Beranda / Romansa / Tuan Arogan itu Mencintaiku / Sedalam Segitiga Bermuda

Share

Sedalam Segitiga Bermuda

Penulis: Fitria Sulaeman
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tepat pukul delapan malam. Mobil yang El, Zoya dan Dareen kendarai, sudah berada tepat di halaman parkir sebuah gedung mewah yang menjulang tinggi. El turun duluan dari dalam mobil, menghampiri pintu belakang mobil, dimana ada Dareen di dalamnya. El membuka pintu itu, mempersilahkan Dareen untuk keluar, dan dalam sekejap mata, Dareen keluar dari dalam mobil, dengan penampilannya yang memukau, setiap pasang mata yang memandangnya. 

Wajah datar nan dingin milik Dareen yang Dareen tunjukkan saat keluar dari dalam mobil, tak lantas membuatnya terlihat buruk dan mengurangi ketampanannya. Justru karena sikap itulah, membuat Dareen semakin terlihat tampan dan terkesan lebih terlihat misterius di pandangan setiap orang. Terutama para wanita.

'Hmm..., Tampan sekali!' seperti itu kira-kira, para tamu wanita yang melihat Dareen yang baru saja keluar dari dalam mobil.

"Anda sangat tampan Tuan!" kata El dengan pujian yang tentu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Tuduhan dan tuduhan

    Setelah kejadian beberapa menit yang lalu. Baik Zoya maupun Dareen, keduanya tidak ada yang berani mengungkit masalah yang sudah terjadi. Zoya terlalu malu dan takut yang mendominasi. Sedangkan Dareen, pria itu selalu saja menggunakan ego nya dalam setiap hal, apalagi hal yang menyangkut soal Zoya dan wanita. Karena Zoya adalah seorang wanita.Bruk!Dareen melepaskan tubuh Zoya dengan sengaja. Saat kesadarannya sudah kembali pada dirinya sendiri."Aw!" pekik Zoya yang merasakan bagian belakang tubuhnya sakit. Karena terjatuh dengan posisi terduduk, dengan tangan yang hanya bisa menahan seadanya, berat badan Zoya."Kau sengaja menabrak ku kan?" ujar Dareen dengan tuduhan yang ia layangkan, tanpa adanya bukti yang pasti.Di sela-sela rasa sakitnya, Zoya menggelengkan kepalanya cepat. Mencoba membela diri, bahwa apa yang di tuduhkan Dareen, sama sekali tidak benar adanya."Bi

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Ini bukan akhir dari segalanya kan?

    Zoya mengikuti langkah Dareen, setelah Dareen berbincang sebentar dengan pria bernama Andreas. Lalu berlalu pergi meninggalkannya yang terus saja berbicara dengan penuh kepalsuan. Dareen muak, benar-benar muak. Mendengarkan semua celotehan Andreas yang terus menerus memuji dan menyanjung dirinya bagaikan raja.Zoya berjalan, terus berjalan mengikuti Dareen, kemana pun Dareen pergi, melangkahkan kaki tiada henti, sampai Zoya pusing sendiri. Karena Dareen, terus menerus melangkah ke sana ke mari."Kau sedang mengerjaiku ya pria aneh!" tanya Zoya dalam hati."Kau tahu! Haha, harusnya kau mengatakannya langsung padaku! Jangan beraninya mengataiku dalam hatimu!"Deg!Dia tertawa? Dia tahu apa yang aku ucapkan dalam hati. Bagaimana bisa? Pikir Zoya yang kini terdiam membisu di tempatnya berada, yaitu di samping Dareen.Dareen melirik wajah Zoya sekilas, "

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Dia kekasihku

    "El..., Kemana kau? Kenapa disaat seperti ini. Kau tidak ada di sini untuk menenangkan Tuanmu ini. Aku sangat takut. Takut sekali bahkan!" gumam Zoya dalam hati. Dan rasa takutnya semakin menjadi, kala Dareen menyuruhnya untuk mendekat ke sisinya, lewat kode gerakan mata. Zoya yang tidak bisa berbuat apa pun, langsung menuruti saja, apa yang Dareen perintahkan, walau tanpa suara. Tubuh Zoya bergetar, keringat dingin sudah membasahi tangannya. Kala tangan Dareen merangkul pinggangnya dengan gerakan posesif. Seperti seorang kekasih pada pasangannya. "Diam! Dan ikuti aktingku!" bisik Dareen di telinga Zoya. Hingga Zoya diam terpaku bahkan membisu, "kalau kau sampai mengacaukan aktingku saat ini. Maka tamatlah tiwayatmu!" Deg! Apalagi ini? Zoya semakin tidak bisa berkata. Apa yang sebenarnya Dareen lakukan? Dan apa yang ia inginkan. Zoya bertanya-tanya dalam hati. Hingga pandangannya tertuju kembali pada

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kecupan tiba-tiba

    ''Apa? Kau gila ya? Kekasih apanya! Aku tidak sudi menjadi kekasih dari pria aneh seperti dirimu, yang suka seenaknya sendiri. Pria aneh yang suka sekali menindasku dengan sangat kejam." Zoya membentak Dareen dalam hati, menolak mentah-mentah segala ucapan yang Dareen katakan sebagai jawaban atas pertanyaan dari pria paruh baya dihadapannya. Dan Zoya hanya mampu mengatakannya dalam hati, sama sekali tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan semua itu langsung kepada Dareen. Apalagi di depannya berdiri dua orang asing yang sama sekali tidak Zoya kenali. Apakah mereka teman, saingan atau musuh dari seorang Dareen.Mathew membelalakkan matanya, sedikit terkejut juga bahagia, karena akhirnya, Dareen mampu melupakan Laura, mantan kekasih Dareen yang kini sudah menjadi istri sah nya, selama beberapa tahun ini "Kekasih! Waaw, seleramu sudah berubah ya?" kata Mathew dengan nada sedikit mengejek, saat Dareen mengatakan jika wanita di sebelahnya itu

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Lagi-lagi

    Zoya masih terdiam membisu, setelah Dareen mengecup pipinya secara tiba-tiba, tanpa bicara, atau pun meminta ijin terlebih dahulu. Gadis manis bernama lengkap Ananda Zoya itu, kini tengah berdiam diri di pojokan, dekat meja yang menyajikan berbagai macam makanan yang menggugah selera makan siapa saja yang memandangnya. Namun tidak bagi Ananda Zoya. Gadis itu masih terlalu shock, dengan apa yang baru saja terjadi pada pipinya beberapa waktu yang lalu. Ia juga masih tidak menyangka dengan apa yang baru saja ia ketahui, mengenai Dareen, Laura dan pria paruh baya bernama Mathew itu. 'Aaaaa..., Tidak! Ciuman pertamaku! Dasar pria aneh. Beraninya kau mengambil ciuman pertamaku. Walaupun bukan di bibir, tapi tetap saja, ini adalah ciuman pertama dari seorang pria untukku. Dan kau telah mengambilnya tanpa permisi. Kau jahat! Menyebalkan! Aku membencimu dengan seluruh napas ku Dareen Danendra Atmaja!' teriak Zoya dalam hati. Saat ia menemukan kembali kesadarannya, sete

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Menjadi keluarga bahagia

    "Maafkan aku pak tua, sepertinya istrimu itu lupa. Aku tidak pernah meminum minuman beralkohol. Aku sama sekali tidak menyukainya- - Minuman beralkohol, sangat tidak baik untuk kesehatan. Dapat menurunkan stamina seorang pria," kata Dareen dengan mengedipkan sebelah matanya, menatap Mathew, juga Laura. 'Apalagi kau sudah tua!' lanjut Dareen dalam hati.'Stamina? Apa maksudmu pria aneh?' tanya Zoya, tanpa ada yang mengetahuinya.Wajah Laura memerah, dan Mathew juga terkejut, dengan wajah yang mulai memucat. Bagaimana ia bisa melupakan, jika dirinya adalah seorang pria yang usianya sudah tak muda lagi. Ucapan Dareen barusan, benar-benar menampar harga diri, kenyataan, juga gengsinya di hadapan para wanita. Laura, juga Zoya.'Sial! Dia benar, usiaku sudah tak muda lagi. Dan stamina ku di ranjang, juga sudah melemah! Meminum minuman beralkohol, akan memperburuk keadaanku!' kepanikan Mathew akan kelanjutan hubungan rumah tang

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Mengendap-endap

    "Aaa..., Aku benci, akan ku singkirkan kau bocah!" Teriak seorang wanita cantik yang kini telah menghancurkan setiap barang yang ia temui di depan matanya.Wanita itu terlihat sangat marah, dengan derai air mata yang terus menerus mengalir di pipi mulusnya. Wajah memerah, dan deru napas yang tidak teratur, membuatnya terlihat tidak baik-baik saja. Wanita itu lalu mengambil sebuah handphone yang berada dalam tas kecil nan mewah, mengambilnya dengan tidak sabaran."Ah, menyusahkan!" ucapnya, hingga tak lama kemudian, wanita itu berhasil mengambil handphone yang sedari tadi ia cari.'Ibu!' wanita itu mendial nama ibu untuk menghubunginya.'Hallo Laura sayang!' sapa seorang wanita paruh baya dari balik panggilan telepon. Wanita paruh baya yang nama dalam panggilan telepon Laura disimpan dengan nama 'ibu' itu, begitu terdengar bersemangat, saat menjawab panggilan telepon dari Laura.

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Mencaci tapi memuji

    Lampu menyala, dan saat bola mataku mengarah pada kamarku. Aku melihat seorang wanita paruh baya yang selalu aku panggil dengan sebutan ibu, dan seorang pria paruh baya yang selama beberapa bulan ini telah mendekap di penjara.Deg!'Ibu, A-ayah!' lidahku terasa kelu, saat akan memanggil seorang pria paruh baya yang sedang berdiam diri dengan bersidekap dada itu dengan sebutan ayah. 'Bagaimana mungkin! Orang yang selalu aku panggil dengan sebutan ayah itu, sudah berada di rumah, tepat di dalam kamarku! Bukankah dia sedang mendekap di penjara? Kenapa dia sudah berada di rumah? Apakah ini sebuah mimpi? Atau hanya halusinasi? Pikirku dalam hati.Kedua orang itu menatapku dengan tatapan yang sangat sulit untuk aku artikan. Tatapan apakah itu? Aku terus bertanya-tanya dalam hati, dengan kepala yang mulai menunduk. Pertanda jika aku sudah mulai takut dengan keadaan ini. Tepatnya aku takut dengan kehadiran pria paruh baya

Bab terbaru

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kau harus membayarnya!

    Harapan dan doa yang buruk dari orang yang buruk pula hatinya, tak mampu membuat doa yang ia panjatkan menjadi kenyataan. Setelah Daren berhasil menemukan sumber air yang membuat lelah dan dahaganya seketika hilang, Daren memberikan Zoya sebuah air yang ia bawa dengan tangannya sendiri.Sedikit demi sedikit. Walau berceceran dan selalu sedikit yang tersisa untuk di berikan kepada Zoya. Namun, Daren telah berhasil membuat Zoya sadar dari pingsannya yang cukup lama.'Uhuk! Uhuk!'Suara yang keluar dari tenggorokan Zoya, membuat Daren senang bukan main. "Kau sadar, Zoya?!" tanya Daren saat Zoya terbatuk. Matanya masih belum terbuka. Namun Daren sudah tak sabar untuk mengeluarkan suara dan bertanya bagaimana keadaannya.'Uhuk! Uhuk!'Zoya masih terbatuk.Daren menepuk-nepuk punggung Zoya sambil mengelusnya perlahan. "Kau tidak apa?" tanya Daren. "Ayolah, jawab aku. Aku begitu mengkhawatirkan dirimu!" lanjutnya berucap.Perlahan-lahan, kesadaran Zoya mulai kembali. Matanya pun mulai ter

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Membuat janji

    Jatuh dan tergelincir, sudah tidak Daren rasakan lagi betapa kaget dan sakitnya seluruh badan. Demi bisa sampai ke tempat tujuan, Daren memaksakan diri menyusuri jalanan menurun yang akan membawanya ke tepian sungai."Jika bukan karena dahagaku, aku tidak akan mau berjalan sambil menggendong gadis ini. Walau dia tidak berat, tapi dia cukup menyusahkan langkahku," gerutunya setelah ia terjatuh dan bangkit lagi dengan tangannya sendiri.Daren mengeluh, ia menggerutu. Namun, hanya di mulut saja. Hatinya benar-benar ikhlas melakukan itu semua, demi dahaganya yang harus segera di aliri air, juga demi kesadaran Zoya. Tanah dan lumpur mengotori hampir seluruh tubuh Daren. Seakan tak ingin tertinggal, wajahnya pun ikut merasakan bagaimana rasanya terkena lumpur saat Daren mengusap keringat yang bercucuran dari kening hingga ke pipinya.Daren tak peduli, setelah ketemu sungai nanti, ia sudah berjanji akan membersihkan diri. "Hei, apa kau tidak kasihan padaku? Lihat aku, aku kelelahan. Aku k

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kerongkongan yang kering

    "El! El! Dimana kau? Cepat bantu aku!" teriak Daren saat ia dengan susah payah sudah berhasil melewati jurang curam yang membuat Zoya terjatuh dan tak sadarkan diri, dengan melewati dan mencari jalan lain.Tidak ada tanggapan dan jawaban dari sosok yang Daren panggil. Matahari sudah mulai meninggi, Daren mulai dehidrasi, apalagi dengan gadis yang ada di pangkuannya saat ini, sudah pasti, kondisi gadis itu jauh lebih buruk dari kondisi Daren yang masih bisa mengangkat beban tubuh Zoya. "Bertahanlah! Kau pasti bisa!" ucap Daren menyemangati Zoya yang masih tak sadarkan diri. Perjalanan cukup jauh, hingga saat ini, Daren baru menemukan jalan di mana ia dan El berpisah subuh tadi."El...." teriak Daren kembali. Kali ini, teriakannya begitu nyaring, hingga tenggorokan Daren terasa kering. "El...." Jika kali ini El tidak mendengar teriakan Daren. Maka sudahlah, jangan harapkan Daren bisa berteriak kembali, karena kerongkongannya setelah berteriak, kini terasa benar-benar kering."Ah, ten

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Dipertemukan

    "Uh..., Kalajengking sialan!" umpat Daren saat dirinya sudah berhasil menuruni tanah yang terjal tersebut. Dilihatnya tangannya sendiri yang terasa sangat perih dan gatal. Dan ternyata, tangannya membengkak dan memerah. Mungkin, itu adalah efek dari gigitan kalajengking tadi.Kembali Daren memfokuskan dirinya pada pencariannya pada Zoya yang sampai saat ini masih belum ia temukan."Zoya..." Teriak Daren begitu kencang dan menggelegar. Hingga para hewan kecil keluar dari persembunyiannya."Hei Zoya! Dimana kau gadis bodoh?" Teriaknya lagi dan masih belum mendapatkan jawaban. Lalu, pandangannya tertuju pada sesosok tubuh yang tergeletak tak berdaya dengan tubuh penuh tanah dan luka.Zoya, gadis itu terkapar diantara pohon beringin besar dan daun daun yang sudah mengering."Zoya!" Secepat kilat Daren menghampiri Zoya yang tengah terkapar tak sadarkan diri.

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Titik terang

    Doa kembali Zoya panjatkan pada Tuhan, sang pencipta alam dan segala isinya. Ia berdoa agar siapapun bisa menemukannya dengan segera. Kakinya sudah tak mampu lagi menopang tubuh, di tambah dengan tangannya yang ternyata masih mengeluarkan sisa-sisa darah dari injakan kaki Mayra tadi. "Ya Tuhan, aku mohon... Siapapun tolong aku. Aku akan menikahinya jika dia adalah seorang laki-laki. Tapi, setelah aku lulus sekolah. Dan akan aku jadikan dia saudara, jika dia adalah seorang perempuan," ujar Zoya pasrah. Gadis itu membuat janji dengan Tuhan sesuka hatinya, tanpa memikirkan bagaimana nasib kedepannya. Tentang masa depannya, tentang bagaimana menjalaninya. Akankah ada yang akan datang membantunya atau bahkan tidak. Mengingat ini adalah hutan, dan Zoya hanya sendirian di sana. "Tapi, apakah yang menolongku itu akan mau, jika yang akan dinikahinya atau di jadikan saudaranya adalah seorang gadis miskin yang waj

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Mengabulkan Doa

    "Apa kubilang El! Kau memang bodoh! Kenapa kau melarang ku menyusul mereka tadi hah!" Daren geram. Di cengkeramnya kerah baju El dengan sangat kuat, hingga buku-buku tangan Daren terlihat memutih, saking geramnya. "Maafkan saya Tuan!" tunduk El. El sama sekali tidak berani menegakkan kepalanya, apalagi menatap mata Daren, atas apa yang El katakan padanya. "Maaf kau bilang? Beraninya kau meminta maaf setelah mengabaikan perasaanku tadi," dihempaskan pula dengan kencang baju El. Pria tampan berambut hitam pekat itu seketika terbatuk, saat Daren melepaskan cengkraman tangannya. "Apa dengan meminta maaf, semua akan kembali?" Sedangkan Delia dan Delina, serta Gio dan teman sekelompoknya. Mereka semua berdiam mematung setelah menceritakan jika Zoya menghilang dan terpisah dari rombongan. Apalagi saat melihat reaksi Daren yang ternyata di luar dugaan. Sangat marah saat mengetahuinya. Mereka semua tidak ada yang bera

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Baru menyadari

    "Eh, apa ada yang melihat kak Zoya?" tanya Delia yang baru saja menyadari jika Zoya sedari tadi tidak bersamanya. Semua orang memandang ke arah Delia. Lalu saling pandang satu sama lain. "Bukankah Zoya selalu bersama Anda, Nona?" ujar Gio membalikkan pertanyaan pada Delia. Delia menggeleng, "memang! Tapi setelah teriakan itu, aku langsung berlari mengikuti kalian, dan melepaskan peganganku dari tangan kak Zoya," jawab Delia sedikit gemetar. Lalu ia alihkan pandangannya pada Delina yang nampak acuh tak acuh dengan ketidakadaannya Zoya di dalam rombongan mereka. "Kenapa kau melihatku?" tanya Delina sinis, "aku memang tidak menyukainya. Tapi aku tidak melakukan apa-apa. Aku juga tidak tahu kalau dia tidak bersama kita!" sambungnya dengan penuh penekanan. Dan Delina berkata jujur apa adanya. Tanpa ada yang dia sembunyikan. "Bagaimana ini kak Gio, kak Andi?" reng

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Keberhasilan Mayra

    Zoya berjalan mundur beberapa langkah, "jangan kau pikir aku ini bodoh Mayra! Apa yang kau rencanakan padaku hah?" tanya Zoya tanpa basa-basi. Mayra tertawa, sedang Zoya mengerutkan keningnya. "Kenapa kak? Apa kau takut kakak!" tanya Mayra dengan menekankan perkataannya. Membuat Zoya yakni jika Mayra memang sedang merencanakan sesuatu yang buruk padanya. "Ma-mau apa kau Mayra?" tanya Zoya bergetar. Mayra terus berjalan perlahan mendekatinya. Semakin dekat, dan terus mendekat. Sedangkan Zoya, gadis itu juga terus berjalan mundur menjauhi Mayra. Nyali Zoya semakin menciut kala melihat wajah Mayra yang terlihat seperti seorang pembunuh kala mengeluarkan tawanya. Walaupun Zoya tau, jika Mayra adalah adiknya sendiri. Tapi kenapa? Kenapa Mayra ingin berbuat jahat padanya? Pikir Zoya. "Ak-aku mohon Mayra! Apa yang akan kau lakukan padaku? Aku ini kakakmu, kau adikku. Kita ini bersaudara Mayra!" ujar

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Janggal

    "Kau gila El! Kenapa aku tidak boleh ikut bersama mereka hah?" ungkap Daren setelah kepergian para anggota perkemahan. "Karena mereka akan merasa tidak nyaman saat bersama Anda Tuan!" jawab El tanpa basa-basi. Tuannya itu sedari tadi terus mengomelinya karena El tidak menyarankannya untuk mengikuti mereka. "Ah!" Daren frustasi. Pria tampan penuh kharismatik itu menjambak rambutnya sendiri karena kesal dengan jawaban El. *** "Kak Zoya? Aku takut!" rengek Delia sambil menggandeng lengan Zoya erat. "Tenanglah Nona. Tidak akan ada apa-apa di sini!" ujar Zoya menenangkan. Gadis itupun akhirnya sedikit lebih tenang. Walaupun tangannya masih enggan untuk melepaskan lengan Zoya. Menempel terus seperti lem. "Delia, kenapa kau terus menempel padanya?" tanya Delina dengan nada kesal. Namun, yang di tanya terlihat enggan untuk menjawab

DMCA.com Protection Status