Share

Bab 85

Penulis: Bun say
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-17 11:25:55

Bab 85

"Pak, mungkin anda hanya sedang berhalusinasi!" ujar anak buahnya ikut berdiri, apalagi setelah Edwin seketika berlari meninggalkan tempat itu begitu saja.

"Tidak mungkin! Aku yakin mendengar teriakan berarti baru saja!" Edwin tetap bersikukuh dengan pemikirannya.

Edwin berlari ke luar ruangan tanpa memperdulikan yang lainnya. Memindai ke kanan dan ke kiri di malam yang mulai turun salju tersebut. Namun orang yang berlalu-lalang itu tidak sama sekali tidak ada yang dikenalnya satupun. Dan malah menatap heran ke arahnya.

"Entah kenapa aku yakin jika Melati ada di sekitar sini. Oh ya Tuhan, tolong pertemukan aku dengan istriku, aku tidak mau sampai kami harus berpisah lebih lama lagi," harapnya dalam hati dengan wajah yang terlihat sangat cemas.

Anak buah Edwin pun turut serta keluar dari ruangan setelah membayar pesanan. Mereka turut berpencar ke kanan dan ke kiri. Bahkan ada yang sampai ke seberang jalan, demi mencari wanita pemilik hati bosnya tersebut.

Hingga satu suara membu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 86

    Bab 86Malam menjelang. Edwin bersama seorang anak buahnya menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan istrinya tengah menidurkan Giandra di kamarnya.Makanan lezat menggugah selera sengaja disiapkan untuk menyambut istrinya. Di meja makan sudah tersedia beberapa hidangan bahkan ada yang dipesan langsung dari restoran ternama yang berlabel halal. Dihiasi lilin yang temaram, mereka siap menyambut Melati untuk turun.Hanya membutuhkan waktu beberapa menit hingga akhirnya Melati tiba dengan gaun panjang dan sedikit tebal untuk menghalau suasana dingin.Ada yang meniup terompet, bertepuk tangan, bahkan ada bersorak ketika Melati turun dengan wajah terkejut."Hei, ada apa ini? Apa yang kalian lakukan?" tanya Melati tidak percaya dengan kejutan kecil yang sudah disiapkan ini. Bahkan Edwin menggenggam sebuket bunga lili untuk dipersembahkan kepada istrinya."Selamat berbahagia istriku. Semoga setelah ini kita tidak akan pernah terpisahkan lagi," harap Edwin sambil merangkul istrinya dan mempersi

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 87

    Bab 87Entah kenapa setelah mendengar penjelasan Kirana barusan, Edwin merasa tidak tenang. Seperti ada misteri yang belum terpecahkan akan jalan kehidupan yang kini tengah menantinya. Pernyataan Kirana yang ambigu membuatnya terus kepikiran. Bahkan tidak sadar ketika Melati menghampirinya bersama dengan Giandra."Apa ada sesuatu yang penting yang sudah terjadi, hingga membuatmu menjadi gelisah seperti ini?" Melati menghampirinya dan ikut berdiri bersama dengan suaminya memandang ke arah kota Amsterdam di pagi hari ini."Entahlah Kirana mengatakan sesuatu yang buruk tengah terjadi di Indonesia. Tapi aku tidak tahu ada apa itu." Edwin menjelaskan dengan singkat."Dan karena hanya hatimu menjadi gelisah?" Melati bertanya. Membuat Edwin langsung mengangguk dengan cepat."Aku takut ada hal lain yang saat ini sudah terjadi. Apalagi Jovan tidak mau mengangkat sambungan teleponku!" Edwin menjelaskan keadaan barusan."Kalau begitu kita harus pulang secepatnya," saran Melati membuat Edwin mena

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 88

    Bab 88Langkah gadis itu terasa berat saat akan memasuki sebuah ruangan, di mana seseorang terbaring tidak berdaya dengan selang infus menempel di pergelangan tangannya. Ada beban dalam dadanya, yang entah kenapa hingga beberapa saat lamanya dia tidak bisa menghilangkan beban itu dan membuatnya menangis.Pintu dibuka perlahan, saat dirinya masuk dan menatap seorang pria yang tengah memejamkan matanya, dengan perban di kepala. Bulir bening itu kian berjatuhan mengingat Jovan sudah seperti kakak kandungnya sendiri.Tak kuasa, akhirnya Kirana memilih duduk di samping tempat tidur Jovan. Pria yang tengah beristirahat itu pun membuka matanya perlahan, saat mendapati suara isak tangis yang mengganggu telinganya."Gadis Kecil, kau berisik! Tangisanmu itu membuat kepalaku semakin berat," ujarnya dengan meringis. Bahkan pandangannya masih berkunang akibat obat bius."Dasar pria tidak berperasaan," isaknya, kian tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Hampir saja Kirana memukul gemas dada Jovan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 89

    Bab 89Dengan dua tangan bersedekap Edwin berdiri tepat di samping ranjang. Ada seseorang yang berbaring di sana masih dengan wajah pucatnya dengan kepala yang terbalut perban. Dan Edwin masih setia menunggunya untuk bangun, dengan perasaan kesal, marah, sekaligus bahagia mengingat sahabatnya itu bisa berhasil melewati masa kritis setelah pengangkatan penyakit yang ada di dalam kepalanya.Mata Jovan mengerjap ketika sebelumnya sinar terang masuk ke matanya dan mengganggu tidurnya."Edwin!" Jovan sedikit terkejut ketika seringai licik perlahan mendekat hingga membuat jarak wajah keduanya terkikis jarak."Kau tak akan marah sekarang, bukan?" Seakan-akan mengerti dengan isi hati sahabatnya tersebut jopan meringis karena Edwin tidak melepaskan pandangan darinya.Sejak kapan kau memiliki rahasia dariku ujar Edwin dengan tetapan yang serius dan menghujam ke arah sahabatnya yang makin membuatnya tersenyum tipis."Aku tak mau membuatmu khawatir!" Jovan beralasan. Dia bukan yang tidak tahu Edw

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18
  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 90

    Bab 90Malam harinya Ernawati pergi ke rumah sakit untuk menemani Jovan. Wanita itu tidak tega meninggalkan Jovan sendirian, sementara Edwin kelelahan setelah menempuh perjalanan jauh. "Kamu istirahat saja di rumah dan temani istrimu. lagi pula kalian pasti saling merindukan. Urusan Jovan, biar ibu saja yang menemaninya di sana." Ernawati menjelaskan rencananya."Tapi, Bu, aku tidak mau sampai Ibu sakit dan kelelahan karenanya." Edwin pun bersikeras melarang ibunya untuk pergi menunggui Jovan. Dia lebih rela jika dirinya saja yang pergi.Ernawati tersenyum dan menepuk lengannya. "Kamu ini, Jovan itu sudah Ibu anggap seperti anak ibu sendiri. Dia itu seperti adikmu dan seperti kakaknya Kirana. Makanya ibu sama sekali tidak keberatan untuk menunggui Jovan. Kasihan pria itu hanya seorang diri, lagi pula ibu kan di sana cuma tidur menemani Jovan bukan bekerja keras." Ernawati tersenyum menjelaskan agar Edwin mengerti bagaimana posisinya sebagai seorang wanita. Dia tidak mungkin membia

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18
  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 91

    Bab 91Padahal Edwin baru saja tiba di ruangan Jovan beberapa saat yang lalu. Dan dia langsung menggendong Giandra karena gemas dan merindukan bayi kecil itu, setelah seharian ditinggalkan untuk bekerja di kantornya. Tapi, kehadiran Gunadi langsung membuatnya mengernyit heran, menatap ke arah pria itu yang langsung bersimpuh di kakinya dengan matanya yang memerah."Ada apa denganmu, Ayah?" tanyanya sambil memberikan Giandra kembali pada istrinya.Melati pun ikut bingung melihat kelakuan Gunadi saat ini. Sekilas menatap ke arah Jovan yang tampak santai dan menatap ke arah pria itu, yang bersimpuh di bawah dengan dada naik turun."Sebelum aku masuk penjara demi untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanku, aku ingin memohon ampun dan meminta maaf kepadamu, Edwin, bahkan untukmu juga Melati. Karena itu ayah meminta maaf karena selama ini telah memperlakukanmu dengan tidak adil. Terlebih tindakan ayah di masa lalu kepada Edwin dan keluarganya, yang membuat suamimu itu menderita. Ay

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18
  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 92

    Bab 91Kali ini Edwin duduk dengan pandangan menunduk, merasakan sesaknya dada dan air mata yang tak kunjung berhenti dari matanya. Meskipun sebagai seorang lelaki sejati, dia sudah berusaha untuk menghalau butiran bening itu berulang kali, namun fakta dan kenyataan yang baru saja didengarnya itu, membuat jiwanya terguncang. Bahkan segala pikiran berkecamuk dalam kepalanya. Benci, marah, kecewa, semuanya bercampur jadi satu rasa.Sesuatu hal yang tidak bisa dibayangkan akhirnya terbuka begitu saja, setelah beberapa tahun menunggu. Dan kenyataan itu sekaligus mengguncang batinnya, di mana Edwin merasa perang sabil dengan keadaan fakta, juga tentang masa depan kehidupannya bersama dengan wanita, yang nyatanya mertuanya sendiri adalah seorang pembunuh dari ayahnya.Tak berbeda keadaannya dengan Edwin, Berulang kali Melati memejamkan matanya dengan menghela nafas panjang, hanya demi untuk meluapkan sebak yang ada dalam dadanya. Dia bagai terhimpit gunung, mendengarkan kenyataan yang dar

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 93

    Bab 93"Jadi, Pak Gunadi mengakui segala tuduhan dan penyebab kecelakaan yang terjadi empat tahun yang lalu di Desa Sukmajaya itu?" tanya polisi itu untuk yang kedua kalinya."Iya, Pak. Saya mengakui semuanya. Dan saya merasa bersalah, serta saya bertanggung jawab atas segala kejadian waktu itu. Dan saya mengatakan hal ini dengan sesadar-sadarnya, tanpa ada yang ditutup-tutupi dan tanpa ada yang saya sembunyikan," ujarnya dengan kepala tertunduk. "Baiklah kalau begitu. Itu artinya menegaskan jika apa yang sudah saudara lakukan, anda sudah mengakui barusan, benar-benar murni dari dalam hati anda sendiri, tidak ada penekanan ataupun ancaman dari yang lainnya." Gunadi mengangguk lagi. Akhirnya dia melihat salahkah kalian sudah mengakui seluruh kejahatan di selama ini. Dan pasrah menjalani hukuman apapun yang akan ditimpakan kepada. Entah itu hukuman cambuk, hukuman tembak, ataupun hukuman mati yang akan dijalankannya. Tak mengapa, asal Gunadi merasa tenang menjalani sisa hidupnya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19

Bab terbaru

  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 99 Ending

    Bab 99Melati tertegun, entah apa yang ada dalam pikiran Edwin, namun ketika suaminya menyebut nama wanita tersebut, matanya melebar sempurna dengan tubuh seperti kaku. Melati yang mengerti raut wajah suaminya itu berubah pun, segera mengambil alih Giandra dan menyerahkannya kepada pengasuhnya."Siapa dia, Mas?" tanya Melati seakan tidak sabar ingin mengetahui siapa wanita yang di hadapannya itu. Dulu suaminya pernah berkata sakit hati saat ditinggalkan seseorang yang telah pergi, dan pikiriannya langsung mengarah ke sana."Michy, ke marilah, Nak. Ayo makan malam bersama dengan kami," ajak Candra. "Oh ya, kapan kamu kembali dari Korea?" Pria tua itu tidak mungkin melupakan siapa Michy bagi cucunya. Beberapa tahun yang lalu, Michy dan Edwin sempat berhubungan cukup lama. Michy juga adalah cinta pertama cucunya. Namun setelah tiga tahun menjalin hubungan, wanita itu memilih meninggalkan negaranya untuk tinggal di Korea sambil melanjutkan studi designnya di sana. Siapa yang menyang

  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 98

    Bab 98Entah berapa lamanya mereka saling memadu kasih, hingga keduanya terlelap karena kelelahan.Saat Melati terbangun dari tidurnya, dia kaget karena Giandra tidak ada di box bayi miliknya.Wanita yang panik itu pun segera menggulung rambutnya dan mengikatnya ke atas dengan asal, lalu segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mengganti dengan pakaian yang baru.Buru-buru wanita itu keluar dari kamarnya untuk mencari putra semata wayangnya, dan saat turun ke ruang tamu, tempat itu remang-remang tanpa cahaya dan seluruh lampu nyaris dimatikan semuanya."Ya ampun dia mana Giandra berada?" ujarnya sambil menggigit ujung kukunya karena bingung. Melati pun menatap ke arah kamar Ernawati yang tertutup, kemudian disampingnya ada kamar Anita yang juga tertutup rapat. Dia sengaja didekatkan telinga ke salah satu kamar tersebut, namun hanya sunyi yang didapatnya."Melati, kenapa kamu menempelkan kupingmu di tengah malam seperti ini?" Jovan yang baru keluar dari dapur deng

  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 97

    Bab 97Seketika berita itu menjadi trending di beberapa acara berita di Belanda, dan sampai ke telinga Edwin melalui sebuah pemberitahuan melalui telepon."Kami hanya ingin mengabarkan kepada anda, tentang kejadian kecelakaan yang telah menewaskan saudara Teguh Yogaswara. Keadaan tubuhnya hampir tidak berbentuk karena kecelakaan hebat itu, juga karena ledakan yang membuat jasadnya tidak sempurna. Apakah kami harus menerbangkannya ke Indonesia, atau anda lebih memilih kami memakamkannya di negara ini, mengingat untuk melewati imigrasi sangat sulit dilakukan, dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar!" Suara di seberang sana terus bergema membuat Edwin bingung, hingga suatu keputusan diambil oleh demi kemaslahatan bersama."Kakekku dan kami semua sudah mendengar berita itu sebelumnya dari media massa. Untuk itu, kami semua sudah kesepaka jika jasad Teguh lebih baik dikebumikan saja di Belanda, dan saya meminta pertolongan anda semua untuk mewakilinya, mengingat kami juga tidak bisa per

  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 96

    Bab 96Duduk di tengah-tengah keluarga Candra Wijaya membuat hati Jovan menghangat, di mana dia bisa melihat senyum di wajah Ernawati dan Candra juga kehangatan kasih sayang antara Edwin dan Melati, yang disampingnya ada Kirana yang melirik sesekali ke arahnya dan menunduk seperti malu-malu.Setelahnya mereka menghabiskan waktu bersama dengan mengobrol di ruang tengah. Layar televisi tayang sejak tadi menyala sama sekali tidak membuat mereka tertarik yang ada justru obrolan dan candaan layaknya keluarga besar.Setelah merasa sedikit bosan jumpa naik ke lantai atas di mana kamarnya berada kemudian duduk di balkon sambil menikmati cahaya malam yang indah. Langit bertaburan bintang dan dia duduk di atas kursi rotan sambil memandang ke atas. Kirana masuk setelahnya dan duduk di sampingnya."Sejak kapan, Jo?" Wanita itu tanpa bertanya tanpa mengalihkan pandangan ke samping di mana jawaban langsung melirik bingung ke arahnya."Apanya yang sejak kapan?" Kirana memanyunkan bibirnya."Bod*h!"

  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 95

    Bab 95"Jadi, apakah menurut kakak, Jovan akan menerimaku, dengan keadaanku yang seperti ini?" Kirana mendesah berat. Dia melihat keadaan kakinya yang tak sempurna. Meskipun ragu, dia ingin mempertanyakan langsung kepada kakaknya, karena hanya pria itu yang mengerti keadaannya sekarang.Edwin mengangguk, lalu sebuah senyum terbit di bibirnya. Hatinya menghangat melihat senyuman di wajah Kirana."Karena hanya dia yang kakak lihat tulus mencintai kamu, Kirana. Makanya jangan ragu untuk menerima pria itu. Bukankah lebih baik dicintai, daripada mencintai, karena ujung-ujungnya hanya akan membuatmu sakit hati." Edwin mencoba memberi pengertian.Kirana cukup tertohok mendengar pernyataan dari kakaknya barusan."Kakak nggak pernah mendengar aku dan Bian bertengkar, kan?" tanyanya Karen Edwin seperti mengerti isi hatinya. Dia mencintai Bian dan ingin memilikinya. Naas, pria itu malah sebaliknya."Tentu saja tidak. Hanya saja kakak selalu melihat dia tidak pernah tulus mencintaimu. Bukankah

  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 94

    Bab 94"Melati mana?" Satu kata yang ditanyakan oleh Ernawati ketika sudah sadarkan diri adalah menantunya. Erwin sendiri tidak ada di sana karena harus mengurusi kasus Gunadi di kantor polisi sementara Melati pulang ke rumah atas suruhan Jovan.Wanita itu sudah pulang ke rumah tadi jawaban yang menyuruhnya sepertinya wanita itu tengah bingung atau sedih entahlah apapun tidak tahu Bu memangnya ada apa atau mungkin ada yang kalian tutupi dariku mata Kirana memicing menatap Ernawati yang segera menggeleng wanita itu bukannya menjawab Allah menerawang memandang langit-langit kamar.Bu aku bertanya pada ibu loh kenapa ibu nggak mau menjawabnya apakah perempuan itu membuat masalah lagi di keluarga kita dan apakah ini juga yang menyebabkan Ibu tidak sadarkan diri jika memang demikian biarkan aku yang menghajar wanita itu atau kalau perlu aku akan menyeretnya ke jalanan sesegera mungkin." Kirana berkata dengan perasaan menggebu nyatanya setelah beberapa waktu berlalu bahkan setelah Edwin dan

  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 93

    Bab 93"Jadi, Pak Gunadi mengakui segala tuduhan dan penyebab kecelakaan yang terjadi empat tahun yang lalu di Desa Sukmajaya itu?" tanya polisi itu untuk yang kedua kalinya."Iya, Pak. Saya mengakui semuanya. Dan saya merasa bersalah, serta saya bertanggung jawab atas segala kejadian waktu itu. Dan saya mengatakan hal ini dengan sesadar-sadarnya, tanpa ada yang ditutup-tutupi dan tanpa ada yang saya sembunyikan," ujarnya dengan kepala tertunduk. "Baiklah kalau begitu. Itu artinya menegaskan jika apa yang sudah saudara lakukan, anda sudah mengakui barusan, benar-benar murni dari dalam hati anda sendiri, tidak ada penekanan ataupun ancaman dari yang lainnya." Gunadi mengangguk lagi. Akhirnya dia melihat salahkah kalian sudah mengakui seluruh kejahatan di selama ini. Dan pasrah menjalani hukuman apapun yang akan ditimpakan kepada. Entah itu hukuman cambuk, hukuman tembak, ataupun hukuman mati yang akan dijalankannya. Tak mengapa, asal Gunadi merasa tenang menjalani sisa hidupnya.

  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 92

    Bab 91Kali ini Edwin duduk dengan pandangan menunduk, merasakan sesaknya dada dan air mata yang tak kunjung berhenti dari matanya. Meskipun sebagai seorang lelaki sejati, dia sudah berusaha untuk menghalau butiran bening itu berulang kali, namun fakta dan kenyataan yang baru saja didengarnya itu, membuat jiwanya terguncang. Bahkan segala pikiran berkecamuk dalam kepalanya. Benci, marah, kecewa, semuanya bercampur jadi satu rasa.Sesuatu hal yang tidak bisa dibayangkan akhirnya terbuka begitu saja, setelah beberapa tahun menunggu. Dan kenyataan itu sekaligus mengguncang batinnya, di mana Edwin merasa perang sabil dengan keadaan fakta, juga tentang masa depan kehidupannya bersama dengan wanita, yang nyatanya mertuanya sendiri adalah seorang pembunuh dari ayahnya.Tak berbeda keadaannya dengan Edwin, Berulang kali Melati memejamkan matanya dengan menghela nafas panjang, hanya demi untuk meluapkan sebak yang ada dalam dadanya. Dia bagai terhimpit gunung, mendengarkan kenyataan yang dar

  • Tragedi Pernikahan Paksa   Bab 91

    Bab 91Padahal Edwin baru saja tiba di ruangan Jovan beberapa saat yang lalu. Dan dia langsung menggendong Giandra karena gemas dan merindukan bayi kecil itu, setelah seharian ditinggalkan untuk bekerja di kantornya. Tapi, kehadiran Gunadi langsung membuatnya mengernyit heran, menatap ke arah pria itu yang langsung bersimpuh di kakinya dengan matanya yang memerah."Ada apa denganmu, Ayah?" tanyanya sambil memberikan Giandra kembali pada istrinya.Melati pun ikut bingung melihat kelakuan Gunadi saat ini. Sekilas menatap ke arah Jovan yang tampak santai dan menatap ke arah pria itu, yang bersimpuh di bawah dengan dada naik turun."Sebelum aku masuk penjara demi untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanku, aku ingin memohon ampun dan meminta maaf kepadamu, Edwin, bahkan untukmu juga Melati. Karena itu ayah meminta maaf karena selama ini telah memperlakukanmu dengan tidak adil. Terlebih tindakan ayah di masa lalu kepada Edwin dan keluarganya, yang membuat suamimu itu menderita. Ay

DMCA.com Protection Status