Share

Perpindahan dimensi 21+

Hubungan panas Athena dan Kail terus berlanjut.

Setelah menormalkan deru nafasnya, Kail kembali menyerang Athena.

"Enak sayang?"

Athena mengangguk lemas. Namun, mata gadis itu tak sengaja menangkap sosok Maya berdiri di depan pintu kamar.

Sebelah tangan Maya mengelus perut buncitnya, Maya terisak tak bersuara sembari menutup bibirnya. Suami yang selama ini ia bangga-banggakan ternyata berani melakukan hal hina disaat dirinya hamil tua. 

"Aku mau lagi, sayang. Setelah ini kita gak ketemu lagi selama dua bulan, hm?" Athena bergelanyut manja di leher Kail.

Kail jelas semakin semangat menyerangnya. 

Tak tahu saja pria itu bila Athena sengaja memperlihatkan semua itu pada Maya.

Athena ingin membuktikan bahwa Kail bukanlah pria baik seperti yang wanita itu pikiran. 

"Aku sayang kamu, Athena," Kail berbisik lembut di telinga Athena.

Mendengar ucapan Kail membuat Athena tersenyum miring, ia sontak melirik Maya yang masih berdiri dengan pandangan tak percaya di depan pintu kamar yang terbuka.

Namun kelopak mata Athena dibuat membulat ketika baru menyadari sosok Gena yang berdiri tepat di belakang punggung Maya. Gena bahkan menepak jidat ketika Athena baru menyadari keberadaannya. Bibir Gena bergerak komat-kamit menceramahi Athena tanpa suara, telunjuknya bahkan bergerak seolah ingin mencongkel sahabatnya itu.

Tentu saja Gena tidak akan pergi begitu saja, ia tau pertempuran sengit akan segera terjadi. Gena harus siap siaga di sekitaran Maya, ia takut wanita itu akan melukai Athena terlebih lagi sebuah pisau terlihat menyempil di tas yang wanita itu bawa. Athena tidak boleh terluka, gadis itu perlu menyelesaikan masalah yang telah ia buat di masa lalu.

"Kenapa, sayang?" ujar Kail, ia sontak menoleh ke arah pandang Athena.

Athena menggigit bibir bawahnya, takut jika Kail lebih memilih istrinya yang sedang hamil.

Itu tidak boleh terjadi, Athena belum sempat meminta uang tambahan untuk bulan ini dari Kail. Pria itu kembali menatap Athena, suara helaan nafas sempat Athena dengar ketika Kail melihat wajah Maya yang pucat pasi.

"Aku keluarin dulu ya? Kita selesaiin masalah ini dulu." Kail mengelus helai rambut Athena merasa bersalah karena tak menambah ronde lagi seperti permintaan kekasihnya itu.

"Hm, iya gak papa." Athena menjawab seadanya, ia memberi tatapan memelas pada Kail seolah tengah meminta perlindungan.

Hanya saja, saat Kail lengah Maya terlihat berjalan gesit sembari meraih pisau di tasnya, ia lantas mengarahkan pisau itu tepat di dada Athena namun Gena dengan kecepatan kilat menarik lengan Maya dan melempar jauh pisau itu.

Srak!

"Maya!" teriak Kail mencengram dagu wanita itu. "Jangan bodoh! Kamu mau masuk penjara hah?!"

"Lepasin Mas! Aku mau bunuh perempuan sialan itu! Dia udah ngerusak rumah tangga kita, Mas!" Maya berusaha melepaskan diri dari Kail. Athena meringsut dengan wajah ketakutan dipelukan Kail.

"Sayang, hiks," Athena terisak, air matanya bahkan sudah membanjiri pipinya.

Kail menunduk lalu mengecup kening Athena. "Maafin aku ya? Aku urus Maya dulu, aku gak mau dia celakain kamu, jangan takut okey?" Athena mengangguk patuh, Gena hanya bisa menenangkan Athena yang hanya pura-pura takut dan sedih.

"Mas! Kamu apaan sih hah! Aku istri kamu!"

"Udah diem!" Kail memasang baju mandi, meraih kunci mobilnya kemudian membawa Maya keluar dari kamar itu.

Setelah mereka berdua pergi jauh barulah Athena merasa lega. Ternyata dosen itu benar-benar jatuh cinta pada dirinya. Huh! Syukurlah, uang akan tetap mengalir di rekeningnya.

"Untung gue kagak mati, Nyet." Athena melirik Gena. Ketika pandangan mereka bertemu, kedua sahabat itu sontak tertawa puas. Tawa mereka bahkan mengundang orang yang lewat melirik ke dalam kamar yang tidak tertutup. Pelayan laki-laki yang melirik seolah tak ingin melepas pandang dari tubuh putih mulus, dan buah dada bulat Athena. Yah gadis itu masih berdiri tanpa sehelai pakaian.

Kejadian seperti ini pernah terjadi sebelumnya, ketika Gena tertangkap basah sedang mencumbu suami orang di sebuah club, untungnya wajah cantik bagai tak berdosa menjadi tameng kuat bagi kedua sahabat itu. Anjing emang pelakor laknat.

"Lo harus inget semua yang udah gue ceritain okey? Jangan sampai lo gegabah nanti!" ujar Gena dengan raut khawatirnya.

Athena menghela nafas, " Ge, lo kenapa sih? Jangan kebanyakan nonton drama disney-"

Gena memotong, "Liat ini, cincin lo udah nyala. Itu artinya, jiwa lo udah dipanggil. Dynami udah nemuin raga lo yang terdampar di dunia ini."

Athena menatap dalam bola mata Gena, tidak ada satu pun kebohongan dari pancaran mata itu, terlebih lagi ucapan Gena memang benar, cincin permata merah yang melingkar di jari manisnya memancarkan cahaya merah kehitaman.

"Tapi, Dynami belum nemuin gue. Mungkin karena gak ada satu pun kekuatan yang tersisa di tubuh gue. Jadi lo harus temuin semua kekuatan lo, supaya bisa bawa gue balik ke sana. Sihir gue terkumpul di sana, Athena, sumpah gue pengen balik. Gue kangen, pengen ngebantai orang lagi." Gena menjelaskan penjang lebar. Ia khawatir Athena tetap tidak mempercayai ucapannya. Ia merindukan setiap moment di mana orang-orang berlari ketakutan ketika ia dan Athena muncul.

Beberapa detik berlalu Athena merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya, buru-buru ia melirik ke arah kaki jenjangnya, mencari sesuatu yang membuat bagian bawah tubuhnya terasa dingin.

"Gena, kaki gue!!" Athena memekik histeris, Gena sontak menoleh dan mendapati kaki Athena yang mulai terlihat teransparan.

"Akhirnya! Athena, lo cuma perlu ingat semua yang pernah gue ceritain okey!" Gena memeluk Athena. Sungguh Gena tidak sabar bertemu dengan ibunya di dunia itu. Ia harap kerajaannya baik-baik saja dan semoga Athena berhasil dengan cepat.

"Gue harus ngapain, Gen?!" Kesal Athena. Perasaannya campur aduk. Sungguh Athena kehabisan akal, kenapa bisa seperti ini? Apa mereka berdua sudah gila? Kenapa tubuhnya transparan?

"Pakai baju dululah! Ya kali lo telanjang bulat." Gena berlari kecil mengambil satu persatu pakaian Athena yang berhamburan di lantai. Namun saat dia berbalik, tubuh Athena sudah menghilang dari pandangannya.

"Heh, main cabut aja lo. Semoga lo gak muncul di kerumunan orang." Gena mendelik, merasa salah berdoa. "Gak deh. Semoga lo gak langsung ngelakuin hal aneh."

Yah semoga saja, Athena mendapat pakaian terlebih dahulu sebelum tubuh mulusnya dilihat oleh seseorang. Gena lantas mengemas barang-barang Athena kemudian kembali ke apartemennya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status