Tamara terkekeh mendengarnya. Termasuk Logan yang ikut tersenyum geli mendengar celotehan Thea dan Tilly.Tamara lalu membuka pintu belakang mobil dan mulai mengeluarkan container berisi masakan-masakannya serta berbagai perlengkapannya. Logan tentu saja membantu.Mereka berdua terlihat serius.Sementara Thea dan Tilly sudah bersiap untuk berpetualang sendiri di tempat itu.Tapi pandangan mereka tertuju pada dekorasi pantai yang begitu indah dan romantis yang diperuntukkan bagi mempelai pengantin.Bunga berwarna pastel yang muda dan indah bertaburan di sekeliling deretan kursi para tamu.Selain bunga ada juga balon, lalu kue dan hiasan-hiasan lampu yang cantik.Dua kembar itu terpana melihat betapa indahnya dekorasi tepian pantai untuk pernikahan,.Mereka berdecak kagum sambil bergumam, “Aku berharap nanti Mommy pun menikah di tempat seindah ini!”Tamara yang mendengarnya sontak terbatuk-batuk.Menikah?Aduuuh ... itu hal yang takkan sempat dia pikirkan.“Kau tidak apa-apa, Tamara?”
Tamara tak tahan lagi hingga dia pun berseru, “Sudah, sudah, jangan ribut lagi! Siapa juga yang mau menikah. Mami tidak ada kepikiran untuk menikah.Lagipula, siapa juga yang mau meninggalkan bibi jutek. Kalian jangan menerka-nerka tentang paman menyeramkan. Nanti malah malu-maluin.Sekarang, lebih baik kalian duduk diam di mobil sini, menunggu mommy kerja. Selesai mommy kerja nanti, kita akan makan bersama. Oke?”Bibi Beatrice akhirnya melerai mereka karena tak sanggup juga mendengar pembahasan mereka yang seperti itu.Thea dan Tilly akhirnya menunjukkan ketidak puasan mereka karena disuruh diam dengan menghela napas mereka jauh-jauh. Kedua bahu mereka pun mereka buat merosot seperti orang kehilangan daya dan asa.Di kursi, mereka berdua akhirnya duduk diam. Satu-satunya yang bisa mereka lakukan hanyalah memberengutkan wajah.me lihat itu, Tamara merasa bersalah.“Jangan terlalu menunjukkan bahwa diri kalian sedang merana, nelangsa begitu dong!”“Iya, mommy!” seru dua bocah itu deng
“Iya! Dia istrinya Trevor.”“Hm, dia ternyata cantik sekali! Pantas Trevor mu akhirnya mau menikah!”Rodrigo tertawa senang, meski dia tahu tidak seperti itu kenyataan yang terjadi pada Trevor.Tapi Rodrigo cukup senang mendapat sambutan hangat dari sahabatnya itu yang tampak bersalaman dengan Lady El.Setelah menyalami Darla, pria tua itu juga menyalami Lucas.Setelahnya, tepukan hangat mendarat di pundak Rodrigo. “Baiklah, terima kasih untuk kehadiran kalian semua. Aku sangat menghargainya.Tamu-tamu yang lain sudah berdatangan, so ... sebentar lagi acara akan dimulai. Kita lanjutkan ngobrol kita nanti, Rod.”“Tentu, Alfred. Silakan.”Suara piano yang lembut terdengar tak lama kemudian menjadi pertanda bahwa pernikahan Bryan Mandess akan segera dimulai.Sementara itu di belakang tenda, Tamara bersama tiga karyawannya, sibuk menyusun kue-kue yang telah dipesan keluarga Mandess.Logan membantu sesekali, sebisanya saja, karena pria itu pun tak terlalu mengerti seni menyusun kue agar te
“Aku mendapatkan bunga pengantin!”“Aku dapat bunga pengantin!”Kemudian tubuh Tilly yang sedang kegirangan pun berputar-putar.Gadis kecil itu tak peduli jika saat itu dia menjadi pusat perhatian para tamu.Yang ada di benaknya, mendapatkan bunga pengantin itu adalah sesuatu yang sulit dan dia sungguh beruntung bisa mendapatkannya tanpa dia bersusah payah berusaha.Sambil melompat kegirangan, Tilly juga sembari mencari Thea untuk merayakan kegembiraan bersamanya.Tapi, Thea masih berada di toilet. Belum selesai dengan urusan pribadinya.Hanya ada sepasang mata tajam Travish yang terlihat oleh Tilly saat dia meloncat-loncat kegirangan.Seperti biasa, Travish mengawasi dan seakan memberinya peringatan.Tapi kali ini Tilly kelewat girang sehingga dia tak memedulikan Travish. Biar saja dianggap norak oleh Travish. No problemo!“Aku mendapatkan bunga pengantin!” seru Tilly lagi kali ini melambaikan bunga ke arah Travish.Tanpa dia duga, di belakangnya, suara MC memanggilnya.“Ya, tampakny
Tilly sontak saja mengangguk. Dia malah senang disuruh memanggil Thea dan Travish.“Oke! Panggilkan dulu, ya!” kata paman MC.Tilly kemudian menatap paman itu sebentar. “Boleh pinjam mic nya, Paman?”“Oh, iya, ini silakan!”Paman MC mengangsurkan mic ke pada Tilly. Setelah menerima mic itu, Tilly langsung berkata dengan lantangnya.“Tes, satu, dua, tiga! THEA! TRAVISH! Ayolah maju ke depan sini! Aku ingin memperkenalkan kalian sebagai suatu kebanggaan juga sebagai saudara kembarku! Come on!”Para tamu tertawa lagi dan mereka mulai menoleh ke arah belakang, menunggu-nunggu kedatangan dua saudara kembar yang dipanggil Tilly.Tapi sosok dua bocah yang dipanggil Tilly tak kunjung terlihat.Tilly kebingungan. Dia celingak celinguk. Kemudian pintu toilet terlihat terbuka.Gegas Tilly berteriak lagi, “THEA! Ayo cepat maju ke depan. Aku dan paman MC sudah menunggumu!”Dari balik pintu toilet, Thea terkaget-kaget mendengar namanya dipanggil.Ketika dia keluar, dia melihat Tilly di depan para t
“El-May? Kenapa anak itu masih di sini? Kau mengenal anak ini?”Rosemary menatap heran pada Darla yang terlihat seperti sedang bertengkar dengan gadis kecil nan lucu itu.Namun ketika dia mendekati mereka, Darla langsung menurunkan tangannya yang berkacak pinggang dan tak lagi memelototi bocah itu.Rosemary pun menghampiri lebih dekat.“Oh, ib- ibu ... in- ini ... anak ini-” ucapnya dengan tersendat karena benaknya sibuk berpikir keras apa yang akan dia katakan pada ibunya Trevor ini.“Ini anak yang tadi mendapatkan bunga, bukan? Hai, gadis kecil!” sapa Rosemary.Detik itu juga, Darla baru terpikir, seharusnya dia tidak membiarkan Ibunya Trevor melihat Tilly. Ini berbahaya!“Oh, Ib- ibu! Mommy-nya anak ini sudah menunggunya, biar aku antarkan dulu dia ke ibunya.”Rosemary terlihat salah tingkah. Dia baru saja hendak menyapa Tilly tapi Darla sudah menarik Tilly dari hadapannya.
“Iya, begitulah, Bu.”Darla kemudian menunjukkan wajah sedih, dan mengelus perutnya. “Semoga anakku ini triplets juga. Tapi kalau pun hanya satu saja, aku tetap akan bersyukur dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang dan rasa syukur.”“Tentu saja, El. Yang ada di rahimmu adalah penerus The Kozlov. Jadi, pastilah harus kita rawat dan jaga dengan penuh syukur. Ayo, kita kembali ke Rodrigo!”Darla mengangguk senang. Akhirnya ... ibunya Trevor itu bisa menghentikan pembicaraan tentang Tilly dan mommy-nya.Betapa menjemukan pembicaraan tentang dua orang itu!Sementara itu beberapa saat sebelumnya ...Langkah Thea terhenti di sebelum dia memasuki tempat acara pernikahan. Tubuh itu mematung masih di belakang penonton saat dilihatnya Tilly sudah tak bersama Paman MC lagi.Thea jadi celingak celinguk. Ke mana Tilly? Padahal dia pun menginginkan buket bunga pernikahan itu.Tak menemukan Tilly di de
Lucas bergabung dengan anggota keluarga Kozlov di malam hari beberapa hari kemudian.Kebetulan Tomasso juga berada di sana.Begitu juga dengan Edoardo yang tiba-tiba mendapatkan kabar pembatalan kencan dari Wanita yang telah diincarnya sejak lama dan pembatalan itu terjadi di menit-menit terakhir, ada di sana dengan rasa patah hatinya. Lalu ada juga Lorenzo.Hanya Trevor yang masih tak kelihatan batang hidungnya.Ketika Lucas tiba di ruang makan, dia mendapati mereka semua, minus Trevor dan Lady El tentunya.Namun pikirannya penuh dengan Travish yang dilihatnya kemarin saat di acara pernikahan Bryan Mandess sehingga Lucas tampak penuh beban pikiran.Dia berada di Tengah-tengah mereka semua tapi seperti tidak sedang berada di sana. Hanya raganya saja, tapi pikirannya melayang jauh.Hal itu membuat Lorenzo tergugah rasa ingin tahu. Pria itu mengira Lucas sedang putus cinta lagi.“Kau kenapa, Lucas? Kau sedang putus cinta?” tanya Lorenzo setengah menahan tertawa karena mengolok olok Luc
Ketika hati Trevor geram dengan kata-kata Tilly dan Thea, pikiran Tamara malah mengembara sedikit jauh.Dia teringat beberapa kali Thea dan Tilly selalu mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki ayah.Mereka iri melihat anak-anak lain bermain bersama ayah mereka, jalan-jalan besama ayah mereka.Anak-anak yang mempunyai ayah pun memiliki rutinitas menyambut sang ayah pulang kerja.Ini adalah hal-hal yang tak pernah mereka rasakan.Yang mereka sambut sepulang kerja hanyalah dirinya, sang mommy. Tapi mereka belum pernah menyambut sang ayah.Juga ketika anak-anak lain bisa merengek minta dibelikan es krim pada ayah mereka. Beberapa kali Tamara sempat melihat tatapan anak-anaknya itu ke arah para ayah yang menggandeng tangan anak-anak mereka saat jalan-jalan, lalu membelikan es krim, dan berjongkok memberikan es krim itu keapda anaknya.Adegan seperti itu mungkin adalah adegan kecil bagi anak-anak lainnya, tapi bagi mereka, mereka sangat merindukan adegan sederhana seperti itu.Namun,
Tatapan Trevor beralih dari wajah tesoro-nya, lalu pakaian yang berjejer rapi, lalu berakhir di Tamara.Tatapannya pun berubah dari hangat ke dingin dan tajam. “Sebagai ayah mereka, aku ingin memberikan sesuatu yang berkelas. Yang elegan. Yang tidak bisa kau berikan pada mereka. Karena mereka adalah bagian dari The Kozlov. Mereka adalah Tesoro-ku.”Trevor mengangkat dagu pertanda dia sangat puas akhirnya bisa mengucapkan kata-katanya itu. Terlebih lagi saat dilihatnya wajah Tamara tampak tersinggung, hatinya dipenuhi kepuasan yang menyebar seperti partikel parfum yang disemprotkan.Trevor sampai tak menyadari bahwa lima wajah di hadapannya, termasuk Bibi Beatrice, terlihat mematung.“Aku hanya berharap kalian menerimanya dengan senang hati,” kata Trevor lagi sambil menatap wajah ketiga triplets.Seakan dia tidak pernah mengatakan kata-kata yang menyakiti hati mommy mereka.Keadaan masih sunyi berdetik-detik lamanya.Sampai kemudian, Travish yang akhirnya bicara. Suaranya datar dan ta
Mendengar celetukan sinis dari entah Thea atau Tilly, untuk pertama kalinya, senyum tipis di bibir Trevor berthan lebih lama dari seharusnya.Biar bagaimana pun karena yang mengatakan hal seperti ini adalah darah dagingnya yang masih kecil, maka bagi Trevor kata-kata itu lucu. Menggemaskan.“Aku ke sini mau menyapa kalian. Menengok kalian. Sudah lama kita tak berjumpa.”Bulu mata panjang nan lentik itu mengerjap cepat lagi.“Paman tidak salah bicara? Menengok kami? Kenapa? Untuk apa?”“Ya ... supaya kalian ... tidak marah lagi.”Entah Thea atau Tilly di depannya itu, tapi wajah itu kini memicing tak suka.Kemudian dari arah dalam terdengar suara Tamara bertanya, “Tilly ... siapa yang datang?”“Eh ... In- ini, Mommy ... ada ... err ...”Sebelah alis Trevor naik setingkat melihat Tilly yang susah payah mencari kata yang tepat untuk menyebutkan dirinya. Dan dia ingin tahu, apa yang akan disebutkan gadis kecilnya itu.“Siapa, Tilly? Kalau tidak kenal cepat tutup pintu!”“Eh, iya, Mommy. I
Trevor memelototi foto-foto itu dan nyaris meremukkan ponselnya.Dia begitu kesal dan marah.Siapa lelaki lemah- letih- lesu di dalam foto bersama Tamara ini?Mengapa lelaki itu ada bersama Tamara? Bahkan mengantar triplet ke sekolah?Sialan!Bahkan jemarinya yang gemulai singgah di pundak Tamara.Dia tak bisa menahan kemarahannya lagi.Trevor pun segera mempercepat menyusun pakaiannya dalam koper, lalu menelpon Boris agar menyewakannya kamar hotel terbaik di kota itu.Setelah itu, Trevor gegas menuju garasi mobil dan demi sampai di tempat Tamara secepat mungkin, Trevor memilih Koenigsegg Jesko Absolut.Mobil sport berdesign mewah dan elegan serta maskulin ini merupakan mobil tercepat yang mampu melaju dengan kecepatan 499km/jam.Sudah pasti niat Trevor tiba secepat kilat di tempat Tamara.Tapi begitu dia masuk, dia teringat lagi dengan pakaian-pakaian Triplet.Trevor pun mengarahkan mobil ke sebuah pusat perbelanjaan terlebih dahulu. ***Hanya butuh tiga puluh menit saja untuk
Di tempat tinggal Tamara yang baru ....“Ayo bangun! Hari ini hari pertama kalian sekolah, bukan?”Mendengar sang mommy mengatakan sekolah, Thea dan Tilly langsung membuka mata dan menegakkan tubuh.“Kami akan segera siap, Baginda Ratu Tercantik dan Terbaik Hati Sejagad Raya!” seru Thea dan Tilly bersamaan, membuat Tamara tersenyum geli melihat tingkah mereka.Travish bangun tak lama kemudian dengan kesunyian dari dirinya. Dia tak bersuara dan langsung bersiap.Tiga puluh menit kemudian, triplet sudah siap dan hanya perlu sarapan.“Ayo ini sarapan kalian. Hari ini kita akan menaiki kereta gantung untuk tiba di sekolah kalian. Jadi, kalian harus kenyang agar kuat berjalan jauh dan naik turun tangga.”“Tentu saja kami kuat, Mommy! Jangan khawatir. Anak-anak mommy ini tangguh dan energik, jadi tidak mungkin kami kelelahan hanya karena jalan jauh.”“Good! Itu yang ingin mami dengar.”Ketika mereka baru saja duduk dan hendak mulai makan, bell pintu berbunyi.“Mommy ... mungkin itu paman ba
“Pak tua, kau terlalu cemas. Tidak perlu kau pikirkan kalau masalah itu. Aku bisa mengurusnya sendiri!”Trevor jadi ketus karena selalu ditagih ayahnya.Tentu saja dia sangat berniat menjadi daddy.Dia bahkan berbunga-bunga membayangkan dirinya menjadi daddy dari tiga triplets yang sifatnya bervariatif itu.Tapi karena mereka tak mau menerimanya, Trevor merasakan hatinya perih. Bagai ada serpihan kayu tipis yang menetap di dalam daging hatinya.Tak terlihat, tapi menimbulkan perih yang teramat sangat. Bahkan bisa jadi mematikan.Trevor masih terus berusaha keras melepaskan diri rasa periih itu. Dan selama itu juga, dia sengaja tidak mencari Tamara dan Triplet.Tapi bukan berarti dia tidak khawatir akan keberadaan Tamara dan Triplet.Dia telah mengutus pasukan khusus -Ombra Nera- yang berisikan lima tentara terbaik dan terlatihnya, u ntuk mencaritahu di mana keberadaan Tamara dan triplet sekarang ini.Mereka sudah menemukan kota tempat Tamara pindah dan hanya perlu mencaritahu aparteme
Darla menangis di hadapan Rodrigo dan Rosemary. Dia menangis tersedu-sedu.Kedua orang tua Trevor itu sampai merasa bersalah dan tak tahu apa yang harus mereka lakukan.“Menantuku, jangan menangis lagi. Kami bisa memberimu uang setelah kau bercerai dengan Trevor.”Darla terdiam. Bahkan tangisnya pun terdiam. “Uang? Aku tidak ingin uang. Aku ingin pengakuan anakku. Aku istri sahnya, kenapa dia memperlakukanku seperti ini?”“Kami pun tidak mengerti. Tapi yang tadi dia katakan, bahwa kau menipunya, hal tentang apa itu?”“Eh?” Darla kembali terdiam. Dia bahkan tak sanggup menjawabnya lagi.Memang dia menipu Trevor, tapi semua itu gara-gara Vicco. Jika bukan Vicco membujuknya untuk mengakui diri sebagai Tamara, tidak mungkin dia akan berani melakukan ini semua.“It- itu ... Trevor hanya salah paham, Suocero.”“Oh, kalau begitu, aku akan mencoba bicara pada Trevor. Ya, setidaknya jika memang kau mengandung cucu kami, kami akan memastikan Trevor tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai seor
Drrrttt drrrrtttt drrrtttttPonsel Trevor bergetar-getar ketika pria itu sedang berdiri kaku menatap pepohonan pinus di sekelilingnya.Tidak ada lampu di sana.Pencahayaan hanya berdasarkan rembulan di langit.Angin dingin menusuk tapi Trevor seperti tidak bisa merasakan semua itu.Pandangannya hanya menyesapi kegelapan di sekelilingnya.Ini seperti yang terjadi 6 tahun lalu di kamar hotel. Ruangan yang temaram hanya ada aroma stroberi Tamara yang begitu membuai.Jika saat itu Tamara yang berada dalam kegelapan seperti ini, kali ini dirinya yang dikelilingi gelap malam yang pekat.Bagaimana tidak ... Tamara pergi dengan membawa triplet untuk ke dua kalinya.Semua terasa bagaikan dejavu bagi Trevor. Namun dejavu ini berupa pukulan telak.Setelah dia mengetahui bahwa triplet darah dagingnya, bahkan setelah seluruh keluarganya tahu tentang keberadaan triplet, Tamara kembali membawa triplet pergi.Pukulan kali ini menohok sampai menembus ulu hatinya.Jantung hatinya terasa robek dan berlu
“Kau masih di sini?”Rodrigo baru selesai menyantap makan malam hendak menuju toilet.Dia keluar dari ruang makan dan menemukan Trevor bersandar di pagar balkon sambil melamun.Suara ayahnya membuat Trevor menoleh.“Ya ... kenapa memangnya?”“Kenapa? Kau tidak membawa anak-anakmu kembali ke sini?”“Mereka dengan mommy mereka.”“Lalu? Kenapa kau di sini?”Trevor tidak menjawab. Dia kembali melempar pandangannya jauh ke pekarangan depan rumah.Sudah lima belas menit lamanya dia begini. Hanya melamun ditemani angin malam.“Mereka sudah lima tahun. Lima tahun lamanya aku tidak tahu mereka ada. Lima tahun lamanya aku tidak pernah muncul di hadapan mereka.Lima tahun lamanya mereka harus menjalani hari-hari mereka tanpa ayah.Sekarang aku tiba-tiba tahu dan memaksa untuk masuk dalam kehidupan mereka, tentulah mereka sulit menerimaku.Bagi mereka, aku hanyalah orang luar. Tidak berarti apa-apa untuk mereka. Apalagi Travish sangat membenciku.”Rodrigo terkejut mendengar ucapan Trevor.Baru ini