***
"Sial!"Athena mengelus dada, tidak masalah walaupun kamar itu diberikan pada Eirene setidaknya Ares tidak mengusirnya dari istana.
Dan meskipun tidur di kamar pelayan dengan sepuluh orang di dalamnya, Athena tidak keberatan. Ini masih permulaan, ia akan merebut Ares beserta harta tahtanya, yah Athena harus bertahan demi hal itu. Afiara merupakan pelayan pribadi Athena di kehidupan sebelumnya. Gadis berkulit sawo matang itu sangat bahagia ketika melihat kedatangan Athena, ia bahkan menangis sesegukan sembari memeluknya. Tapi kini ia menekuk wajah malu setelah mendengar perbincangan Athena dan teman-temannya. "Kalian harus mencobanya, jangan sampai kalian jadi perawan tua! Bukankah disini banyak penjaga? Mereka memiliki tubuh yang kekar, seret saja mereka, jika tidak mau katakan mereka akan dihukum jika berani menolak seorang wanita!" Athena dengan bangga memberikan pelajaran berharga bagi teman-teman kamarnya. Awalnya mereka takut saat mendengar kedatangan Athena, namun setelah berjam-jam gadis itu berbicara dan bercanda, Athena berhasil membuat mereka merasa nyaman dengan keberadaannya. Lagi pula saat ini Athena tidak memiliki kekuatan yang bisa membunuh bukan. "Aku tidak berani tapi aku juga ingin menyatakan perasaanku dan membawanya ke atas ranjang," Selly menyematkan kepalan tangannya. "Kau harus berani! Ingat hidup hanya sekali-" Rose memotong, "tapi kau hidup dua kali." Athena berdecak pinggang, "itu beda cerita. Kalian benar-benar bodoh, membawa laki-laki ke ranjang saja tidak berani! Kalian tau? Aku sering membawa suami orang ke atas ranjang! Ayolah gunakan daya tarik kalian, goda saja sampai tegang! Kalian hanya perlu mengangkang," "Athena, tidak baik membicarakan hal seperti itu." Alisa mengecilkan suara. Athena meminta mereka untuk memanggilnya dengan nama saja lagi pula mereka juga teman sekamar. Yah walaupun awalnya mareka sedikit ragu. "Ini bukan zaman purba lagi! Berhubungan intim adalah kebutuhan setiap makhluk hidup." Afiara memijit pelipisnya, sedari tadi ia hanya menjadi pendengar. Rasanya sangat memalukan jika ia sampai ikut membicarakan hal jorok seperti itu. "Baiklah sekarang sudah waktunya bekerja, siapkan makan malam. Jangan sampai kalian terlambat karena membicarakan hal seperti itu." Athena mengangguk, ini waktunya menarik pelatuk. Malam ini Athena akan membuat makanan spesial untuk Ares, Athena sangat pandai memasak makanan luar negeri dan untuk kali ini sepertinya ia akan membuat pizza. Setelah beres dengan masakannya Athena diberengi beberapa pelayan lainnya membawa makanan itu ke ruang makan. Afiara menolak ide yang diberikan Athena, ia tidak mau Ares tersinggung karena makanan aneh yang dihidangkan Athena. Namun ia tidak punya kuasa untuk menentang keinginan gadis itu. Sepanjang perjalanan Athena selalu takjub melihat kemewahan istana itu. Ia semakin tidak sabaran untuk segera menguasai tempat ini. Ares dan Eirene duduk berhadapan di meja makan berlapis kristal, Eirene tersenyum hangat menatap Athena. Sedangkan pria itu tak acuh dengan keberadaan Athena yang menghidangkan makan malam untuknya. Tidak ada raut keberatan di wajah gadis itu, dia seakan senang menjalani perannya sebagai pelayan. "Makanan apa ini?" Tanya Ares, ia menatap Afiara, kepala pelayan istana. "Itu pizza, makanan di daerahku. Coba saja kau pasti suka." Athena tersenyum manis, menjadi istri yang baik ternyata tidak sesulit yang ia pikirkan. Prankk Senyum Athena luntur ketika Ares dengan sengaja menjatuhkan pizza yang ia buat. Athena meremas pakaiannya menatap Ares tajam. Ia membenci orang-orang yang membuang makanan seperti itu, apalagi makanan yang ia buat dengan susah payah. "Bereskan, lain kali jangan membuat makanan yang tidak ku sukai." Tatapan Ares beralih pada Athena, ia menatap bola mata gadis itu sembari membisikkan sesuatu di dalam hati. Athena berusaha sabar, ia berjongkok memungut pizza yang dibuang Ares. Namun sebelum ia menyentuhnya Ares lebih dulu menendang piring pizza itu. Athena sontak berdiri, kesabaran setipis tisu miliknya tak bisa ia kendalikan lagi. Athena lantas menggebrak meja lalu menumpah segelas air pada makanan yang disiapkan koki istana. "Aku susah payah membuatnya lalu dengan entengnya kau menginjak makanan yang telah kubuat? Kau pikir dirimu Raja?!" Athena merapikan bajunya merasa salah bicara. Athena berusaha menetralkan emosinya. "Kau memang Raja, tapi kau pun tidak pantas merendahkanku!" Athena memandang para pelayan yang kebingungan menatapnya. "Apa kalian sudah terbiasa di tindas oleh Raja bajingan ini? Dasar brengsek! Ku tantang kau di ranjang!" Athena berbalik kemudian berjalan meninggalkan ruang makan. Tidak perduli dengan tatapan aneh penghuni istana, ia memilih untuk pergi daripada kelepasan menampar adik kecil milik Ares. Namun langkahnya dihentikan oleh panggilan Ares. "Kau tidak boleh pergi sebelum diperintahkan." Ares yang sedari tadi hanya mendengar ocehan Athena sembari memakan pizza membuka suara. Athena berdecak kesal, "aku memang pelayan tapi tugasku hanya untuk melayanimu di atas ranjang!" Athena kembali melangkah dengan bibir yang terus mengoceh di sepanjang perjalanan. Suara Athena menggema di ruangan. Mereka yang mendengarnya sontak menganga syok dan malu. Penyihir dingin dengan beribu martabat membicarakan hal intim di depan banyak orang. Eirene menatap Ares. "Apa yang terjadi dengan Athena?" Tanya gadis itu kebingungan namun tetap anggun dengan mahkota permata merah di kepalanya. "Aku memberinya sedikit ilusi," pangkas Ares tak ingin memberi penjelasan lebih. Eirene mengangguk paham. "Sepertinya Athena memang tidak mengingat apapun, dia bahkan tidak bisa membedakan ilusi. Padahal dia sendiri yang menciptakan dunia ilusi saat kedua orang tuanya meninggal." Ares tak merespon, ia menghabiskan pizza Athena hingga tak tersisa. Ares tidak ingin membaginya dengan siapapun begitu pula dengan bagian pizza yang gosong, Ares memakan semuanya bak sedang kelaparan. Setelah selesai Ares keluar dari ruang makan menuju tempat pribadinya. Athena sudah jauh berbeda, di kehidupan sebelumnya gadis itu tidak pernah membuka suara dan mengeluarkan emosinya kecuali saat sedang membaca mantra maupun saat membahas sihir ciptaannya tapi kini ia bahkan tidak bisa membedakan ilusi sekecil itu. Athena menyelimuti diri dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dari tadi gadis itu mendumel karena emosi yang tak kunjung mereda, padahal seharusnya saat ini Athena menjalankan rencananya untuk naik ke ranjang Ares dan membuat adik kesayangannya mengeras sekalian mencairkan hati iblis yang sudah menghina pizza buatannya. Athena membuang selimutnya sembarangan membuat para pelayan lain sontak memasang kuda-kuda takut Athena mengeluarkan sihirnya. "Sial! Aku tidak bisa tidur di atas ranjang buluk, lapuk tak terurus seperti ini!" Geram Athena membuat yang lain menutup telinga karena suara cempreng Athena hampir menghancurkan gendang telinga. Athena menatap pelayan pribadinya. "Afiara! Bisakah kau mengantarku ke kamar Ares? Aku akan membuatnya mendesah hingga seluruh penjuru istana mendengarnya." "Tentu saja," jawab Afiara dengan segera, ia tidak ingin Athena mengatakan hal yang lebih vulgar lagi. Bisa-bisa teman kamarnya akan terkena virus mesum. Afiara menarik lengan Athena keluar dari kamar. Sungguh ia tak tahan mendengar perkataan Athea. Jangan sampai harga dirinya sebagai pelayan pribadi hancur karena majikannya sendiri. Afiara mengantar Athena ke lorong kamar Ares. Para pelayan mengatakan bahwa hubungan Ares dan Eirene hanya sebuah formalitas. Selama ini mereka sekedar menjalankan peran sebagai Raja dan Ratu. Jarak kamar mereka terpisah jauh. Bahkan penghuni istana jarang mendengar mereka berbincang satu sama lain. Apalagi Ares sibuk memperkuat elemen dan sihirnya hingga mereka benar-benar terlihat seperti orang asing yang tinggal dalam satu rumah. "Sebaiknya-" "Ssttt! Nanti Ares mendengar ucapanmu, dia punya sihir bukan? Telinganya pasti bisa membesar seperti gajah dan mendengar ucapan mesummu." Athena berbisik kecil berencana untuk mengagetkan pria itu. "Bukannya kau yang-" "Diamlah Afiara, tinggalkan aku." Afiara tersenyum pasrah, ia meninggalkan Athena yang masih berdiri di depan pintu kamar Ares. Lain kali ia tidak akan menasehati Athena lagi."Tunngu. Bukankah mengangkang adalah tugas seorang istri?" batin Athena.
Sebuah ide muncul di kepalanya.
Klak!Ares membukakan pintu untuk Athena namun pria itu enggan mengeluarkan suara, ia duduk membelakangi Athena di meja kerjanya. Malam sudah larut sedangkan Athena dan Ares masih sibuk dengan pikiran masing-masing.Ares yang dari tadi tidak mencoba untuk melirik Athena kini menoleh untuk melihat aktivitas istrinya.Gadis itu bernafas dengan tenang, dia benar-benar tertidur. Pakaian Athena sedikit terbuka memamerkan kulit mulusnya, awalnya Athena ingin menggoda Ares hingga merobek kecil pakaian atasnya.Tidur terlentang dengan pakaian terbuka tentu akan menarik pergantian Ares. Namun sedari tadi Athena berdehem bahkan sampai batuk parah, Ares tidak menoleh sedikit pun.Terkedung tubuh sudah menempel di kasur membuat Athena terbawa ke alam mimpi. Ditambah kasur yang Athena tiduri sangat empuk dan nyaman, ia jadi keberatan untuk bangun dan menempeli suaminya itu."Athena." Ares menyebut nama istrinya. Ia mengelus rambut Athena lembut, Ares tidak bisa membiarkan gadis itu mendapat hukuma
Sebelum kemunculan Athena, puluhan gadis lahir dengan wajah yang mirip sepertinya, mereka semua mati di tangan Ares. Pria itu membunuh mereka supaya kekuatan miliknya bertambah dengan mengambil sedikit sihir Athena di dalam tubuh para gadis itu.Ares juga sadar dengan fakta bahwa Athena sengaja mengirim sihirnya ke rahim para wanita agar anak mereka menjadi tumbal penderitaan.Tangan Ares tak pernah gentar melayangkan pedang ke leher mereka. Baginya Athena hanya jembatan untuk mencapai titik kekuatan leluhurnya.Tidak lebih, bahkan Ares tidak memperdulikan perselingkuhan Athena dan Zeon. Ia membutuhkan Athena untuk membantunya menemukan elemen tersembunyi di dalam darahnya.Untuk menghidupkan kekuatan leluhurnya Ares membutuhkan seorang penyihir yang telah membunuh lebih dari 50 ribu nyawa. Dan hanya Athena yang telah sampai di level itu.Ares pura-pura jatuh cinta pada Athena, ia tau tujuan Athena mendekati dirinya. Ares juga tau bahwa Zeon adalah kekasih Athena saat itu. Mungkin men
Athena menelisik setiap benda di dalam kamar Ares. Sejak pagi buta ia sibuk mengagumi dan memeluk barang antik yang terbuat dari emas dan kristal yang menyilaukan mata.Saat Athena tertidur, Ares sengaja meletakkan semua benda berkekuatan sihir di kamarnya untuk menarik Athena mengingat sihirnya. Tapi Athena yang sekarang sudah berbeda, otaknya sudah dicuci oleh kilauan harta dan permata.Selain sibuk mengamati perhiasan yang tak lama lagi akan menjadi miliknya Athena mengingat wanita yang memegang tahta Ratu. Ini waktunya beraksi menyadarkan Eirene bahwa kerajaan Aizro beserta isinya adalah milik Athena seorang.Athena membawa belasan pelayan dan juga prajurit di belakangnya menuju kamar yang seharusnya ia tempati.Tanpa mengetuk Athena membuka pintu kamar itu menggunakan sihir kecil yang berhasil ia kuasai beberapa hari lalu. Hal itu membuat dua wanita di dalam sana terkejut lantas berdiri menyambut kedatangan Athena.Tak sepantasnya Athena bersikap tak sopan pada seorang Ratu, namu
Setelah berulah di kamar Eirene kini waktunya untuk mencari makanan lezat. Hidup istana Aizro jauh berbeda dari dunia yang menjadikan uang sebagai kunci kuasa. Seperti kata seorang penyanyi yang menjadi idola Athena. 'Lo punya uang lo punya kuasa'.Kebanyakan pria jelek adalah orang kaya hingga Athena jarang sekali menemukan target yang memiliki wajah rupawan.Sedangkan di kerajaan Aizro ini, penjaga dan prajuritnya tak kalah tampan dari artis spanyol objek haluan Athena. Kemungkinan wajah menawan merupakan syarat utama untuk menjadi prajurit di sini.Setelah lama bergulat dengan gunting dan jarum akhirnya gaun favorit Athena terbentuk sempurna.Gaun yang disediakan untuknya terlalu anggun dan tertutup sedangkan Athena membutuhkan pakaian minim yang bisa membuat para pria melotot melihat kesempurnaan payudara dan bokongnya."Afiara, apakah seragam penjaga di sini bisa diganti?" Tanya Athena saat sedang mengganti pakaiannya.Dayang itu menggulum bibir hampir menyumpahi penyihir hitam d
Athena menghirup udara segar di halaman belakang istana. Ia sangat menyukai taman ini karena begitu luas dan para pelayan jarang melewatinya hingga terkesan tenang dan sunyi.Hanya suara dedaunan saja yang mampu terdengar. Di balik pepohonan besar yang tak jauh dari tempat Athena berdiri, ia melihat sebuah kain yang digerakkan oleh angin pagi.Gadis itu lantas mendekat dan mendapati sosok Talus yang terduduk di tanah sembari meringis penuh luka di sekujur tubuhnya."Talus, apa yang telah terjadi padamu?" Tanya Athena ngeri melihat luka dan darah segar yang masih mengalir di tubuh laki-laki itu.Talus menunduk, ia bahkan tak berani menatap punggung kaki Athena. "Aku pantas mendapatkannya setelah bersikap lancang di ruang temu, Ratu. Maafkan aku, Ratu. Aku tidak pernah berniat untuk menggodamu apalagi sampai berniat menyentuhmu. Aku benar-benar tidak tau mengapa pakaianku bisa menghilang waktu itu."Tangan Athena bergerak menutup bibirnya yang terbuka. Lantas apakah benar Ares menghukum
Hai adik." Athena duduk di ranjang Eirene sembari tersenyum."Hai juga Athena," Eirene membalas. Gadis itu sedikit terkejut karena kemunculan mendadak Athena di kamarnya. Yah seperti biasa, Athena selalu bersikap selayaknya pemilik istana."Turun saja dari tahtamu. Lagi pula Ares tidak pernah perduli padamu bukan? Jadi untuk apa kau mempertahankan pernikahan kalian, hah? Untuk apa?" Athena dengan lancang mendorong bahu Eirene.Anjali langsung siap berdiri menghalangi Athena selayaknya perisai bagi majikannya. Anjali tidak perduli nyawa, lagi pula kekuatan Athena tidak sekuat dulu lagi.Athena menggeram kesal melihat kesetiaan Anjali, gadis itu lantas mengeluarkan api dari telapak tangannya kemudian mendorong Anjali.Eirene terpekik kaget, untungnya tubuh dan pakaian Anjali tidak terbakar oleh sihir Athena. Suasana mendadak berubah, para pelayan di dalam kamar sontak bersujud pada Athena.Tubuh mereka bergetar takut, kebengisan Athena terlintas di ingatan hingga tak satupun berani mend
Tangan Athena meremas bantal, gadis itu tidur telungkup dengan otak yang tidak hentinya berfikir. Ia sedikit kecewa lantaran Ares tidak mendukungnya malah memojokkan Athena di depan Eirene serta para dayang istana.Afiara tidur di samping Athena, ie merasa sedikit bersalah karena telah melukai pelayan pribadinya tetapi ia tidak murni bersalah, Athena juga tidak tau mengapa kekuatan itu keluar dari dalam dirinya.Walaupun begitu ia tetap ogah meminta maaf, meskipun sihir itu berasal darinya tetapi Athena tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan tersebut. Ah sudahlah, sekarang Athena harus memikirkan cara untuk memenangkan hati Ares dan menyingkirkan Eirene dari kerajaan ini.Athena berlahan-lahan bangkit, mengumpulkan energinya kemudian menahan nyeri akibat luka di tubuh bagian belakangnya."Jadi lonte aja daripada punya suami modelan taik." Athena tak hentinya mengumpat, bayangkan saja Ares melarang tabib mengobati luka di tubuhnya bahkan ia melarang para dayang membawakan obat untu
Athena berjalan menuju lemari pakaian, ia mengambil gaun mewah beserta perhiasan berlian. Ia memakai semua permata yang mencolok, Athena melakukannya demi menguatkan hati bahwa tujuannya hanya untuk menguasai kerajaan Aizro, menepis semua perasaan kepemilikan terhadap Ares."Athena," Afiara menghentikan langkah gadis itu. "Menangis bukan dirimu. Aku tidak suka melihat penyihir hitam menangis hanya karena seorang laki-laki."Athena tersenyum mendengar ucapan Afiara. Ia kemudian berjalan melalui lorong-lorong istana, penampilan Athena mengundang banyak mata memandangnya.Pakaian ini akan memberitahu Ares dan seluruh penjuru kerajaan bahwa Athena tidak lemah hanya karena suaminya bercinta dengan wanita lain. Tak bisa dipungkiri jika berita Ares dan Eirene sudah menyebar ke semua telinga.Dagu Athena terangkat ke atas ketika Ares dan Eirene berpapasan dengannya. Walaupun sudah menguatkan hati, Athena tetap enggan menarik bibir untuk memberikan senyum manis pada dua pasangan di depannya.A
Di tempat lain Athena terlonjak sembari menetralkan pernafasannya. Ia melirik sekitar berusaha mengenali apertemen yang sudah lama ia tinggalkan. Senyum di bibir ranum itu mengembang sempurna setelah menyadari bahwa ia masih hidup dan bernafas dengan baik. Athena lantas berlarian mencari keberadaan Gena yang sudah lama ia rindukan."Gena! Monyet lo dimana!" Athena tertawa girang, ia seolah telah masuk ke sebuah film dan menjalani perannya sebagai seorang istri lalu kembali ke dunianya setalah menyelesaikan tugas. Oh bahagianya."Athena?" Bibir Gena terbuka lebar melihat penampilan mewah Athena, kalung berlian yang terpatri di lehernya beserta mahkota yang tak kalah menyilaukan."Akhirnya gue balik! Gue kangen lo Gena!" Athena memeluk Gena dengan erat, mereka loncat-loncat selayaknya gadis pada umumnya."Lo berhasil? Astaga salam hormat Ratu! Sudah lama kita tidak berjumpa," tawa mereka meledak heboh, Athena menoel kepala Gena mendengar penuturan sahabatnya itu."Jangan alay bangke." T
Seorang penjaga terkejut melihat tubuh Athena mengapung di permukaan danau. Pria itu lantas berteriak memanggil-manggil rekannya yang lain."Cepat beritau Raja!" Ucapnya pada salah satu penjaga setelah mengangkat tubuh pucat pasi Athena.Afiara yang tengah lewat mencari keberadaan Athena sontak berlari lemas ke arah gadis itu. Wajah pucat, bibir membiru dan tubuh lemas Athena terpampang di depannya.Afiara tidak bisa merasakan detak jantung maupun nafas Athena, ia lantas memeluk tubuh gadis itu menangis dengan isakan pilu. Ia pernah menyaksikan kematian Athena di masa lalu dan sekarang mayat Athena berada di dekapannya."Ratu bangunlah! Aku mohon jangan tinggalkan aku lagi, Ratu!" Afiara mengguncang tubuh Athena.Di sela itu Ares muncul melalui asap hitam, jantungnya berdebar lebih cepat melihat tubuh tak bernyawa Athena. Ares segera merebut Athena dari dekapan Afiara, ia membopong tubuh Athena menuju kamarnya.Ares mengumpulkan Talus, Nefli, dan beberapa penyihir lain yang memiliki k
Athena berjalan menuju lemari pakaian, ia mengambil gaun mewah beserta perhiasan berlian. Ia memakai semua permata yang mencolok, Athena melakukannya demi menguatkan hati bahwa tujuannya hanya untuk menguasai kerajaan Aizro, menepis semua perasaan kepemilikan terhadap Ares."Athena," Afiara menghentikan langkah gadis itu. "Menangis bukan dirimu. Aku tidak suka melihat penyihir hitam menangis hanya karena seorang laki-laki."Athena tersenyum mendengar ucapan Afiara. Ia kemudian berjalan melalui lorong-lorong istana, penampilan Athena mengundang banyak mata memandangnya.Pakaian ini akan memberitahu Ares dan seluruh penjuru kerajaan bahwa Athena tidak lemah hanya karena suaminya bercinta dengan wanita lain. Tak bisa dipungkiri jika berita Ares dan Eirene sudah menyebar ke semua telinga.Dagu Athena terangkat ke atas ketika Ares dan Eirene berpapasan dengannya. Walaupun sudah menguatkan hati, Athena tetap enggan menarik bibir untuk memberikan senyum manis pada dua pasangan di depannya.A
Tangan Athena meremas bantal, gadis itu tidur telungkup dengan otak yang tidak hentinya berfikir. Ia sedikit kecewa lantaran Ares tidak mendukungnya malah memojokkan Athena di depan Eirene serta para dayang istana.Afiara tidur di samping Athena, ie merasa sedikit bersalah karena telah melukai pelayan pribadinya tetapi ia tidak murni bersalah, Athena juga tidak tau mengapa kekuatan itu keluar dari dalam dirinya.Walaupun begitu ia tetap ogah meminta maaf, meskipun sihir itu berasal darinya tetapi Athena tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan tersebut. Ah sudahlah, sekarang Athena harus memikirkan cara untuk memenangkan hati Ares dan menyingkirkan Eirene dari kerajaan ini.Athena berlahan-lahan bangkit, mengumpulkan energinya kemudian menahan nyeri akibat luka di tubuh bagian belakangnya."Jadi lonte aja daripada punya suami modelan taik." Athena tak hentinya mengumpat, bayangkan saja Ares melarang tabib mengobati luka di tubuhnya bahkan ia melarang para dayang membawakan obat untu
Hai adik." Athena duduk di ranjang Eirene sembari tersenyum."Hai juga Athena," Eirene membalas. Gadis itu sedikit terkejut karena kemunculan mendadak Athena di kamarnya. Yah seperti biasa, Athena selalu bersikap selayaknya pemilik istana."Turun saja dari tahtamu. Lagi pula Ares tidak pernah perduli padamu bukan? Jadi untuk apa kau mempertahankan pernikahan kalian, hah? Untuk apa?" Athena dengan lancang mendorong bahu Eirene.Anjali langsung siap berdiri menghalangi Athena selayaknya perisai bagi majikannya. Anjali tidak perduli nyawa, lagi pula kekuatan Athena tidak sekuat dulu lagi.Athena menggeram kesal melihat kesetiaan Anjali, gadis itu lantas mengeluarkan api dari telapak tangannya kemudian mendorong Anjali.Eirene terpekik kaget, untungnya tubuh dan pakaian Anjali tidak terbakar oleh sihir Athena. Suasana mendadak berubah, para pelayan di dalam kamar sontak bersujud pada Athena.Tubuh mereka bergetar takut, kebengisan Athena terlintas di ingatan hingga tak satupun berani mend
Athena menghirup udara segar di halaman belakang istana. Ia sangat menyukai taman ini karena begitu luas dan para pelayan jarang melewatinya hingga terkesan tenang dan sunyi.Hanya suara dedaunan saja yang mampu terdengar. Di balik pepohonan besar yang tak jauh dari tempat Athena berdiri, ia melihat sebuah kain yang digerakkan oleh angin pagi.Gadis itu lantas mendekat dan mendapati sosok Talus yang terduduk di tanah sembari meringis penuh luka di sekujur tubuhnya."Talus, apa yang telah terjadi padamu?" Tanya Athena ngeri melihat luka dan darah segar yang masih mengalir di tubuh laki-laki itu.Talus menunduk, ia bahkan tak berani menatap punggung kaki Athena. "Aku pantas mendapatkannya setelah bersikap lancang di ruang temu, Ratu. Maafkan aku, Ratu. Aku tidak pernah berniat untuk menggodamu apalagi sampai berniat menyentuhmu. Aku benar-benar tidak tau mengapa pakaianku bisa menghilang waktu itu."Tangan Athena bergerak menutup bibirnya yang terbuka. Lantas apakah benar Ares menghukum
Setelah berulah di kamar Eirene kini waktunya untuk mencari makanan lezat. Hidup istana Aizro jauh berbeda dari dunia yang menjadikan uang sebagai kunci kuasa. Seperti kata seorang penyanyi yang menjadi idola Athena. 'Lo punya uang lo punya kuasa'.Kebanyakan pria jelek adalah orang kaya hingga Athena jarang sekali menemukan target yang memiliki wajah rupawan.Sedangkan di kerajaan Aizro ini, penjaga dan prajuritnya tak kalah tampan dari artis spanyol objek haluan Athena. Kemungkinan wajah menawan merupakan syarat utama untuk menjadi prajurit di sini.Setelah lama bergulat dengan gunting dan jarum akhirnya gaun favorit Athena terbentuk sempurna.Gaun yang disediakan untuknya terlalu anggun dan tertutup sedangkan Athena membutuhkan pakaian minim yang bisa membuat para pria melotot melihat kesempurnaan payudara dan bokongnya."Afiara, apakah seragam penjaga di sini bisa diganti?" Tanya Athena saat sedang mengganti pakaiannya.Dayang itu menggulum bibir hampir menyumpahi penyihir hitam d
Athena menelisik setiap benda di dalam kamar Ares. Sejak pagi buta ia sibuk mengagumi dan memeluk barang antik yang terbuat dari emas dan kristal yang menyilaukan mata.Saat Athena tertidur, Ares sengaja meletakkan semua benda berkekuatan sihir di kamarnya untuk menarik Athena mengingat sihirnya. Tapi Athena yang sekarang sudah berbeda, otaknya sudah dicuci oleh kilauan harta dan permata.Selain sibuk mengamati perhiasan yang tak lama lagi akan menjadi miliknya Athena mengingat wanita yang memegang tahta Ratu. Ini waktunya beraksi menyadarkan Eirene bahwa kerajaan Aizro beserta isinya adalah milik Athena seorang.Athena membawa belasan pelayan dan juga prajurit di belakangnya menuju kamar yang seharusnya ia tempati.Tanpa mengetuk Athena membuka pintu kamar itu menggunakan sihir kecil yang berhasil ia kuasai beberapa hari lalu. Hal itu membuat dua wanita di dalam sana terkejut lantas berdiri menyambut kedatangan Athena.Tak sepantasnya Athena bersikap tak sopan pada seorang Ratu, namu
Sebelum kemunculan Athena, puluhan gadis lahir dengan wajah yang mirip sepertinya, mereka semua mati di tangan Ares. Pria itu membunuh mereka supaya kekuatan miliknya bertambah dengan mengambil sedikit sihir Athena di dalam tubuh para gadis itu.Ares juga sadar dengan fakta bahwa Athena sengaja mengirim sihirnya ke rahim para wanita agar anak mereka menjadi tumbal penderitaan.Tangan Ares tak pernah gentar melayangkan pedang ke leher mereka. Baginya Athena hanya jembatan untuk mencapai titik kekuatan leluhurnya.Tidak lebih, bahkan Ares tidak memperdulikan perselingkuhan Athena dan Zeon. Ia membutuhkan Athena untuk membantunya menemukan elemen tersembunyi di dalam darahnya.Untuk menghidupkan kekuatan leluhurnya Ares membutuhkan seorang penyihir yang telah membunuh lebih dari 50 ribu nyawa. Dan hanya Athena yang telah sampai di level itu.Ares pura-pura jatuh cinta pada Athena, ia tau tujuan Athena mendekati dirinya. Ares juga tau bahwa Zeon adalah kekasih Athena saat itu. Mungkin men