Sehari kemudian, Gracia yang bekerja untuk Satya datang menemui Marcella secara langsung. Dia mengatakan bahwa Satya telah mengatur jamuan makan khusus untuknya.Marcella merasa mertuanya selalu memperlakukannya dengan baik. Mereka juga pernah membantu ibunya, jadi dia merasa sudah seharusnya memenuhi undangan ini.Pada bulan Oktober yang berangin musim gugur, Marcella mengikuti Gracia keluar dari vila. Di depan vila, sebuah mobil berwarna hitam sudah menunggu.Gracia membukakan pintu belakang mobil untuknya dengan sopan, lalu berujar sambil tersenyum, "Silakan naik, Nyonya Chandra."Marcella masuk ke dalam mobil dan meminta agar Gracia tidak lagi memanggilnya dengan sebutan itu. Sebab, dia dan Joe sudah menandatangani perjanjian cerai.Namun, Gracia hanya tersenyum tanpa mengubah panggilannya. Mobil mereka melaju perlahan dan berhenti setengah jam kemudian di depan sebuah restoran ....Marcella terkejut. Restoran ini adalah tempat pertama kali dia bertemu dengan Joe untuk kencan buta.
Sebelum datang ke jamuan makan, Joe sudah menduga tujuan dari makan siang ini tetapi dia masih datang.Sebenarnya Joe sendiri tidak mengerti kenapa dia harus datang. Dia dan Marcella sudah menandatangani perjanjian cerai. Tidak peduli seberapa keras ayahnya mencoba, itu tidak akan mengubah kenyataan.Terlebih lagi, Marcella sudah mengakui bahwa dia berencana untuk menjalin hubungan dengan Nanda. Mereka berdua bekerja di bidang pendidikan sehingga memiliki banyak kesamaan. Kemungkinan besar mereka akan cocok satu sama lain.Joe berpikir, melepaskan Marcella adalah keputusan yang tepat demi kebaikan masing-masing. Kini, dia diam-diam mengamati Marcella.Setelah itu, Joe duduk dengan tenang dan memesan beberapa hidangan kepada manajer restoran. Entah apakah karena kebiasaan, dia bahkan memesan hidangan yang biasanya disukai oleh Marcella.Saat makanan dihidangkan, Satya meledek sambil tersenyum, "Kamu sama sekali nggak sungkan ya." Joe hanya tersenyum tanpa menjawab ayahnya.Tak lama kemu
Joe bukan wanita, dia tidak pernah melahirkan dan tidak memiliki pengalaman tersebut. Mendengar Marcella mengatakan hal itu, dia langsung mengangguk seolah itu hal yang wajar.Bahkan, Joe hendak meminta koki mengganti makanannya dengan sesuatu yang lebih hangat dan menyehatkan. Namun, Marcella menolak dengan lembut.Ketika mereka kembali ke meja, Marcella sudah terlalu lelah untuk melanjutkan makan siang. Dengan suara pelan, dia mengungkapkan keinginannya untuk pulang.Tanpa sadar, Joe malah bertanya, "Kamu takut dia marah? Secara hukum, kamu masih istriku." Marcella tertegun sejenak, lalu perlahan menggeleng.Saat meninggalkan restoran, Satya sendiri yang mengantarkan Marcella. Kali ini, dia tidak mencoba untuk membujuk mereka lagi. Sebagai gantinya, dia berbicara seperti orang tua yang memberikan nasihat kepada anaknya.Satya berkata bahwa jika menghadapi kesulitan, Marcella boleh meminta bantuannya. Dia juga meminta Marcella untuk tidak terlalu memikirkan kata-kata Joe .... Tadi, Sa
Marcella mengambil ponsel dan membaca pesan WhatsApp yang dikirimkan Angel, salah seorang murid yang pernah diajarnya. Pesan itu hanya berisikan tiga kalimat pendek.[ Selamat Natal, Bu Marcella. Angel lihat suami Marcella. Pak Joe lagi di sekolah. ]....Marcella tertegun. Belakangan, dia ingat bahwa meskipun pernikahannya dengan Joe diketahui seantero Kota Brata, berita perceraian mereka tidak terlalu menimbulkan sensasi. Tidak heran jika Angel tidak tahu.Marcella membalas Angel.[ Selamat Natal juga, Angel. ]Marcella tidak memusingkan alasan Joe datang ke sekolah. Mereka telah bercerai, jadi apa pun yang dilakukan pria itu tidak lagi penting. Marcella juga akan segera meninggalkan Kota Brata setelah Tahun Baru.Usai membalas pesan, Marcella tidak langsung beranjak pergi. Dia mematung di tempat dan memandangi butir salju yang melayang turun.Momen ketika mereka baru menikah terlintas di benak Marcella. Dia dan Joe berciuman di tengah salju sambil memandangi bianglala.Waktu itu, Jo
"Hanya mampir," ujar Joe dengan datar.Tadinya, Joe ingin kembali ke kantor untuk rapat, tetapi suasana hatinya mendadak memburuk. Dia sendiri tidak tahu apa alasannya. Joe meninggalkan beberapa pesan pada Tasya, lalu pulang sendiri.Setelah bercerai, Joe tidak pindah kembali ke rumah orang tuanya. Dia tetap tinggal di vila yang dihuninya sesudah menikah.Di tengah perjalanan, Joe tiba-tiba teringat keluhan Ratih pagi ini bahwa bumbu memasak sudah tinggal sedikit. Bumbu itu dijual di supermarket premium.Berhubung suasana hatinya juga sedang buruk, Joe berpikir untuk jalan-jalan sejenak. Jadi, dia pun mengemudikan mobilnya menuju supermarket itu.Kepingan salju yang halus melayang turun ke tanah. Seorang pria berwajah tampan dan bertubuh tinggi yang mengenakan mantel tipis melangkah ke supermarket di bawah tatapan kagum banyak wanita.Joe sudah lama terbiasa menjadi pusat perhatian. Jadi, dia hanya berjalan lurus ke rak yang dituju dan mengambil dua botol saus tomat.Ketika Joe hendak
Setelah telepon ditutup, Joe melamun cukup lama. Lamunannya baru terputus ketika rokoknya padam dan sedikit abu jatuh ke celananya.Ujung jari Joe tiba-tiba saja bergetar. Dia mendongak dan memandang ke luar lagi. Namun, wanita hamil tadi sudah pergi.Joe seketika menginjak pedal gas dan refleks menyusul wanita itu. Namun, dia tiba-tiba mengerem setelah mobil baru melaju 100 meter.Tubuh Joe bergetar hebat. Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.Dengan jari gemetar, Joe menyalakan setengah batang rokoknya. Apa yang sedang dia lakukan? Mengapa dia tiba-tiba ingin mengejar wanita hamil yang tidak dikenalnya? Mengapa dia menggila ketika dia bahkan tidak melihat jelas wajahnya? Apa karena rambut hitam sebahunya sangat mirip dengan mantan istrinya?Jika Marcella hamil, apakah tubuhnya juga akan berubah sintal? Apakah dia juga akan pergi ke supermarket seperti ini untuk membeli barang keperluan bayi? Apa dia juga akan berjalan sendirian di tengah salju?Ngomong-ngomong, di man
Joe yang memiliki aset sebesar ratusan triliun dikejar-kejar banyak wanita di Kota Brata. Kesempatan untuk kencan buta dengannya adalah sesuatu yang sangat langka.Yolanda tahu betul bahwa syarat terdasar menjadi istri pria kaya adalah tidak banyak menuntut dan pandai membaca situasi.Usai membahas Simon, obrolan berhenti sampai di sana. Ketika Yolanda sedang berusaha memikirkan topik pembicaraan lain, Joe tiba-tiba berdiri dan keluar kafe. Langkahnya yang begitu cepat membuat Yolanda tertegun."Pak Joe, kamu kenapa?" tanya Yolanda dengan cemas. Perubahan sikap pria itu membuatnya keheranan. Apa ada masalah di Grup Chandra?....Di pintu masuk kafe, sepasang mantan itu bertemu, hanya terpisahkan jarak beberapa langkah. Mereka baru bercerai tiga bulan lalu, tetapi keduanya sudah terlihat berbeda.Joe menatap perut Marcella lekat-lekat. Marcella hamil. Marcella sedang hamil!Joe belum pernah punya anak, tetapi dia memiliki pengetahuan dasar tentang wanita hamil. Kehamilan Marcella pasti
Marcella tidak berencana untuk rujuk dengan Joe. Pria itulah yang tidak memberinya kesempatan. Selain menghina Marcella, dia juga sudah punya pacar baru.Joe terlihat sangat serasi dengan pacar barunya. Marcella tiba-tiba teringat pesta akhir tahun yang diselenggarakan perusahaan tahun lalu. Saat itu, Joe tidak ingin mengajaknya. Marcella rasa, tipe Joe memang wanita yang pintar dan kompeten.Marcella berusaha tetap tenang. Bagaimanapun, mereka sudah bercerai dan urusan di antara mereka sudah berlalu.Setelah meninggalkan kata-kata tadi, Marcella mengangguk sopan ke arah Yolanda dan ingin langsung pergi. Namun, Joe tiba-tiba meraih pergelangan tangan Marcella dan meremasnya dengan kuat.Pergelangan tangan Marcella sangat sakit dan mulai membiru. Dia mengaduh pelan dan memperingatkan Joe lewat tatapan matanya.Marcella hendak memperingatkan Joe bahwa mereka sudah bercerai. Bahwa pacar Joe masih di sana dan sikap pria itu padanya kurang pantas.Marcella tidak mengatakan semua itu. Sebab,