Diana sedang duduk di kantor sambil membaca data beberapa artis papan atas. Kemudian, dia melihat foto Julia.Sekretaris Diana menghampirinya dan berbisik, "Bu Diana, latar belakang Julia cukup kuat. Kudengar dia ini kekasih seorang pria penting. Hubungan mereka sangat mesra dan sepertinya dia berpeluang menjadi istrinya."Pria penting? Diana mendengus. Yang mereka bicarakan ini Jazli. Ucapan ingin menikah itu paling-paling hanya dorongan emosi sesaat.Diana mengenal luar dalam sifat Jazli. Setelah berhasil kembali melajang, mana mungkin dia akan menikah lagi semudah itu?Menurut Diana, pernikahan Jazli berikutnya mungkin akan berupa pernikahan politik. Selain itu, sepertinya Jazli tidak akan menikah lagi.Diana membolak-balik foto-foto para artis itu. Akhirnya, dia berkata, "Aku pilih Winona."Si sekretarisnya tampak terkejut, tetapi biar bagaimanapun Diana adalah atasannya. Apalagi, Diana punya hubungan baik dengan istri Satya layaknya kakak adik.Dengan posisinya, Diana sah-sah saja
"Ada lagi, mulai sekarang jangan pernah telepon aku lagi. Kita sudah nggak ada hubungan apa-apa," ucap Diana.Diana mematikan panggilan dan keluar dari lift. Jazli berada di luar. Bahkan ada Julia yang berdiri di sampingnya. Keduanya terlihat seperti pasangan mesra."Diana," panggil Jazli.Diana menghadiri acara bisnis malam ini, jadi dia tampil cantik dan elegan dalam balutan gaun hitam. Melihat sopir belum sampai, dia memeriksa arlojinya, lalu menelepon.Sesaat kemudian, Diana menoleh pada Jazli dan berkata dengan tenang, "Kalau aku nggak salah ingat, urusan kita sudah selesai.""Diana, mari bicara," ajak Jazli baik-baik.Julia merasa seperti pengganggu di antara mereka berdua. Namun, dia sangat menginginkan proyek sebagai ambasador ini. Jadi, dia menahan kejengkelannya dan berdiri di samping Jazli dengan manis, membiarkan pria itu membelanya.Diana tidak termakan rayuan Jazli. Saat ini, dia punya Satya sebagai pendukungnya.Diana tidak perlu lagi takut untuk menyinggung Jazli. Apala
[ Jazli dan Julia sangat serasi. ][ Cinta bersemi dari dunia hiburan. ][ Jazli melamar dengan cincin berlian 8 karat. ]Pada akhir bulan Mei, dunia digemparkan dengan berita Jazli yang akan menikah lagi. Berita ini tidak luput dari telinga Diana. Namun, dia tampak sangat tenang.Jazli dan Diana sudah bercerai. Mereka bertengkar hebat dan kini keduanya sudah tidak ada hubungan apa-apa. Diana tidak memberi ucapan selamat, tetapi juga tidak memusingkan hal ini.Diana sibuk bekerja dan mengasuh Amari. Dia sudah mendaftarkan Amari ke kartu keluarganya dan menambahkan marganya sebagai nama belakang anak itu.Diana berencana untuk pindah ke vila yang memiliki halaman setelah Amari sudah lebih besar. Kemudian, mereka akan memelihara seekor anak anjing yang Amari sukai.Diana juga memiliki banyak pengagum. Setelah dia menyerah atas idenya untuk mencari ayah bagi Amari, kini wanita matang sepertinya dikelilingi banyak pria muda.Para pemuda ini berparas tampan, bertubuh gagah, dan cukup kaya.
"Ya," sahut Diana dengan tegas.Diana lalu melanjutkan, "Ya, sekarang aku menyukai pria muda. Apa urusannya denganmu? Kita sudah lama bercerai, nggak ada hubungan apa-apa lagi. Aku nggak menghentikanmu waktu kamu berhubungan dengan Julia. Jadi, tolong jangan campuri kehidupan asmaraku juga.""Kehidupan asmara? Diana, kamu berpacaran dengan pemuda ini? Memangnya dia mengerti tentang wanita? Apa dia bisa memenuhi kebutuhan biologis wanita seusiamu?" ejek Jazli."Aku nggak perlu melaporkan kehidupan pribadiku padamu. Ada lagi, tolong jaga mulutmu," balas Diana, terlalu malas untuk meladeni Jazli.Memang pernah ada sejarah di antara Diana dan Jazli. Masa lalu mereka tidak bisa dibilang baik, tetapi juga tidak terlalu buruk.Seiring waktu, masa lalu ini menjadi memori yang sesekali akan Diana kenang. Namun, dia tidak akan pernah kembali bersama Jazli. Jika tidak, untuk apa dia ke Kota Brata?Diana membuang muka dan menghampiri Ryder. Malam ini, pemuda itu mengenakan celana jin dan kaus hita
Bam! Terdengar suara yang keras. Ada sebuah cekungan yang cukup dalam di kap depan mobil. Pasangan yang berada di dalam mobil terpaksa menghentikan aktivitas mereka.Di depan sana, terlihat Jazli yang memukul kap mobil dua kali dengan palu. Dia membuka pintu samping kursi kemudi dengan ekspresi muram, lalu menarik Diana sembari memerintahkan, "Keluar."Pakaian Diana sedikit berantakan, tetapi tidak ada sedikit pun ekspresi kepanikan di wajahnya. Dia malah membentak, "Jazli, apa otakmu bermasalah? Hubungan kita sudah lama berakhir! Kamu juga akan segera menikah. Jangan mengusikku lagi."Jika Ryder tidak ada di sini, Diana pasti akan meminta Jazli jangan ikut campur dengan siapa dirinya akan bersanggama. Jazli mencengkeram lengan Diana dan menariknya keluar."Diana, kamu istriku!" hardik Jazli."Dasar gila," umpat Diana sambil menendang Jazli.Jazli bertingkah seperti orang gila. Amarahnya meluap begitu memikirkan adegan yang dia lihat barusan. Jika dia tidak datang, Diana pasti sudah be
Yang berhubungan dengannya adalah Julia, tetapi yang ada di benaknya adalah Diana.Pada tengah malam, Jazli minum dua botol anggur merah sampai hampir mabuk. Dia memanfaatkan mabuknya untuk pergi ke rumah Diana.Lantaran satpam menolak membukakan gerbang, Jazli langsung menabraknya hingga terbuka. Terdengar suara yang sangat keras di bawah langit malam.Jazli memiliki posisi dan kekuasaan yang tinggi. Tidak ada yang berani menghentikannya sekalipun dia menggila. Dia dan Diana mulai bertengkar.Tengah malam, Jazli masuk ke kamar mantan istrinya, lalu menyeretnya dari balik selimut dengan penuh amarah. Lantaran takut membangunkan Amari, Jazli membawa Diana ke kamar mandi.Jazli merobek pakaian tidur sutra yang dikenakan Diana. Tubuhnya yang mulus terpampang jelas di hadapan pria ini. Diana terkejut hingga tersulut amarah."Jazli! Apa kamu gila? Kamu sudah mau menikah. Aku juga sudah punya pacar! Perbuatanmu ini termasuk pelecehan seksual, kamu bisa masuk penjara!" bentak Diana.Di bawah
Jazli mungkin sedang mabuk atau kesal. Kalau tidak, mana mungkin dia akan mengatakan kata-kata berikut?Pria itu membelai wajah Diana, lalu berucap dengan nada lembut, "Diana, sekarang kamu pasti merasa sangat puas. Kamu merasa sudah membalas dendam padaku, 'kan?"Jazli mengangkat bahu dan tertawa sinis sebelum berujar, "Kamu berpikir terlalu banyak. Aku datang cuma untuk melihatmu sekalian kasih undangan."Jazli menambahkan, "Aku akan menikah dengan Julia. Dia masih muda, cantik, patuh, dan pengertian. Aku sangat bahagia!""Kenapa aku harus terjebak di masa lalu? Untuk apa aku merindukan wajahmu yang nggak lagi muda, bahkan suka membiarkan dokter pria memeriksa bokongku .... Diana, aku masih waras," jelas Jazli.....Diana menunduk dan menyembunyikan air matanya. Dia berucap, "Sebaik apa pun wanita itu, dia nggak akan berani menegurmu yang suka bersenang-senang di luar sana seperti aku dulu."Diana menambahkan, "Jazli, kita sudah bercerai dengan damai. Nggak perlu ribut begini ....""
Ryder berbicara dengan lembut, "Aku datang menemuimu, ya?"Berhubung sudah tengah malam, ini memang terasa mendadak. Namun, Ryder tidak tahan melihatnya menangis sendirian.Diana duduk di lantai kamar mandi. Ketika seseorang diperlakukan dengan lembut saat sedang rapuh, sulit untuk tidak tersentuh. Tanpa banyak berpikir, dia langsung menyetujuinya.Ryder segera mengambil kunci mobil. Dia berjalan keluar dari apartemen sambil berbicara dengan nada lembut, "Jangan matikan telepon, aku akan menemanimu."Dalam perjalanan ke rumahnya, Ryder mengemudi dengan cepat.Angin malam awal musim panas bertiup di wajahnya .... Itu adalah rasa cinta.Setengah jam kemudian, sebuah Land Rovar hitam perlahan masuk ke pintu gerbang. Mobil itu berpapasan dengan Bantley hitam di luar.Ryder tidak menyadari keberadaan Jazli, tetapi Jazli melihatnya.Di malam yang sunyi, Jazli duduk di kursi pengemudi sambil merokok. Dia melihat lampu-lampu di rumah kecil itu menyala.Jazli melihat pemuda itu masuk untuk mene