Di dalam mobil agak gelap. Jazli melihat jam tangannya, sekarang sudah pukul 11.30 malam. Dia tidak tunggu di mobil, melainkan langsung naik ke lantai atas, seolah-olah dia adalah tuan rumah.Ekspresi Jazli sangat muram sehingga tidak ada yang berani menghalanginya. Lagi pula, pelayan di rumah Diana mengenal Jazli. Mereka tahu Jazli adalah mantan suami Diana.Selain itu, Jazli dan Diana punya hubungan mesra. Bahkan, dokter pernah memeriksa Jazli.Jazli naik ke lantai 2 dan membuka pintu kamar tidur. Amari sedang tertidur nyenyak. Pengasuh segera berdiri dan menyapa, "Tuan Jazli."Jazli mengangkat tangan untuk menyuruh pengasuh keluar. Dia ingin merawat Amari. Pengasuh tidak berani membantah dan langsung pergi.Jazli masih merasa kesal. Sebenarnya, dia tidak bisa merawat bayi. Jazli berbaring di tempat tidur sambil memandangi Amari. Entah kenapa, dia merasa Amari sangat mirip dengan Diana.Jazli mendengus, lalu meletakkan kedua tangannya di belakang kepala dan memejamkan matanya. Biasan
Jazli dan Diana sudah menikah selama bertahun-tahun, tetapi Diana malah menyerahkan Jazli kepada wanita lain begitu saja. Bahkan, sikap Diana sangat tegas. Dia sama sekali tidak cemburu.Diana mengatakan dia ingin hidup bahagia dan bebas. Seharusnya Jazli langsung pergi. Namun, tidak mudah bagi pria untuk menerima kegagalan. Jazli juga tidak terima saat melihat sikap Diana yang acuh tak acuh.Jazli yang kehilangan akal sehat menggendong Diana dan menarik stoking hitamnya. Kemudian, Jazli mendudukkan Diana di meja rias. Kala ini, Diana tampak menawan.Jazli sudah tidak sabar untuk membuktikan sesuatu. Dia segera melepaskan celananya dan bersanggama dengan Diana.Diana tidak ingin menuruti keinginan Jazli. Dia terus meninju bahu Jazli. Diana bertanya, "Jazli, apa yang kamu lakukan?"Namun, Diana tidak mampu melawan Jazli. Setelah kehabisan tenaga, Diana bersandar di meja rias dengan ekspresi tidak berdaya.Terdengar suara meja rias yang berguncang. Diana merasa malu. Botol-botol produk p
Diana juga tidak marah. Mereka sudah bercerai dan sama-sama bukan anak muda lagi. Diana tidak akan meminta pertanggungjawaban kepada Jazli karena kejadian malam ini.Diana becermin sambil mengikat rambutnya. Dia tertawa, lalu berkata, "Jazli, sebenarnya kita masih punya perasaan terhadap satu sama lain. Tapi, aku nggak muda lagi. Jadi, aku nggak ingin menghabiskan waktu.""Aku paham kamu masih kuat dan ingin bersenang-senang dengan wanita lain. Tapi, aku nggak mau menunggumu lagi. Jazli, sudah cukup aku jalani pernikahan yang buruk sekali. Aku nggak mau mengulanginya lagi," lanjut Diana.Jazli menanggapi sembari mengernyit, "Walaupun aku berhubungan dengan wanita lain, kamu tetap yang paling penting. Posisimu nggak akan berubah."Diana membalas dengan santai, "Hanya karena kamu bisa memuaskanku, kamu menganggap dirimu sangat istimewa? Banyak pria lain di luar sana, bukan cuma kamu yang bisa memuaskanku."Diana meneruskan ucapannya dengan ekspresi dingin, "Jazli, kamu pergi saja. Malam
Namun, Jazli mengenal jalan pikir dan cara kerja Diana dengan sangat baik. Demi mencegah Diana berselingkuh, begitu duduk di mobil dia segera menyuruh Dicky menyelidiki latar belakang Leroy.Tak lama kemudian, Dicky yang cakap sudah mendapatkan berbagai informasi detail tentang kehidupan Leroy. "Dia seorang pengusaha kaya. Istrinya sudah meninggal dan putranya sedang belajar di luar negeri," tutur Dicky.Jazli mendengus sambil menepuk-nepuk celananya, lalu berkata, "Hubungi dia dan katakan padanya kalau Diana adalah istriku. Aku nggak mau dia menikah lagi dengan orang lain. Pengusaha selalu mementingkan keuntungan. Dia pasti mengerti maksudku."Hati Dicky terasa tidak nyaman. Sebagai sekretaris Jazli, dia sudah bertahun-tahun mengenal Diana.Menurut Dicky, Diana adalah wanita baik yang membawa keberuntungan bagi suaminya. Tidak baik jika Jazli sengaja membuat masalah dengan Diana.Dicky balik bertanya, "Bukannya Pak Jazli sudah punya pacar? Bapak kelihatannya sangat menyukai Julia hing
Diana sedang duduk di kantor sambil membaca data beberapa artis papan atas. Kemudian, dia melihat foto Julia.Sekretaris Diana menghampirinya dan berbisik, "Bu Diana, latar belakang Julia cukup kuat. Kudengar dia ini kekasih seorang pria penting. Hubungan mereka sangat mesra dan sepertinya dia berpeluang menjadi istrinya."Pria penting? Diana mendengus. Yang mereka bicarakan ini Jazli. Ucapan ingin menikah itu paling-paling hanya dorongan emosi sesaat.Diana mengenal luar dalam sifat Jazli. Setelah berhasil kembali melajang, mana mungkin dia akan menikah lagi semudah itu?Menurut Diana, pernikahan Jazli berikutnya mungkin akan berupa pernikahan politik. Selain itu, sepertinya Jazli tidak akan menikah lagi.Diana membolak-balik foto-foto para artis itu. Akhirnya, dia berkata, "Aku pilih Winona."Si sekretarisnya tampak terkejut, tetapi biar bagaimanapun Diana adalah atasannya. Apalagi, Diana punya hubungan baik dengan istri Satya layaknya kakak adik.Dengan posisinya, Diana sah-sah saja
"Ada lagi, mulai sekarang jangan pernah telepon aku lagi. Kita sudah nggak ada hubungan apa-apa," ucap Diana.Diana mematikan panggilan dan keluar dari lift. Jazli berada di luar. Bahkan ada Julia yang berdiri di sampingnya. Keduanya terlihat seperti pasangan mesra."Diana," panggil Jazli.Diana menghadiri acara bisnis malam ini, jadi dia tampil cantik dan elegan dalam balutan gaun hitam. Melihat sopir belum sampai, dia memeriksa arlojinya, lalu menelepon.Sesaat kemudian, Diana menoleh pada Jazli dan berkata dengan tenang, "Kalau aku nggak salah ingat, urusan kita sudah selesai.""Diana, mari bicara," ajak Jazli baik-baik.Julia merasa seperti pengganggu di antara mereka berdua. Namun, dia sangat menginginkan proyek sebagai ambasador ini. Jadi, dia menahan kejengkelannya dan berdiri di samping Jazli dengan manis, membiarkan pria itu membelanya.Diana tidak termakan rayuan Jazli. Saat ini, dia punya Satya sebagai pendukungnya.Diana tidak perlu lagi takut untuk menyinggung Jazli. Apala
[ Jazli dan Julia sangat serasi. ][ Cinta bersemi dari dunia hiburan. ][ Jazli melamar dengan cincin berlian 8 karat. ]Pada akhir bulan Mei, dunia digemparkan dengan berita Jazli yang akan menikah lagi. Berita ini tidak luput dari telinga Diana. Namun, dia tampak sangat tenang.Jazli dan Diana sudah bercerai. Mereka bertengkar hebat dan kini keduanya sudah tidak ada hubungan apa-apa. Diana tidak memberi ucapan selamat, tetapi juga tidak memusingkan hal ini.Diana sibuk bekerja dan mengasuh Amari. Dia sudah mendaftarkan Amari ke kartu keluarganya dan menambahkan marganya sebagai nama belakang anak itu.Diana berencana untuk pindah ke vila yang memiliki halaman setelah Amari sudah lebih besar. Kemudian, mereka akan memelihara seekor anak anjing yang Amari sukai.Diana juga memiliki banyak pengagum. Setelah dia menyerah atas idenya untuk mencari ayah bagi Amari, kini wanita matang sepertinya dikelilingi banyak pria muda.Para pemuda ini berparas tampan, bertubuh gagah, dan cukup kaya.
"Ya," sahut Diana dengan tegas.Diana lalu melanjutkan, "Ya, sekarang aku menyukai pria muda. Apa urusannya denganmu? Kita sudah lama bercerai, nggak ada hubungan apa-apa lagi. Aku nggak menghentikanmu waktu kamu berhubungan dengan Julia. Jadi, tolong jangan campuri kehidupan asmaraku juga.""Kehidupan asmara? Diana, kamu berpacaran dengan pemuda ini? Memangnya dia mengerti tentang wanita? Apa dia bisa memenuhi kebutuhan biologis wanita seusiamu?" ejek Jazli."Aku nggak perlu melaporkan kehidupan pribadiku padamu. Ada lagi, tolong jaga mulutmu," balas Diana, terlalu malas untuk meladeni Jazli.Memang pernah ada sejarah di antara Diana dan Jazli. Masa lalu mereka tidak bisa dibilang baik, tetapi juga tidak terlalu buruk.Seiring waktu, masa lalu ini menjadi memori yang sesekali akan Diana kenang. Namun, dia tidak akan pernah kembali bersama Jazli. Jika tidak, untuk apa dia ke Kota Brata?Diana membuang muka dan menghampiri Ryder. Malam ini, pemuda itu mengenakan celana jin dan kaus hita