Marcella memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin melihat ataupun mendengar suara Joe sekarang. Dalam hatinya sebenarnya sangat paham bahwa anak ini mungkin tetap tidak akan bisa diselamatkan, meski tidak terjadi kecelakaan seperti ini. Namun, ucapan Joe telah menyakiti hatinya dan pernikahan tanpa cinta ini.Ya, pernikahan ini memang tidak didasari dengan perasaan cinta.Dulu saat Joe memberinya kalung itu dan mengucapkan kata-kata manis, Marcella benar-benar percaya bahwa masih ada perasaan cinta di antara mereka. Marcella merasa dirinya terlalu naif saat itu.Joe pernah menjalani hubungan selama enam tahun dengan kekasih masa kecilnya. Pernikahan mereka hanyalah untuk kepentingan bisnis. Namun, Marcella malah berharap masih ada perasaan cinta dalam hubungan mereka. Sekarang, Marcella baru menyadari betapa naif dan serakahnya dirinya.Dia tidak akan pernah lagi berpikir seperti itu!Joe berjongkok di samping Marcella sambil memegang telapak tangannya. Berhubung baru saja keguguran, tela
"Kalau nggak mencintainya, kenapa kamu menipunya? Kamu memang berengsek!" maki Selvy dengan mata memerah.Joe hanya menatapnya. Dia berbalik menghadap jendela, lalu mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya dan menyalakannya sambil menyahut, "Bukannya kebanyakan suami istri di kalangan kita memang begitu? Selvy, kamu juga tidur dengan Jose demi keuntungan, 'kan?"Joe terkekeh-kekeh dan menambahkan, "Jadi, kita semua sama busuknya. Nggak ada yang lebih bijaksana di sini."Selvy sungguh murka. Dia berkata, "Ini jelas nggak sama. Aku dan Jose nggak punya perjanjian nikah. Kami melakukannya atas dasar suka sama suka."Joe mengisap rokoknya, lalu berbalik menatap Selvy sambil bertanya dengan tidak acuh, "Terus, gimana aku dan Marcella bisa punya perjanjian nikah?""Selain karena aku memang membutuhkan seorang istri, kamu juga serakah, 'kan? Marcella nggak peduli pada harta Keluarga Orlando. Dia punya pekerjaan dan bisa menghidupi diri sendiri.""Selain itu, dengan kemampuanmu, kamu bisa meng
Joe seketika mematung. Ekspresinya terlihat masam. Tangannya masih memegang jubah mandi. Sesaat kemudian, dia baru keluar dari ruang ganti dan menatap istrinya.Marcella duduk di ranjang. Keduanya bertatapan. Dia mengulangi perkataannya, "Joe, kita bercerai saja.""Kenapa?" tanya Joe sambil menatap istrinya lekat-lekat. Wajah tampannya terlihat agak lelah. "Apa karena masalah hari itu? Aku akui aku agak kasar. Aku bersalah padamu dan anak kita. Tapi, aku bisa menebus kesalahanku."Marcella menggeleng dan menyahut, "Aku nggak butuh kompensasi apa pun. Aku sudah yakin pada keputusanku ini. Aku nggak menginginkan pernikahan seperti ini. Kamu nggak bersalah kok. Kamu nggak mencintaiku dan yang kuinginkan terlalu banyak ...."Apa benar-benar terlalu banyak? Marcella menerima pernikahan tanpa cinta ini, tetapi dia tetap membutuhkan perhatian suaminya, bukan panggilan telepon yang menyuruhnya untuk bersikap dewasa.Marcella tidak berani membayangkan seperti apa kehidupannya bersama Joe di mas
Joe mencium sudut bibir Marcella. Tubuh Marcella perlahan-lahan melemas. Pada akhirnya, Joe memeluknya dan berciuman intens dengannya. Dia tidak peduli pada penolakan Marcella dan ingin menguji seberapa patuh wanita ini.Setelah waktu yang lama, Joe akhirnya melepaskannya. Marcella menyeka bibirnya. Dulu dia selalu berdebar-debar saat mereka berciuman, tetapi sekarang tidak lagi.Joe mengelus wajah Marcella dan berkata, "Aku pergi mandi dulu."Marcella pun duduk di samping, memandang suaminya masuk ke kamar mandi. Sosok belakangnya tampak sempurna. Dia tahu banyak wanita yang terpana dengan Joe dan ingin menikah dengannya. Namun, tidak ada yang tahu bahwa hati Joe sudah mati sejak dulu.Marcella tersenyum. Sekitar 10 menit kemudian, Joe keluar dan Marcella sudah berbaring di ranjang. Di bawah sinar lampu yang redup, lekukan tubuh wanita itu tampak seksi. Hanya saja, mereka tidak boleh berhubungan badan karena Marcella baru mengalami keguguran.Masalahnya, Joe sudah lama tidak melakukan
Mana mungkin Nanda tidak memahami penolakan ini. Dia tidak ingin menyulitkan wanita yang sudah berkeluarga, apalagi melibatkannya dalam rumor. Jadi, Nanda tidak mengatakan apa-apa lagi dan hanya menatap Marcella berjalan pergi.Nanda berpikir, wanita sebaik Marcella seharusnya mendapat kebahagiaan. Dia pun tidak bisa menahan diri untuk memberinya perhatian.Melly membawakan sup untuk Marcella setiap hari. Faktanya, Melly tidak punya uang sebanyak itu untuk dihamburkan. Semua perut ikan itu dibeli oleh Nanda. Nanda menyuruh Melly memasaknya, lalu memberikannya kepada Marcella.Tentunya, Marcella tidak tahu dan diam-diam membayar Melly. Waktu terus berlalu. Nanda selalu menggunakan caranya sendiri untuk memberi Marcella perhatian.Kadang, Nanda akan mengobrol sebentar dengan Marcella saat keduanya bertemu. Marcella tentu menjaga jarak karena dirinya sudah punya suami. Namun, ketika seorang pria jatuh cinta, tatapan mereka tidak akan bisa berbohong. Itu sebabnya, seluruh sekolah tahu tent
Joe menunduk sambil menyentuh bungkusan pakaian bermerek itu. Sesaat kemudian, dia baru melepaskannya dan mengakhiri panggilan.Joe tahu dirinya dan Marcella jarang berkencan. Meskipun pernikahan mereka didasari keuntungan, Joe tidak membenci Marcella. Wanita ini memiliki pesona yang membuatnya merasa nyaman.Setelah Marcella mengalami keguguran, Joe bahkan meluangkan waktu untuk menemaninya. Hanya saja, Marcella tidak peduli pada usahanya ini.Setiap kali berciuman di ranjang, Marcella bahkan bersikap seperti tidak tertarik padanya. Joe pun curiga Marcella bisa ketiduran jika mereka berhubungan badan. Pernikahan seperti ini akan terlalu membosankan.....Pukul 6 malam, Joe pulang. Rolls Rayce hitam berhenti di halaman rumah. Joe turun dari mobil dan berjalan masuk.Pelayan segera mengambil jasnya dan melapor, "Tadi Tuan Gibson datang untuk mencari Nyonya. Aku memberitahunya Nyonya nggak ada di rumah."Joe bisa menebak bahwa Gibson datang untuk meminta bantuan. Dia bertanya, "Di mana M
Joe berdiri di bawah langit malam. Tidak terlihat jelas emosinya. Kemudian, dia merangkul lengan Marcella dan berpamitan dengan Nanda.Meskipun Nanda menyukai Marcella, wanita itu sudah berkeluarga. Dia tidak berani menunjukkan emosi yang berlebihan di depan Joe, jadi berkata dengan agak getir, "Bu Marcella, hati-hati di jalan."Marcella pun membalas, "Pak Nanda juga hati-hati di jalan."Setelah masuk ke mobil, Joe memasang sabuk pengaman sambil bertanya dengan santai, "Kenapa? Kamu nggak senang karena dia dipindahkan?"Marcella yang duduk di samping kursi pengemudi tampak memandang langit malam dengan wajah datar. Dia bertanya, "Apa maksudmu, Joe? Kamu sengaja memindahkannya?""Ya." Joe tidak membantah. "Memang aku yang membuatnya pindah. Ini karena dia menyukai istriku. Sebagai pria, terutama yang berada di posisi tinggi sepertiku, nggak ada yang bisa menerima istrinya disukai oleh pria lain.""Aku nggak pernah punya hubungan istimewa dengannya," gumam Marcella dengan mata memerah.J
Marcella tidak bergerak. Joe menoleh menatapnya, lalu mencondongkan tubuh untuk membantu membuka pintu. Dia berujar, "Turun."Marcella melepaskan sabuk pengamannya. Dia turun dan berjalan masuk dengan perlahan. Joe pun mengisap rokok sambil memandang sosok belakang istrinya.Punggung Marcella tampak tegak, tetapi memancarkan aura kesepian. Segera, tatapan Joe menjadi mendalam. Dia tidak tahu harus melakukan apa pada Marcella.Sepertinya tidak pernah ada cinta di antara mereka. Jika bercerai, Joe tidak menginginkannya. Joe hampir tidak pernah dilema seperti ini.Setelah mengisap 2 atau 3 batang rokok, Joe baru turun dari mobil. Akan tetapi, dia tidak melihat Marcella di ruang tamu. Pelayan juga sedang merapikan meja makan.Ketika melihat Joe, pelayan pun melapor dengan lirih, "Sepertinya Nyonya lagi nggak senang. Soalnya dia cuma makan beberapa suap."Joe mendongak memandang lantai 2. Sesaat kemudian, dia naik dan mendorong pintu kamar. Tidak ada sosok Marcella, tetapi terdengar suara a
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se