Chapter 75
"Delina, Delina, buka pintunya!" Abi berusaha masuk ke dalam kamar mandi dan mengetuknya berkali-kali.
"Tinggalkan aku sendiri! Aku ingin sendirian!" seru Delina dari dalam kamar mandi, "aku tidak punya teman untuk berbagi keluh kesah, kau membuat mereka menjaga jarak denganku."
Delina sengaja mengutarakan apa yang dia rasakan. Dia setengah tidak peduli dengan apa yang akan terjadi. Biarlah pembicaraan ini mengalir secepat mungkin menurutnya.
Abi sadar kalau Delina sedang merundung, dirinya disinggung oleh istrinya sendiri. Pria itu menelan salivanya dengan susah payah.
"Maafkan aku, Lin," ucap lelaki itu akhirnya. Sesuatu yang
Chapter 76Bertatapan dengan sang suami, Delina mendapati sorot mata kesedihan dan putus asa yang terpancar dari manik coklat itu. Suara Abi terdengar sarat akan emosi, ditambah lagi dengan deru napas lelaki itu yang mulai memburu. Didominasi dengan rasa putus asa."Aku menginginkanmu, Lin, aku sebenarnya sangat menginginkanmu," kata Abi mendesah samar."Aku tak salah dengar, kan?" Delina menegaskan."Aku menginginkanmu hingga rasanya seluruh tubuhku remuk redam. Puas kau?!" sentak Abi.Delina mengatupkan bibir rapat-rapat. Apa yang diucapkan Abi barusan itu sangat terdengar tidak nyata, tetapi memang seperti itulah yang dapat dia tangkap dari penutur
Chapter 77Delina terbangun untuk memuntahkan semua isi perutnya saat bangun tidur kala itu. Dia merasa tubuhnya terasa lemas. Namun, dia masih punya tanggung jawab pada pekerjaan. Mau tidak mau, dia harus bersemangat untuk ke kantor.Delina bergegas mandi lalu membalut tubuhnya dengan kemeja warna biru pastel. Dia juga memadukan dengan blazer dan rok hitam di bawah lutut. Make up natural juga dia poles ke wajah cantiknya. Langkahnya dia ayunkan menuju ke arah pria yang masih terbaring pulas.Sejenak Delina mengingat bahwa hari ini dirinya ada jadwal meeting bertemu dengan A-one Coorporation, itu artinya kehadiran Abi pasti sangat dibutuhkan mengingat dia lah CEO dari WE Coorporation. Akan tetapi, melihat Abi yang masih asyik dengan dunia mimpinya, Delina jadi geram dan sang
Chapter 78"Apa kalian masih bersama?" tanya Ibu Adelia yang dipanggil Ibu Peri sejak mereka berkuliah dulu."Uhuk... uhuk..." Delina langsung terbatuk-batuk mendengar ucapan spontan wanita paruh baya itu."Tentu, Bu. Kami memang sempat terpisah. Tapi aku akan membuat Delina kembali bersamaku," ucap Ibnu penuh keyakinan.Garis kerut di samping kelopak mata Nyonya Adelia tercipta kala ia tersenyum bahagia melihat Ibnu dan Delina yang masih bersama."Tapi kita kan tidak bersama, Nu?" tanya Delina mengernyitkandahinya tak mengerti."Ayolah, Lin … kita duduk dulu saja," kata Ibnu seraya me
Chapter 79********"Lin, aku boleh peluk kamu? Untuk yang terakhir kalinya? Karena setelah ini, aku akan pergi dari kamu dan menghindari kamu. Aku akan cari pekerjaan lain saja agar aku tak bertemu kamu lagi di kantor itu. Sedih rasanya saat tau aku bekerja pada suamimu," ucap Ibnu.Delina agak ragu, tetapi kemudian dia mengangguk. Ibnu terlihat merentangkan kedua tangannya. Namun, sesuatu yang di luar dugaan terjadi. Sebuah kawasaki ninja warna merah menghantam tubuh Ibnu."Ibnu!" Delina berteriak sekuat tenaga.Pengendara motor itu menghentikan laju motornya. Dia turun dari kendaraannya dan melangkah menuju ke arah Delina dan Ibnu. Pengendara motor yang
Chapter 80"Dia juga bawa sebagian hartaku. Tapi untung akses atm dan urusan bank langsung aku blokir. Aku belum bisa kasih tau cerita ini ke papa aku," ucap Indra."Hah? Kurang ajar banget itu cewek. Terus putri Bapak sama siapa?""Sama ibu mertua saya. Dia baik banget, Lin. Dia bahkan minta maaf sama kelakuan putrinya. Dia bilang sih kalau putrinya diguna-guna sama mantan pacarnya makanya tega ninggalin aku.""Hmmm … kenapa nggak diobati ke dukun gitu orang pintar? Itu juga kalau Bapak percaya," ucap Delina."Halah, emang dasarnya dia aja yang lagi keganjenan, Lin. Biarin aja lah, saya juga lagi urus surat cerai. Yang penting nanti putr
Chapter 81Setelah acara live sumpah pocong selesai, Abi kembali ke rumah bersama Delina. Nyonya Mia juga dengan Ibu Susi juga kembali."Bi, Mami mau buka kedai mie ayam. Apa kamu mau bantu?" tanya Nyonya Mia.Abi teringat dengan masakan mie ayam buatan ibunya kala dia kecil. Sebenarnya apapun yang dimasak Nyonya Mia akan terasa lezat. Namun, semenjak kematian ayahnya, dia sering melewatkan makan malam dan semua masakan wanita itu."Oke, Mi. Aku akan bantu. Nanti aku tanya ke Indra untuk pembuatan warung mie ayam kita nanti," sahut Abi."Aku juga akan bantu," ucap Delina."Ibu juga," kata Ibu Susi
Chapter 82***********"Hi guys welcome back on mytube channel. Aku lagi ada di kedai mie terbaru yang namanya Mie ayam Mamamia. Sumpah enak banget loh."Seorang selebgram kenalan dari Abi yang bernama Kania terus menerus mereka kegiatannya melalui kamera smartphone yang di genggam oleh asistennya. Dia berada di pembukaan kedai mie ayam milik Abi dan ibunya."Mie Ayam Mamamia"Banner dengan aneka gambar mie ayam lengkap dengan bakso dan pangsit goreng maupun pangsit kuah itu terpampang di depan kedai tersebut."Nah, jangan lupa pada mampir sini ya. Jangan lupa juga follow akun aku
Chapter 83"Kamu mau bilang kalau itu anaknya …."Desi menganggukkan kepalanya lalu terucap sebuah nama yang sangat takut untuk Delina dengar."Abi, Mbak. Ini anaknya Abi," ucapnya.Mendadak dunia berputar bagi Delina. Namun, Nyonya Mia lah yang tak sadarkan diri seketika. Sementara Delina masih mencoba bertahan. Abi langsung menggotong ibunya menuju rumah."Kamu ikut saya!" pinta Delina menarik tangan Desi.Kedua perempuan itu saling bertatapan duduk satu meja. Jenny memberikan teh hangat pada Delina.