Share

26. kedatangan

Penulis: Pramesti GC
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-19 23:17:57

Mobil kakek Zelinda masuk ke pekarangan rumah Saka, lelaki itu sudah berdiri di depan rumah saat kakek datang bersama Zelinda. Zelin yakin, ada yang sudah memberi tahu saka bahwa dirinya akan datang bersama Zelinda.

Hans melihat tubuh cucunya gemetar, dia lantas mrngengam tangan Zelinda dengan erat sembari menatap manik mata cucunya dengan hangat.

"Tenanglah Zelin, kakek tak akan membiarkan kamu mati di sini. Percayalah pada kekekmu ini." Ucapnya seperti menjamin bahwa apa yang di lakukan Saka tak akan terulang lagi.

Zelinda hanya terdiam dengan mata yang lekat menatap sang kekek. Meski terlihat kasar dan begitu keras akan pilihannya, jauh di lubuk hati Hans dia begitu menyayangi Zelinda.

"Keluarlah dengan nama besar keluargamu Zelin, pastikan hal itu tak terjadi lagi." Ucap kakek Hans lalu keluar dari dalam mobilnya.

"Kakek." Saka menyambut dengan hagat. Penuh semangat, Saka bahka membukakan pintu untuk Kakek dan Zelinda.

Kakek Hans tersenyum menyambut pelukan hangat cucu menantunya,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   27. pilihan

    "Mama dan papa ingin bicara dengan mu Saka!"Setelah kepulangan Tuan Hans, Jodi mengajak putranya bicara serius. Kali ini wajahnya tak menunjukkan sebuah keramahan."Pergilah ke depan dulu, aku akan menyusul." Sintia meminta anak dan suaminya ke depan lebih dulu, sementra dia memastikan Zelinda tenang."Istirahat lah di kamar sayang. Mama pastikan ini tak akan terjadi lagi." Ucap Sintia dengan lebut."Apa kita perlu ke dokter?" "Tidak ma, ini sudah lebih baik." "Baiklah, jika begitu istirahalah di atas." Wanita itu mengantarkan Zelinda naik menuju ke kamar atas, tapi belum sampai Zelinda naik, ia lantas berbalik dan menatap mertuanya."Ada apa sayang?""Em_ Bisakah Zelin meminta bantuan mama.""Tentu, apa yang bia mama bantu?""Bisakah mama bawa kembali Rani ke rumah ini?"Kedua alis Sintai terangkat. "Rani? Ada apa dengannya? Apa dia tida bekerja lagi di sini?"Zelinda menggelengkan kepalanya perlahan."Benarkah? Siapa yang memintanya berhenti? Saka?""Iya, aku dengar begitu. Ma,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   28. Bergabung di perusahaan

    "Apa tidurmu nyenyak?" Saka bertanya pada Zelinda dan wanita itu mengangguk dengan pelan.Empay bulan sudah mereka laui setelah hari itu, tak ada lagi drama pertengkaran terdengar. Zelinda menjadi istri yang sangat patuh pada suaminya. Setidaknya itu yang mereka semua pikirkan sekarang."Baguslah, jadi kau bisa ikut aku ke kantor hari ini." Ucapan Saka terdengar datar tapi membuat ke dua manik mata Zelinda membulat dengan sempurna."Aku? Ke kantormu? Kenapa, ah maksudnya untuk apa aku ke sana?.""Mama memintamu datang. Lagi pula ada baiknya juga kau bekerja kan, jadi pikiranmu bisa terbebas dari hal-hal buruk.".Zelinda mengerutkan alisnya."Hal buruk apa yang kau maksud?""Ya apa lagi, seperti kabur dari rumah misalnya."Zelin membuang wajahnya dengan malas. Dia tak pernah melakukan itu lagi kan, tapi Saka masih suka membahasnya tanpa alasan."Mama memberikanmu posisi di kantor, kau bisa belajar banyak hal di sana bukan?"Zelinda masih terdiam. Dia memang lulusan terbaik di kampusnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   29. Tahun berganti.

    Pov Zelinda1 tahun setelah hari itu.Sejak hari di mana aku kembali di antarkan ke rumah keluarga Gunawan, maka hari itu hatiku sudah mati.Aku hanya tau bahwa menurut sebagai seorang istri adalah cara terbaikku untuk tetap hidup. Tak ada lagi kabar yang ingin ku dengar dari rumah Wijaya, bahkan aku tak pernah mau menerima panggilan masuk dari kakek yang entah sudah berapa puluh kali ku tolak.Hari ini adalah pesta peresmian perusahaan baru Saka, aku menyerahkan segala aset yang di berikan mama Sintia padanya, salah satu hal yang meyelamatkan hidupku hingga sekarang. Amukannya masih sering ku terima, tapi menggadu juga tak akan membuat posisiku berubah lebih baik, jadi aku menerima segalanya sebagai takdirku sendiri."Apa kau tak bisa lebih cepat!" Saka datang dengan wajah tak senang, aku belum selesai bersiap saat dia membuka pintu kamar."Aku akan segera siap." Ucapku bergegas menyelesaikan makeup ku.Saa berdiri di belakangku dengan tatapan ambisius, berulang kali dia membetulkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   30. Pertemuan dengan Erlando

    Pov Zelinda"Kau bisa pulang sendiri?" Saka bertanya padaku setelah acara kantor selesai.Tentu saja aku masih terpaku menatapnya dengan tajam. Kami pergi bersama hari ini, tapi Saka tak bisa mengantarkanku pulang?"Ada apa?" Tanyaku akhirnya, aku jelas terus melihatnya selalu menatap ke arah jam di tangan."Aku ada janji bertemu dengan orang, jadi kau bisa pulang sendiri?"Dia memintaku pulang sendiri? Yang benar saja."Jika kau sibuk biar aku yang antar Zelinda pulang."Tiba-tiba saja Erlando mendekat dan mengatakan akan mengantarkan aku pulang."Kau tak keberatan?" Saka bertanya pada Erlando."Tidak, aku tak keberatan. Tapi tanya dulu pada Zelinda, apakah dia mau ikut bersamaku." Mereka berdua menatapku dengan tatapan menanti jawaban."Bagaimana, kau mau ikut Erlando?"Sejujurnya, aku tak keberatan. Erlando dan aku cukup dekat belakangan ini, meski aku memang masih menjaga jarak, takut jika ada berita yang tak menyenangkan di luar."Apa kau akan pulang juga?" Tanyaku memastikan ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   Pernikahan yang tak di inginkan

    Bab 1Pernikahan yang tak di inginkan.Zelin masuk ke sebuah ruangan yang indah, baju pengantin masih melekat pada tubuhnya dengan anggun, wajahnya bersemu merah kala menatap ranjang pengantin berhiaskan mawar dengan bentuk hati di tengah nya."Ini cantik sekali." Ucapnya lirih sembari mendekat melihat bunga mawar di hadapannya, wanginya bahkan semerbak memenuhi ruangan.Lampu temaram nan cantik membut suasana kamar pengantin itu menjadi lebih hagat.Zelin memperhatikan lebih seksama kamar lelaki yang kini jadi suaminya itu, merasa kagum dengan kamar yang begitu bersih dan rapi, kamar yang di tata dengan sangat baik, sehingga Zelin merasa betah juga berada di sana.Brak!Suara pintu kamar terbuka dengan kencang membuat Zelin tersentak dan menatap ke arah pintu. Lelaki yang tak asing baginya itu sudah berdiri di dekat pintu kamar, memakai jas putih yang senada dengan gaun pengatinnya.Zelin terdiam di sudut rajang, mematap dengan perasaan tak menentu saat lelaki yang baru saja menjadik

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   2. Takdir yang Rumit

    Zelin kini duduk di depan cermin kamar pengantinnya. Ranjang berhiaskan bunga itu bahkan masih utuh tak tersentuh. Ia menangis semalaman di atas karpet, hingga tak tau kapan matanya terpejam dalam sesak yang tak dapat dia ceritakan. Matanya bengkak kemerahan, bahkan dia masih kesulitan bernapas sekarang. Waktu menunjukkan pukul enam pagi, dan lelaki yang baru semalam menjadikannya istri itu masih tak terlihat.Perlahan zelin melepaskan sanggul nya, melepaskan baju pegantin dan menghapus riasan yang sejak semalam tidak sempat dia bersihkan. Tubuh kecilnya kini terlihat jelas, dia bukan wanita yang buruk, wajahnya bahkan bisa di bilang sangat mempesona, tubuh indahnya terawat, kulit nya putih bak pualam, bahkan orang tak perlu mempertanyakan siapa Zelin, sebab hanya dengan melihatnya saja, mereka akan tau wanita itu memang berkelas.Tapi apalah semua yang dia miliki, jika pada akhirnya hanyalah pernikahan semu yang dia dapatkan. Jika saja dia punya nyali untuk mengatakan tidak, tentu se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   3. Kakak Ipar Sinis

    Suara bel pintu berbunyi, membuat Rani bergegas pergi ke depan dan melihat siapa yang datang. Gadis itu membuka pintu dan terkejut melihat saudara perempuan Saka sudah berdiri di depannya. "Hay Rani, Saka ada?" Belum sempat Rani menjawab, Zelinda sudah berjalan mendekati mereka "Ada siapa Rani?" Zelin yang penasaran berjalan keluar rumah juga dan melihat seorang lelaki berdiri di ambang pintu. "Eh, ini nyonya ada nyonya Stela" Ucap Rani canggung. Stela adalah kakak tertua Saka, wanita itu memang terkenal tempramen dan tak segan memaki siapapun yang menurut nya tak sesuai dengan kelasnya. "Hay Zelinda, wah sepertinya kau sangat menikmati hidup barumu ya?" Stela menatap Zelin dengan sinis, memperhatikan paras ayu Zelinda sembari menilai caranya berpakaian. Zelinda sama canggung nya dengan Rani hingga tanpa sadar dia juga memperhatikan wajah Stela yang begitu mirip dengan Saka. Dua kali mereka pernah bertemu, dan Zelinda masih tak bisa bersikap baik dengan wanita di depannya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   4. Saka yang liar

    Stela memarkirkan mobilnya di basemen apartemen besar di kotanya, bergegas dia keluar dari dalam mobil dan berjalan masuk ke dalam lif. Dia menekan tombol lantai tertinggi gedung itu, menunggu dengan tak sabar lif segera membawanya ke lantai yang ia tuju. Di lantai itu hanya ada dua ruang apartemen mewah, satu milik Erlando sepupunya dari pihak ibunya dan satu lagi di beli atas nama adiknya Saka Gunawan. Meski terlihat kesal dan malas, Stela akhirnya menekan juga bel yang ada di sisi pintu. Bayang wajah menyebalkan Saka membuat dirinya harus memberi adiknya itu pelajaran Klek! Suara hendel pintu di buka, seorang wanita dengan baju tidur terbuka kini berdiri di depan Erlan, rambutnya sebahu, sedikit acak-acakan dengan wajah sembab dia menetap Stela dengan terkejut. "Ada apa? Kau seperti melihat hantu di wajahku!" Ucap Stela, dia sudah memperlihatkan rasa tak sukanya pada Clara. Stela masih menatap nyalang wanita bernama Clara itu, menunjukkan bahwa dirinya memang tak suka dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14

Bab terbaru

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   30. Pertemuan dengan Erlando

    Pov Zelinda"Kau bisa pulang sendiri?" Saka bertanya padaku setelah acara kantor selesai.Tentu saja aku masih terpaku menatapnya dengan tajam. Kami pergi bersama hari ini, tapi Saka tak bisa mengantarkanku pulang?"Ada apa?" Tanyaku akhirnya, aku jelas terus melihatnya selalu menatap ke arah jam di tangan."Aku ada janji bertemu dengan orang, jadi kau bisa pulang sendiri?"Dia memintaku pulang sendiri? Yang benar saja."Jika kau sibuk biar aku yang antar Zelinda pulang."Tiba-tiba saja Erlando mendekat dan mengatakan akan mengantarkan aku pulang."Kau tak keberatan?" Saka bertanya pada Erlando."Tidak, aku tak keberatan. Tapi tanya dulu pada Zelinda, apakah dia mau ikut bersamaku." Mereka berdua menatapku dengan tatapan menanti jawaban."Bagaimana, kau mau ikut Erlando?"Sejujurnya, aku tak keberatan. Erlando dan aku cukup dekat belakangan ini, meski aku memang masih menjaga jarak, takut jika ada berita yang tak menyenangkan di luar."Apa kau akan pulang juga?" Tanyaku memastikan ba

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   29. Tahun berganti.

    Pov Zelinda1 tahun setelah hari itu.Sejak hari di mana aku kembali di antarkan ke rumah keluarga Gunawan, maka hari itu hatiku sudah mati.Aku hanya tau bahwa menurut sebagai seorang istri adalah cara terbaikku untuk tetap hidup. Tak ada lagi kabar yang ingin ku dengar dari rumah Wijaya, bahkan aku tak pernah mau menerima panggilan masuk dari kakek yang entah sudah berapa puluh kali ku tolak.Hari ini adalah pesta peresmian perusahaan baru Saka, aku menyerahkan segala aset yang di berikan mama Sintia padanya, salah satu hal yang meyelamatkan hidupku hingga sekarang. Amukannya masih sering ku terima, tapi menggadu juga tak akan membuat posisiku berubah lebih baik, jadi aku menerima segalanya sebagai takdirku sendiri."Apa kau tak bisa lebih cepat!" Saka datang dengan wajah tak senang, aku belum selesai bersiap saat dia membuka pintu kamar."Aku akan segera siap." Ucapku bergegas menyelesaikan makeup ku.Saa berdiri di belakangku dengan tatapan ambisius, berulang kali dia membetulkan

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   28. Bergabung di perusahaan

    "Apa tidurmu nyenyak?" Saka bertanya pada Zelinda dan wanita itu mengangguk dengan pelan.Empay bulan sudah mereka laui setelah hari itu, tak ada lagi drama pertengkaran terdengar. Zelinda menjadi istri yang sangat patuh pada suaminya. Setidaknya itu yang mereka semua pikirkan sekarang."Baguslah, jadi kau bisa ikut aku ke kantor hari ini." Ucapan Saka terdengar datar tapi membuat ke dua manik mata Zelinda membulat dengan sempurna."Aku? Ke kantormu? Kenapa, ah maksudnya untuk apa aku ke sana?.""Mama memintamu datang. Lagi pula ada baiknya juga kau bekerja kan, jadi pikiranmu bisa terbebas dari hal-hal buruk.".Zelinda mengerutkan alisnya."Hal buruk apa yang kau maksud?""Ya apa lagi, seperti kabur dari rumah misalnya."Zelin membuang wajahnya dengan malas. Dia tak pernah melakukan itu lagi kan, tapi Saka masih suka membahasnya tanpa alasan."Mama memberikanmu posisi di kantor, kau bisa belajar banyak hal di sana bukan?"Zelinda masih terdiam. Dia memang lulusan terbaik di kampusnya

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   27. pilihan

    "Mama dan papa ingin bicara dengan mu Saka!"Setelah kepulangan Tuan Hans, Jodi mengajak putranya bicara serius. Kali ini wajahnya tak menunjukkan sebuah keramahan."Pergilah ke depan dulu, aku akan menyusul." Sintia meminta anak dan suaminya ke depan lebih dulu, sementra dia memastikan Zelinda tenang."Istirahat lah di kamar sayang. Mama pastikan ini tak akan terjadi lagi." Ucap Sintia dengan lebut."Apa kita perlu ke dokter?" "Tidak ma, ini sudah lebih baik." "Baiklah, jika begitu istirahalah di atas." Wanita itu mengantarkan Zelinda naik menuju ke kamar atas, tapi belum sampai Zelinda naik, ia lantas berbalik dan menatap mertuanya."Ada apa sayang?""Em_ Bisakah Zelin meminta bantuan mama.""Tentu, apa yang bia mama bantu?""Bisakah mama bawa kembali Rani ke rumah ini?"Kedua alis Sintai terangkat. "Rani? Ada apa dengannya? Apa dia tida bekerja lagi di sini?"Zelinda menggelengkan kepalanya perlahan."Benarkah? Siapa yang memintanya berhenti? Saka?""Iya, aku dengar begitu. Ma,

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   26. kedatangan

    Mobil kakek Zelinda masuk ke pekarangan rumah Saka, lelaki itu sudah berdiri di depan rumah saat kakek datang bersama Zelinda. Zelin yakin, ada yang sudah memberi tahu saka bahwa dirinya akan datang bersama Zelinda.Hans melihat tubuh cucunya gemetar, dia lantas mrngengam tangan Zelinda dengan erat sembari menatap manik mata cucunya dengan hangat."Tenanglah Zelin, kakek tak akan membiarkan kamu mati di sini. Percayalah pada kekekmu ini." Ucapnya seperti menjamin bahwa apa yang di lakukan Saka tak akan terulang lagi.Zelinda hanya terdiam dengan mata yang lekat menatap sang kekek. Meski terlihat kasar dan begitu keras akan pilihannya, jauh di lubuk hati Hans dia begitu menyayangi Zelinda."Keluarlah dengan nama besar keluargamu Zelin, pastikan hal itu tak terjadi lagi." Ucap kakek Hans lalu keluar dari dalam mobilnya."Kakek." Saka menyambut dengan hagat. Penuh semangat, Saka bahka membukakan pintu untuk Kakek dan Zelinda.Kakek Hans tersenyum menyambut pelukan hangat cucu menantunya,

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   25. Takdir Kejam

    Zelinda ikut masuk ke dalam ruang kerja kakenya, wanita itu masih berdiri di sisi pintu hingga kakeknya berbalik dan memintanya menutup ruangan.Zelinda mendekat dengan perasaan tak menentu, berharap keinginannya kali ini bisa di dengar kakek Hans."Katakan apa yang ingin kamu katakan." Suara kakek Hans terdengar begitu dingin, Zelinda tau dia tak punya banyak waktu sekarang."Aku ingin berpisah dari Saka Gunawan kakek." Ucap Zelinda dengan suara sedikit gemetar.Mendengar hal itu, suasana mejadi hening seketika, kakek Hans tak melihat ke arah Zelinda, namun lelaki itu mengarahkan kursi rodanya ke dekat meja kerja dan....Prak!Vas bunga peony putih terbanting, pecah dengan tangkai2 bunga peony berhambur di lantai ruangan.Zelinda tak lagi punya nyali untuk menatap sang kakek, dia bahkan berlutut tanpa sadar, merasakan kakinya seperti tak lagi punya tenaga untuk menopang tubuh."Kamu kira pernikahan ini sebuah mainan?" Suara tegas sang kakek membuat Zelinda menelan ludah dengan pahit.

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   24. Rumah Es

    Erlando menyetir mobilnya dalam diam, bahkan tak bertanya di mana alamat rumah Zelinda, lelaki itu sudah megarahkan mobilnya ke tempat tujuan."Apa kau tau di mana rumah kakekku?""Ya, aku tau."Zelinda mengerutkan kedua alisnya, menatap tak percaya pada Erlando." Bagaumana bisa kau tau di mana rumah kakekku?"Erlando hanya tersenyum dan menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah kakek Zelinda."Masuklah, aku akan menunggu di luar " ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Zelinda.Zelinda melepaskan sabuk pengaman nya dan menatap Erlando dengan perasaan penuh tanya."Masuklah." Ucap Erlando dengan lembut."Aku akan masuk. Terimakasih tumpangannya. Sebaiknya kau pulang, aku mungkin tidak akan keluar." Ucap Zelinda dengan wajah tenang, ia bahkan menghela napas panjang untuk menggumpulkan kembali keberaniannya dan memastikan dirinya baik-baik saja.Zelinda keluar dari dalam mobil Erlando, wanita itu berjalan mendekati gerbang dan menekan bel yang ada di dekat pintu, dia melirik sebent

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   23. Perjalanan

    Zelinda menemukan banyak baju wanita di lemari paling ujung kamar itu, sebuah kemeja satin putih dan rok putih plisket dia pilih untuk di pakai. Zelinda tak tau baju siapa ini, tapi Erlando bilang dia boleh paka baju apapun yang ada di lemari.Zelinda berjalan turun dari tangga dan saat membuka pintu, dia melihat Erlsndo sudah menunggu di ruang tengah. Lelaki itu terkejut melihat Zelinda memakai baju yang ia ingat dengan jelas siapa pemilik sebelumnya."Apa aku salah abil baju? Kau yang bilang aku boleh pakai baju manapun yang aku mau."Erlando sempat merasa tak nyaman, namun setelah memperhatikan lagi, Zelinda pantas memakai baju istimewa itu."Ya, pakai saja, aku tak keberatan.""Dan apa aku boleh memakai ini?" Zelinda memperlihatkan sandal kulit berwarna coklat tua, sandal itu tersimpan rapi di lemari kaca yang tepat berada di sisi lemari baju."Pakai saja, aku harap pemilik nya akan senang sebab barang-barangnya pantas saat kamu pakai." Ucapnya lagi lalu berjalan keluar rumah.Er

  • Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu   22. Dengarkan Zelinda

    Erlando kembali ke dalam rumahnya, baru saja dia melangka ke ruang tengah, pintu tangga terbuka, Zelinda sudah berdiri di sana dengan wajah yang binggung dan sedih."Dia sudah pergi, tenanglah." Erlando menjelaskan pada Zelinda.Zelinda keluar begitu saja dari ruangan, mencoba berlari dari rumah itu, tapi Erlando segera menangkap tubub wanita itu dan memintanya untuk tenang."Aku tak akan menyakitimu, tenanglah." Ucapnya mencoba menjelaskan."Bagaiman aku bisa percaya padamu? Kau sudah berbohong sejak semalam." Zelinda bicara dengan suara serak, ia merasa dunia selalu tak berpihak padanya. Bahkan keberuntungan yang baru saja dia pikir di miliki ternyata semu."Aku tidak berbohong, aku tak tau siapa dirimu sampai kau bilang rumah di bawah itu milik suamimu. Aku baru tau kau adalah Zelinda." Erlando menjelaskan dengan jujur."Lepaskan aku, aku harus pergi!" Ucap Zelinda gigih."Kau akan pergi dengan berjalan kaki? Sejauh puluhan kilo?" Tanya Erlando dengan kesal, dirinya tak tau bagaima

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status