Raka langsung panik. Raka berjalan ke depan seraya berucap, "Kak Linda, jangan gegabah. Kita bicarakan baik-baik.""Berhenti! Kalau kamu berani mendekat lagi, aku bunuh diri sekarang juga," seru Linda.Raka bergegas berhenti, lalu menatap Linda dengan panik.Linda begitu mendominasi di perusahaan, tetapi menciptakan kesan yang sangat lembut di mata warga Pulau Aora.Baru kali ini Linda kehilangan daya kontrol diri.Raka sangat panik. Bagaimana jika terjadi korban jiwa?Surya menatap Linda dan perlahan mengulurkan tangan, lalu berkata, "Linda, jangan gegabah. Aku tahu kamu nggak senang, letakkan pisaumu dulu.""Jangan gerak!" teriak Linda. "Aku tahu kamu hebat dan bisa mengendalikanku kapan saja. Kalau kamu nggak beri aku jawaban hari ini, kamu pikir kamu bisa mengendalikanku setiap saat mulai hari ini?"Surya menurunkan tangannya dengan tak berdaya.Melihat situasi itu, Raka pergi dengan panik.Tepat saat itu, Rania menangis.Sambil menangis, Rania membungkuk pada Linda dan berkata, "M
"Kalau begitu, apa yang kamu ingin dariku?" tanya Surya."Bunuh dia, maka aku akan percaya pada omonganmu," teriak Linda tiba-tiba.Seketika, Raka dan Rosa terkesiap.Surya menatap Linda dengan bengong, seolah-olah tidak mengenalnya lagi."Kenapa? Nggak tega?" tanya Linda dengan suara dingin sambil menodongkan pisau ke leher.Surya terdiam untuk waktu yang lama, lalu menjawab."Rania adalah teman semasa kecil dan teman sekolahku. Dari kecil, aku hidup bersama Kakek di tengah penderitaan. Saat itu, Rania memberiku banyak dukungan dalam sehari-hari dan dukungan mental. Aku berutang budi pada Rania. Aku akui aku memang menyukai Rania. Tapi saat bertemu lagi, kita sudah pacaran sehingga aku menyembunyikan perasaanku padanya. Sekarang, aku nggak bisa berdiam diri lagi ketika melihat Rania dianiaya.""Inikah alasanmu untuk membawanya pulang?" teriak Linda."Ya, aku nggak tega melihatnya sedih dan dipermalukan orang lain sehingga aku berbuat begitu. Aku tahu ini nggak adil bagimu dan kamu pan
Melihat kegelisahan di wajah Rania, Linda tertawa dan berkata, "Kamu harus tahu, Surya sangat amat kuat, baik dari segi finansial, seni bela diri, maupun koneksi. Pria seperti itu tentu akan memikat hati para wanita.""Tapi, bukankah cinta itu bersifat satu dan egois?" tanya Rania sambil menundukkan kepala.Linda menggelengkan kepala, lalu melanjutkan, "Itu bagi orang biasa, tapi Surya bukan orang biasa. Akan selalu ada wanita yang muncul di sisi Surya dan aku sudah punya persiapan mental sejak awal."Rania menatap Linda dengan bengong dan takjub terhadap pemikiran Linda."Aku tahu tentang hubungan kalian dan punya prediksi tentang kejadian hari ini sehingga aku nggak kaget sama sekali. Aku juga bersedia untuk berbagi Surya denganmu, selama dia benar-benar mencintai kita. Orang kuat sepertinya memiliki hak seperti itu. Mungkin akan muncul wanita lain di sisi Surya kelak, maka kita harus mencari tahu apakah para wanita itu sepadan dengan Surya dan apakah Surya mencintainya. Sebagai wani
Mobil-mobil itu saling menyalip dan menghalangi sehingga ban mobil mengeluarkan asap tebal.Naka terpaksa harus menurunkan kecepatan untuk menjaga jarak dengan mobil-mobil itu.Surya mengernyit.Apakah orang kaya terlalu santai sehingga balap mobil di jalan tol?Sesaat kemudian, mobil-mobil itu berubah jalur dengan sesuka hati dan saling menyalip. Seluruh jalanan penuh dengan asap hitam.Naka mengernyit, lalu menginjak pedal gas untuk menambah kecepatan.Beberapa menit kemudian, Naka mendahului empat mobil sport dan terus melaju ke depan.Tak lama kemudian, akhirnya tiba di Kota Cimaun, Provinsi Hijamu. Naka keluar dari jalan tol dan mengemudikan mobil menuju Kota Garun.Tepat saat itu, empat mobil sport menyusul dan mendesak mobil Naka untuk berhenti di jalan raya.Empat pria dan empat wanita keluar dari empat mobil sport itu.Para pria berpakaian modis, sedangkan para gadis muda berpakaian minim.Empat pria langsung datang ke mobil Naka. Sementara itu, empat gadis cantik menunjuk mob
"Kak Tison, dia ancam kita," seru Calvin.Tison berkata dengan suara dingin, "Aku tahu, tapi itu sulit dipercaya.""Hajar si berengsek ini."Calvin langsung melontarkan tinjuan ke arah Surya.Namun, Calvin tersungkur di permukaan jalan karena ditendang Surya.Tison dan teman-temannya tercengang.Kemudian, Surya menampar Tison.Bang!Tison jatuh di permukaan jalan dan pingsan.Hoston dan Mulin terbengong di tempat.Mereka tidak berani memercayai apa yang mereka lihat.Surya mendengkus, lalu masuk ke mobil.Naka melirik mereka sekilas dan masuk ke mobil."Tabrak saja," ucap Surya dengan ekspresi kosong.Naka langsung menginjak pedal gas. Mobil melewati Hoston dan Mulin, menabrak dua mobil sport, lalu melaju menuju Kota Garun.Setelah Surya pergi, Hoston dan Mulin baru tersadar dari lamunan.Mereka bergegas memapah Tison dan membangunkannya.Sesaat kemudian, Tison bangun dan memuntahkan seteguk darah yang disertai sebuah gigi."Apa Kak Tison baik-baik saja?" Tiga pria lain menjadi panik.
"Jadi, kamu nggak memercayai kami?" tanya Naka.Hasan mengernyit seraya menjelaskan, "Sejujurnya, aku hanyalah ilmuwan. Sulit bagiku untuk menyetujui pernyataan seperti itu.""Kami diutus oleh atasan, nggak butuh persetujuan darimu. Tugasmu hanyalah membawa kami ke lokasi," ujar Naka dengan suara dingin.Hasan mengangguk, lalu melanjutkan, "Aku tahu dan aku akan membawa kalian ke sana. Tapi, aku harap kalian bisa mematuhi perintahku saat memasuki makam-makam.""Mematuhi perintahmu?" tanya Naka sambil mengernyit.Hasan mengangguk dan meneruskan, "Benar, dibutuhkan keterampilan yang tinggi dalam perihal penggalian makam. Kalau nggak hati-hati, itu mungkin akan merusak tempat peninggalan budaya beserta benda-benda di dalamnya. Jadi, aku harap kamu bisa mematuhi perintahku."Ekspresi Naka menjadi dingin, ingin mengatakan sesuatu.Namun, Surya melambaikan tangan dan berkata, "Aku memahami perasaanmu. Kapan kita bisa mulai?""Besok saja. Ketua masih membuat onar di kawasan makam. Kalau mau m
Hasan menjelaskan, "Mereka masih menganut sistem kepemimpinan suku. Gawat kalau berkonflik dengan mereka, mungkin akan terjadi baku hantam massal."Surya mengernyit seraya menoleh ke arah Naka. Ternyata, Naka sedang berselisih dengan beberapa pria kekar itu. Jadi, Surya pergi ke sana."Bagaimana?" tanya Surya.Naka melapor, "Mereka nggak mau minggir dan bilang ini wilayah mereka.""Peringatkan mereka lagi. Kalau nggak mau minggir, langsung terobos saja," ujar Surya dengan suara dingin.Naka mengangguk, lalu berteriak, "Awas kalau kalian nggak mau minggir!""Ini wilayah kami, lancang sekali kamu!" teriak seorang pria kekar sambil mengayun parang.Naka menoleh pada Surya, lalu Surya mengangguk.Naka maju dan menendang.Pria kekar itu terpental.Pria kekar yang lain berteriak dan menyerang Naka menggunakan parang.Hasan cemas sehingga mengentakkan kaki.Dalam sekejap, belasan pria kekar tergeletak di permukaan jalan karena diserang Naka.Surya mendengkus dan berkata, "Ayo kita pergi."Sem
"Ini wilayah kami, jadi semua barang di sini milik kami. Kalian ingin mengambil barang-barang di sini dan melukai anggota kami. Kalian benar-benar keterlaluan," ujar Basam dengan suara dingin.Surya tertawa, lalu menegurnya, "Semua itu milik negara, bukan milik kalian. Cepat pergi dari sini, awas kalau nggak.""Lancang sekali!""Ketua, biar kami habisi dia.""Ya, habisi dia."Pria kekar di belakang Basam bersorak seraya mengayun parang.Hasan dan anggota timnya bergegas mundur ke samping.Gawat jika benar-benar terjadi baku hantam.Basam melambaikan tangan untuk mencegat aksi mereka, lalu menoleh pada Surya dan berkata, "Begini saja, kami bisa memaafkan kalian karena memukuli anggota kami, tapi separuh dari barang-barang di dalam harus diberikan pada kami. Kita masuk bersama-sama, bagaimana?""Kamu yakin mau masuk?" tanya Surya dengan tenang.Basam menjawab dengan sombong, "Tentu saja. Kalau nggak, nggak ada yang boleh masuk.""Kalau aku nggak setuju?" tanya Surya dengan suara dingin.