Di Grup Chandra, Tasya tampak sangat terkejut ketika melihat Joe datang ke kantor. Dia sontak bertanya, "Pak Joe, bukannya kamu baru menikah?"Di kantor presdir seluas lebih dari 100 meter persegi, sinar matahari musim dingin masuk melalui jendela besar dan meninggalkan pantulan cahaya emas di mana-mana.Joe yang tampak mengesankan duduk di balik meja kerjanya. Mendengar pertanyaan dari Tasya, dia mendongak dan menjawab dengan tenang, "Aku mau menangani sendiri kasus di Afrata Selatan. Siapkan semuanya, nanti kita akan ada makan siang bisnis."Tasya mengangguk, tetapi dia menghela napas dalam hatinya. Namun, Joe tidak menyangka akan bertemu dengan kakak Marcella, Selvy, di klub bisnis tersebut.Selvy adalah wanita yang tangguh di dunia bisnis. Dia berpakaian rapi dan membawa tas kerja. Sambil memandang adik iparnya, dia meledek, "Apa aku nggak salah lihat? Bukannya Pak Joe baru saja menikah dengan adikku?"Selvy bertanya, "Kenapa kamu malah datang ke sini? Mau cari gadis muda? Aduh, si
Sekitar lima menit kemudian, Marcella kembali dari halaman belakang. Dia mengenakan mantel abu-abu muda.Wanita itu memegang seikat bunga segar yang dipetik dari rumah kaca keluarga. Pembantu sudah siap dengan vas bunga besar."Sudah pulang kerja?" tanya Marcella kepada suaminya dengan nada ramah dan sopan.Nada bicaranya lembut, tetapi Joe malah merasa itu terlalu formal. Dia melihat istrinya berdiri di samping sambil merapikan bunga-bunga itu. Marcella memiliki aura yang sangat baik, hangat, dan lembut.Joe teringat dengan malam sebelumnya. Meskipun mabuk, dia masih ingat momen intim bersama istrinya. Itu adalah pengalaman pertama bagi Marcella. Dia sama sekali tidak memiliki pengalaman.Ketika Joe mengambil alih, Marcella menggigit bahunya dengan erat. Pada saat itu, Joe sempat merasa tertekan. Namun, dorongan fisiknya membuatnya enggan memberikan waktu bagi Marcella untuk beradaptasi.Wanita itu merasa sangat kesakitan dan terus menggigit bahunya serta memeluk lehernya. Ketika rasa
Kamar mandi dipenuhi uap. Marcella berendam di dalam air hangat, memikirkan hubungan seks tadi.Joe benar-benar memperlakukannya dengan lembut. Namun, kesempurnaannya ini terlihat tidak nyata dan seperti robot. Marcella sendiri tidak berani meminta terlalu banyak. Jika meminta terlalu banyak dari hubungan tak setara ini, dia akan terkesan kurang dewasa.Sesaat kemudian, Marcella keluar dari bak mandi. Masih ada yang harus dibicarakannya dengan Joe sehingga dia membungkus tubuhnya dengan handuk dan keluar.Lampu gantung di kamar tidur telah padam. Joe hanya menyalakan lampu baca. Dia pun bersandar di ujung ranjang sambil merekam audio untuk Tasya.Ketika melihat Marcella, Joe berpesan beberapa hal lagi kepada Tasya sebelum berhenti berbicara. Marcella mengambil sebotol obat, lalu duduk di pinggir ranjang dan mengoles dengan pelan.Marcella sebenarnya masih merasa malu, tetapi dia harus mengolesnya supaya tidak kesakitan saat berjalan besok. Gerakannya sangat kaku. Joe menatapnya sesaat
Setelah Joe menuruni tangga, terdengar suara mesin mobil dari lantai 1. Kemudian, suara itu perlahan-lahan menjauh.Marcella hanya bisa terduduk dengan lemas. Joe telah pergi. Mereka jelas-jelas sudah berjanji akan pulang bersama, tetapi malah terjadi perubahan mendadak seperti ini.Sementara itu, Joe pergi tanpa ragu sedikit pun. Bukannya Marcella tidak tahu betapa sibuknya Joe, tetapi mereka adalah pengantin baru.Meskipun masih begitu pagi, Marcella tidak bisa tidur lagi. Dia memakai jaket, lalu pergi ke balkon untuk melihat pemandangan. Terlihat kabut pagi yang tebal. Ini seperti suasana hati Marcella yang suram.Sesaat kemudian, Marcella baru masuk kembali karena kedinginan. Ranjang besar itu tampak agak berantakan karena kehangatan semalam. Namun, hatinya justru terasa dingin. Marcella memeluk tubuhnya sendiri supaya terasa lebih hangat.Saat ini, seorang pelayan naik ke lantai atas. Mungkin karena Joe telah berpesan kepadanya, pelayan itu bertanya dengan sopan, "Nyonya, mobil da
Sopir tidak menyahut dan hanya menyerahkannya kepada bawahan Keluarga Orlando. Sally bergegas keluar saat mendengar suara di luar. Begitu keluar, dia langsung melihat putrinya sedang memegang pipi sendiri.Jelas sekali, Gibson menampar Marcella. Ekspresi Sally sontak menjadi masam. Dia terkekeh-kekeh kepada Gibson dan berkata, "Selvy bekerja keras di perusahaan karena kamu. Sekarang Marcella menikah dengan anggota Keluarga Chandra sesuai keinginanmu. Kamu masih merasa nggak puas?""Ayam betina sekalipun butuh beberapa bulan sebelum bertelur. Gibson, kamu kira aku nggak tahu pikiranmu? Kamu merasa dirimu rugi memiliki Selvy dan Marcella. Kamu cuma memedulikan anak haram wanita simpananmu.""Kamu memanfaatkan Selvy dan Marcella untuk memperoleh kekayaan dan kemuliaan. Asal kamu tahu, selama aku masih hidup, jangan harap anak haram itu bisa masuk ke keluarga ini!"Gibson tentu merasa kesal karena kebusukannya terbongkar. Dia bertanya, "Apa kamu nggak bisa menahan diri kalau ada orang luar
Malam hari, Selvy masuk ke kamar adiknya. Marcella masih belum tidur. Dia duduk di depan meja sambil menyulam waru landak. Itu adalah sulaman yang diinginkan museum nasional. Demi sulaman ini, Marcella telah bekerja keras selama 2 tahun.Selvy berdiri di depan pintu sambil memandang adiknya. Dia membawakan obat untuk Marcella. Dia sering menyaksikan Marcella menyulam seperti ini. Dia tahu Marcella akan menyulam setiap kali merasa sedih. Mungkin dengan menyulam, Marcella baru bisa merasakan kedamaian.Ketika Marcella berhenti menyulam, Selvy baru berjalan masuk. Dia menarik adiknya ke sofa, lalu mengamati wajahnya. Terlihat sedikit bekas merah di pipi Marcella yang lembut.Selvy yang begitu kuat sampai berkaca-kaca melihatnya. Dia membantu Marcella mengoles obat dan bergumam, "Marcella, lain kali jangan pulang kalau nggak ada aku di rumah. Lupakan saja tradisi itu. Kalau si tua bangka itu nggak senang, suruh dia mati saja.""Kak," panggil Marcella seraya terisak-isak.Selvy merasa tidak
Dulu, tempat ini adalah rumah Joe dan Alaia. Sekarang, Joe hanya bisa mengenang masa lalu.Vila ini sudah kosong untuk waktu yang lama, tetapi selalu ada pelayan yang datang untuk beberes. Tidak ada sedikit pun debu di dalam. Bahkan, semua pakaian dan barang-barang Alaia tertata rapi.Joe mengambil sebuah buku, lalu membaca kalimat di atasnya, "Hubungan yang singkat justru lebih mendalam daripada berbagai perasaan di dunia."Malam ini, Joe mengenang kekasih lamanya. Dia tidak akan menyangka bahwa api cinta yang pernah ada di hati Marcella telah padam malam ini. Kini di hati Marcella, Joe bukan suaminya, melainkan seorang pria yang tidak pernah bisa digapainya.Langit berangsur terang. Joe terbangun dari tidurnya. Hari ini adalah hari pernikahan Alaia.Hari ketiganya, Joe baru pulang ke Kota Brata. Joe dan Marcella baru menikah, tetapi dia tidak bisa merasakan kehangatan apa pun saat mobilnya tiba di depan vila. Vila ini tampak sepi. Joe hanya bisa mencium aroma masakan dari dapur.Pela
Mungkin karena panggilan ini terlalu lembut, Marcella pun tertegun sesaat. Dia mendongak dan menatap Joe cukup lama sebelum tersenyum tipis. "Kamu sudah pulang?"Marcella tidak terdengar menyalahkan Joe ataupun mengeluh. Jika bersikap manja, dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri. Dia pun tidak akan menuntut Joe untuk memperlakukannya dengan sangat baik. Yang jelas, dia akan mempertahankan hubungan ini sebisa mungkin.Joe menghampiri, lalu menjulurkan tangan untuk menyentuh sulaman itu. Dia cukup takjub dengan keterampilan Marcella ini. Dia bertanya, "Kamu seharusnya sudah mempelajarinya selama bertahun-tahun, 'kan? Siapa gurumu?""Nama guruku Nida," jawab Marcella sambil mengangguk.Nida adalah ahli sulam terkenal di dalam negeri. Reputasinya tidak perlu diragukan lagi. Joe sontak tersenyum dan memuji, "Pantas saja, sulamanmu begitu indah."Setelah merenung sejenak, Joe berkata, "Aku nggak sempat menemanimu pulang hari itu karena terlalu terburu-buru. Omong-omong, ada proyek yan
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se