Setelah beberapa saat, Henley memandang Andre sembari berucap dengan datar, "Tentu saja, Gemma dilahirkan kakak iparku. Kenapa? Kamu mau lihat akta lahirnya?"Andre tersenyum dan menimpali, "Nama ibu anak itu Serly, 'kan? Apa hubunganmu dengan wanita itu sebelum dia jadi kakak iparmu?""Hanya teman kampusku," sahut Henley. Dia malas meladeni Andre lagi. Henley membuka pintu mobil bagian belakang untuk Ariel.Kala ini, Ariel yang curiga juga tidak ingin berkomentar di depan Andre. Dia langsung masuk ke mobil.Andre yang kesal mengingatkan, "Ari, kelak kamu pasti akan menyesal kalau pilih dia."Ariel tetap terlihat tenang. Dia menatap mantan suaminya seraya berkata dengan lembut, "Andre, kalaupun aku nggak bersama Henley, aku juga nggak akan rujuk denganmu. Kita nggak mungkin bersama lagi."Andre merasa putus asa. Ekspresi Henley juga sangat masam. Setelah memelototi Andre, Henley masuk ke mobil.Begitu pintu mobil ditutup, suasana di dalam mobil menjadi hening. Saat memakai sabuk pengam
Hati Ariel dan Henley bergejolak. Seorang pelayan kebetulan melihat mereka berdua saat berjalan keluar. Dia berkomentar, "Nona Ariel dan calon suaminya mesra sekali. Cuacanya sangat dingin, cepat masuk!"Ariel tersenyum. Henley mengeluarkan hadiah dari bagasi dan berjalan masuk bersama Ariel. Pelayan yang mengikuti di belakang memandangi pasangan yang serasi itu.Apalagi Henley sangat tampan. Pelayan turut merasa bahagia melihat Ariel menemukan pria yang sempurna. Hanya orang hebat seperti Henley yang pantas untuk Ariel.Henley adalah pria yang pengertian dan bertanggung jawab, sedangkan Gemma juga menggemaskan dan cantik. Mereka berdua sangat disukai Keluarga Ruslan.Bahkan, Jose yang pemilih juga terlihat akrab dengan Henley. Anehnya, dia juga bersedia membawa Gemma ke kamarnya untuk cuci tangan sebelum makan. Bukan hanya itu, Jose memberikan patung koleksinya pada Gemma.Zakki terkejut. Dia berbisik pada istrinya, "Apa Jose sudah ingin menikah?"Annika berpikir sejenak sebelum menja
Ariel yang masih duduk di mobil mengerjap. Dia tidak bisa berpikir jernih. Ariel hanya memandangi Serly.Ariel punya firasat hubungan Henley dan Serly tidak sederhana. Kalau tidak, Henley tidak akan terlihat menderita dan bimbang.Jika bukan karena tulus menyukai Henley, Ariel pasti langsung pergi. Dia tidak perlu mengambil risiko dan merasakan sakit hati. Namun, Ariel menyukai Henley. Jadi, dia tidak rela pergi dan melepaskan kebahagiaan yang hampir didapatkannya.Suhu udara di dalam dan di luar mobil berbeda jauh. Kaca jendela mobil mulai ditutupi kabut sehingga sosok Serly tidak terlihat jelas.Akhirnya, Serly menghampiri mobil Henley. Dia membuka pintu mobil, lalu memanggil dengan santai, "Henley."Angin dingin berembus ke dalam mobil sehingga Gemma terbangun. Dia membuka matanya dan memanggil, "Ayah."Ariel merasa sedih. Dia memeluk Gemma dan menepuk punggungnya dengan lembut, lalu berujar pada Henley, "Aku bawa Gemma naik dulu. Kalian mengobrol saja."Serly hanya melihat Ariel da
Beberapa tahun kemudian, Serly tiba-tiba kembali. Asap rokok mengepul. Henley memandang Serly dengan mata memerah.Setiap melihat Serly, Henley langsung teringat kakaknya yang disiksa oleh cinta sampai mati. Dia bertanya dengan suara bergetar, "Untuk apa kamu kembali?"Salju jatuh ke bahu Serly dan wajahnya tampak pucat. Wanita ini memang benar-benar menawan. Serly menatap Henley, lalu tertawa dan menjawab, "Tentu saja untuk melihat kamu dan Gemma. Kalian itu satu-satunya keluargaku di dunia ini."Henley mencibir dan menyahut, "Oh, ya?"Henley tidak ingin berhubungan dengan Serly, tetapi Gemma adalah putri kandung Serly. Jika Serly bersikeras ingin membawa Gemma pergi, Henley harus bersusah payah merebut hak asuh anak. Jadi, dia tetap harus sabar meski tidak ingin melihat Serly."Kita bicara di dalam rumah saja," ujar Henley. Dia mematikan rokok. Tangannya sedikit bergetar saat membuang abu rokok.Serly melihat tangan Henley yang bergetar. Dia menggoda, "Henley, apa kamu sama sekali ng
Dari belakang, terdengar suara Serly. "Aku mau jadi istrimu." Nada suaranya sangat lembut. Namun di telinga Henley, itu terdengar seperti suara iblis.Pria itu tidak menjawab, melainkan membuka jendela besar. Di luar adalah halaman yang tertutup salju. Angin serta salju segera masuk dan membuat Serly menggigil kedinginan.Serly akhirnya memanggil dengan kesal, "Henley!"Namun Henley tetap berdiri tegak, seolah udara dingin itu sama sekali tidak memengaruhinya. Dia berucap dengan nada dingin, "Aku cuma mau kamu tenangkan diri." Ada nada meremehkan dalam ucapannya.Serly tidak tahan diperlakukan seperti itu. Dia sontak berdiri sambil bertanya, "Kenapa nggak bisa? Gemma adalah anak yang kulahirkan dengan susah payah dan kamu begitu menyayanginya. Kalau kita bersama, Lukas pasti bakal senang di surga."Henley berbalik, lalu menatap wanita itu dengan dingin. Suaranya juga dingin ketika berucap, "Menyebut nama kakakku saja sudah mencoreng namanya! Dia adalah pria yang luar biasa.""Banyak wa
Serly berhasil menebak pemikiran Henley. Tanpa Ariel, pembicaraan ini memang tidak akan pernah terjadi.Henley pasti sudah membawa Gemma ke tempat yang tidak bisa dijangkau oleh Serly. Di tempat seperti itu, hak asuh Serly akan dicabut. Bahkan, hak untuk mengunjungi anak pun tidak akan ada.Namun karena adanya Ariel, sekarang keluarga dan kariernya ada di sini. Itu sebabnya, Henley setuju untuk berbicara dengan Serly. Hanya saja, sepertinya mereka tidak bisa menemukan titik temu.Di bawah lampu kristal yang terang, mata Henley menyiratkan kekejaman yang samar. Akan tetapi, Serly tidak menyadarinya.Serly terus menatapnya dengan penuh kekaguman. Wanita itu sama sekali tidak menyembunyikan rasa cintanya.Meskipun hatinya dingin, Henley sedikit melunak di luar. Dia memberi tahu Serly, "Sudah malam, kita bahas lagi lain kali."Meski enggan berpisah, Serly masih memiliki sedikit harga diri. Dia mengangguk dan membalas dengan anggun, "Oke, aku tunggu kabarmu."Henley menatapnya dengan pandan
Di kamar utama di lantai dua, Ariel duduk diam di sofa. Dia menatap keluar, ke malam yang gelap gulita. Tidak ada bintang dan bulan. Langit hanya gelap pekat seperti tinta.Ariel menatapnya cukup lama hingga mulai berlinang air mata. Saat itu, Henley datang dari dapur dengan segelas susu hangat.Pria itu berbicara dengan lembut, "Minumlah sesuatu yang hangat. Itu bisa membuatmu merasa lebih baik."Ariel menatap ke arah Henley. Bukannya menerima susu itu, dia malah langsung bertanya, "Apa kamu pernah tidur sama dia?" Ini adalah batasan Ariel.Henley tetap memegang gelas susu itu dengan jari-jari yang panjang dan indah. Matanya yang hitam menatap Ariel dengan tenang.Setelah beberapa saat, Henley menjawab dengan suara pelan, "Nggak, aku nggak pernah tidur sama dia."Kemudian, Henley meletakkan gelas susu itu di atas meja. Dia tahu bahwa Ariel tidak sedang berminat untuk minum. Jadi, dia duduk di sofa yang ada di hadapan Ariel.Dengan ekspresi tenang, Henley mulai menceritakan kisah masa
Setelah menutup telepon, pikiran Andre tetap tidak tenang untuk waktu yang lama. Angin malam terus berembus dan menggoyangkan ujung jubah mandinya yang putih, bahkan menampakkan beberapa helai rambut putih yang tumbuh akibat terlalu banyak pikiran.Andre bukan orang bodoh. Tentu saja, Ariel tidak akan sembarangan mengajukan permintaan seperti itu.Meskipun sangat membencinya, Ariel tetap rela untuk bekerja sama sebagai "orang tua" dari seorang anak. Itu pasti karena ibu dari anak itu telah kembali untuk merebut hak asuh.Mengenai Gemma ... Andre telah menyelidikinya. Dia sebenarnya bukanlah anak dari Henley, melainkan anak dari kakaknya yang sudah meninggal.Di malam musim dingin yang penuh salju, Andre menyalakan rokok dan perlahan mengisapnya. Sambil memikirkan tawaran Ariel, dia sadar bahwa ini sebenarnya adalah kesepakatan yang menguntungkan.Andre hanya perlu menjadi ayah biologis Gemma di mata hukum dan membantu Ariel mendapatkan hak asuh.Dengan begitu, Ariel akan berutang budi