Julia bisa menebak jalan pikiran Jazli dari sikapnya. Pria itu pasti ingin memutuskan hubungan mereka dan rujuk dengan Diana.Julia berkata, "Kamu begitu memikirkannya, tapi dia sudah bahagia dengan pemuda itu. Kalaupun kamu ingin rujuk dengannya, memangnya dia mau?""Dia nggak mungkin mau meninggalkan pemuda itu demi pria paruh baya sepertimu. Memangnya apa yang bisa kamu tawarkan untuknya?" cibir Julia lagi.Jazli menatap Julia dengan ekspresi yang sangat muram. Saat ini keduanya tidak lagi terlihat seperti pasangan harmonis.Beberapa saat kemudian, Jazli berujar pelan sambil memandang lampu, "Julia, aku akan jujur padamu, aku mau mengakhiri hubungan kita. Kalaupun Diana nggak ada, kita memang nggak cocok. Tenang saja, aku akan memberimu kompensasi. Kamu bisa memilih rumah atau uang."Julia melempar bantal ke tubuh Jazli. Dia menangis dan meraung, melupakan sikap elegannya sebagai artis terkenal."Bajingan kamu Jazli! Kamu lupa apa yang kamu katakan waktu melamarku? Kamu bilang sudah
Jazli mulai berolahraga dengan giat. Selain itu, dia tidak lagi berhubungan dengan wanita lain, seakan-akan sedang menerapkan gaya hidup selibat. Dua bulan berikutnya, Jazli terlihat kian tampan dan jauh lebih muda.Di bulan Oktober, Jazli melakukan perjalanan bisnis ke Kota Brata. Setelah pekerjaannya selesai, dia masih memiliki jatah cuti tiga hari.Jazli ingin menemui Diana, tetapi wanita itu bahkan tidak menjawab panggilannya, apalagi mengizinkannya datang ke rumahnya. Tidak tahu harus berbuat apa lagi, Jazli akhirnya mencari informasi tentang agenda Diana.Pada Jumat malam, Diana menghadiri pesta penting yang akan menentukan nasib proyek besar Grup Chandra. Jika proyek itu berhasil dimenangkan, perusahaan bisa untung puluhan triliun. Diana juga berkesempatan untuk naik pangkat, jadi dia berusaha melakukan yang terbaik.Meskipun ditemani dua orang sekretaris, mitra bisnis itu bersikeras untuk minum bersama Diana. Diana sudah setengah mabuk, tetapi mitra bisnis bernama Rudi itu masi
Suasana makin sunyi saat malam hari.Meskipun ini adalah kelab, mereka sepertinya melupakan semua nafsu duniawi. Waktu seolah-olah berhenti saat Jazli menatap punggung Diana. Diana menoleh ke belakang.Di luar jendela, bulan mulai terbenam, persis hubungan mereka yang telah berakhir.Dia merasa sedih. Bibirnya bergerak seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. Namun, pada akhirnya dia tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia perlahan-lahan berjalan ke depan meninggalkan Jazli."Diana," panggil Jazli. Dia bergegas menyusul Diana dan meraih pergelangan tangannya dengan erat. Pria ini tidak mau melepaskan Diana, apalagi membiarkannya pergi bersama pria lain.Kala ini, rasa sakit menyelimuti hati Jazli. Rasa ini baru bisa mereda jika Diana menoleh menatapnya. Sayangnya, Diana tidak menoleh.Diana menunduk memandang pergelangan tangannya yang diraih oleh Jazli. Dia berusaha untuk melepaskan genggamannya, tetapi tidak berhasil. Genggaman Jazli terlalu erat.Beberapa saat kemudian, Diana berucap de
Begitu sadar, Diana bertanya dengan tidak percaya, "Jazli! Apa kamu sudah gila?""Mungkin iya!" sahut Jazli.Diana meraih gagang pintu mobil. Wanita ini hendak membuka pintu dan lompat keluar, tetapi pintu sudah terkunci. Dia menoleh menatap pria yang menculiknya sembari bertanya, "Jazli, sebenarnya apa yang mau kamu lakukan?"Suasana di mobil agak gelap. Jazli tampak begitu mencolok karena mengenakan kemeja putih. Jazli memandang Diana dengan tenang. Ekspresinya memiliki sebuah ketegasan pria yang khas, begitu menawan."Apa yang mau aku lakukan?" timpal Jazli. Dia melepaskan kancing manset, lalu menggulung kedua lengan kemejanya sampai ke siku. Terlihat otot lengan bawahnya yang kekar.Setelah itu, pembatas muncul di antara kursi depan dan kursi belakang, menciptakan sebuah ruang pribadi. Tiba-tiba, Diana ditarik ke dalam pelukan Jazli. Jazli sepertinya sengaja ingin mempermalukan Diana. Pria ini menyalakan lampu sehingga terlihat terang.Diana jatuh ke dalam pelukan mantan suaminya d
Keadaan di mobil sangat berantakan. Wajah Diana penuh dengan keringat. Rambut hitamnya sampai menempel di dahi. Dia memejamkan matanya karena tidak mau melihat Jazli.Bagaimana mungkin Diana mau melihatnya? Dia sudah bersusah payah menuju kehidupan yang baru, tetapi malah ditarik kembali oleh Jazli.Jika Diana adalah gadis muda, dia pasti akan menuntut Jazli. Dia bisa melupakan kejadian ini dan memulai hidup baru bersama Ryder. Sayangnya, dia bukan gadis lagi.Diana pernah menikah dengan Jazli. Orang-orang pasti akan berpikir bahwa mereka masih berhubungan. Apalagi, identitas Jazli melibatkan terlalu banyak orang. Satya pasti orang pertama yang tidak setuju.Pilihan tersulit orang dewasa adalah pengorbanan. Diana sangat memahami hal ini. Dia duduk perlahan dan memegangi pakaiannya sambil menangis. Dia tidak menangis histeris, melainkan hanya menitikkan air mata dalam diam.Jazli duduk di sebelahnya. Dia sudah menaikkan ritsleting celana, tetapi kemejanya tidak dikancingkan. Ekspresi ya
"Jazli, aku manusia. Bukan kucing atau anjing. Aku punya perasaan. Aku juga bisa mencintai orang lain," ucap Diana.Suasana hening sejenak.Diana benar-benar sangat sedih. Dia menambahkan dengan ekspresi putus asa, "Kamu sudah melenyapkan cinta dan kebahagiaanku. Kamu sudah menghancurkanku. Kamu pasti sangat puas, 'kan?""Kalaupun aku berpisah dari Ryder, aku juga nggak akan memilihmu," pungkas Diana.Diana berusaha beranjak dari kasur. Dia memberi tahu diri sendiri, sekalipun harus mati, dia tidak akan bersedia mati di sisi Jazli.Jazli menahan Diana. Mereka berdua berada di atas kasur. Dia membelai wajah Diana dengan satu tangan seraya berucap, "Kalau kamu nggak suka, aku akan hapus fotonya.""Diana, aku nggak pernah berpikir untuk menunjukkan foto ini kepada Ryder. Bagaimana mungkin aku rela membiarkan orang lain melihat ekspresimu yang sedang bernafsu?" sambung Jazli.Ketika mengatakan ini, Jazli tiba-tiba teringat bahwa Diana pernah menjadi milik orang lain. Meskipun merasa kebera
Diana bukan gadis lagi. Setelah menangis sebentar, perasaannya akan kembali normal. Namun, Jazli tidak membiarkan dia pergi. Dia terpaksa tinggal di vila itu.Jazli mengutus orang untuk menjemput Amari ke vila.Tengah malam, terdengar suara mesin mobil dan seorang wanita yang berbicara dari pekarangan lantai 1.Sesudah mandi, Diana mengenakan piama sutra berwarna putih. Dia bersandar di sofa dekat jendela, lalu menuangkan segelas anggur dan meminumnya sendirian.Terdengar suara pintu terbuka. Jazli berjalan masuk. Pria ini juga sudah mandi. Dia mengenakan satu set pakaian baru. Mungkin karena hasratnya sudah terpuaskan sehingga dia terlihat berseri-seri.Jazli menghampiri Diana. Dia menyentuh bahu wanita ini dengan lembut sembari bertutur dengan penuh kasih sayang, "Kamu belum makan, kenapa malah minum anggur? Kamu bisa gampang sakit kalau seperti ini."Diana mendengus dingin. Dia menempelkan wajahnya ke sofa dengan lembut, lalu menimpali, "Kamu nggak merasa konyol? Kamu memperlakukank
Jazli dan Diana saling mendukung untuk mencapai kejayaan, tetapi Jazli tidak berterima kasih kepada Diana. Jazli bersenang-senang dengan wanita lain di luar karena dia yakin Diana pasti tidak rela melepaskan status sebagai istrinya.Sebenarnya Jazli tahu Diana mencintainya. Hanya saja, Jazli malah menyia-nyiakan ketulusan hati Diana.Jazli yang berjuang untuk mendapatkan status tinggi seperti saat ini telah kehilangan ketulusan hatinya. Perasaan cinta hanya pantas dimiliki oleh orang-orang yang bermartabat. Jazli tidak punya keberuntungan untuk memiliki perasaan cinta.Sekarang, Jazli mencintai Diana. Ini adalah pertama kalinya Jazli rela melepaskan kesenangannya demi seorang wanita. Bahkan, dia rela menerima anak orang lain dan membesarkannya seperti darah daging sendiri.Namun, Diana menolak Jazli. Kemudian, Jazli turun ke lantai bawah. Dua pengasuh yang menjaga Amari tampak cemas. Saat melihat Jazli, mereka bertanya, "Tuan Jazli, di mana Nyonya Diana?"Jazli tidak menjawab pertanyaa
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se