Share

Mabuk

Malam itu terasa semakin kabur, seperti kabut yang menyelimuti pikiran dan perasaan. Botol wine di meja kami seakan berlubang—aku sudah tidak bisa menghitung berapa kali Talitha menuangkan minuman ke gelasnya, menikmati setiap tegukan dengan tawa yang semakin lepas. Ketika makan malam selesai, ia bahkan memesan botol kedua, bersama hidangan penutup yang manis. Ada sesuatu dalam cara Talitha meneguk wine, dalam tawanya yang riang dan tingkahnya yang centil, yang membuatku merasa ada sesuatu yang lebih dalam—seperti terselip kesedihan samar di balik senyumannya.

Seperti ada kehilangan yang tak bisa dia ungkapkan, atau mungkin sesuatu yang berat di hatinya yang sedang ia coba lupakan. Aku tidak yakin apakah aku hanya berhalusinasi, tapi perasaan itu terus membayangi pikiranku sepanjang malam.

Ketika aku merasa Talitha sudah terlalu banyak minum, aku mencoba menghentikannya. "Talitha, sudah ya," kataku sambil menahan gelasnya sebelum ia sempat meneguk lagi.

Talitha tersenyum lembut, lalu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status