan sedikit pun. Wajah Annika sedikit pucat. Setelah menatap Zakki cukup lama, Annika pun menjawab, "Sejak Sania kecelakaan. Saat itu, aku pernah berpikir
Dania turun dari mobil sambil menyeret koper. Pintu belakang dibuka, lalu Zakki turun dari situ. Dia mengenakan setelan kerja formal dan menampilkan aura serius dari tubuhnya. Sama sekali tidak terlihat jejak pria yang senang bermain-main dari semalam.Zakki mengambil koran yang dipegang Annika tadi dan membacanya sekilas. Setelah itu, Zakki bertanya dengan sangat santai, "Kamu sudah baca?"Melihat Annika hanya diam, Zakki menaruh kembali koran itu sambil berujar sinis, "Iya juga. Mana mungkin kamu bakal peduli!"Saat Zakki melanjutkan langkahnya menuju pintu, Annika berkata pelan, "Zakki, sebenarnya apa maumu?"Zakki perlahan berbalik. Wajah tampannya menatap Annika tanpa ekspresi saat dia balik bertanya dengan dingin, "Nyonya Ruslan, menurutmu apa mauku?"Annika membalas dengan tenang, "Zakki, kalau kamu benaran menyukainya, kamu bisa mengakhiri pernikahan kita, baru menjalin hubungan yang serius dengan dia. Apa bagusnya kalau seperti ini? Kamu memberi dia sedikit harapan untuk dihan
Sore hari Minggu, pesta diadakan di halaman vila. Selain tamu-tamu Zakki, Annika juga mengundang beberapa temannya. Salah satunya adalah Melisa, yang datang dengan mengajak Faisal dari Kota Aruma.Waktu bertemu sebelumnya, Faisal sudah terpesona dengan kecantikan Annika. Ketika melihat pesta yang disiapkan Annika kali ini, dia makin kagum dengan kemampuannya. Faisal memegang botol sampanye sambil berkata penuh sesal, "Nggak kusangka kamu ternyata istri Zakki, bahkan kamu sudah menikah untuk kedua kali dengannya. Aku sudah melewatkan dua kesempatan."Faisal mengucapkan semua itu dengan lugas tanpa bermaksud buruk. Annika hanya mengulum senyum tipis dan berujar, "Pak Faisal bisa saja."Faisal cukup peka untuk melihat bahwa pernikahan Annika tidak bahagia. Lihat saja, bukannya menemani Annika, Zakki malah membahas masalah bisnis dengan seseorang. Di sebelahnya, ada Chika yang merangkul lengannya dengan lembut, bersikap bak nyonya rumah yang terhormat.Faisal memalingkan wajahnya. Dia terd