"Kenapa kau mengingkari janjimu, Mr. Mate?" tanya pria itu senantiasa membangun suasana penuh ketegangan dengan pria yang masih kokoh mengisap rokok di sela jari jemarinya. Ia diam, lalu melirik ke arah Harry. Tak ada yang lucu memang, sebab tawa yang dikeluarkan oleh Mr. Mate adalah tawa penuh dengan penghinaan untuk Alexa. Pria inilah yang membawa media untuk datang meliput. Ia mengkhianati perjanjian dengan Harry.
"Sekarang aku tahu mengapa Alexa berusaha membunuhmu." Pria itu kembali melanjutkan. Ia tersenyum kikuk pada pria yang ada di depannya. Harry ingin menghina, sebab Mr. Mate juga melakukan hal yang sama. "Kau adalah pengkhianat dan bajingan yang tak patuh pada janjimu sendiri, Mr. Mate. Kau tak pantas mendapatkan gelar yang kau punyai sekarang."
Tawa muncul begitu saja. Memecah keheningan di antara Harry juga pria bermata satu itu. Mr. Mate berjalan mendekati Harry. Ia berdiri tepat di depan pria yang masih kokoh berm
"Kau akan mengaku apapun itu dengan syarat kau bisa bebas besok pagi?" tanya Harry mengulang kalimat wanita yang ada di depannya. Selepas dirinya kembali dari kediaman pribadi milik Mate Xavier, sebuah panggilan datang melalui ponselnya. Kiranya nama Mr. Chloe menghias di atas layar ponsel itu. Meminta Harry untuk lekas datang ke kantor polisi dan menemui bosnya yang sedang kalut. Hati Alexa tentu saja tak baik-baik saja. Wajahnya terpampang nyata siang ini di layar berita harian. Wartawan mulai mengerumuni bangunan Joy Holding's Company untuk membuat sebuah berita baru yang akan memperkeruh suasana. Kiranya mereka semua benar-benar menunggu kabar mengejutkan datang dari bangunan itu.Tak ada yang pernah menyangka tentunya, Alexa akan ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara sebab sebuah kemarin yang tak jelas asal usulnya. Semua mata dan telinga kini dipersiapkan untuk sidang besok pagi."Apapun yang kau butuhkan untuk memenangkan sidang, maka aku akan memberikannya
"Pertama ... sebarkan berita bahwa aku tak akan keluar dari penjara dalam waktu dekat. Kasus rumit yang menjerat diriku inilah yang menjadi alasannya. Buatlah ayahku dan Nyonya Lucy Samantha percaya akan hal itu. Aku akan meminta akses dengan menggunakan relasi Harry Tyler Lim sebagai pengacara dari S.E Association. Meksipun ini adalah bulan terakhir jabatannya, tetapi posisi itu akan sedikit menguntungkan untuk diriku. Terlebih lagi aku adalah Sherina Alexander Lansonia.""Lalu setelah kabar itu sampai ke telinga Mr. Aric, apa yang akan lakukan, Nona?""Aku akan menyakinkan Harry dengan membuat taruhan. Aku akan mengakui semua fakta yang ingin diketahui Harry dengan menjebloskan diriku ke penjara. Aku akan membuat Harry mempercepat sidang dan aku aku akan dibebaskan paling lambat dua hari dari sekarang. Aku ingin memaafkan waktu ini untuk tahu siapa yang berada di pihakku dan siapa yang ingin mengkhianati diriku."Kalimat itulah yang menjadi dasar Mr. Chloe mel
"Ini adalah rekaman asli kamera pengawas dari rumah Mrs. Marina. Terlihat Nona Alexa masuk ke dalam rumah dan tertangkap kamera keluar setelah beberapa menit kemudian." Pria dengan jubah hitam bercampur merah tua itu memulai. Tangannya menunjuk ke arah layar besar yang ada di sisi ruangan. Menyita beberapa fokus orang yang ada di sana untuk mengarahkan pandangannya masuk ke dalam layar besar itu. "Waktu yang cukup untuk melakukan pembunuhan dengan memberikan racun VX untuk menginfeksi tubuh dan jaringan syaraf milik Mrs. Marina," imbuhnya lagi. Sidang dimulai, semua dilakukan secara tertutup dengan hanya ada tiga media perwakilan saja yang boleh masuk dan menontonnya. Bahkan tak boleh melakukan siaran langsung untuk ini. Cukup, sampai kemarin saja kekacauan dan banyak berita bohong datang untuk menghantam pendirian Alexa juga Joy Holding's Company. Kini waktunya fakta terungkap, dan mata berbalik dari wajahnya. Alexa sudah cukup muak dengan semua yang terjadi."Jadi ... kenap
"Kau punya buktinya?" Alexa melirih. Ia menarik pergelangan tangan pria yang baru saja bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan untuk mendekat ke arah wanita yang duduk di atas kursi terdakwa. Harry melirik sekilas Alexa yang ada di sisinya. Ia tersenyum manis lalu melepaskan genggaman tangan wanita itu dengan perlahan. "Masih tak mempercayai diriku?" ucapnya tertawa kecil. Setelah sekian lama dirinya tahu bagaimana seorang Harry Tyler Lim kalau berada di dalam ruang sidang. Etikanya sebagai pengacara benar-benar unik dan berbeda dari yang lainnya. Ia menganggap ruangan suci ini sebagai arena bermain untuk dirinya. Ah, benar. S.E Association lah yang menjadi guru utama untuk Harry. Pasti ajaran yang didapat oleh pria itu berbeda dengan ajaran seorang pengacara pada umumnya."Ini adalah rekaman yang dipasang oleh Mrs. Marina ditempat yang pribadi. Seperti ada di dalam sela-sela pohon hias yang ada di sudut ruangan. Aku menemukannya beberapa jam sebelum si
"Ambilah, aku memberikan apa yang kau minta," ucap Mr. Aric meletakan dokumen yang ada di dalam genggamannya itu tepat di atas meja kaca yang menjadi sekat duduk sang istri dengan jendela besar yang menghadap ke luar ruangan. Ia tersenyum aneh kala wajah Lucy memandang ke arahnya dengan sedikit semburat ketidakmengertian, Lucy kiranya belum bisa benar-benar menerima kedatangan sang suami. Kiranya Aric banyak memberikan kejutan untuknya belakang ini."Kau yang meminta kuasa untuk mendampingi Alexa, maka aku akan memberikan itu. Kau boleh tinggal di dalam rumah Alexa dan menjadi walinya. Kau hanya perlu persetujuan dari Alexa," ucapnya menuturkan. Kali ini Lucy mulai mengerti, Aric berusaha melakukan yang terbaik yang bisa ia lakukan. Untuk sang putri tentunya."Bagaimana jika Alexa tak mau? Haruskah aku memaksanya?" tanya Lucy dengan memunculkan senyum yang aneh. Ia menatap ke arah pria tua yang kini duduk di atas sofa sembari men
"Kabar terkini! Pengadilan negeri menyatakan bahwa Nona Sherina Alexander Lansonia dinyatakan bebas pagi ini. Terdakwa dinyatakan tidak bersalah setelah sang pengacara menyanggah dan mampu menyerahkan semua bukti yang menyanggah bahwa Nona Sherina Alexander Lansonia bukanlah pelaku atas kasus kematian yang menimpa seorang wanita tuna wisma bernama Mrs. Marina. Kejaksaan ...." Volume radio yang ada di sisi stir mobil mulai hilang seiring dengan pria dewasa yang memutar tombol suara untuk mengecilkannya. Bukan tanpa sebab, semua adalah perintah dari wanita yang duduk di atas kursi penumpang, sejajar dengan Mr. Chloe. Kabar yang baik, Alexa dibebaskan hari ini. Namun, entah mengapa, wajah Alexa tak benar-benar bahagia untuk itu. Bahkan mendengar pasal kabar kebebasannya saja, sudah membuat hatinya bercampur aduk."Apa yang akan kau lakukan setelah ini, Nona? Memecat para pegawai dan relasi yang tak setia padamu?" tanya Mr. Chloe memecahkan keheningan yang ada
Sepasangan peep toe itu melangkah dengan tegas. Membawa setiap emosi yang ada di dalam diri Alexa untuk menemui tujuanya. Sesuai dugaan Alexa, semua pelayan rumah ini akan menyambut kedatangannya dengan penuh hormat dan rasa suka cita. Kembalinya Alexa tentunya menjadi angin segar untuk semua yang mengabdikan hidupnya untuk rumah mewah ini. Toh juga, mereka semua tahu bagaimana Sherina Alexander Lansonia itu. Tak seperti apa yang dijaga oleh dunia, bagi mereka, Alexa adalah wanita baik yang memberikan harapan dan membuat kehidupan untuk mereka semua. Wanita itu adalah wanita yang baik, tak benar-benar jahat seperti apa yang dimaksudkan oleh dunia. Kabar burung di luar sana benar-benar berbohong."Selamat kembali, Nona Alexa." Seseorang menegur. Menyapa wanita cantik yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.Alexa terhenti. Ia memandang jajaran pegawai dan pengurus rumah yang masih saja setia dengannya hingga saat ini. "
Jari jemari itu kuat meremas setiap helai rambut milik wanita tua yang kini merintih kesakitan. Jari Nyonya Lucy mencoba untuk membuka setiap genggaman jari jemari lentik milik Alexa. Ia sudah tak kuat menahan rasa sakit di atas permukaan kepalanya kala Alexa menarik dan menyeret tubuhnya ke tepi ruangan. Tak ada yang bisa menolong. Semuanya hanya diam berdiri di tempatnya. Sebagian pegawai sudah kembali melaksanakan tugasnya saat ini. Beberapa dari mereka tinggal untuk memastikan Alexa tak kekurangan apapun."Kau datang sebab ingin tinggal di sini dan menjadi nyonya besar?" tanya Alexa berbasa-basi. Ia terkekeh ringan untuk kalimat yang baru saja terlontar keluar dari celah bibirnya. Terus memandang wajah wanita yang ada di depannya.Dari balik bibir dengan sudut yang terluka sebab tamparan dan bogem mentah yang Alexa tujukan padanya beberapa kali sebelum ini, Nyonya Lucy tersenyum tipis. Kepalanya mengangguk dengan tatapan m
Kapal berlayar. Bukan hubungan dua insan yang bisa saling menyatukan dua rasa yang sama tujuannya. Kapal besar itu membawa banyak kesedihan untuk meninggalkan London. Alexa tak bisa mempertahankan apapun lagi. Bangunannya runtuh, dirinya menjadi buronan dengan kedua orang tua yang sudah mendekam di dalam penjara. Wanita itu tak bisa berbuat banyak. Pasrah dan terkesan menyerah, tetapi laju kapal ini menjanjikan sebuah kehidupan yang baru.Wanita itu duduk di sisi kapal. Ia menatap laut lepas dengan ombak sedang yang bergulung di depannya. Matanya masih sayu, kakinya sesekali terasa begitu nyeri sebab ia belum mendapatkan pengobatan yang benar-benar layak. Pertolongan pertama yang dilakukan oleh Zia juga Dokter Lim tak bisa banyak membantunya sekarang. Katanya, yang terpenting peluru sudah keluar dari dalam kakinya. Jadi ia tak perlu mengkhawatirkan apapun sekarang ini.Duduk merenung seorang diri, sebelum akhirnya Harry menghampi
Alexa terus meneteskan air matanya. Ia hanya bisa menatap dengan sayu bangunan besar miliknya yang hancur lebur sebab bom meledak dari atas Puncak Camaraderie. Ia tak menyangka kalau inilah akhir dari kisah hidup Alexa. Wanita itu benar-benar tak bisa melakukan apapun untuk saat ini. Isak tangis yang keluar bukan hanya sebab menahan rasa sakit yang ada di kaki kirinya, tetapi juga rasa sakit selepas kehilangan semua yang ia bangun selama sepuluh tahun terakhir. Semuanya hancur begitu saja, Mate dan Daniel benar-benar bajingan gila yang tak punya hati. Ia hanya adalah dua pria bodoh yang terlalu larut dalam dendam dan emosinya di masa lalu."Alexa ...." Mate berjongkok. Ia menarik rambut pendek wanita yang ada di depannya. Sebuah kepuasan tersendiri saat melihat wajah cantik itu menangis tersedu-sedu. Air mata itu mengisyaratkan kemenangan untuk dirinya. "Kau tahu ... dimana Xena dan Wriston meninggal?" tanyanya berbasa-basi. Alexa tak menjawab itu. Ia hany
"Mr. Luis Ambrosius, Anda ditangkap atas pembunuhan Mr. Joe Franky. Anda berhak diam atau menyewa pengacara." Sial! Seseorang melaporkan dirinya. Kini bukti ada di depan mata, Luis tak bisa mengelak apapun lagi. Seseorang menyimpan bukti ini dengan cara yang aman selama ini, hingga ia lupa bahwa ada orang lain selain dirinya. Luis bukan orang yang memotong jari jemari milik Mr. Joe, ia hanya membunuh pria itu juga membunuh mata-mata yang dikirimkan oleh Alexa lalu menyayat telinganya. Luis membenci anggota tubuh yang mempunyai dosa. Itu sebabnya ia melakukan hal itu. Ia tak bisa berbicara apapun selepas rekaman video amatir menampilkan betapa kejamnya ia membunuh dua orang sekaligus dalam satu malam. Kiranya, orang inilah yang ada di tempat kejadian malam itu. Ia muncul pada akhirnya. "Kau tak ingin berbicara apapun lagi, Mr. Luis?" Seorang detektif mencoba untuk menggali informasi darinya. Membuat pria yang ada di depannya itu berbicara. Luis sedari tadi han
-Laboratorium BioCell, Dokter Lim, London, Inggris-Suasana riuh, kedatangan beberapa polisi yang cukup mengejutkan Dokter Lim tak bisa dibendung lagi. Semuanya menerobos masuk, tak ada satu ruangan pun yang tak dijamah oleh mereka. Seseorang melaporkan laboratorium ini. Bukan sebab penelitian gila yang mencuat ke permukaan, tetapi sebuah laporan yang mengatakan bahwa ruangan ini menyimpan potongan jari jemari milik Mr. Joe dan seorang bocah malang bernama Daniel Denan Ambrosius. Tentu, itu adalah potongan jari manusia yang ilegal. Tak ada perjanjian untuk menempatkan itu di dalam bangunan Dokter Lim. Sekarang pria itu tahu, mengapa Mr. Cristiano datang waktu itu. Pria itu hanya ingin memastikan bahwa jarinya masih ada di dalam laboratorium ini. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan bangunan ini.Dokter Lim hanya bisa pasrah. Ia tak bisa mengelak dan tak bisa berbicara banyak lagi. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan dua polisi yang menjaga di belakan
"Pemilik gedung Shan Entertainment ditemukan tewas gantung diri di dalam apartemen pribadinya. Sebuah surat ditinggalkan oleh Nona Xena Alodie Shan terkait dengan beban yang sedang ia tanggung saat ini. Kasusnya masih didalami oleh pihak kepolisian, Nona. Tak ada yang bisa memberikan jawaban pasti untuk saat ini. "Alexa memejamkan matanya. Menarik napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya dengan kasar. Ia memberikan kode pada pria yang ada di sisinya untuk segera membuka pintu mobil. Ia akan pergi menjenguk jenazah si kawan lama.Senja yang buruk, dirinya tak habis pikir jikalau semuanya terjadi begitu cepat. Alexa dan Xena bahkan belum bisa kembali bertemu selepas waktu itu. Percakapan mereka terhenti dan komunikasi mulai putus begitu saja. Ia terkejut, meksipun dasarnya Alexa enggan peduli. Ia benar-benar tak peduli dengan apa yang menimpa Xena, tetapi tetap saja. Bunuh diri? Xena bukan orang bodoh yang akan melakukan itu.&n
"Kepercayaan bisa mengubah orang baik menjadi orang jahat?" Tawa ringan muncul dari celah bibir wanita cantik yang baru saja meletakkan pantatnya di atas kursi. Pandangan wajahnya tak pernah luput dari pria berjenggot tipis yang baru saja mengundangnya untuk datang. Ia terkejut, saat sang kekasih membawanya pergi ke tempat pria asing yang sukses membuat Xena Alodie Shan terperangah tak percaya. Baiklah, jika Mate Xavier masih hidup. Xena menonton berita saat pria itu menjebloskan Alexa ke dalam penjara. Ia juga mulai percaya saat media menyebut dirinya sebagai si jaksa mata satu yang kompeten. Kiranya, mata itulah yang melambangkan bahwa pria ini benar-benar Mate Xavier yang datang dari masa lalu."Lagian, kau benar-benar Daniel Denan Ambrosius?" tanyanya lagi. Kali ini bukan hanya pria bertubuh kekar yang duduk di sisi meja yang mendapatkan perhatian Xena, tetapi juga sang kekasih. Alexa benar, pria ini dikendalikan oleh seseorang. Wriston tak benar-benar
"Aku datang untuk memberikan sesuatu padamu, Alexa." Harry mengimbuhkan. Pria itu kembali membuat pernyataan yang cukup menyita fokus milik Alexa saat ini. Wanita itu menoleh dan mengarahkan pandangan matanya untuk Harry. Ia menunggu pria itu melanjutkan kalimatnya saat ini."Kau masih ingat dengan Mr. Daniel Denan Ambrosius?" tanyanya dengan ringan. Sukses membuat Alexa sejenak membuka matanya, pria itu membuat seluruh aktivitas milik Alexa terhenti begitu saja."Kakak dari kekasihmu, Luis.""Aku sudah putus dengannya." Alexa menjawab. Kembali melanjutkan aktivitasnya dan beranjak pergi dari posisinya sekarang ini. Ia berjalan kembali ke arah kursi dan meja besar tempatnya mengambil air putih untuk Harry. Ia duduk di sana dengan rapi. Menunggu Harry untuk datang menghampiri dirinya."Ada apa dengan kakak Luis? Kau menemukannya?" kekeh Alexa dengan nada ringan. Menatap ke arah pria yang baru saja duduk dan meletakkan pantatnya di atas kursi. "Sudah aku ka
Tersenyum manis, itulah yang dilakukan oleh Alexa dengan terus menatap ke arah rumah besar yang ada di depannya. Ia puas, bukan puas sebab sudah menyakiti hati wanita hamil yang terlihat malang saat ia menceritakan semuanya. Alexa adalah seorang gadis malang yang punya kisah masa lalu yang buruk. Ibunya adalah seorang selir, mati di tangan raja yang sudah meminangnya. Kakak dan ibu tirinya bersekongkol untuk hidup di atas penderita Alexa dan rasa sakit hatinya. Kisah ia persingkat, Alexa tak mau banyak berbasa-basi hanya untuk memperpanjang kalimat dan durasi berkunjung ke rumah istri Mate Xavier. Hal mengejutkan yang membuat air mata jatuh dari tempat persembunyiannya adalah kala Alexa berkata bahwa Mate adalah pria berengsek yang hampir memperkosa dirinya. Ia juga mengkhianati cinta dan kepercayaan Alexa dengan tidur bersama sahabatnya sendiri, Xena. Kiranya, Alexa punya satu alasan yang jelas mengapa ia menusuk mata Mate dan mendorongnya ke dalam sungai dengan aliran air yang sed
Sobraine Black Russians menjadi fokus pandangan pria gempal yang baru saja menyelesaikan tugasnya. Ia duduk bersandar tepat pada sofa besar yang di sisi ruangan. Pandangan matanya fokus menuju tepat ke arah pria muda yang ada di depannya. Harry Tyler Lim datang menyela fokus dan pekerjaan pria tua satu ini. Ia menghentikan aktivitasnya dan mulai fokus pada Harry yang baru saja melemparkan setumpuk kertas yang dikaitkan menjadi satu. Kiranya Harry datang membawa sebuah informasi untuknya. Ekspresi wajah yang tak mendukung, kiranya pria itu sedang memendam amarah yang menggebu-gebu di dalam hatinya saat ini. Harry datang dengan setumpuk dokumen yang berisi beberapa informasi aneh untuknya. Dokter Lim tak tahu apa tujuan dan maksud si ke ponakan datang dengan ekspresi wajah seperti itu."Duduklah, jangan hanya diam saja di sana. Katakan apa yang ingin kau katakan sekarang ini, Harry. Jangan membuatku banyak menunggu." Dokter Lim memprotes, membuat Harry menghentikan sejena