Ariel yakin Henley sengaja menggodanya. Namun, dia tidak ingin membiarkan pria itu tahu perasaannya atau bagaimana dia peduli dengan ciuman itu. Jadi, dia menjawab dengan santai, "Gemma sangat manis."Henley tertawa lagi sambil berkata, "Kamu juga sangat manis. Waktu kita ciuman, kamu terus mencengkeram bajuku. Ariel, waktu kamu mengelus belakang leherku, aku dengar kamu membisikkan namaku."Saat Ariel hendak memarahinya, Henley pun berhenti menggoda. Dia berkata, "Aku menelepon untuk mengajakmu ke pesta yang diadakan Kamar Dagang Kota. Kudengar acaranya cukup besar."Henley mengajaknya ke pesta? Ariel ragu-ragu sejenak.Henley segera menambahkan, "Beberapa teman sekolah kita juga pergi. Kamu mengenal mereka, kok."Setelah mempertimbangkannya sebentar, Ariel akhirnya setuju.....Pada saat yang sama, di kamar suite sebuah hotel.Zafira baru selesai bercinta dengan Andre. Tubuhnya yang bersimbah keringat terbaring di pelukan pria itu.Zafira membelai bahu dan punggung Andre dengan lembu
Akhir pekan itu, di aula pesta Hotel Sparkel.Andre tak menyangka akan bertemu Ariel. Saat melihatnya, Ariel sedang memegang segelas anggur merah sambil berbincang dengan para senior.Akibat latar belakang keluarganya dan kemampuan pribadinya, Ariel menjadi pusat perhatian di acara tersebut.Banyak orang yang ingin berkenalan dengannya, tetapi Ariel menolak mereka satu per satu dengan sopan.Malam itu, Ariel memang terlihat sangat menawan. Gaun panjang sutra berwarna putih yang dikenakannya membalut tubuhnya dengan sempurna. Itu memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Satu-satunya aksesori yang Ariel pakai adalah sepasang anting berlian 4 karat yang menggantung di telinganya. Anting-anting itu makin menonjolkan kecantikan wajahnya ....Andre terpesona, bahkan dia sampai bergumam, "Ari ...."Di sampingnya, Zafira merasa sangat kesal. Andre sepertinya sengaja ingin memancing masalah. Namun dia tidak terlalu khawatir. Bagaimanapun juga, kedua orang itu sudah bercerai. Meskipun Andre i
Ariel hanya peduli pada satu hal, yaitu Nora. Saat dia hendak menanyakan keberadaan Nora, Henley datang.Mengenakan setelan hitam resmi yang elegan dan dengan penampilannya yang luar biasa, Henley terlihat sangat mencolok di tengah keramaian.Pria itu mendekat dan melingkarkan syal di pundak Ariel dengan perhatian. Dia berucap sambil tersenyum, "Sudah selesai bicara sama Paman Edi?"Ariel mengangguk pelan. Jemarinya yang putih halus memegang ujung syal itu, lalu secara tidak sengaja menyentuh punggung tangan Henley.Sesaat itu, alis Henley sedikit terangkat. Tatapannya ke arah Ariel seakan makin dalam, seperti tinta hitam yang meluas. Mereka berdua sama-sama teringat pada momen intim mereka di dalam mobil.Ariel terpaksa sedikit mendongak. Jemarinya bingung harus diletakkan di mana sehingga akhirnya menyentuh pundak pria itu.Namun, tangan Henley segera menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk menyusuri wajahnya yang tampan sedikit demi sedikit.Terutama saat tangannya berhenti cuku
Andre bertanya dengan suara bergetar, "Hadiah lamaran? Ari, dia siapanya kamu?"Ariel tertawa sinis sebelum bertanya, "Ada hubungannya denganmu? Oh ya. Pak Andre, mulai sekarang tolong panggil aku Dokter Ariel atau Bu Ariel."Andre merasa sangat terpukul. Dia membalas, "Jadi, aku nggak boleh memanggilmu Ari lagi?"Ariel menjawab tegas, "Benar!"Mata Andre langsung memerah. Dia kehilangan semangat untuk menghadiri pesta. Dia tidak mengerti kenapa perasaannya begitu kacau dan berantakan.Padahal, hubungan mereka sudah berakhir. Semuanya sudah selesai. Namun melihat Ariel bersama pria lain, dia tetap merasa seperti dikhianati, seolah-olah dipermalukan dan hatinya sangat sakit.Sayangnya, rasa sakit yang dirasakannya tidak terlihat oleh Ariel. Wanita itu berdansa dengan Henley. Mereka terlihat sangat serasi seperti pasangan yang sempurna.Melihat itu, Andre sangat cemburu. Meskipun marah, dia tetap menahannya. Saham Anza baru saja stabil. Dia tidak boleh membuat masalah lagi.Lagi pula, ti
Zafira tidak menyadari perubahan di wajah Andre dan masih berusaha memaksanya untuk menikah. Andre menatapnya dengan dingin sambil mengusir, "Turun dari mobil!"Mendengar itu, Zafira terkejut. Andre menoleh padanya. Suaranya begitu dingin, tanpa sedikit pun kehangatan.Anza adalah fondasi hidupnya. Jika sesuatu terjadi pada perusahaan, semua usaha yang Andre bangun selama bertahun-tahun akan sia-sia. Saat ini, dia tidak bisa memikirkan urusan percintaan.Akhirnya, Zafira menyadarinya. Meski hatinya sangat marah, demi masa depannya dia memilih untuk merendah.Bahkan, Zafira masih mencoba menenangkan pria itu dengan berucap, "Andre, apa ada masalah di perusahaan? Kalau memang begitu, aku akan menemanimu."Andre yang sedang kalut sontak bertanya, "Apa gunanya kamu menemaniku?"Mata Zafira mulai berkaca-kaca. Namun, dia tetap menahan tangisnya. Dengan perasaan terluka, dia turun dari mobil.Begitu Zafira menutup pintu, Andre langsung menekan pedal gas. Bantley hitam itu memelesat keluar da
Andre rapat sampai larut malam. Ketika keluar dari kantor, kakinya terasa lemas. Bukan hanya karena kelelahan, tetapi juga ketakutan.Andre tidak tahu berapa banyak lagi saham Anza yang akan dijual oleh orang di balik layar itu besok, atau seberapa besar dampaknya pada perusahaan. Namun, dia tidak bisa hanya duduk diam menunggu kehancuran.Berapa pun yang dijual, Andre akan membelinya kembali dari dalam. Baginya, harga saham Anza tidak boleh jatuh lagi. Jika itu terjadi, bukan hanya reputasinya yang hancur, tetapi para investor juga akan kehilangan kepercayaan padanya.Andre duduk di mobil. Dia merokok hampir setengah bungkus sebelum akhirnya menyalakan mesin dan pulang.Sesampainya di rumah, Andre langsung tidur. Dia bahkan tidak sempat membaca pesan penuh perhatian dari Zafira.Keesokan paginya saat bangun, Andre merasa bersalah karena tidak sempat membalas pesan Zafira sehingga dia meneleponnya.Andre mengusap dahinya, lalu berbicara dengan suara rendah, "Maaf. Akhir-akhir ini, aku
Sinar mentari pagi yang lembut terasa begitu menusuk mata bagi Andre. Dia sontak menutupi wajahnya.....Pasar saham sudah dibuka pagi itu. Sesuai dugaan, orang itu kembali menjual saham Perusahaan Teknologi Anza dalam jumlah besar, mengakibatkan nilainya terus anjlok.Andre sedang duduk di ruangannya. Ketika Silvia membuka pintu, dia langsung mendengar bosnya berkata, "Beri tahu penasihat keuangan pribadiku, dapatkan berapa banyak pun saham yang orang itu jual!"Silvia terkejut dan berkata, "Pak Andre, 16 triliun bukan jumlah yang kecil! Ada baiknya kita menunggu sejenak. Mungkin orang itu bukan sengaja menekan kita, tapi hanya butuh dana cepat."Andre mengusap wajahnya dan membalas, "Hentikan pikiran nggak realistis itu. Orang yang menjual saham sebanyak itu sekaligus mana mungkin butuh dana cepat? Dia jelas melakukannya untuk menghancurkanku!""Periksa berapa banyak saldo di rekening pribadiku. Kalau nggak cukup, jual beberapa properti dan barang-barang antikku. Aku harus membalikka
Andre gagal mendapatkan investasi dari acara makan malam itu. Orang yang diam-diam menjual saham Perusahaan Teknologi Anza secara besar-besaran juga masih tidak mau melepaskannya.Saham Perusahaan Teknologi Anza terjual dalam jumlah besar setiap hari. Andre hanya bisa terus membelinya.Seiring waktu, Perusahaan Teknologi Anza dan penasihat keuangan pribadi Andre pun tidak bisa bertahan lagi. Namun, ini baru permulaan. Dia masih akan terus ditindas.Setiap malam, Andre punya acara sosial untuk membahas investasi dan meminjam uang. Pada akhirnya, dia berhasil meminjam sejumlah dana dengan bunga dua persen lebih tinggi dari biasanya.Pinjaman bank itu pun baru bisa didapatkan setelah Andre menggunakan gedung Perusahaan Teknologi Anza sebagai jaminan. Hanya dalam seminggu, berat badannya menurun drastis.Malam itu, Andre mabuk berat hingga muntah di toilet klub bisnis. Dia bersandar ke dinding dan merokok untuk meredakan mualnya.Andre mendengar suara langkah kaki di luar. Kemudian, seoran