Share

Masalah Ilusi

Athena menarik senyum simpul, setetes darah Ares tak sengaja mengenai pergelangan kaki Gena yang terluka, darah itu dengan mudah menyerap ke dalam tubuhnya. Setetes elemen yang masuk tak mampu diterima oleh tubuh Gena yang tidak memiliki perisai sekuat Athena, hal itu sontak membuat Gena bernasib sama dengan sahabatnya.


Mereka bertukar pandang, mengerti dengan isyarat Athena, Gena segera mengeluarkan semua kekuatan dan energinya lalu disimpan pada sebuah tempat yang hanya diketahui olehnya. Disaat rasa sakit menggerayangi tubuhnya Athena sibuk mengunci Dynami jiwa tanpa sadar mengikat elemen Ares didalam jiwanya.


Ares memilih untuk pergi daripada menyaksikan wajah kesakitan kedua gadis itu. Tak sampai beberapa langkah tubuh Athena dan Gena terpecah hingga menjadi serpihan debu yang dibawa terbang oleh udara malam.

Hanya saja, Zeon mati di tangan Ares, pengikut Athena tersekap di hutan Xiovir. Selama bertahun tahun banyak gadis yang memiliki wajah sama seperti Athena, tanpa belas kasihan Ares memasukkan mereka ke penjara bawah tanah dan membunuh mereka secara perlahan.

Tidak ada satu pun yang berani menyebut nama Athena, siapapun yang membicarakannya Ares tidak akan segan membunuh mereka yang melanggar perintahnya.

Dengan jahil Athena sempat-sempatnya memasukkan sihir ke rahim wanita ketika tubuhnya hampir menghilang. Ia sengaja, agar anak-anak yang mereka lahirkan memiliki wajah yang mirip dengannya.

Karena dengan begitu mereka akan mendapat kesialan dan mati terbunuh, kematian mereka sebagai tumbal akan memperkuat Dynami Athena dan mempercepat penyatuan kekuatannya yang terpecah.

Selama ribuan tahun tidak yang menyebut nama Athena namun tidak ada juga yang melupakannya. Nama Athena akan tetap ditakuti dan dimusuhi lantaran tau ia akan kembali suatu saat nanti.

Di sisi lain, Ares pun menikahi seorang Putri dari kerajaan timur, ia menikahi Eirene untuk mengisi kekosongan tahta Ratu. Sekaligus untuk melengserkan Athena dari posisinya sebagai Ratu kerajaan Aizro.

Tak lama, Athena terbangun dari tidurnya. Ia meraba tubuhnya memastikan tidak ada lecet sedikitpun. Nafasnya menderu ketika memori itu menyatu dengan ingatannya, rasanya begitu nyata, bahkan rasa sakit itu masih bisa Athena rasakan.


Ternyata yang diceritakan Gena memang benar, tidak ada satu kata pun yang melenceng dari memori yang memasuki alam bawah sadarnya tadi. Ingatannya perlahan kembali.

"Ada yang mengganggu pikiranmu, Ratu?" tanya Drion menyadari pergerakan Athena yang gelisah di gendongannya.


Ya, akibat kelelahan Athena meminta Drion untuk menggendongnya dan karena terlalu nyaman di dekapan pria itu Athena terbawa ke alam mimpi.


"Bisakah kau turun dan berjalan saja? Kau membuatku malu sebagai bawahanmu," ujar Piani sensi.

Athena yang tersindir lantas menendang Piani yang berjalan di samping Drion. "Aku Ratu kalian, jadi menurut saja padaku."

"Lebih baik kau menyatukan kekuatan dulu Athena," Piani mengarahkan seekor kupu-kupu hitam ke arah Athena. Hewan itu merupakan Dynami Athena yang ia sembunyikan di sana.


Sedangkan gadis itu masih terfokus pada cerita Piani dan juga kisah yang Gena tuturkan padanya.


Athena yakin Ares sangat mencintai dirinya, dilihat dari pria itu selalu mengikuti kemauan Athena tanpa memperdulikan nyawanya, bahkan mengabaikan penasihat kerajaan agar tidak membantu Athena memperkuat dirinya karena bisa jadi Athena akan semakin menggila menguasai dunia.


Mengetahui Ares sudah menikah,  Athena tak takut. Ia semakin gencar ingin merebut pria itu sekaligus mengambil kembali haknya sebagai Ratu. Jika begitu maka Athena akan menjadi Ratu kekayaan. Athena melirik para pengikutnya, ia kemudian tersenyum lebar.


"Aku sudah kembali, tapi aku tidak tau bagaimana cara mengambil kekuatan itu dari kupu-kupu ini," tuturnya.


Athena mengamati kupu-kupu yang terbang di depannya. Dynami dan kekuatan yang dimaksud Piani bisa ia rasakan dari kepakan sayap hewan itu. Itu adalah miliknya, jadi bagaimana pun caranya Athena pasti bisa mengambil haknya.


Athena menegakkan punggung, memejamkan mata kemudian melalui pikirannya Athena memanggil Dynami untuk kembali kepada pemiliknya.


Kupu-kupu itu berubah menjadi butiran cahaya kemudian masuk ke dalam tubuh Athena. Mereka tersenyum lega ketika Athena berhasil menyatukan Dynaminya.


Drion pikir akan susah bagi Athena untuk melakukannya lantaran ingatan yang tidak ia miliki sepenuhnya. Tetapi Athena tetaplah Athena, gadis yang memiliki seribu cara untuk mencapai keinginannya.


"Kau bilang tidak tau caranya tapi sekali coba langsung berhasil, bagaimana rasanya?" Piani mendekati Athena.




Gadis itu tersenyum, ternyata begini rasanya. Sangat berenergi, seperti ada yang memenuhi kekosongan dalam tubuh. Jadi itu sebabnya ia begitu nafsu akan kekuatan di masa lalu.




"Karena apa yang menjadi milikmu pasti tau caranya untuk kembali dan apa yang merupakan hakmu harus kau perjuangkan bagaimana pun caranya." Athena tersenyum, sebenarnya ucapan itu ia tujukan pada tahta Ratunya. Jabatan itu hanya milik Athena seorang.




"Kau memang bijak, Ratu." Drian menggeser tubuh Piani lalu merangkul bahu Athena.




"Sama seperti cincin pernikahan ini, dia bahkan masih menempel di jariku. Kalian tau artinya?" Athena menaikkan sebelah alisnya.




"Kau masih berstatus sebagai istri, Ares," jawab Drion sembari mengalihkan pandangannya, ia masih membenci pria itu karena telah membunuh separuh pengikut Athena.




"Benar, aku adalah Ratu kerajaan Aizro. Maka aku akan mengambil hakku kembali," ucap Athena dengan percaya dirinya membuat mereka terkejut.




"Tidak! Jangan melakukan kesalahan lagi, Athena! Abaikan saja status istri dan tahta Ratumu. Kita hanya perlu memperbaiki kesalahan itu, mengumpulkan kekuatanmu dan melindungi kerajaan Gsendar." Piani tidak akan setuju dengan pemikiran Athena, selama ini mereka menunggu kedatangannya untuk mencegah bencana yang akan terjadi.




Untuk menyatukan darah jantung Ares, Zeon meminta Athena untuk mencabut batu pelindung kerajaan Gsendar.




Raja dan Ratu Gsendar merupakan orang tua Athena, mereka meninggal karena sebuah kutukan penyihir, hal itu merupakan salah satu alasan Athena ingin menjadi penyihir terkuat hingga bisa membuat semua orang merasakan rasa sakit ayah dan ibunya.




Batu pelindung harus segera ditemukan sebelum gerhana bulan dan matahari terjadi bersamaan. Jika tidak kerajaan Gsendar akan hancur.




Tetapi Athena tidak berniat untuk menemukan batu pelindung itu, kerajaan Gsendar adalah kerajaan kecil, ia hanya menginginkan kerajaan terbesar yaitu kerajaan Aizro. Lagi pula Athena tidak mengincar kekuatan Ares, ia hanya menginginkan kehidupan layak ditempat ini.




"Kenapa tidak kalian lakukan sejak dulu? Kenapa harus menungguku?" Athena menatap mereka satu persatu dengan raut kesal.




"Yang bisa mengeluarkan kami dari hutan ini hanya kau dan Ares. Jangan lupakan kerajaanmu sendiri, Gsendar dalam bencana karena ulahmu dan kekasihmu itu!"




Athena terdiam mendengar ucapan Piani. Ia tau kesalahannya karena selalu menuruti kemauan Zeon. Namun sepertinya Athena tau dimana letak batu pelindung itu.




"Aku akan mengeluarkan kalian dari hutan ini. Untuk sekarang, perbaiki dan pertahankan setiap sumbu Gsendar. Temukan barang sihir kerajaan dan bangun dinding perisai agar tidak satu pun musuh tau bahwa batu pelindung telah hilang. Aku akan mencari kekuatan dan juga memulihkan ingatanku."




Athena sedikit ragu untuk menggunakan kekuatannya, jujur ia tidak tau cara menggunakan kekuatannya. Namun Athena tetap mencoba, ia menjeltikkan jari yang berhasil membawa seluruh pengikutnya keluar dari hutan Xiovir sedangkan dirinya tiba di suatu tempat. Athena melakukannya tanpa persetujuan Drion maupun Piani. Tapi Athena yakin, mereka percaya padanya.




Athena mendekati sebuah meja rias kemudian duduk menatap dirinya di cermin. Ya, Athena muncul di kamarnya, kamar yang menjadi tempat istirahatnya di kerajaan Aizro. Kamar yang menyaksikan hubungan intimnya dengan Zeon di malam pertamanya dengan Ares.




"Athena."




Athena sontak menoleh ke samping ketika seseorang memanggil namanya. Seorang pria berdiri di depan pintu yang tertutup. Melihat wajah pria itu membuat Athena berdiri dari duduknya.




"Ares?" Athena berbisik kecil. Athena langsung menebak pria itu sebab Athena yakin Ares adalah pria paling tampan di sini. Walaupun dulu ia haus kekuatan tetapi Athena tidak akan sudi menikahi pria yang tidak memiliki standar fisik yang sepadan dengan dirinya.




Belum sempat mengatakan sesuatu tubuh Athena menegang ketika pria itu berdiri tepat di depannya kemudian mencekik leher Athena. Athena mengerang sesak, kekuatan pria itu hampir mematahkan tulang lehernya.




"Beraninya kau masuk ke istana tanpa permisi? Kau pikir siapa dirimu?" Ares semakin memperkuat cekikannya. Ia mengabaikan wajah kesakitan Athena yang tentunya hanya sebuah tipuan yang sering dilakukan gadis itu padanya.




"A-ares, ak-aku."




Ares menguatkan cengkeraman tidak mengizinkan gadis itu mengucapkan sepatah kata pun. Ia tetaplah Athena. Gadis yang telah mempermainkan hidupnya, Ares telah mengetahui kemunculan Athena sejak cincin yang ia gunakan menyala sesaat. Cincin pernikahan yang masih menghubungkan mereka.




Athena tidak melepaskan diri dari cengkraman, bahkan tidak menggunakan sihir untuk membebaskan diri. Padahal Ares hanya menggunakan kekuatan fisik tanpa melibatkan sihirnya.




Nafas Athena terhenti, matanya tertutup, dan tubuhnya terkulai lemas. Ares tetap tidak melepaskan cengkramannya, dia menampakkan raut khawatir namun enggan melepas Athena. Hingga di detik berikutnya Ares melempar tubuh Athena hingga tergelatak di lantai.




"Bangunlah! Berhenti untuk membodohiku, Athena. Aku bukan pria yang bisa kau permainkan lagi."




Ares memutar tubuhnya berniat untuk meninggalkan Athena berharap gadis itu berhenti berpura-pura. Namun hingga sampai di depan pintu Ares tidak merasakan hembusan nafas Athena. Pria itu Akhirnya menyerah ia kembali melangkah mendekati tubuh Athena.




Ares menyatukan bibirnya, menyalurkan oksigen melalui bibir Athena. Gadis itu terbatuk setelah oksigen masuk ke dalam paru-parunya. Saat Athena sibuk menetralkan pernafasannya Ares terdiam sembari merasakan bekas bibir Athena. Ares tertegun mengingat bahwa ini kali pertamanya menyentuh Athena. Gadis yang selalu bersikap dingin dan mengacuhkan dirinya.




"Aku lupa ingatan, tidak punya kekuatan seperti dulu! Jadi jangan mempermainkan nyawaku lagi, Ares. Jika tidak kau akan mengikat sumpah dan menungguku untuk yang kedua kalinya." Athena merenguh memegang dadanya.




Ares tidak menjawab, pria itu hanya terdiam mengamati wajah kesakitan Athena. Raut kesakitan pertama yang Ares lihat dari gadis. Selama ini Athena tidak pernah menampakkan wajah kesakitan pada siapapun bahkan saat menjelang ajalnya Athena hanya tertawa kecil. Athena selalu gengsi menunjukkan kelemahannya.




Athena melirik Ares yang terlihat tak mempercayai ucapannya. "Aku tau kehidupan masa laluku karena cerita Gena dan Piani. Jika memang aku mengingat semuanya maka aku akan tertarik dengan kekuatan yang ada di dalam tubuhmu itu dan langsung meminta darah lagi," ujar Athena sedikit hati-hati. Jangan sampai Ares mencekiknya lagi untuk mengujinya.




"Untuk apa kau datang kemari? Kau pikir kerajaan ini selalu terbuka untuk pembunuh sepertimu?" Ares menatap lekat mata Athena, ia yakin pasti ada maksud tertentu hingga Athena langsung menuju istana.




Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status