Aroma kopi mengudara. Seorang wanita cantik yang sedikit lebih muda darinya kini duduk sembari memangku dagu lancipnya di atas meja. Ia menatap wajah cantik milik Alexa yang terus menitikkan manik mata untuk menatap wajah cantik miliknya. Ia datang dengan undangan resmi dari Alexa. Seseorang menghantar dirinya datang ke lantai Stupendaous dengan akses pribadi yang tak semua boleh datang dan menginjakkan kakinya di atas lantai suci yang dibangun tepat di bawah Puncak Camaraderie. Tempat ini hanya bisa didatangi oleh orang-orang terpilih saja. Jika Alexa tak mengijinkan orang itu untuk datang dan menyambangi tempat ini, maka orang itu tak akan pernah bisa melakukannya.
"Kau orang beruntung yang aku undang datang ke sini, Nona Zia Eleanor. Kau tak berterimakasih atau mengatakan hal semacamnya?" tanya Alexa berbasa-basi. Ia sedikit memiringkan kepalanya untuk bisa menatap wajah asing yang ada di depannya itu. Sebuah relasi hubungan yang aneh, Nona Zia Eleanor
Shan Entertainment. Tempat terbaik untuk mengembangkan bakat dan minat sebagai seorang entertainer berbakat yang mulai diakui oleh dunia. Semua yang datang dari dalam bangunan gedung Shan Entertainment akan mendapatkan perhatian yang berlebih. Masyarakat selalu percaya kalau perusahaan hiburan ini selalu mendatangkan para aktor, aktris, dan musisi terkenal yang mampu berkarya di tengah hiruk pikuk Kota London. Tak ada orang yang tak sukses jika sudah datang dari dalam bangunan ini. Semua yang meniti karier dari bawah selalu naik ke atas dan berhenti di atas puncak. Saham Shan Entertainment tak pernah menurun banyak, selalu banyak yang datang meskipun kadang kala masalah dan badai menerpa namanya.Kasus Mr. Joe resmi ditutup. Kini saatnya bernapas lega dan memulai kehidupan yang baru. Joe's Property akan diakuisisi oleh perusahan induk Shan Corp di bawah naungan Mr. Shan. Nama perusahaan itu akan berganti tentunya. Entah menggunakan embel-embel apa, tetapi Xena yakin kal
Sepotong roti panggang menjadi peneman pagi untuk wanita cantik yang terus saja menatap ke luar jendela ruangan. Ia tak berucap meskipun dokumen selalu datang menghampiri untuk segera diresmikan dengan bubuh tanda tangan darinya. Fokus Xena sedikit lain. Pagi ini ia tak ingin memikirkan pasal Shan Entertainment atau semacamnya. Undangan resmi datang untuk kedua kalinya. Benda itu kini ada di sisi cangkir teh manis dengan potongan kayu manis di atasnya. Sebuah informasi datang untuk mengingatkan, malam ini peresmian Puncak Camaraderie akan digelar. Mata dunia dan telinga masyarakat akan disiapkan dengan baik. Joy Holding's Company kembali membuka gebrakan setelah hanyut di dalam permasalahan yang lumayan pelik.Kasus kematian Mr. Joe hilang begitu saja ditelan oleh waktu. Tak ada media yang menyenggol namanya lagi. Perusahaan Joe's Property kini sudah diambil alih oleh sang papa hanya dalam satu malam saja. Seluruh sahamnya dipindah tangankan atas nama Mr. Shan. Pria tua itu s
"Aku tak bisa melakukan ini di dalam lingkungan kantor, Wriston." Xena tersenyum ringan. Ia mengusap kedua pipi pria berjenggot rata yang ada di depannya itu. Acap kali senyum datang menghantam sepasang netra indah milik laki-laki bertubuh kekar yang ada di depannya itu."Kau janji tidak akan menolaknya kalau kita berada di luar bangunan Shan Entertainment?"Xena mengangguk-anguk. Kembali lengkung bibir indah muncul begitu saja. Ia masih dengan aktivitasnya mengusap pipi pria yang ada di depannya. Mulai mendekatkan bibirnya lalu mengecup bibir merah muda sedikit tebal milik laki-laki yang ada di depannya saat ini. Wriston merasakan ketulusan itu. Sikap Xena padanya begitu hangat, mirip saat dirinya menjadi si gempal yang kalau berjalan jadi bahan tertawaan untuk teman-teman sebayanya. Hanya Xena yang tak begitu, baginya sejahat apapun Xena di mata Alexa juga orang-orang yang ada di masa lalunya, wanita muda itu adalah wanita yang paling baik dan hangat selain ibu kandu
Alexa menatap paras paras cantik Nona Zia. Wanita itu kembali memutar tubuhnya selepas menunjukkan cara bekerjanya selama ini. Sebuah ruangan yang tak terlalu luas dengan barang-barang yang berserakan di mana-mana. Ini adalah markas tersembunyi tempat Nona Zia hidup selama ini. Dalam dua tahun terakhir, sudut basemen bangunan Joy Holding's Company menjadi ruang tersembunyi tempat hacker muda ini bekerja menggali informasi terdalam dari klien-klien Alexa. Semua yang datang dari dalam ruangan kumuh ini adalah bak emas dan berlian yang mampu mengembangkan Joy Holding's Company menjadi besar dan lebih tinggi lagi. Nona Zia benar-benar gadis yang kompeten. Meskipun ruang kerja yang terbilang pribadi dan tak ada seorang pun bisa masuk tanpa seijinnya, tetapi wanita ini tetap saja setia tak pernah berniat untuk mengkhianati Alexa sedikit pun."Ini adalah alamat dari pemilik blog-nya, Nona Alexa. Kau bisa datang untuk tahu siapa yang masih menyimpan informasi tentang Mr. Daniel Denan
"Bocah bernama Cristiano Bo Dalbert memiliki wajah yang sama dengan Mr. Daniel Denan Ambrosius. Dokter Lim benar, mereka berhubungan!"Dokumen cetak itu kini berada di dalam genggamannya. Pria berjas rapi yang baru saja datang dan belum mendengar penjelasan apapun dari Ace itu masih saja diam membisu enggan berbicara banyak. Harry terus menerus meletakkan pandangan matanya untuk beberapa lembar kertas berisi semua riwayat pencarian yang menyertakan nama Cristiano Bo Dalbert juga Mr. Daniel Denan Ambrosius. Sebuah fakta mengejutkan, bocah bernama Cristiano Bo Dalbert dan Daniel Denan Ambrosius memiliki wajah yang sama persis. Riwayat hidupnya saja yang berbeda."Artinya mereka kembar?" Pria gempal yang baru saja meletakkan rokok di dalam asbak kayu kini mulai menyela. Ia menatap Harry juga Ace secara bergantian. Pria tua ini enggan berpikir lagi. Teka teki pasal dua bocah yang di sisihkan dari mata dunia ini benar-benar membuat otak tua
"Apa jaminannya selain uang, Mr. Harry?" Wanita itu mulai membuka mulutnya. Kalimat yang mengejutkan. Harry berpikir, wanita ini hanya menjual informasinya saja. Tak peduli apa siapa dan untuk apa. Namun, ekspresi yang menyertai kalimat itu muncul dari celah bibirnya seakan berkata lain. Ia mengkhawatirkan sesuatu."Apa maksudmu? Kita tak akan berhubungan lagi, setelah aku membeli informasi pasal Mr. Daniel. Aku akan membayar dengan harga yang mahal, Mrs. Marina. Percayalah padaku, kau tak akan kecewa dan rugi karena ini nantinya." Harry mulai membuat kesepakatan. Ia mengeluarkan sebuah surat perjanjian dengan bubuh tanda tangan di dalamnya.--Harry serius dengan kalimat ini. Ia benar-benar ingin segera memecahkan kasus Mr. Daniel dan bocah bernama Cristiano Bo Dalbert."Kau tak bisa menjamin keselamatanku nantinya?" tanya wanita itu dengan lugas. Ia menatap lekat-lekat lawan bicara.Harry masih memutuskan untuk diam tak bersuara. Pria itu memandang denga
"Besok malam adalah peresmian Puncak Camaraderie, aku tak ingin ada hama yang merusak. Sekecil apapun debunya, maka harus disingkirkan dan dimusnahkan. Kembang api di langit malam besok malam harus menjadi pusat perhatian untuk semua mata yang memandang." Kalimat perintah itu tegas ia berikan untuk semua pekerja yang ada di dalam ruangannya. Camaraderie hampir rampung. Teknologi luar biasa yang ada di dalam bangunan ini akan menjadi trending topik setelah Alexa mengumumkannya pada dunia. Telinga yang mendengar dan mata yang memandang, akan terkesima dan terpesona dengan apa yang ada di dalam ruangan ini.Camaraderie dibangun dengan penuh ketelitian. Setiap ornamen dan ukiran yang ada di sudut ruangan didesain langsung oleh pelukis ternama di Kota London. Tata bangunan yang elegan dengan satu lampu gantung besar diimpor lagi dari negara besar di dunia. Ada satu hal yang menarik di dalam bangunan Camaraderie, artificial intelligence namanya. Tata ruangan yang rapi, minimalis, t
Pagi datang bersama sinar yang sedikit bersahabat, tetap kokoh meksipun tak bisa benar-benar menghangatkan tubuh di musim seperti ini. Undangan yang tersebar menjadi berita panas penyambut pagi. Nama Joy Holding's Company digembor-gemborkan hingga menjadi pusat perhatian untuk semua orang yang membuka saluran televisi, internet, juga media sosial. Wajah cantik Sherina Alexander Lansonia terpampang nyata di depannya saat ini. Ia bukan sedang berada di dalam rumah. Pagi ini, ia membuka mata dengan sebuah pesan yang menyambut dirinya untuk segera dibaca. Seorang pria mengiriminya pesan singkat, katanya hari ini ia akan mencari sebuah tempat tinggal untuknya menatap selamanya di London. Bukan lagi apartemen atau hotel mewah seperti yang sedang ia tempati satu minggu terakhir ini.Wriston Ximon Leonardus menjadi agenda pertama untuk Xena Alodie Shan. Pria itu meminta Xena untuk datang ke dalam hotel tempatnya menginap, alasannya sebab ia meminta bantuan untuk mengemasi barang-bara
Kapal berlayar. Bukan hubungan dua insan yang bisa saling menyatukan dua rasa yang sama tujuannya. Kapal besar itu membawa banyak kesedihan untuk meninggalkan London. Alexa tak bisa mempertahankan apapun lagi. Bangunannya runtuh, dirinya menjadi buronan dengan kedua orang tua yang sudah mendekam di dalam penjara. Wanita itu tak bisa berbuat banyak. Pasrah dan terkesan menyerah, tetapi laju kapal ini menjanjikan sebuah kehidupan yang baru.Wanita itu duduk di sisi kapal. Ia menatap laut lepas dengan ombak sedang yang bergulung di depannya. Matanya masih sayu, kakinya sesekali terasa begitu nyeri sebab ia belum mendapatkan pengobatan yang benar-benar layak. Pertolongan pertama yang dilakukan oleh Zia juga Dokter Lim tak bisa banyak membantunya sekarang. Katanya, yang terpenting peluru sudah keluar dari dalam kakinya. Jadi ia tak perlu mengkhawatirkan apapun sekarang ini.Duduk merenung seorang diri, sebelum akhirnya Harry menghampi
Alexa terus meneteskan air matanya. Ia hanya bisa menatap dengan sayu bangunan besar miliknya yang hancur lebur sebab bom meledak dari atas Puncak Camaraderie. Ia tak menyangka kalau inilah akhir dari kisah hidup Alexa. Wanita itu benar-benar tak bisa melakukan apapun untuk saat ini. Isak tangis yang keluar bukan hanya sebab menahan rasa sakit yang ada di kaki kirinya, tetapi juga rasa sakit selepas kehilangan semua yang ia bangun selama sepuluh tahun terakhir. Semuanya hancur begitu saja, Mate dan Daniel benar-benar bajingan gila yang tak punya hati. Ia hanya adalah dua pria bodoh yang terlalu larut dalam dendam dan emosinya di masa lalu."Alexa ...." Mate berjongkok. Ia menarik rambut pendek wanita yang ada di depannya. Sebuah kepuasan tersendiri saat melihat wajah cantik itu menangis tersedu-sedu. Air mata itu mengisyaratkan kemenangan untuk dirinya. "Kau tahu ... dimana Xena dan Wriston meninggal?" tanyanya berbasa-basi. Alexa tak menjawab itu. Ia hany
"Mr. Luis Ambrosius, Anda ditangkap atas pembunuhan Mr. Joe Franky. Anda berhak diam atau menyewa pengacara." Sial! Seseorang melaporkan dirinya. Kini bukti ada di depan mata, Luis tak bisa mengelak apapun lagi. Seseorang menyimpan bukti ini dengan cara yang aman selama ini, hingga ia lupa bahwa ada orang lain selain dirinya. Luis bukan orang yang memotong jari jemari milik Mr. Joe, ia hanya membunuh pria itu juga membunuh mata-mata yang dikirimkan oleh Alexa lalu menyayat telinganya. Luis membenci anggota tubuh yang mempunyai dosa. Itu sebabnya ia melakukan hal itu. Ia tak bisa berbicara apapun selepas rekaman video amatir menampilkan betapa kejamnya ia membunuh dua orang sekaligus dalam satu malam. Kiranya, orang inilah yang ada di tempat kejadian malam itu. Ia muncul pada akhirnya. "Kau tak ingin berbicara apapun lagi, Mr. Luis?" Seorang detektif mencoba untuk menggali informasi darinya. Membuat pria yang ada di depannya itu berbicara. Luis sedari tadi han
-Laboratorium BioCell, Dokter Lim, London, Inggris-Suasana riuh, kedatangan beberapa polisi yang cukup mengejutkan Dokter Lim tak bisa dibendung lagi. Semuanya menerobos masuk, tak ada satu ruangan pun yang tak dijamah oleh mereka. Seseorang melaporkan laboratorium ini. Bukan sebab penelitian gila yang mencuat ke permukaan, tetapi sebuah laporan yang mengatakan bahwa ruangan ini menyimpan potongan jari jemari milik Mr. Joe dan seorang bocah malang bernama Daniel Denan Ambrosius. Tentu, itu adalah potongan jari manusia yang ilegal. Tak ada perjanjian untuk menempatkan itu di dalam bangunan Dokter Lim. Sekarang pria itu tahu, mengapa Mr. Cristiano datang waktu itu. Pria itu hanya ingin memastikan bahwa jarinya masih ada di dalam laboratorium ini. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan bangunan ini.Dokter Lim hanya bisa pasrah. Ia tak bisa mengelak dan tak bisa berbicara banyak lagi. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan dua polisi yang menjaga di belakan
"Pemilik gedung Shan Entertainment ditemukan tewas gantung diri di dalam apartemen pribadinya. Sebuah surat ditinggalkan oleh Nona Xena Alodie Shan terkait dengan beban yang sedang ia tanggung saat ini. Kasusnya masih didalami oleh pihak kepolisian, Nona. Tak ada yang bisa memberikan jawaban pasti untuk saat ini. "Alexa memejamkan matanya. Menarik napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya dengan kasar. Ia memberikan kode pada pria yang ada di sisinya untuk segera membuka pintu mobil. Ia akan pergi menjenguk jenazah si kawan lama.Senja yang buruk, dirinya tak habis pikir jikalau semuanya terjadi begitu cepat. Alexa dan Xena bahkan belum bisa kembali bertemu selepas waktu itu. Percakapan mereka terhenti dan komunikasi mulai putus begitu saja. Ia terkejut, meksipun dasarnya Alexa enggan peduli. Ia benar-benar tak peduli dengan apa yang menimpa Xena, tetapi tetap saja. Bunuh diri? Xena bukan orang bodoh yang akan melakukan itu.&n
"Kepercayaan bisa mengubah orang baik menjadi orang jahat?" Tawa ringan muncul dari celah bibir wanita cantik yang baru saja meletakkan pantatnya di atas kursi. Pandangan wajahnya tak pernah luput dari pria berjenggot tipis yang baru saja mengundangnya untuk datang. Ia terkejut, saat sang kekasih membawanya pergi ke tempat pria asing yang sukses membuat Xena Alodie Shan terperangah tak percaya. Baiklah, jika Mate Xavier masih hidup. Xena menonton berita saat pria itu menjebloskan Alexa ke dalam penjara. Ia juga mulai percaya saat media menyebut dirinya sebagai si jaksa mata satu yang kompeten. Kiranya, mata itulah yang melambangkan bahwa pria ini benar-benar Mate Xavier yang datang dari masa lalu."Lagian, kau benar-benar Daniel Denan Ambrosius?" tanyanya lagi. Kali ini bukan hanya pria bertubuh kekar yang duduk di sisi meja yang mendapatkan perhatian Xena, tetapi juga sang kekasih. Alexa benar, pria ini dikendalikan oleh seseorang. Wriston tak benar-benar
"Aku datang untuk memberikan sesuatu padamu, Alexa." Harry mengimbuhkan. Pria itu kembali membuat pernyataan yang cukup menyita fokus milik Alexa saat ini. Wanita itu menoleh dan mengarahkan pandangan matanya untuk Harry. Ia menunggu pria itu melanjutkan kalimatnya saat ini."Kau masih ingat dengan Mr. Daniel Denan Ambrosius?" tanyanya dengan ringan. Sukses membuat Alexa sejenak membuka matanya, pria itu membuat seluruh aktivitas milik Alexa terhenti begitu saja."Kakak dari kekasihmu, Luis.""Aku sudah putus dengannya." Alexa menjawab. Kembali melanjutkan aktivitasnya dan beranjak pergi dari posisinya sekarang ini. Ia berjalan kembali ke arah kursi dan meja besar tempatnya mengambil air putih untuk Harry. Ia duduk di sana dengan rapi. Menunggu Harry untuk datang menghampiri dirinya."Ada apa dengan kakak Luis? Kau menemukannya?" kekeh Alexa dengan nada ringan. Menatap ke arah pria yang baru saja duduk dan meletakkan pantatnya di atas kursi. "Sudah aku ka
Tersenyum manis, itulah yang dilakukan oleh Alexa dengan terus menatap ke arah rumah besar yang ada di depannya. Ia puas, bukan puas sebab sudah menyakiti hati wanita hamil yang terlihat malang saat ia menceritakan semuanya. Alexa adalah seorang gadis malang yang punya kisah masa lalu yang buruk. Ibunya adalah seorang selir, mati di tangan raja yang sudah meminangnya. Kakak dan ibu tirinya bersekongkol untuk hidup di atas penderita Alexa dan rasa sakit hatinya. Kisah ia persingkat, Alexa tak mau banyak berbasa-basi hanya untuk memperpanjang kalimat dan durasi berkunjung ke rumah istri Mate Xavier. Hal mengejutkan yang membuat air mata jatuh dari tempat persembunyiannya adalah kala Alexa berkata bahwa Mate adalah pria berengsek yang hampir memperkosa dirinya. Ia juga mengkhianati cinta dan kepercayaan Alexa dengan tidur bersama sahabatnya sendiri, Xena. Kiranya, Alexa punya satu alasan yang jelas mengapa ia menusuk mata Mate dan mendorongnya ke dalam sungai dengan aliran air yang sed
Sobraine Black Russians menjadi fokus pandangan pria gempal yang baru saja menyelesaikan tugasnya. Ia duduk bersandar tepat pada sofa besar yang di sisi ruangan. Pandangan matanya fokus menuju tepat ke arah pria muda yang ada di depannya. Harry Tyler Lim datang menyela fokus dan pekerjaan pria tua satu ini. Ia menghentikan aktivitasnya dan mulai fokus pada Harry yang baru saja melemparkan setumpuk kertas yang dikaitkan menjadi satu. Kiranya Harry datang membawa sebuah informasi untuknya. Ekspresi wajah yang tak mendukung, kiranya pria itu sedang memendam amarah yang menggebu-gebu di dalam hatinya saat ini. Harry datang dengan setumpuk dokumen yang berisi beberapa informasi aneh untuknya. Dokter Lim tak tahu apa tujuan dan maksud si ke ponakan datang dengan ekspresi wajah seperti itu."Duduklah, jangan hanya diam saja di sana. Katakan apa yang ingin kau katakan sekarang ini, Harry. Jangan membuatku banyak menunggu." Dokter Lim memprotes, membuat Harry menghentikan sejena