Kendrian dengan marah melirik kartu identitas yang tersemat di dada Raka.Kemarahan Kendrian langsung berubah menjadi kecengangan dan kengerian.Direktur Badan Pengawas Kedisiplinan Kota Juwana, Raka Kuswara.Bagaimana mungkin?Kendrian tidak berani memercayai apa yang dia lihat.Mereka adalah objek penyelidikan bagi Badan Pengawas Kedisiplinan.Meski Raka adalah Direktur Badan Pengawas Kedisiplinan Kota Juwana, tidak ada untungnya jika Kendrian menyinggung Raka.Kendrian dengan panik menghentikan sekretaris yang sedang bertelepon, lalu berkata pada Raka, "Bung, ini salah paham, salah paham.""Bung? Memangnya kamu pantas jadi saudaraku?" celetuk Raka dengan cuek.Seketika, Kendrian menjadi canggung.Kendrian adalah wali kota, tetapi Raka sangat tidak menghormatinya."Bung, bagaimanapun, jabatanku lebih tinggi darimu. Lagi pula, di pemprov ...."Sebelum Kendrian selesai berbicara, Raka membentak, "Diam!"Kendrian tercengang.Tepat saat itu, Surya berucap dengan suara dingin, "Dasar samp
Cindy sangat termangu.Cindy pun dibutakan oleh kemarahan yang bertubi-tubi.Cindy sama sekali tidak mendengarkan percakapan antara Raka dan Kendrian, sama sekali tidak memahami situasi saat itu.Melihat Kendrian terjatuh ke lantai, Cindy terkejut."Paman Kendrian, kamu kenapa?" tanya Cindy segera.Namun, Kendrian duduk lemas di lantai dan tidak bisa mengatakan apa pun.Di sampingnya, sekretarisnya menjadi pucat dan gemetar karena ketakutan.Kendrian pun ketakutan, apalagi sekretaris sepertinya?Tepat saat itu, Surya melambai pada Ronan yang beranjak dari lantai.Ronan akhirnya menyadari kesengitan situasi saat itu. Ronan berjalan ke arah Surya dengan waswas.Ronan tidak tahu apa yang sedang terjadi.Namun, Kendrian, Luminto dan David ketakutan.Surya menatap Ronan seraya berkata, "Nggak masalah kalau kamu mencampakkan Rania dan menikahi Cindy. Aku justru harus berterima kasih padamu. Tapi kenapa kamu mau serang Rania? Hanya karena ancaman Cindy, demi karier di masa depan dan uang?"Ro
Hati Cindy gemetar dan akhirnya tersadarkan. Timbul rasa takut di wajah Cindy.Tepat saat itu, Raka mengusulkan, "Kak Surya, kalian pergi dulu. Biar aku urus sisanya.""Nggak perlu, harus aku sendiri, apalagi mereka ingin menyakiti wanitaku."Ucapan Surya membuat Rania terharu dan sangat bahagia.Raka hanya bisa menghela napas. Setelah melirik sekilas pada Cindy dan yang lain, Raka bergeser ke samping.Untung Surya tidak mengamuk.Namun, ada yang akan menderita kemalangan.Surya langsung menarik David ke arahnya dan berkata dengan suara dingin, "Kamu membiarkan putrimu merajalela dan bertindak semena-mena, bahkan bersekongkol untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma, sungguh keterlaluan."Kemudian, Surya menginjak David.Kedua kaki David patah sehingga menampakkan tulang di bagian lutut yang berlumuran darah.Jeritan David bergema di seluruh gedung acara.Semua orang terkesiap. Rania bahkan menutup kedua mata dengan tangan.Cindy terbengong di tempat, gemetar tak terkendali saat me
"Jarang sekali ada wanita kejam sepertimu," ucap Surya.Cindy mulai panik.Cindy selalu bersikap kejam pada orang lain.Cindy tidak pernah melihat ada orang yang bahkan lebih kejam darinya.Pada saat ini, Cindy sangat ketakutan.Kengerian menghiasi wajah Cindy yang pucat pasi.Surya melambaikan tangan. Energi spiritual langsung memotong kedua kaki Cindy.Cindy jatuh ke lantai.Beberapa detik kemudian, Cindy baru merasakan sakit dan menyadari telah kehilangan kedua kaki.Seketika, Cindy berteriak histeris.Jeritan Cindy bergema di seluruh aula."Pengampunan terbesarku adalah nggak membunuhmu. Aku sebenarnya ingin membunuhmu, tapi akan lebih baik kalau kamu hidup selamanya dalam penderitaan."Surya tersenyum, lalu menoleh pada Rania dan bertanya, "Apa aku membuatmu terkejut?"Rania menggelengkan kepala.Sebenarnya, Rania terkejut.Namun, keterkejutan itu dikalahkan oleh kebahagiaan yang meluap sehingga Rania tidak merasa takut.Surya menoleh pada Raka dan berkata, "Ayo kita pergi. Suruh
"Antar aku pulang ke asrama, terima kasih," jawab Rania.Raka melirik Surya dari kaca spion.Surya berkata dengan suara dingin, "Pulang ke Pulau Aora."Raka tidak berani membantah perintah Surya. Kemudian, Raka berbelok untuk keluar dari jalan tol dan langsung mengemudi menuju Pulau Aora.Apa yang akan terjadi setelah pulang adalah masalah nanti."Surya, aku benaran nggak mau begini. Aku tahu kamu sangat dilema dan Kak Linda akan sedih. Jangan begini, oke?" kata Rania dengan lembut.Surya berkata dengan tegas, "Aku akan jelaskan pada Linda, nggak perlu kamu khawatirkan. Aku akan bertanggung jawab atas perkataanku."Rania pun menghela napas.Rania merasa tak berdaya sekaligus bahagia.Rania tahu Surya akan sangat dilema dan dirinya akan dicemooh, tetapi perasaan disayangi oleh orang yang dikagumi dan dihormati olehnya terlalu indah sehingga tidak dapat ditolak oleh Rania.Raka juga merasa tidak berdaya, tetapi tidak ada pilihan lain. Jika tidak, Raka takut Surya akan mematahkan kakinya
Rania menikmati kebahagiaan tersebut, tetapi Rania tahu Surya sangat amat dilema.Rania mencoba untuk pergi.Namun, Rania tidak mampu beranjak dari tempatnya karena Rania tidak ingin kehilangan Surya.Rania sangat dilema.Rania tahu Surya juga sangat dilema.Dari ucapan orang yang datang barusan, Surya jelas memiliki urusan lain.Namun, Surya menunda waktu di sini demi dia. Rania makin merasa bersalah.Di tengah suasana hening itu, Raka masuk."Kak Surya, kamar Nona Rania sudah siap. Bisa ditempati kapan saja."Surya mengangguk, lalu berkata, "Linda harusnya sudah pulang kerja. Suruh dia ke sini.""Kak Linda sudah di sini," jawab Raka dengan canggung.Surya menoleh ke arah pintu. Linda berjalan masuk dengan ekspresi dingin."Kak Linda." Rania beranjak dari kursi dengan waswas, seperti telah melakukan kesalahan.Linda mengabaikan Rania, tetapi melemparkan tatapan dingin pada Surya.Surya perlahan berdiri, lalu menatap Linda seraya berkata, "Dengarkan aku dulu, situasi saat itu ....""Di
Raka langsung panik. Raka berjalan ke depan seraya berucap, "Kak Linda, jangan gegabah. Kita bicarakan baik-baik.""Berhenti! Kalau kamu berani mendekat lagi, aku bunuh diri sekarang juga," seru Linda.Raka bergegas berhenti, lalu menatap Linda dengan panik.Linda begitu mendominasi di perusahaan, tetapi menciptakan kesan yang sangat lembut di mata warga Pulau Aora.Baru kali ini Linda kehilangan daya kontrol diri.Raka sangat panik. Bagaimana jika terjadi korban jiwa?Surya menatap Linda dan perlahan mengulurkan tangan, lalu berkata, "Linda, jangan gegabah. Aku tahu kamu nggak senang, letakkan pisaumu dulu.""Jangan gerak!" teriak Linda. "Aku tahu kamu hebat dan bisa mengendalikanku kapan saja. Kalau kamu nggak beri aku jawaban hari ini, kamu pikir kamu bisa mengendalikanku setiap saat mulai hari ini?"Surya menurunkan tangannya dengan tak berdaya.Melihat situasi itu, Raka pergi dengan panik.Tepat saat itu, Rania menangis.Sambil menangis, Rania membungkuk pada Linda dan berkata, "M
"Kalau begitu, apa yang kamu ingin dariku?" tanya Surya."Bunuh dia, maka aku akan percaya pada omonganmu," teriak Linda tiba-tiba.Seketika, Raka dan Rosa terkesiap.Surya menatap Linda dengan bengong, seolah-olah tidak mengenalnya lagi."Kenapa? Nggak tega?" tanya Linda dengan suara dingin sambil menodongkan pisau ke leher.Surya terdiam untuk waktu yang lama, lalu menjawab."Rania adalah teman semasa kecil dan teman sekolahku. Dari kecil, aku hidup bersama Kakek di tengah penderitaan. Saat itu, Rania memberiku banyak dukungan dalam sehari-hari dan dukungan mental. Aku berutang budi pada Rania. Aku akui aku memang menyukai Rania. Tapi saat bertemu lagi, kita sudah pacaran sehingga aku menyembunyikan perasaanku padanya. Sekarang, aku nggak bisa berdiam diri lagi ketika melihat Rania dianiaya.""Inikah alasanmu untuk membawanya pulang?" teriak Linda."Ya, aku nggak tega melihatnya sedih dan dipermalukan orang lain sehingga aku berbuat begitu. Aku tahu ini nggak adil bagimu dan kamu pan
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di