Jazli berujar dengan ekspresi kesal, "Amari belum selesai makan."Diana menimpali, "Nanti dia baru makan lagi setelah pulang."Jazli tertegun. Sesudah beberapa saat, dia tersenyum dan menanggapi, "Iya. Dia bisa makan setelah pulang."Jazli merasa tidak rela. Dia tidak memberikan Diana apa pun, tetapi dia memberikan vila ini kepada Amari sebagai harta sesannya. Jazli mengatakan dia ingin mengunjungi Amari saat datang ke Kota Brata.Diana tidak menyetujuinya. Ketika berpisah, Jazli yang mengantar mereka pulang. Satu jam kemudian, mobil Jazli berhenti di depan rumah Diana.Diana yang duduk di mobil memandang ke luar. Sebuah mobil hitam berhenti di tepi jalan. Ryder yang mengenakan pakaian hitam bersandar di mobil sambil merokok.Ryder tampak lelah, sepertinya dia tidak tidur selama beberapa hari. Ketika mobil Jazli berhenti, Ryder melihat ke dalam mobil.Amari melambaikan tangan seraya memanggil, "Paman."Diana berlinang air mata. Jazli memandang ke depan dan bertanya, "Apa perlu aku jela
Jazli memberikan tisu kepada Diana, lalu tersenyum getir dan berucap, "Maaf, Diana. Aku nggak tahu orang-orang seusia kita masih bisa menemukan cinta sejati."Jazli tidak mengatakan hal lain lagi. Ketika Diana turun dari mobil, Jazli memandangi sosok Diana sembari termenung.Jazli berpikir dia tidak pernah mengorbankan diri sendiri demi seseorang seumur hidupnya. Diana memang mencintai pria lain, tetapi bagi Jazli Diana tetap merupakan istrinya. Dia ingin Diana bahagia.....Jazli kembali ke Kota Handa. Dia menghabiskan waktu setengah bulan untuk menyelesaikan masalah proyek dengan sempurna. Orang-orang di Kota Brata mengatakan Jazli punya masa depan yang cerah.Namun, Jazli malah mengundurkan diri pada saat-saat seperti ini. Dia bahkan mengadakan konferensi pers.Para awak media memenuhi aula kantor wali kota. Jazli yang berpakaian rapi berdiri di podium. Di depannya ada sekitar 8 mikrofon. Jadi, suaranya terdengar sangat jelas.Jazli berkata, "Mulai hari ini, aku akan mengundurkan di
Dua tahun kemudian.Di vila Keluarga Chandra, Kota Brata.Clara melahirkan anak ketiganya yang diberi nama Vloryne. Itu adalah gadis kecil yang selalu didambakan oleh Satya.Tahun ini, Clara berusia 34 tahun.Ketika salju mencair, cuacanya sangat dingin. Namun di dalam vila, selalu terasa hangat seperti musim semi.Ivander yang berusia 4 tahun sedang dalam masa eksplorasi. Celah-celah ubin di vila pun sudah diselidiki olehnya. Satya mengatakan, bahkan anjing pun tidak akan suka dengannya.Setelah mengeluhkan putra bungsunya, Satya pergi menggendong putri kecilnya.Malam hari telah tiba.Suasana di kamar tidur utama lantai dua cukup sunyi.Bayi kecil yang sudah kenyang, tidur dengan perut yang terbuka. Wajah putih bersihnya tampak tenang dan cantik.Satya membuka pintu dan masuk dengan langkah ringan, bahkan tidak berani bernapas terlalu keras karena takut akan mengganggu bayi kecil kesayangannya.Sebagai seorang ayah, Satya tampak sangat lembut. Dia mengelus lengan dan kaki kecil putri
Satya terkejut dan spontan bereaksi. Dia menggertakkan giginya dengan keras, lalu berseru, "Ivander, kamu masih mau punya adik lagi atau nggak?"Ivander mengedipkan matanya dan kabur dengan cepat.Satya berguling ke samping. Dia menarik Clara ke dalam pelukannya, lalu menciumnya.Pria itu berbisik, "Cepat atau lambat, anak nakal ini akan membuatku gila. Entah dia itu mirip siapa, selalu saja begitu ceroboh. Joe dan Alaia jauh lebih tenang, punya lebih banyak anak seperti mereka nggak akan masalah."Clara berbaring di atasnya sambil terengah-engah pelan. Wajahnya menempel di leher suaminya. Dia berbicara dengan suara serak, "Walau sering mengeluh, kamu sangat menyayangi Ivander."Satya tersenyum lembut. Dia menatap istrinya sambil berucap, "Ivander juga anak yang kamu kandung selama 10 bulan. Mana mungkin aku nggak menyayanginya? Aku menyayangi semua anak kita, nggak membedakan satu sama lain."Meski Satya berkata begitu, Clara tahu bahwa Vloryne berbeda. Kadang kala ketika Clara terba
Vila Keluarga Chandra, Kota Brata.Satya menutup telepon dengan ekspresi kesal, bahkan bersungut-sungut.Clara berada di ruang ganti.Wanita itu menyesuaikan anting-anting mutiaranya, lalu berbicara dengan lembut, "Tadi, kamu menelepon dengan penuh semangat. Kenapa kamu begitu kesal sekarang? Marah karena Joe lagi?"Begitu mendengar suara istrinya, amarah Satya langsung berkurang sebagian. Dia berjalan masuk ke ruang ganti. Kedua tangannya melingkari pinggang istrinya, lalu wajahnya diletakkan di bahu istrinya seperti peliharaan yang sedang manja.Satya mengeluh, "Siapa lagi? Anak nakal itu baru saja bilang dia tertarik pada temannya. Jelas dia sengaja membuatku marah!"Clara tampak tersenyum. Dia menunduk dan memegang tangan suaminya, lalu berucap, "Dua tahun yang lalu, kamu bilang dia masih muda. Kamu minta dia fokus pada karier, jadi mengirimnya ke Kota Aruma untuk belajar."Clara melanjutkan, "Sekarang Joe sudah berhasil dalam kariernya, kamu malah mengeluh dia belum menikah dan pu
Demi menyambut Diana, Clara membuat persiapan khusus dengan mengundang band terbaik dan koki pastri dari restoran berbintang Michelan. Sampanye yang disajikan adalah yang terbaik dan termahal. Seluruh acara malam itu dipenuhi suasana romantis.Satya mengajak Diana untuk bersosialisasi, lalu memperkenalkannya kepada para eksekutif Grup Chandra.Setelah bertahun-tahun, Diana menjadi makin anggun. Dia membawa gelas anggur, lalu berbaur dengan para tamu dengan elegan.Kemudian, Diana bertanya kepada Satya, "Di mana Joe? Kenapa nggak kelihatan?" Satya melirik sekeliling, tetapi tidak melihatnya. Dia mendengus ringan sebelum menjelaskan, "Anak itu nggak suka bersosialisasi. Beberapa hari yang lalu aku baru bilang ke ibunya, sudah 26 tahun tapi belum juga punya pacar ...."Satya melanjutkan, "Malam ini, ibunya sengaja mengundang putri Keluarga Sutomo. Dengan kecantikan dan kemampuannya, seharusnya Joe akan tertarik."Diana membalas sembari tersenyum, "Putri Keluarga Sutomo memang luar biasa.
Faktanya, mereka tidak bisa meresmikan hubungan mereka. Keluarga mereka tidak akan setuju.Sebagai putra sulung, Joe harus menghasilkan pewaris yang layak untuk perusahaan. Istri Joe harus cantik, berbakat, dan berakhlak baik.Selain cantik, Alaia tidak memiliki kualitas lainnya. Dia hampir tidak pernah bersekolah.Kemudian saat belajar di luar negeri, Joe membawanya ke Ingliss. Pria itu membiarkannya melakukan apa yang dia suka.Alaia suka melukis, jadi Joe meluangkan waktu untuk menemaninya melukis. Pria itu juga mengajaknya ke pameran seni di seluruh dunia.Bahkan saat Alaia masih polos dan tidak mengerti banyak hal, Joe telah merampas keperawanannya. Saat itu, Alaia baru berusia 19 tahun. Dia baru saja dewasa.Malam itu, Alaia menangis dengan sangat keras. Dia memeluk leher Joe erat-erat dan terus memanggilnya kakak. Dia benar-benar tidak mengerti hubungan antara pria dan wanita.Alaia hanya berpikir bahwa dia melakukan kesalahan, jadi kakaknya itu menghukumnya karena tidak patuh.
"Joe, Ayah sudah nggak muda," ucap Satya.Hati Joe terasa dicubit saat mendengar kata-kata ayahnya. Klik. Dia menyalakan korek api berwarna emas di tangannya.Joe menatap api itu dan berujar santai, "Menurutku Ayah masih perkasa. Ayah dan Ibu bahkan mungkin masih bisa melahirkan beberapa anak lagi.""Joe!" tegur Satya.Joe berkata sambil mengulum senyum tipis, "Aku nggak bilang nggak mau bertemu dengannya."Usai berkata begitu, Joe bangkit dan keluar diikuti Satya. Namun, baru berjalan beberapa langkah, Satya tidak bisa menahan diri untuk menoleh ke belakang.Satya bergumam pada dirinya sendiri, "Sepertinya Joe nggak pulang bersama sekretarisnya." Jika begitu, pasangan bercinta Joe pasti dia dapatkan di pesta ini. Dasar anak muda!....Suasana pesta di lantai pertama cukup meriah. Orang-orang bercengkerama dengan akrab.Joe menemui Lucy. Sebenarnya dia sudah mengenal wanita itu. Mereka adalah teman sekolah di Ingliss dan sama-sama terkenal di komunitas orang Indara.Namun, Joe selalu b