"Maafkan aku Nyonya, aku tak bisa mendampingi dirimu untuk menyelesaikan kasusnya." Harry tersenyum ringan menatap wanita tua yang ada di depannya saat ini. Mengusap pundaknya dengan lembut seakan sedang menyalurkan energi positif untuk wanita malang dengan pakaian khas seorang tahanan itu. Wajahnya kusut, sekusut kain tebal yang membungkus tubuh kerempengnya itu. Senyum yang mengembang di atas paras cantiknya itu terkesan begitu aneh dan dipaksakan. Dirinya terjerumus dalam sebuah lubang yang tak pernah disangka-sangka sebelumnya. Putri kandungnya melaporkan dirinya atas kejahatan tak disengaja yang membuat cucu kandungnya masuk ke dalam rumah sakit. Laki-laki kecil itu harus dirawat dengan intensif selepas mobil menabrak tubuh kecilnya beberapa hari yang lalu. Darah keluar mengalir dari setiap sudut bagian tubuh kecilnya itu dengan luka dalam yang cukup serius. Harapan hidup tak ada lagi, hanya terus bisa berdoa kepada zat yang disebut-sebut sebagai Tuhan, sang pemberi kehidupan.&
Langkah kaki keduanya kembali tegas membelah aspal jalanan. Berniat pergi dari tempat ini untuk memulai aktivitas baru selepas melaksanakan tugas terbaik menyelamatkan takdir seseorang yang sudah dibuang oleh semesta. Harry mulai menatap apapun yang ada di depannya sekarang ini. Mencoba menikmati apa yang disuguhkan oleh alam dengan helaan napas yang sesekali muncul dari celah bibirnya. Pikirnya kembali melayang-layang jauh entah kemana perginya. Harry mengingat satu nama selepas juniornya itu mengatakan kalimat umpatan untuk menutup pembicaraan mereka. Bukan manusia, tetapi fisiknya berwujud manusia. Harry mengingat wajah Alexa di dalamnya. Wanita itu bak sekuntum bunga Rhododendron yang hanya cantik dilihat secara fisik saja. Tubuhnya menarik dengan wajah cantik yang mempesona bagi siapa saja mata yang memandangnya. Setiap inci bagian wajah cantik itu tak pernah luput dari polesan make up berharga fantastis dengan merek kelas dunia. Akan tetapi, hatinya penuh dengan dendam dan ama
Lantunan musik ballad menggema di dalam mobil. Sebuah perjalanan tanpa tujuan yang jelas dilalui oleh Alexa juga Harry. Pria itu 'ditarik' paksa untuk masuk ke dalam mobil dan ikut dengannya. Ia tak sudi berbicara di depan gedung menyeramkan seperti pengadilan mahkota Old Bailey. Tempat itu sudah bak pintu neraka untuk para pengusahaan kotor seperti Sherina Alexander Lansonia. Ia hampir saja tertangkap beberapa tahun yang lalu. Seseorang menggantikan posisi Joy Holding's Company untuk menghadiri sidang pertama. Banding tak dilaksanakan sebab semua pihak menolaknya. Tentunya bukan atas kehendak sendiri, seseorang ada di balik semuanya. Dalang terbaik yang menyusun alur luar biasa indah dan hebat kayaknya Tuhan di dunia ini. Alexa memutar balikkan fakta untuk membuat Joy Holding's Company tetap berdiri di tengah skandal penggelapan uang yang hampir saja menyenggol nama perusahaannya.Harry tentu tahu akan hal itu. Sebuah kepercayaan yang dimiliki oleh Alexa tentang pria sa
Warna pelangi indah penuh warna yang menarik di dalam hati. Sepiring Gyoza Bento Box, Chicken Katsu, Pumpkin Katsu dan juga Katsu Wraps berjajar rapi memenuhi meja persegi yang membatasi duduknya dengan pria jangkung berjas mahal di depan itu. Netranya masih saja kokoh tak mau menatap paras Harry yang terus mencoba menarik perhatiannya dengan senyum manis yang mengembang di atas wajah tampan dan bersih miliknya. Alexa terus saja menggerutu lirih dengan mulut komat kamit bak seorang dukun yang sedang membaca sebuah mantra. Wajah wanita cantik itu benar-benar masam. Ia tak ingin bersahabat dengan keadaan dan situasi yang terjadi di sekitarnya sekarang. Harry adalah pria sialan yang terus saja memainkan perasaannya. Ia membawa Alexa ke tempat murah seperti itu seakan ingin menampar selera elegan yang dijunjung tinggi oleh wanita pemilik Joy Holding's Company."Makanan apa ini?" pekik Alexa sedikit meninggikan nada bicara. Jari telunjuk dengan ujung kuku runcing i
"Kau tau bahwa kau bisa saja mati di dalam pekerjaanmu ini. Lantas mengapa kau masih meneruskannya? Kau bisa mencari pekerjaan yang lain seperti menjadi aktor atau seorang model." Alexa menyela keheningan yang harus aja tercipta di antara keduanya. Menarik pandangan Harry untuk kembali menatap paras cantik itu. Keduanya sama-sama terdiam. Baik Alexa maupun Harry yang bisa saling bertukar tatap untuk saat ini."Kenapa aku harus menjadi model? Semua orang mengatakan bahwa pengacara sangat cocok denganku.""Karena kau tam—" Alexa sigap mengatupkan bibirnya. Ia membuka dua manik matanya lebar-lebar. Baru saja, dirinya ingin mempermalukan diri sendiri. Jika Harry mendengar kata tampan keluar dari celah bibirnya, bisa saja Alexa mati mematung di tempatnya."Tampan?""Sudahlah. Bukan urusanku juga." Alexa mengalihkan pembicaraan. Ia melirik Harry yang kini tersenyum geli menatap tingkah anehnya barusan. Sekeras
Pria itu bernama Mr. Lucky. Tentu bukan nama asli sebab Alexa tak peduli dengan itu. Ia hanya ingin Mr. Lucky bekerja di bawah naungannya saja. Menjalankan tugas-tugas kotor tanpa menyangkut pautkan nama Joy Holding's Company selepas semuanya selesai. Alexa tak pernah menuntut banyak dari pria itu. Ia hanya ingin Mr. Lucky menjadi anjing pemburu yang setia. Namun, tidak ada manusia yang benar-benar bisa melakukan tugas semulia itu. Setia adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan. Pria sialan itu mengkhianati dirinya. Ia tertangkap oleh Shan Entertainment dan bekerja di bawah naungannya. Perusahaan cangkang adalah tempatnya bekerja di sana. Alexa tak pernah mau membunuh seseorang hanya sebab satu kesalahan kecil. Ia bukan Tuhan yang menghukum manusia atas dosa-dosa di masa lampau. Alexa juga seorang iblis yang berpijak di tanah bumi yang sama. Ia membiarkan pria itu, dengan dua buah perjanjian silang yang mengharuskan Mr. Lucky untuk berpihak di kubu tengah. Tak sepenuhnya menduku
Tatapan itu penuh dendam dan amarah. Ia pergi meninggalkan Rainbo Cafe dengan keadaan hati yang tak baik. Baru kali pertama dirinya mendengar seseorang berkata demikian padanya. Bukan keluarga, tetapi orang asing yang notabenenya adalah si pengacara untuk kasus Mr. Joe. Harry terlalu banyak melampaui batasan. Alexa menaruh banyak keyakinan penuh pada Dokter Lim. Pria tua dengan perut sedikit buncit itu tak mungkin mengajari Harry menjadi anak yang tak berbudi luhur. Ia bisa datang kemari dan mendapatkan relasi itu adalah bantuan dan uluran tangan dari Joy Holding's Company meksipun tak secara langsung. BioCell bisa berdiri tegap dengan bangunan mewah dan fasilitas yang 'wah' di atas tanah Kota London tentunya bukan semerta-merta usaha dari pria gendut menyebalkan, ayah Alexa berada di balik semuanya. Ia membiayai hidup pria Korea itu dan membuat membuatnya bisa membangun gedung yang sesungguhnya. Bukan sebuah gubuk tua tempat percobaan dokter gila yang menjadi tubuh manusia tak berd
Alexa merebahkan tubuhnya kasar di atas ranjang empuknya malam ini. Ia mulai menatap sayu langit-langit kamarnya yang hanya berhias satu lampu besar dengan desain yang apik juga mewah. Cahaya kuningnya begitu terang menyilaukan mata. Membawa semua suasana damai selepas musik balad dengan irama yang sopan masuk ke dalam lubang telinganya.Alexa kini menghela napasnya ringan. Kelopak mata matanya mulai menyatu. Ia memejamkan rapat kedua matanya mencoba untuk pergi masuk ke dalam suasana yang lebih tenang malam ini. Alexa terlihat begitu letih kali ini. Pikirannya tak kunjung diam dengan bisik suara yang terus memenuhi kepalanya sekarang. Jujur saja, sampai sekarang Alexa tak bisa memahami keadaan yang sedang terjadi ini. Misteri hilangnya Mr. Joe terus saja menuding dirinya menjadi seorang tersangka penumbuhan. Semua pihak mulai mencurigai Joy Holding's Company.Alexa kembali membuka matanya. Ia tak berhasil larut dalam suasana tenang yang diciptakan oleh
Pandangan Xena beralih padanya. Ia tersenyum manis sembari memutar langkah untuk mendekat pada Alexa. "Jika memang benar-benar kau yang membunuh Mr. Joe aku datang untuk mengucapkan rasa terimakasihku."Alexa tersenyum seringai. Inilah Xena yang dulu menjadi kawan baiknya. Gadis licik yang pandai menyimpan semua perasaan dan fakta yang menjadi kebenarannya. Jika Alexa adalah singa buat yang tak kenal takut, maka Xena adalah ular berbisa yang pandai menyembunyikan dirinya. Sebuah paket kombinasi yang pas. Dua wanita yang kini saling tatap dalam diam ini adalah pasangan yang pantas mendapatkan penghargaan untuk wanita dengan sifat iblis terkejam di dunia."Kau berharap Mr. Joe mati?"Xena menghela napasnya. Ia berjalannya mengarah pada Alexa dan menghentikan langkahnya kala posisi itu dirasa cukup pas dan pantas untuk memulai pembicaraan dengan wanita satu ini. "Kau sendiri yang bilang, kekasihku itu adalah pria yang berengsek.""Jadi benar dugaanku?