Alexa tetap duduk di dalam mobil, matanya terpaku pada pemandangan di seberang jalan. Ia melihat Alex dan Nora yang terus bertengkar saat berjalan keluar dari kafe menuju mobil Nora. Alexa menajamkan pandangannya, berusaha menangkap kata-kata yang mereka lontarkan dengan keras, namun jaraknya membuat suaranya sulit untuk didengar.Ketika mereka memasuki mobil, Alex dan Nora tampaknya masih belum menyelesaikan pertengkaran mereka. Wajah Alex tampak memerah, sementara Nora terus berteriak, memukul-mukul setir dengan frustrasi. Alexa mengernyit, hatinya berdegup kencang. Ia merasa ada sesuatu yang besar sedang terjadi di antara mereka.Nora akhirnya menyalakan mesin mobil dengan kasar, menariknya keluar dari parkiran dengan kecepatan tinggi. Dari dalam mobilnya, Alexa memperhatikan dengan cemas. "Apa yang sebenarnya sedang terjadi di sana?" gumamnya pada diri sendiri. Dia memutuskan untuk mengikuti mereka, rasa ingin tahunya terlalu besar untuk diabaikan.Mobil Nora melaju dengan cepat,
Alexa duduk di tepi jalan, napasnya masih tersengal-sengal setelah melihat kecelakaan yang baru saja terjadi. Ia meraih ponselnya dengan tangan gemetar, mengetik nomor Kevin. Ia tahu bahwa kabar ini akan menghancurkan Kevin, meskipun hubungan mereka sedang berada dalam situasi yang rumit. Tetapi Kevin perlu tahu. Dengan hati-hati, Alexa menekan tombol panggil dan menunggu nada sambung.Telepon berdering beberapa kali sebelum akhirnya Kevin menjawab, suaranya terdengar dingin dan tajam. “Alexa? Ada apa?” tanyanya, suaranya menunjukkan bahwa ia tidak mengharapkan panggilan dari istrinya.Alexa menelan ludah, berusaha menenangkan dirinya sebelum berbicara. “Kevin… Aku harus memberitahumu sesuatu. Ini penting,” katanya dengan suara yang sedikit gemetar.Kevin merasakan ada yang tidak beres. “Apa yang terjadi?” desaknya, nada suaranya berubah menjadi lebih serius.Alexa menarik napas panjang. "Nora... dia... dia mengalami kecelakaan," katanya, suaranya mulai bergetar. "Aku melihat semuanya
Kevin memandang Alexa dengan tatapan tajam dan penuh kemarahan. Tangannya bergetar saat ia memegang ponselnya, mendengar Alexa menceritakan apa yang baru saja terjadi. “Jadi, kau ingin aku percaya bahwa Nora meninggal karena kecelakaan setelah bertengkar denganmu?” suaranya dingin, penuh ketidakpercayaan.Alexa terdiam sejenak. Ia tahu betapa sulitnya ini bagi Kevin, tetapi dia harus menjelaskan. “Kevin, aku tidak bertengkar dengan Nora. Aku melihat mereka bertengkar dari jauh, dan kemudian aku mengikuti mereka karena khawatir,” katanya, suaranya gemetar.Namun, Kevin tidak mendengarkan. “Kau pikir aku akan percaya begitu saja? Kau selalu memiliki masalah dengan Nora, dan sekarang dia… dia meninggal setelah bertemu denganmu!” suaranya semakin tinggi, penuh dengan amarah dan kesedihan.Alexa merasa dunia di sekitarnya runtuh. “Kevin, aku tidak melakukan apa pun. Aku hanya… aku ingin memastikan semuanya baik-baik saja. Aku bahkan mencoba menyelamatkan mereka.”“Cukup!” teriak Kevin, mem
Kevin melangkah keluar dari kantor polisi dengan perasaan campur aduk. Hatinya bergejolak, penuh dengan amarah dan kebingungan. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin Nora, yang selama ini menjadi bagian dari hidupnya, tiba-tiba pergi begitu saja? Dan di balik semua ini, ada Alexa, dengan segala alibi dan pembelaannya. Di matanya, Alexa selalu tampak seperti orang yang punya jawaban untuk segalanya, orang yang selalu merasa dirinya benar.Di sisi lain, Alexa masih berada di dalam kantor polisi, duduk sendirian di kursi ruang tunggu. Tangannya bergetar, hatinya dipenuhi kecemasan. Dia tidak pernah membayangkan hal ini akan menjadi sebesar ini. Dia hanya ingin memastikan bahwa semuanya baik-baik saja, tapi sekarang Kevin melihatnya seolah-olah dia adalah penyebab utama tragedi ini. Rasanya seperti terperangkap dalam mimpi buruk yang tak ada ujungnya.Sementara itu, di luar, Alex berjalan mendekati Kevin. Ia meletakkan tangannya di bahu Kevin dengan sikap penuh simpati. “K
Alexa merasa tertekan dan putus asa saat dia menyadari betapa besar kemungkinan dia akan kehilangan segalanya—namun dia juga tahu bahwa dia harus bertindak jika ingin membuktikan dirinya tidak bersalah. Kebenaran harus diungkap, dan dia tidak akan membiarkan Alex atau siapapun merusak hidupnya lebih jauh tanpa upaya. Dia mulai menyelidiki kasus ini sendiri, berusaha menemukan petunjuk yang mungkin bisa membantunya membersihkan namanya. Alexa mengunjungi tempat kecelakaan dan mencoba berbicara dengan saksi-saksi yang mungkin berada di sekitar lokasi. Dia memeriksa rekaman CCTV yang bisa saja memperlihatkan kejadian sebelum kecelakaan terjadi. Namun, upayanya tampaknya sia-sia; banyak rekaman yang telah dihapus atau mengalami kerusakan.Dalam salah satu pertemuan dengan saksi, seorang pria yang bekerja di dekat lokasi kecelakaan, Alexa mencoba mendapatkan informasi berharga. Dia memeriksa setiap rincian yang bisa membantunya menemukan bukti bahwa dia tidak bersalah. Namun, setiap kali
Setelah kecelakaan yang mengerikan, Alexa memutuskan untuk mengambil langkah ekstrem demi keselamatannya. Ia menyadari bahwa jika dia tetap berada di bawah sorotan publik, risiko untuk dirinya semakin tinggi. Keputusannya untuk menghilang dari pandangan umum menjadi satu-satunya cara untuk melindungi dirinya dari ancaman yang ada, terutama dari Alex dan segala intrik yang terlibat.Saat malam gelap menyelimuti tempat kecelakaan, seorang pria misterius muncul dari bayang-bayang. Dia adalah seorang dokter yang secara kebetulan berada di dekat lokasi kecelakaan dan merasa tergerak untuk membantu. Pria ini telah mengikuti berita tentang Alexa dan mengetahui situasi sulit yang dia hadapi. Mengetahui bahwa Alexa membutuhkan bantuan segera, dia memutuskan untuk bertindak.Pria itu menolong Alexa dan membawanya ke sebuah tempat aman—sebuah rumah sakit rahasia yang terletak di lokasi terpencil. Di sini, Alexa diterima dan dirawat dengan hati-hati. Dokter ini, yang memiliki koneksi dengan beber
Setelah berhasil mengubah identitasnya dan mulai hidup baru sebagai Gina, Alexa tidak pernah membayangkan bahwa kehidupannya yang penuh rahasia dan tantangan akan membawanya pada kebenaran yang mengejutkan. Suatu hari, saat Gina bekerja di toko buku, sebuah peristiwa tak terduga terjadi—seorang pria dan wanita paruh baya memasuki toko.Pria itu, yang tampaknya berusia lima puluhan, memiliki wajah yang keras namun penuh rasa ingin tahu. Wanita di sampingnya, juga berusia sekitar lima puluhan, memiliki mata yang tajam dan penuh kehangatan. Mereka berbicara dengan Gina dengan penuh perhatian, seolah-olah mereka sedang mencari sesuatu yang sangat spesifik.Gina merasa gelisah. Tiba-tiba, dia mendengar suara wanita itu berkata, “Gina, kita perlu berbicara.”Gina merasa hatinya berdebar kencang. Bagaimana mereka bisa tahu namanya? Dengan penuh rasa ingin tahu dan sedikit ketakutan, Gina mengundang mereka untuk duduk di area belakang toko, tempat di mana mereka bisa berbicara lebih privat.“
**Judul: Penyesalan Kevin**Kevin terduduk lemas di kursi ruang tamunya. Pandangannya kosong, tatapannya terpaku pada dinding yang tak berarti apa-apa. Sudah lebih dari sebulan sejak Alexa, istrinya, dinyatakan hilang setelah jatuh ke dalam jurang. Sejak saat itu, hidupnya seperti tak punya arah. Sehari-hari, ia hanya tenggelam dalam penyesalan dan rasa sakit yang tiada henti.Ia teringat bagaimana ia memperlakukan Alexa selama ini—dingin, acuh, dan kadang menyakitkan. Meskipun demikian, Alexa tetap setia padanya, mencoba membangun kembali jembatan di antara mereka yang runtuh karena kesalahpahaman dan manipulasi dari Nora, mantan kekasih Kevin. Kini, Alexa telah hilang, dan rasa penyesalan begitu menghantui hatinya, seperti bayang-bayang kelam yang tak pernah pergi.Di depannya, di atas meja kayu jati, terletak tumpukan berkas dari seorang detektif swasta yang dipekerjakannya sejak Alexa dinyatakan hilang. Detektif itu baru saja menghubunginya beberapa hari yang lalu dengan berita ya