"Ya," sahut Diana dengan tegas.Diana lalu melanjutkan, "Ya, sekarang aku menyukai pria muda. Apa urusannya denganmu? Kita sudah lama bercerai, nggak ada hubungan apa-apa lagi. Aku nggak menghentikanmu waktu kamu berhubungan dengan Julia. Jadi, tolong jangan campuri kehidupan asmaraku juga.""Kehidupan asmara? Diana, kamu berpacaran dengan pemuda ini? Memangnya dia mengerti tentang wanita? Apa dia bisa memenuhi kebutuhan biologis wanita seusiamu?" ejek Jazli."Aku nggak perlu melaporkan kehidupan pribadiku padamu. Ada lagi, tolong jaga mulutmu," balas Diana, terlalu malas untuk meladeni Jazli.Memang pernah ada sejarah di antara Diana dan Jazli. Masa lalu mereka tidak bisa dibilang baik, tetapi juga tidak terlalu buruk.Seiring waktu, masa lalu ini menjadi memori yang sesekali akan Diana kenang. Namun, dia tidak akan pernah kembali bersama Jazli. Jika tidak, untuk apa dia ke Kota Brata?Diana membuang muka dan menghampiri Ryder. Malam ini, pemuda itu mengenakan celana jin dan kaus hita
Bam! Terdengar suara yang keras. Ada sebuah cekungan yang cukup dalam di kap depan mobil. Pasangan yang berada di dalam mobil terpaksa menghentikan aktivitas mereka.Di depan sana, terlihat Jazli yang memukul kap mobil dua kali dengan palu. Dia membuka pintu samping kursi kemudi dengan ekspresi muram, lalu menarik Diana sembari memerintahkan, "Keluar."Pakaian Diana sedikit berantakan, tetapi tidak ada sedikit pun ekspresi kepanikan di wajahnya. Dia malah membentak, "Jazli, apa otakmu bermasalah? Hubungan kita sudah lama berakhir! Kamu juga akan segera menikah. Jangan mengusikku lagi."Jika Ryder tidak ada di sini, Diana pasti akan meminta Jazli jangan ikut campur dengan siapa dirinya akan bersanggama. Jazli mencengkeram lengan Diana dan menariknya keluar."Diana, kamu istriku!" hardik Jazli."Dasar gila," umpat Diana sambil menendang Jazli.Jazli bertingkah seperti orang gila. Amarahnya meluap begitu memikirkan adegan yang dia lihat barusan. Jika dia tidak datang, Diana pasti sudah be
Yang berhubungan dengannya adalah Julia, tetapi yang ada di benaknya adalah Diana.Pada tengah malam, Jazli minum dua botol anggur merah sampai hampir mabuk. Dia memanfaatkan mabuknya untuk pergi ke rumah Diana.Lantaran satpam menolak membukakan gerbang, Jazli langsung menabraknya hingga terbuka. Terdengar suara yang sangat keras di bawah langit malam.Jazli memiliki posisi dan kekuasaan yang tinggi. Tidak ada yang berani menghentikannya sekalipun dia menggila. Dia dan Diana mulai bertengkar.Tengah malam, Jazli masuk ke kamar mantan istrinya, lalu menyeretnya dari balik selimut dengan penuh amarah. Lantaran takut membangunkan Amari, Jazli membawa Diana ke kamar mandi.Jazli merobek pakaian tidur sutra yang dikenakan Diana. Tubuhnya yang mulus terpampang jelas di hadapan pria ini. Diana terkejut hingga tersulut amarah."Jazli! Apa kamu gila? Kamu sudah mau menikah. Aku juga sudah punya pacar! Perbuatanmu ini termasuk pelecehan seksual, kamu bisa masuk penjara!" bentak Diana.Di bawah
Jazli mungkin sedang mabuk atau kesal. Kalau tidak, mana mungkin dia akan mengatakan kata-kata berikut?Pria itu membelai wajah Diana, lalu berucap dengan nada lembut, "Diana, sekarang kamu pasti merasa sangat puas. Kamu merasa sudah membalas dendam padaku, 'kan?"Jazli mengangkat bahu dan tertawa sinis sebelum berujar, "Kamu berpikir terlalu banyak. Aku datang cuma untuk melihatmu sekalian kasih undangan."Jazli menambahkan, "Aku akan menikah dengan Julia. Dia masih muda, cantik, patuh, dan pengertian. Aku sangat bahagia!""Kenapa aku harus terjebak di masa lalu? Untuk apa aku merindukan wajahmu yang nggak lagi muda, bahkan suka membiarkan dokter pria memeriksa bokongku .... Diana, aku masih waras," jelas Jazli.....Diana menunduk dan menyembunyikan air matanya. Dia berucap, "Sebaik apa pun wanita itu, dia nggak akan berani menegurmu yang suka bersenang-senang di luar sana seperti aku dulu."Diana menambahkan, "Jazli, kita sudah bercerai dengan damai. Nggak perlu ribut begini ....""
Ryder berbicara dengan lembut, "Aku datang menemuimu, ya?"Berhubung sudah tengah malam, ini memang terasa mendadak. Namun, Ryder tidak tahan melihatnya menangis sendirian.Diana duduk di lantai kamar mandi. Ketika seseorang diperlakukan dengan lembut saat sedang rapuh, sulit untuk tidak tersentuh. Tanpa banyak berpikir, dia langsung menyetujuinya.Ryder segera mengambil kunci mobil. Dia berjalan keluar dari apartemen sambil berbicara dengan nada lembut, "Jangan matikan telepon, aku akan menemanimu."Dalam perjalanan ke rumahnya, Ryder mengemudi dengan cepat.Angin malam awal musim panas bertiup di wajahnya .... Itu adalah rasa cinta.Setengah jam kemudian, sebuah Land Rovar hitam perlahan masuk ke pintu gerbang. Mobil itu berpapasan dengan Bantley hitam di luar.Ryder tidak menyadari keberadaan Jazli, tetapi Jazli melihatnya.Di malam yang sunyi, Jazli duduk di kursi pengemudi sambil merokok. Dia melihat lampu-lampu di rumah kecil itu menyala.Jazli melihat pemuda itu masuk untuk mene
Ryder mendongak dan melihat Diana.Wanita itu mengenakan gaun panjang berwarna ungu muda. Dia berdiri di teras dengan rambut hitam yang digulung di belakang.Angin sore berembus, membuatnya tampak seperti mawar yang berayun di tengah angin. Diana begitu cantik dan tak terjangkau.Ryder menatapnya sejenak, lalu membungkuk untuk mengambil buket mawar putih dari mobil. Namun, dia merasa bahwa mawar itu tidak seindah Diana …Mereka telah berpacaran selama beberapa bulan, tetapi Ryder makin terpesona olehnya.Pasangan yang sedang jatuh cinta biasanya sangat mesra. Ryder adalah seorang kekasih yang penuh gairah. Diana juga memberikan respons yang baik.Seiring berjalannya waktu, mereka tidak lagi merasakan perbedaan usia 10 tahun. Hubungan mereka malah menjadi sangat harmonis. Kedua orang itu sama-sama sangat menghargai hubungan ini.Pada malam ini, Diana memberikan hal yang paling diinginkannya yaitu mengumumkan hubungan mereka secara terbuka.....Hotel Grenta.Satya sedang berada di punca
Clara bersandar di bahu Satya sambil memandang ke luar jendela. Langit malam dihiasi kembang api yang indah. Clara merasa sedih, tetapi Satya menemaninya.Satya mengatakan tahun depan bunga akan bermekaran. Dia juga akan menemani Clara melewati hari-hari spesial dan merayakan ulang tahun anak-anak setiap tahun. Satya berkata mereka akan bahagia selamanya.Clara dan Satya saling berpelukan seraya menyaksikan kembang api. Pertunjukannya sangat singkat, tetapi indah.Setelah beberapa saat, terdengar suara Gracia yang melapor, "Pak Satya, acara sudah bisa dimulai. Tinggal tunggu kamu dan Bu Clara bawa Ivander ketemu para tamu."Satya menunduk. Clara masih berlinang air mata, Satya berucap, "Kamu siap-siap dulu. Aku yang gendong Ivander."Clara mengangguk. Satya menggendong Ivander dan berjalan ke depan pintu. Setelah Clara menenangkan dirinya, Satya menggendong anaknya dan menggandeng tangan istrinya. Mereka berjalan ke aula yang mewah.....Para tamu memenuhi aula. Diana dan Jazli beserta
Sebenarnya, Jazli dan Julia tidak bertemu selama beberapa bulan. Mereka sudah lama tidak berhubungan intim. Namun, Jazli tidak merasa antusias saat menghadapi tunangannya yang seksi.Jazli terus memikirkan Diana yang bersandar di bahu Ryder. Bahkan, Jazli membayangkan sekarang Diana dan Ryder sedang bercinta. Jazli merasa kesal.Julia yang memakai jubah mandi berjalan keluar dari kamar mandi. Setelah merenungkannya, Julia mengurungkan niat untuk bertengkar dengan Jazli. Firasatnya mengatakan bahwa Jazli masih peduli dengan Diana.Julia harus menahan amarahnya jika ingin menjadi istri Jazli. Dia tahu Jazli punya nafsu yang tinggi, jadi dia sengaja mandi. Kemudian, dia menghampiri Jazli dan bersandar di pelukannya. Julia merangkul leher Jazli dan berciuman dengannya.Hasrat Jazli terbangkitkan. Dia mematikan rokoknya dan membuka jubah mandi Julia. Suasana makin intens.Wajah Julia memerah. Dia terus memanggil, "Jazli ... Jazli ...."Jazli sangat bergairah, matanya memerah. Dia merangkul