Beranda / Romansa / Tuan, Biarkan Aku Pergi / 107. Ayah Masih Ingin Aku Melepaskan Lukas?

Share

107. Ayah Masih Ingin Aku Melepaskan Lukas?

Penulis: Kerry Pu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-16 22:31:11

Hidangan berjajar di atas meja, aromanya harum dan tampak lezat. Namun, penghuni kediaman Jayanta sepertinya tak berselera untuk memakannya.

Hanya dua orang yang bisa menikmati makan malam ini.

Dahayu menyuapkan makanan ke mulutnya dengan anggun setelah mendapatkan pelayanan dari Aksa.

Aksa pun tersenyum tipis, di sela suasana yang kaku ternyata istri kecilnya masih bisa menikmati makan malam dengan nikmat.

Nafsu makan istri kecilnya memang cukup bagus akhir-akhir ini.

Saat ini Dahayu juga tak segan membalas kasih sayang Aksa. Setelah tersenyum manis, tangannya bergerak menyuapkan makanan yang dia sendok pada Aksa.

Sedikit terkejut, karena ini pertama kalinya Dahayu melakukan itu di hadapan banyak mata yang menatapnya dengan dingin.

Tapi Aksa sungguh tak ingin menolak, setelah tersenyum ringan dia juga membuka mulut untuk menerima kasih sayang dari Dahayu.

Yesti pun seperti ingin melonjak, dan melempar Dahayu keluar dari jendela. Sejak awal kedatangan suami dan istri mudanya ini, sepe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   108. Wanita Cerdik

    Defgan mendengkus dingin, dan berkata, "Jangan harap aku akan membayar tuntutan 25 miliar atas pencurian formula parfum yang dilakukan Lukas!"Dahayu pun tertawa dingin mendengar ujaran ayah mertuanya. "Jika tidak membayar, bukankah itu semakin mempermalukan keluarga Jayanta sendiri? Dunia pasti akan menganggap bahwa seorang Jayanta tidak mampu membayar denda sekecil itu, memalukan!"Dua puluh lima miliar tentu saja bukan apa-apa bagi keluarga Jayanta, tapi ini bukan masalah nilai, ini adalah masalah kekesalan dan harga diri lantaran kalah dengan wanita dari kalangan rendah yang berani mendesak putra keduanya.Dahayu pun maju dua langkah dan kembali berkata, "Ayah, sesungguhnya Lukas sudah kalah telak, dia sudah mengakui di hadapan dunia bahwa dia menyebabkan aku kecelakaan dan mencuri formula milikku untuk ditiru. Video itu sampai sekarang masih beredar di internet. Berdasarkan bukti yang ada sebenarnya saat ini juga Lukas sudah bisa ditahan, tapi nyatanya tidak 'kan? Ayah tahu itu k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   109. Wanita Itu Berbahaya

    Bentakan Defgan langsung membuat Lukas lemas, ternyata dia benar-benar sudah kalah sekarang. Saat menengok ke arah Dahayu, hanya ada senyum ejekan yang sangat menyakiti harga dirinya.'Perempuan ini ... ternyata dia adalah iblis!'Sebelumnya dia mengira akan mendapatkan kabar bagus saat Defgan memanggil Dahayu ke ruang bacanya. Tapi nyatanya dia malah kehilangan kesempatan untuk menggeser jabatan CEO konsorsium Jayanta menggantikan kedudukan Aksa.Angka 1% saham di konsorsium Jayanta bukanlah hal remeh. Siapa yang rela melepaskan angka yang bisa membawa pada kemakmuran?Diam-diam sepuluh jari Lukas mengepal kuat kala menatap kepergian Dahayu yang menggandeng lengan Aksa dengan senyum kemenangan.Di taman menunju ke paviliun milik Aksa, bulan bersinar sangat terang tanpa sedikitpun gumpalan awan putih yang menodai langit malam.Dahayu sedang menghirup aroma bunga yang bermekaran kala tangan besar tiba-tiba menarik pinggang dalam pelukan.Senyum Dahayu pun melengkung samar, matanya ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   110. Ajari Aku Berenang

    Waktu terus bergulir, akhir musim semi ini seperti berjalan sangat lambat, setiap kejadian datang silih berganti dan terselesaikan dengan baik.Di bawah pohon ceri Dahayu memegang botol kosong dan meniupnya dengan perlahan.Suara merdu itu melayang di udara membawa kedamaian, setelah kesal beberapa kali meminta pada Aksa agar dia tinggal di apartemen, namun tetap tak diizinkan.Vila Seroja telah memberi kenangan pahit bagi Dahayu meski hubungannya dengan Aksa kini sudah lebih baik dari sebelumnya.Dia bisa merasakan sebagai istri sesungguhnya saat ini. Namun, satu atap dengan madunya, tentu saja memberi sesak tersendiri bagi seorang istri.Akhir pekan ini terbilang cerah, tapi tak sedikitpun mengundang Dahayu untuk ingin bepergian atau sekedar memanjakan diri melakukan perawatan di salon.Suara bagaikan seruling itu akhirnya berhenti, Dahayu menurunkan botol dan tertegun menatap kilah air kolam yang sedikit bergerak oleh tiupan angin.Air yang sangat banyak masih sangat menakutkan bag

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   111. Dahayu, Cukup!

    Buah apel yang Yesti makan pun sudah tak semanis sebelumnya. Bahkan kini berubah menjadi pahit saat melihat begitu banyak tanda cinta di tubuh Dahayu. Jelas Aksa tidak pernah membuat Dahayu menganggur setiap malam.Rasa iri dan cemburu itu membuncah, Yesti juga tidak mungkin merayu Aksa saat-saat ini, dokter sudah melarangnya berhubungan suami istri sampai kandungannya dinyatakan kuat. Aksa sendiri sudah pasti menolak jika dia merayunya.Bahkan pria itu sama sekali tak pernah menyentuhnya setelah Dahayu tiba.Yesti mengumpat berkali-kali, sembari meremas gagang pisau buah yang dia pegang.Melihat Aksa berdiri dan langsung melepaskan pakaiannya Yesti rasanya sangat ingin memeluk otot liat yang selalu tampak sempurna itu.Tapi nyatanya dia hanya bisa menelan kekecewaan kala Dahayu melakukan itu terlebih dulu. Bahkan dia bisa melihat senyum Dahayu yang sangat mengejek saat Aksa menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam kolam.'Bajingan! Ternyata pelacur itu benar-benar sengaja memamer

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   112. Diserang

    Senyum licik merekah samar, saat Yesti menunduk teraniaya. Sementara di wajah Dahayu saat ini terdapat berbagai macam hinaan dan cibiran."Aku tidak menyangka, ternyata kamu sebodoh ini, matamu juga tidak bagus untuk melihat kebenaran."Kata sarkasme ini sama sekali tak membuat wajah Aksa berubah menjadi lebih baik. Sebelumnya Dahayu memang mencoba membuat Yesti tertekan secara terang-terangan, siapa yang akan mempercayai jika Dahayu berkata dia sama sekali tak membuat Yesti celaka?"Aku bilang sudah cukup! Yesti sedang hamil, kandungannya juga lemah. Berhentilah menjadi pelacur rendahan untuk menyakitinya!"Seketika wajah Dahayu terbakar dengan kata-kata Aksa barusan, matanya memerah menunjukkan didihan air yang mulai menggenang membasahi permukaan retina."Pelacur kamu bilang?" Tatapan Dahayu lekat terarah pada Aksa dengan kata lirih yang menekan, tapi detik selanjutnya ledakan itu tak bisa dicegah. "Siapa yang membuat aku menjadi pelacur? Kalian! Kalian yang sudah merusakku menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   113. Mari Kita Jemput Dia

    Di rumah sakit, Aksa segera keluar dari bangsal tempat Yesti dirawat. Dokter sudah menyatakan bahwa perempuan itu baik-baik saja, tapi Yesti masih merengek bahwa perutnya terasa sakit. Terpaksa dokter menyarankan untuk rawat inap untuk pemeriksaan lebih lanjut.Melihat Ethan datang membawa kepanikan, Aksa pun bertanya, "Ada apa?""Tuan, nyonya kedua hilang."Senyum miring disertai dengkusan kasar Aksa terdengar, dia pun bergumam dengan suara rendah. "Akhirnya dia mendapatkan keinginannya untuk pergi dariku."Ethan terkesiap mendengar gumaman Aksa. Tapi dia tidak berani menimpali."Di mana Ketty?" tanya Aksa santai."Dia sedang dirawat, Tuan. Lukanya sangat parah."Kali ini Aksa kehilangan wajah tenangnya, kilat matanya yang tajam langsung menancap di wajah Ethan dengan berjuta pertanyaan."Ini yang ingin saya sampaikan, Tuan. Nyonya diserang, dan sekarang dia hilang."Ketenangan Aksa benar-benar sudah lenyap dari pandangan, wajah masam itu nyaris kehilangan kewarasan. "Bagaimana bisa?

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   114. Kamu Adikku

    Di tempat tidur yang sangat nyaman, perlahan Dahayu membuka mata dengan berat. Dia melihat cahaya terang yang jatuh menimpa retinanya yang belum siap, hingga mata itu kembali menyipit untuk menilik keadaan sekitar.Ruangan asing ini sudah pasti tidak dia kenal, selain itu aroma amis khas lautan tercium pekat pada indera penciumannya yang tajam. Seorang parfumer andal pasti tidak sulit untuk mengenali aroma ini.Kepalanya yang diperban masih sangat berat untuk bisa bergerak, tapi matanya mulai bisa menangkap dengan jelas beberapa wanita muda berseragam pelayan mendekat padanya."Nona sudah sadar?"Dahayu tak lantas menjawab, dia masih terlihat linglung menyesuaikan diri dengan keadaan asing ini.Tapi ingatannya tentang penyerangan mendadak itu, sedikit demi sedikit kembali pada otak Dahayu, hingga dia mulai bersikap waspada meski tubuhnya masih lemah."Cepat panggil dokter, beri tahu juga tuan muda, dia akan sangat senang melihat nona muda sudah bangun."Alis Dahayu mengernyit. 'Nona m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   115. Rasa Sakit Seperti Inikah yang Kamu rasakan Dulu?

    Lampu mercusuar berkelip kala helikopter terbang mengitari pulau dengan kastil kecil di tengahnya. Langit yang tadinya tampak kelabu kini pun menjatuhkan jutaan rintik hujan yang menghantam permukaan lautan.Sepatu boots hitam nan gagah jatuh menapak di pasir putih pada malam gelap bersama tiupan angin laut yang mencekam.Aksa bejalan cepat menembus hujan deras, langkahnya sama sekali tak terhenti ketika suara tembakan bergema di udara.Di kejauhan, dia melihat kastil kecil dengan benteng batu kokoh yang menonjol di atas bukit. Sekelompok orang dengan senjata api berjaga di sana, siap mempertahankan diri dari serangan.Suara tembakan terus berlanjut, mengiringi perjalanan Aksa yang semakin mendekat ke arah kastil.Aksa memaksa diri untuk bergerak meski basah kuyup, pikirannya hanya tertuju pada satu hal: Dahayu, istrinya yang hilang.Sejak awal dia sudah menebak bahwa Satya yang membawa Dahayu pergi, tapi tidak menyangka jika laki-laki itu akan menyembunyikan istrinya di pulau terpenc

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23

Bab terbaru

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   122. Istri Kecilku Hanya Akan Menjadi Milikku Selamanya

    Suasana pesta menjadi tidak kondusif setelah Dahayu menerima uluran tangan dari Satya. Berbagai asumsi bermunculan di benak para tamu undangan dan juga media yang saat ini menyiarkan secara langsung acara tersebut.Aksa pun tertegun, meski dia sudah mengira ini akan terjadi, tapi tetap mempengaruhi hatinya, meski wajahnya saat ini menunjukkan rona datar dan terlihat tanpa emosi.Apalagi saat melihat Dahayu Yang sepertinya tampak acuh tak acuh mengabaikan Aksa yang berdiri menatapnya.Keriuhan semakin menjadi, namun itu sama sekali tak mempengaruhi rona wajah tuan dan nyonya Mantila. Mereka masih menyambut kedatangan Dahayu yang digandeng Satya mendekat ke arah mereka."Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Tuan Aksa diam saja saat istrinya digandeng pria lain?""Entahlah, apakah direktur Dahayu memang perempuan seperti itu?""Kita lihat saja, direktur Dahayu selalu memberikan kita kejutan, mungkin ada cerita dibalik pegangan tangan tuan muda Mantila.""Benar, perempuan muda dan berbakat

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   121. Ada Apa Ini?

    Hari berlalu dengan cepat. Terangnya matahari kini telah berganti dengan keanggunan malam.Pukul tujuh malam waktu setempat, Aksa sudah duduk tenang di dalam mobil.Memandang secarik kertas perjanjian perceraian sebagai hadiah ulang tahun istri kecilnya.Aksa mendengkus samar setelah tersenyum ironi dari bibir yang manis.Mungkin baru kali ini dia memberi hadiah ulang tahun dengan menyakiti hatinya sendiri."Jalan," titahnya pada Ethan yang sejak tadi memang menunggu dia memerintah.Mobil itu sekarang sudah melaju menelusuri jalanan kota Zimo yang basah akibat guyuran hujan sepanjang sore.Dingin, layaknya hati Aksa yang melangkah untuk melepaskan peri kecil yang sempat memberi senyum hangat setelah hampir lima tahun menjadi seorang istri.Ini adalah ulang tahun istrinya, tapi digelar dia kediaman Mantila. Cukup menegaskan jika istri kecilnya telah berpaling pada hati yang lain, tapi dengan bodohnya dia malah datang untuk memberi hadiah dengan tangannya sendiri.Ramai dan sangat megah

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   120. Aku Akan Mengabulkan Keinginanmu

    Sesuai prediksi Dahayu, saat ini Yesti sudah tiba di kediaman Jayanta. Niatnya menghindari Lukas, nyatanya tak bisa terealisasi. Siapa lagi yang bisa dia mintai pertolongan selain Lukas? Adik ipar sekaligus selingkuhannya.Gegas Yesti berjalan menuju paviliun milik Lukas dan mendapati laki-laki itu tengah terbaring di kamarnya.Begitu melihat Yesti, Lukas sedikit melengos dengan senyum mencela. "Baru ingat aku, sekarang?" ucapannya sinis.Yesti pun segera tahu jika saat ini Lukas sedang marah lantaran dia tidak menanyakan kabarnya setelah Aksa menembaknya.Wanita itu langsung tahu apa yang harus dilakukan. "Lukas, aku mohon mengertilah posisiku. Kamu tahu betapa sulitnya aku agar Aksa tidak curiga. Aku sungguh sangat mengkhatirkanmu, lihat, aku langsung datang ke sini setelah Aksa pergi entah ke mana?"Lukas tahu Aksa pasti sedang mencari Dahayu. Dia sangat ingat saat saudaranya itu mengamuk lantas menembak dadanya dua hari yang lalu. Beruntung pengawal ayahnya segera membantu, jika t

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   119. Mari Kita Kejutkan Ayah Mertua

    Yesti terkesiap karena itu. Memang benar, Aksa sudah tidak mempunyai respek terhadap orang tuanya. Tidak mungkin meminta bantuan pada suaminya. Terlebih yang dianiaya adalah Dahayu, pasti suaminya tidak akan segan-segan untuk membunuh orang tuanya.Namun, mendengar Dahayu mengatakan jika Aksa tidak tahu kejadian ini, sudah pasti sekarang laki-laki itu tidak ada di kota Zimo. Melihat Dahayu berkeliaran di hotel sendirian, dia pun mulai berpikiran picik."Mungkin memang terjadi kesalahpahaman dengan orang tuaku, tapi pikirkan jika Aksa mengetahui bahwa kamu berkeliaran di hotel sendirian, Dahayu. Kamu telah membuat semua orang khawatir setelah menghilang selama satu pekan. Ternyata kamu malah ada di sini. Laki-laki mana lagi yang tengah kamu rayu setelah tahu cinta Aksa hanya untukku dan bayiku?"Lagi, Dahayu tergelak ringan mendengar desakan Yesti. Jelas perempuan itu kembali ingin mempermalukannya melihat pengunjung hotel lain sekarang tengah menonton di a

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   118. Kenapa Dahayu Ada di Sini?

    Di kota Zimo, Yesti sedang duduk manis menikmati kudapan yang baru saja disajikan para pelayan. Tapi tiba-tiba dia membanting apa yang dia pegang ke atas piring dengan kesal. Dia berdiri, lantas mematut diri di depan cermin. Tubuhnya sudah tak secantik dulu setelah perutnya mulai menggembung, lengan dan kakinya juga mulai membengkak. Benar-benar tidak sedap dipandang, menurutnya. Teringat tadi malam Aksa mengusirnya dari ruang baca dengan sangat kasar, hatinya pun menjadi sangat sedih. Dia mengira bahwa tubuhnya sudah tak menarik lagi hingga Aksa sudah tak terpikat dengan kecantikannya. Terlebih ketika ingat Ethan mengatakan bahwa Dahayu sudah ditemukan. Pikirannya pun semakin kesal membayangkan kemungkinan yang terjadi saat ini. Di kolam renang Dahayu memperlihatkan betapa indah tubuh ramping yang dia miliki beserta begitu banyak jejak cinta yang melukis tubuhnya di dekat area sensitif. Yesti mengira saat ini Dahayu pasti sedang menggoda Aksa dengan tubuh indah yang dia mili

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   117. Lukas dan Yesti Harus Hancur

    "Tuan ...." Suara Ethan yang menyapa mengundang Aksa yang baru saja membuka mata perlahan menoleh. Asistennya juga tampak buruk, ada luka lembam yang menodai wajahnya. Ketika Aksa menunduk, perban sudah membalut dadanya yang tertembak. Tapi saat menilik ruangan asing ini. Dia menghela napas kasar dan mendongak pasrah di bantalnya yang empuk. "Nyonya baru saja pergi, Tuan." Seakan tahu apa yang dipikirkan Aksa, Ethan kembali bersuara. Namun, itu justru membuat Aksa tersenyum samar. Dia tahu Dahayu tak bisa membencinya meski hatinya tersakiti. Terbukti wanita itu tak mampu menembaknya meski dia ingin. Jika bukan karena Satya, dadanya tak mungkin terluka seperti ini. Aksa tahu istri kecilnya ini mempunyai hati yang baik, dia hanya ingin hidup tenang dengan meninggalkan gelar pelakor yang selama ini terus merunjam dari segala arah. Dia lelah terus menyandang gelar menjijikkannya itu sepanjang waktu, meski bukan keinginan Dahayu untuk menjadi orang ketiga. Aksa semakin menyes

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   116. Hanya Napas Ini yang Bisa Menghentikanku

    Sama seperti halnya Aksa di masa lampau, saat ini Dahayu sangat ingin menyakiti laki-laki itu, tapi ternyata justru malah menyakiti hatinya sendiri. Tangannya mengepal kuat acap kali tendangan terus menghantam tubuh tak berdaya di bawah sana, hatinya terasa penuh oleh sesuatu yang menusuk.Namun, membiarkan Aksa menikmati kemenangannya dengan mudah juga membuat Dahayu marah. Laki-laki itu harus merasakan apa yang dia rasakan saat itu.Membohongi dan membuatnya kedinginan sepanjang malam, setelah mendapatkan pukulan berkali-kali dari dua pelayan yang menyiksanya. Itu mana mungkin Dahayu lupakan."Apa yang terjadi?" tanya Satya pelan membuat Dahayu mengembuskan napas samar, meski dia enggan menjawab pertanyaan Satya.Melihat kebisuan Dahayu, hidung Satya mengembang menghirup udara dengan emosi yang kuat. "Dia juga memperlakukanmu seperti itu?"Dahayu masih membisu, matanya terus menatap laki-laki tak berdaya di bawah sana.

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   115. Rasa Sakit Seperti Inikah yang Kamu rasakan Dulu?

    Lampu mercusuar berkelip kala helikopter terbang mengitari pulau dengan kastil kecil di tengahnya. Langit yang tadinya tampak kelabu kini pun menjatuhkan jutaan rintik hujan yang menghantam permukaan lautan.Sepatu boots hitam nan gagah jatuh menapak di pasir putih pada malam gelap bersama tiupan angin laut yang mencekam.Aksa bejalan cepat menembus hujan deras, langkahnya sama sekali tak terhenti ketika suara tembakan bergema di udara.Di kejauhan, dia melihat kastil kecil dengan benteng batu kokoh yang menonjol di atas bukit. Sekelompok orang dengan senjata api berjaga di sana, siap mempertahankan diri dari serangan.Suara tembakan terus berlanjut, mengiringi perjalanan Aksa yang semakin mendekat ke arah kastil.Aksa memaksa diri untuk bergerak meski basah kuyup, pikirannya hanya tertuju pada satu hal: Dahayu, istrinya yang hilang.Sejak awal dia sudah menebak bahwa Satya yang membawa Dahayu pergi, tapi tidak menyangka jika laki-laki itu akan menyembunyikan istrinya di pulau terpenc

  • Tuan, Biarkan Aku Pergi   114. Kamu Adikku

    Di tempat tidur yang sangat nyaman, perlahan Dahayu membuka mata dengan berat. Dia melihat cahaya terang yang jatuh menimpa retinanya yang belum siap, hingga mata itu kembali menyipit untuk menilik keadaan sekitar.Ruangan asing ini sudah pasti tidak dia kenal, selain itu aroma amis khas lautan tercium pekat pada indera penciumannya yang tajam. Seorang parfumer andal pasti tidak sulit untuk mengenali aroma ini.Kepalanya yang diperban masih sangat berat untuk bisa bergerak, tapi matanya mulai bisa menangkap dengan jelas beberapa wanita muda berseragam pelayan mendekat padanya."Nona sudah sadar?"Dahayu tak lantas menjawab, dia masih terlihat linglung menyesuaikan diri dengan keadaan asing ini.Tapi ingatannya tentang penyerangan mendadak itu, sedikit demi sedikit kembali pada otak Dahayu, hingga dia mulai bersikap waspada meski tubuhnya masih lemah."Cepat panggil dokter, beri tahu juga tuan muda, dia akan sangat senang melihat nona muda sudah bangun."Alis Dahayu mengernyit. 'Nona m

DMCA.com Protection Status