Share

Tidak biasa!

Author: Fitria Sulaeman
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pagi ini, Daren dan El sudah bersiap dengan wajah segar walau terlihat datar, ditambah setelan baju yang tidak biasa pula, baju yang jarang sekali Daren dan El pakai dikhalayak umum. 

'Sangat tampan!’ puji Zoya dalam hati, entah untuk siapa.

 Celana olahraga berwarna hitam dengan garis putih sebagai pemanisnya, membuat kaki Daren terlihat sangat jenjang, ditambah lagi dengan kaos yang berwarna senada, yang dipadupadankan dengan jaket track top berwarna sama. Membuat kesan cool serta misterius secara bersamaan ditubuh Daren.

“Apa semua barang sudah siap?” tanya Daren pada pria disamping-Nya.

“Tentu tuan! Semuanya sudah siap dan tidak ada satupun yang tertinggal!” jawab El pasti. Dengan tampilan yang tidak kalah mencuri perhatian dengan Daren, memakai pakaian yang sama, hanya saja berbeda warna. El menyukai warna putih. Segala jenis pakaian berwarna putih, El sangat menyukainya. Walaupun pakaian putih mudah sekali ter

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Menjadi pusat perhatian

    Tepat pukul 07.00 pagi, Daren dan rombongannya tiba di sebuah bukit yang letaknya tidak jauh dari kota.'Bukit yang sangat indah," puji Daren dalam hati. Mengagumi indahnya ciptaan Tuhan yang tersuguh di depan mata. 'Sungguh indah luar biasa, dan tak ada tandingannya'."Kakak, apakah kami boleh berkumpul dengan teman-teman kami?" suara indah dari pertanyaan Delia membuyarkan lamunan Daren yang tengah memuji indahnya bukit yang akan menjadi tempat perkemahan dengan kedua adiknya, zoya juga El."Bilang apa barusan?" tanya Daren yang nampaknya hanya memperhatikan suara Delia, tapi tidak mendengarnya sama sekali.

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Wajahmu berada di bawah standar!

    “Apa yang kau lakukan?" geram Daren karena Zoya menjatuhkan semua barang ditangannya."Ma-maafkan saya Tuan! Saya benar-benar tidak sengaja," ucap Zoya yang langsung berjongkok untuk mengambil semua barang yang baru saja ia jatuhkan karena keterkejutannya."Kau memang payah! Bisa-bisanya aku mendapatkan pembantu seperti dirimu," gerutu Daren yang memasang wajah seolah-olah ia sedang kesal.'Hei, aku tidak pernah memintamu untuk menjadikanku sebagai pembantumu ya? Kenapa kau berkata seolah-olah kau ini adalah seorang yang paling tidak beruntung di muka bumi ini karena mendapatkan pembantu seperti diriku!’ Zoya sebisa mungkin menjaga ucapannya agar tidak keluar dari tempatnya. Apalagi sampai terdengar oleh si pria yang menjadi sasaran gumaman nya.“Cepat bawa barangku dan letakkan dengan benar!” suruh Daren tanpa ekspresi. Namun, hatinya tertawa geli, sejak kapan mengerjai gadis i

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kopi panas tanpa gula

    “Bocah itu! Siapa tadi namanya? Yo, Yo, Iyo, Dio, Vio, ah, aku tidak peduli siapa namanya,” geram Daren, menatap punggung Zoya dan seorang pria yang sudah berjalan menjauhinya sambil bergumam, “apa yang dia lakukan pada gadis bodohku?” sambung Daren dengan rahang yang mengeras, pertanda jika dirinya sedang merasa kesal pada seseorang yang saat ini tengah merangkul Zoya dengan begitu mesranya, karena Daren melihatnya dari arah belakang. Jika saja Daren melihat ekspresi wajah Zoya dari arah depan. Daren akan melihat jika saat ini, Zoya sedang bermuka masam dan merasa tidak suka dengan apa yang Gio lakukan padanya saat ini.“Apa aku tidak salah dengar? ‘gadis bodohku?’ sejak kapan Tuan memanggil Zoya dengan sebutan ‘gadis bodohku' itu.” Seulas senyuman menghiasi bibir indah El, kala bergumam tentang kata 'gadis bodohku' yang diucapkan oleh Daren.“Apakah ini pertanda? Jika Tuan sudah m

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Dasar pendek!

    Matahari mulai meninggi. Waktu istirahat sudah berakhir. Zoya dan yang lainnya sudah bersiap di hadapan para guru pembina perkemahan dengan posisi yang berjejer rapi.“Selamat siang semuanya?” sapa salah satu dari kakak pembina perkemahan.“Selamat siang kak!” jawaban serempak dari siswa siswi SMP dan SMA peserta perkemahan.Kedua sekolah berbeda pangkat itu menyelenggarakan kegiatan yang sama. Yaitu berkemah.“Ok girls and boys. Hari ini, kita semua kedatangan tamu istimewa yang mensponsori terselenggaranya acara ini.” Senyum kakak pembina itu yang merasa sangat bangga saat hendak memperkenalkan seseorang yang mensponsori terselenggaranya acara. Dan kasak kusuk mulai terdengar dari mulut para anggota.“Ada yang mensponsori?” tanya seorang siswa heran. Ia bertanya, tapi tak ada satu pun dari mereka yang mau menjawab. Sem

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Nanti malam status saya akan berubah!

    “Perkenalkan girls,” Daren maju selangkah ke depan, memperlihatkan wajah yang semakin tampan dan mempesona saat berada dalam jarak sedekat itu dengan para siswi SMA dan SMP, “ini adalah Tuan Danendra, pemilik Atmaja Group, dia jugalah yang sudah mensponsori terselenggaranya acara yang sedang kita lakukan saat ini.” Tepuk tangan meriah meramaikan suasana yang sedari tadi memang riuh karena kasak-kusuk para siswi yang terpesona akan ketampanan seorang Danendra. “Tuan, apa Anda sudah mempunyai pasangan?” tanya seorang gadis yang berada tepat di belakang Zoya. Gadis itu bertanya seraya tersenyum manis, berharap jika yang sedang ia tanyai mengerti maksud di balik ucapannya itu. 'Dasar! Apa dia tidak tahu, pria aneh itu 'kan membenci semua wanita. Dan kamu adalah seorang wanita, kamu pasti akan ditelan bulat-bulat olehnya, karena sudah berani bertanya hal seperti itu padanya!’ gumam Zoya dalam hati. Dadanya terasa bergemuruh saat mendeng

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Mereka berdua seperti bocah!

    'Apakah dia akan mencari pasangan? Itu sebabnya statusnya akan berubah nanti malam!’ gumam seorang gadis yang tadi sempat bertanya pada Daren. 'Apakah aku sudah sangat cantik? Ah, kenapa aku harus bertanya lagi, tentu saja aku sangat cantik. Aku gadis tercantik di perkemahan ini, dan aku harus mendapatkan Tuan Danendra!’ kata Mayra sang gadis cantik nan mempesona, yang level percaya dirinya jauh di atas rata-rata. Mayra bertekad, ia akan mendapatkan seorang Danendra, bagaimanapun caranya. 'Ya Tuhan, apakah ini sebuah kode? Tuan Danendra akan mencari pasangan di tempat ini?’ salah satu gadis lainnya ikut bergumam dalam hati, dengan wajah yang tidak bisa disembunyikan, jika ia sedang senang saat membayangkan nanti malam, dirinyalah yang akan menjadi pasangan dari seorang Danendra. ‘Cih, apa-apaan mereka semua? Lihat wajah mereka. Apa mereka sedang membayangkan jika dirinya nanti malam akan menjadi pasa

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Membunuh?

    Zoya menatap dua gadis muda yang berada tepat di depannya. Tatapan serta ekspresi wajah Zoya berubah-ubah, kadang senang, kadang kesal, kadang aneh, kadang serius, dan kadang juga seperti seorang yang sedang bingung."Lia, kemari?" panggil Delina pada saudara kembarnya dengan wajah yang nampak sangat antusias.‘Eh, ada apa?’ karena penasaran, bukan hanya Delia yang datang menghampiri Delia, Zoya pun ikut serta menghampiri Delina dengan mengernyitkan keningnya.“Cepat Lia, lama sekali!” Delina sudah melambai-lambaikan tangannya dengan tidak sabar pada Delia yang berjalan gontai mendekati.‘Dasar tidak sabaran! Memangnya ada apa sih?’ gumam Zoya begitu menyelidik. Jiwa ingin tahunya meronta-ronta.“Ya Tuhan, Lina! Apa ini? Aaa...,” jerit Delia yang sudah berada di

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Hukuman!

    “Harusnya aku tidak menertawakan pria aneh itu! Peduli amat dengan dia yang takut pada hewan kaki seribu itu atau tidak!” gerutu Zoya.“Karena kau sudah berani-beraninya menertawakanku, maka kau harus aku hukum!" kata Daren dengan seringainya."Hukum?" kaget Zoya yang masih menganga."Ya, kau harus aku hukum!" jawab Daren, matanya mendelik kesal, "El, kira-kira..., Hukuman apa yang pantas untuk gadis bodoh yang sudah berani menertawakanku ini?" lanjut Daren seraya bertanya pada El."Saya tidak tahu Tuan!" jawab El enteng."Bodoh! Dasar payah! Kau sama bodohnya seperti bocah itu!"'Kenapa hanya aku yang di hukum? Bukan hanya aku yang menertawakannya 'kan? El juga menertawakanku!' batin Zoya yang merasa tidak adil."Ah, aku menemukan

Latest chapter

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kau harus membayarnya!

    Harapan dan doa yang buruk dari orang yang buruk pula hatinya, tak mampu membuat doa yang ia panjatkan menjadi kenyataan. Setelah Daren berhasil menemukan sumber air yang membuat lelah dan dahaganya seketika hilang, Daren memberikan Zoya sebuah air yang ia bawa dengan tangannya sendiri.Sedikit demi sedikit. Walau berceceran dan selalu sedikit yang tersisa untuk di berikan kepada Zoya. Namun, Daren telah berhasil membuat Zoya sadar dari pingsannya yang cukup lama.'Uhuk! Uhuk!'Suara yang keluar dari tenggorokan Zoya, membuat Daren senang bukan main. "Kau sadar, Zoya?!" tanya Daren saat Zoya terbatuk. Matanya masih belum terbuka. Namun Daren sudah tak sabar untuk mengeluarkan suara dan bertanya bagaimana keadaannya.'Uhuk! Uhuk!'Zoya masih terbatuk.Daren menepuk-nepuk punggung Zoya sambil mengelusnya perlahan. "Kau tidak apa?" tanya Daren. "Ayolah, jawab aku. Aku begitu mengkhawatirkan dirimu!" lanjutnya berucap.Perlahan-lahan, kesadaran Zoya mulai kembali. Matanya pun mulai ter

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Membuat janji

    Jatuh dan tergelincir, sudah tidak Daren rasakan lagi betapa kaget dan sakitnya seluruh badan. Demi bisa sampai ke tempat tujuan, Daren memaksakan diri menyusuri jalanan menurun yang akan membawanya ke tepian sungai."Jika bukan karena dahagaku, aku tidak akan mau berjalan sambil menggendong gadis ini. Walau dia tidak berat, tapi dia cukup menyusahkan langkahku," gerutunya setelah ia terjatuh dan bangkit lagi dengan tangannya sendiri.Daren mengeluh, ia menggerutu. Namun, hanya di mulut saja. Hatinya benar-benar ikhlas melakukan itu semua, demi dahaganya yang harus segera di aliri air, juga demi kesadaran Zoya. Tanah dan lumpur mengotori hampir seluruh tubuh Daren. Seakan tak ingin tertinggal, wajahnya pun ikut merasakan bagaimana rasanya terkena lumpur saat Daren mengusap keringat yang bercucuran dari kening hingga ke pipinya.Daren tak peduli, setelah ketemu sungai nanti, ia sudah berjanji akan membersihkan diri. "Hei, apa kau tidak kasihan padaku? Lihat aku, aku kelelahan. Aku k

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kerongkongan yang kering

    "El! El! Dimana kau? Cepat bantu aku!" teriak Daren saat ia dengan susah payah sudah berhasil melewati jurang curam yang membuat Zoya terjatuh dan tak sadarkan diri, dengan melewati dan mencari jalan lain.Tidak ada tanggapan dan jawaban dari sosok yang Daren panggil. Matahari sudah mulai meninggi, Daren mulai dehidrasi, apalagi dengan gadis yang ada di pangkuannya saat ini, sudah pasti, kondisi gadis itu jauh lebih buruk dari kondisi Daren yang masih bisa mengangkat beban tubuh Zoya. "Bertahanlah! Kau pasti bisa!" ucap Daren menyemangati Zoya yang masih tak sadarkan diri. Perjalanan cukup jauh, hingga saat ini, Daren baru menemukan jalan di mana ia dan El berpisah subuh tadi."El...." teriak Daren kembali. Kali ini, teriakannya begitu nyaring, hingga tenggorokan Daren terasa kering. "El...." Jika kali ini El tidak mendengar teriakan Daren. Maka sudahlah, jangan harapkan Daren bisa berteriak kembali, karena kerongkongannya setelah berteriak, kini terasa benar-benar kering."Ah, ten

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Dipertemukan

    "Uh..., Kalajengking sialan!" umpat Daren saat dirinya sudah berhasil menuruni tanah yang terjal tersebut. Dilihatnya tangannya sendiri yang terasa sangat perih dan gatal. Dan ternyata, tangannya membengkak dan memerah. Mungkin, itu adalah efek dari gigitan kalajengking tadi.Kembali Daren memfokuskan dirinya pada pencariannya pada Zoya yang sampai saat ini masih belum ia temukan."Zoya..." Teriak Daren begitu kencang dan menggelegar. Hingga para hewan kecil keluar dari persembunyiannya."Hei Zoya! Dimana kau gadis bodoh?" Teriaknya lagi dan masih belum mendapatkan jawaban. Lalu, pandangannya tertuju pada sesosok tubuh yang tergeletak tak berdaya dengan tubuh penuh tanah dan luka.Zoya, gadis itu terkapar diantara pohon beringin besar dan daun daun yang sudah mengering."Zoya!" Secepat kilat Daren menghampiri Zoya yang tengah terkapar tak sadarkan diri.

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Titik terang

    Doa kembali Zoya panjatkan pada Tuhan, sang pencipta alam dan segala isinya. Ia berdoa agar siapapun bisa menemukannya dengan segera. Kakinya sudah tak mampu lagi menopang tubuh, di tambah dengan tangannya yang ternyata masih mengeluarkan sisa-sisa darah dari injakan kaki Mayra tadi. "Ya Tuhan, aku mohon... Siapapun tolong aku. Aku akan menikahinya jika dia adalah seorang laki-laki. Tapi, setelah aku lulus sekolah. Dan akan aku jadikan dia saudara, jika dia adalah seorang perempuan," ujar Zoya pasrah. Gadis itu membuat janji dengan Tuhan sesuka hatinya, tanpa memikirkan bagaimana nasib kedepannya. Tentang masa depannya, tentang bagaimana menjalaninya. Akankah ada yang akan datang membantunya atau bahkan tidak. Mengingat ini adalah hutan, dan Zoya hanya sendirian di sana. "Tapi, apakah yang menolongku itu akan mau, jika yang akan dinikahinya atau di jadikan saudaranya adalah seorang gadis miskin yang waj

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Mengabulkan Doa

    "Apa kubilang El! Kau memang bodoh! Kenapa kau melarang ku menyusul mereka tadi hah!" Daren geram. Di cengkeramnya kerah baju El dengan sangat kuat, hingga buku-buku tangan Daren terlihat memutih, saking geramnya. "Maafkan saya Tuan!" tunduk El. El sama sekali tidak berani menegakkan kepalanya, apalagi menatap mata Daren, atas apa yang El katakan padanya. "Maaf kau bilang? Beraninya kau meminta maaf setelah mengabaikan perasaanku tadi," dihempaskan pula dengan kencang baju El. Pria tampan berambut hitam pekat itu seketika terbatuk, saat Daren melepaskan cengkraman tangannya. "Apa dengan meminta maaf, semua akan kembali?" Sedangkan Delia dan Delina, serta Gio dan teman sekelompoknya. Mereka semua berdiam mematung setelah menceritakan jika Zoya menghilang dan terpisah dari rombongan. Apalagi saat melihat reaksi Daren yang ternyata di luar dugaan. Sangat marah saat mengetahuinya. Mereka semua tidak ada yang bera

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Baru menyadari

    "Eh, apa ada yang melihat kak Zoya?" tanya Delia yang baru saja menyadari jika Zoya sedari tadi tidak bersamanya. Semua orang memandang ke arah Delia. Lalu saling pandang satu sama lain. "Bukankah Zoya selalu bersama Anda, Nona?" ujar Gio membalikkan pertanyaan pada Delia. Delia menggeleng, "memang! Tapi setelah teriakan itu, aku langsung berlari mengikuti kalian, dan melepaskan peganganku dari tangan kak Zoya," jawab Delia sedikit gemetar. Lalu ia alihkan pandangannya pada Delina yang nampak acuh tak acuh dengan ketidakadaannya Zoya di dalam rombongan mereka. "Kenapa kau melihatku?" tanya Delina sinis, "aku memang tidak menyukainya. Tapi aku tidak melakukan apa-apa. Aku juga tidak tahu kalau dia tidak bersama kita!" sambungnya dengan penuh penekanan. Dan Delina berkata jujur apa adanya. Tanpa ada yang dia sembunyikan. "Bagaimana ini kak Gio, kak Andi?" reng

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Keberhasilan Mayra

    Zoya berjalan mundur beberapa langkah, "jangan kau pikir aku ini bodoh Mayra! Apa yang kau rencanakan padaku hah?" tanya Zoya tanpa basa-basi. Mayra tertawa, sedang Zoya mengerutkan keningnya. "Kenapa kak? Apa kau takut kakak!" tanya Mayra dengan menekankan perkataannya. Membuat Zoya yakni jika Mayra memang sedang merencanakan sesuatu yang buruk padanya. "Ma-mau apa kau Mayra?" tanya Zoya bergetar. Mayra terus berjalan perlahan mendekatinya. Semakin dekat, dan terus mendekat. Sedangkan Zoya, gadis itu juga terus berjalan mundur menjauhi Mayra. Nyali Zoya semakin menciut kala melihat wajah Mayra yang terlihat seperti seorang pembunuh kala mengeluarkan tawanya. Walaupun Zoya tau, jika Mayra adalah adiknya sendiri. Tapi kenapa? Kenapa Mayra ingin berbuat jahat padanya? Pikir Zoya. "Ak-aku mohon Mayra! Apa yang akan kau lakukan padaku? Aku ini kakakmu, kau adikku. Kita ini bersaudara Mayra!" ujar

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Janggal

    "Kau gila El! Kenapa aku tidak boleh ikut bersama mereka hah?" ungkap Daren setelah kepergian para anggota perkemahan. "Karena mereka akan merasa tidak nyaman saat bersama Anda Tuan!" jawab El tanpa basa-basi. Tuannya itu sedari tadi terus mengomelinya karena El tidak menyarankannya untuk mengikuti mereka. "Ah!" Daren frustasi. Pria tampan penuh kharismatik itu menjambak rambutnya sendiri karena kesal dengan jawaban El. *** "Kak Zoya? Aku takut!" rengek Delia sambil menggandeng lengan Zoya erat. "Tenanglah Nona. Tidak akan ada apa-apa di sini!" ujar Zoya menenangkan. Gadis itupun akhirnya sedikit lebih tenang. Walaupun tangannya masih enggan untuk melepaskan lengan Zoya. Menempel terus seperti lem. "Delia, kenapa kau terus menempel padanya?" tanya Delina dengan nada kesal. Namun, yang di tanya terlihat enggan untuk menjawab

DMCA.com Protection Status