Raka berbalik badan dan melontarkan dua tinjuan.Dua pengawal itu terbaring di lantai dan mengerang kesakitan sambil memegang bagian perut.Raka berkata dengan suara dingin, "Kak Surya nggak mau pukul wanita, tapi aku nggak keberatan. Kalau kalian membuat Kak Surya marah lagi, aku akan menumpaskan keluarga kalian."Semua orang terkejut oleh kemampuan bela diri Raka.Mereka tidak tahu bahwa Raka sudah menjadi seorang kultivator.Raka hanyalah pemula di antara para kultivator.Namun, sangat mudah bagi Raka untuk melawan orang biasa.Di mata semua orang, tindakan Raka sangat gegabah,David memiliki kemampuan yang sangat luar biasa.Saat ini, David sudah berdiri di depan Cindy yang wajahnya bengkak. David dengan marah menoleh pada Raka."Lihat apaan? Cari mati?" bentak Raka.David berkata dengan suara sedingin es, "Nak, nggak ada seorang pun di Kota Terano yang berani berbicara begini denganku.""Siapa kamu? Sebaiknya kamu berhenti, kalau nggak, mampus kamu."Raka berinisiatif untuk turun
Tendangan itu mencengangkan semua orang.Apa Raka sudah gila? Beraninya Raka menendang Kendrian! Apa Raka cari mati?Semua orang menatap Raka dengan ekspresi terbengong dan tercengang.David pun terkesiap saat menatap Raka.Cindy juga tidak menyangka akan terjadi hal seperti itu.Cindy termangu saat menatap Raka, seperti sedang melihat penampakan hantu.Ronan yang beranjak dari lantai juga menatap Raka dengan kaget dan takut.Raka bahkan berani menyerang Kendrian setelah mengetahui identitasnya, benar-benar cari mati.Luminto kaget dan berteriak, "Lancang kamu! Cari mati!"Seketika, Luminto memancarkan aura kuat yang membuat semua orang di aula sesak napas.Tubuh Luminto dikelilingi energi spiritual. Luminto menyerang Raka dengan cakar yang disertai angin kuat.Raka hanyalah kultivator pemula di tahap awal Alam Energi Sejati, sama sekali tidak menguasai jurus bela diri.Raka tidak akan bisa melawan kultivator Alam Spiritual seperti Luminto.Akan tetapi, Raka hanya berdiri di sebelah Su
Kendrian dengan marah melirik kartu identitas yang tersemat di dada Raka.Kemarahan Kendrian langsung berubah menjadi kecengangan dan kengerian.Direktur Badan Pengawas Kedisiplinan Kota Juwana, Raka Kuswara.Bagaimana mungkin?Kendrian tidak berani memercayai apa yang dia lihat.Mereka adalah objek penyelidikan bagi Badan Pengawas Kedisiplinan.Meski Raka adalah Direktur Badan Pengawas Kedisiplinan Kota Juwana, tidak ada untungnya jika Kendrian menyinggung Raka.Kendrian dengan panik menghentikan sekretaris yang sedang bertelepon, lalu berkata pada Raka, "Bung, ini salah paham, salah paham.""Bung? Memangnya kamu pantas jadi saudaraku?" celetuk Raka dengan cuek.Seketika, Kendrian menjadi canggung.Kendrian adalah wali kota, tetapi Raka sangat tidak menghormatinya."Bung, bagaimanapun, jabatanku lebih tinggi darimu. Lagi pula, di pemprov ...."Sebelum Kendrian selesai berbicara, Raka membentak, "Diam!"Kendrian tercengang.Tepat saat itu, Surya berucap dengan suara dingin, "Dasar samp
Cindy sangat termangu.Cindy pun dibutakan oleh kemarahan yang bertubi-tubi.Cindy sama sekali tidak mendengarkan percakapan antara Raka dan Kendrian, sama sekali tidak memahami situasi saat itu.Melihat Kendrian terjatuh ke lantai, Cindy terkejut."Paman Kendrian, kamu kenapa?" tanya Cindy segera.Namun, Kendrian duduk lemas di lantai dan tidak bisa mengatakan apa pun.Di sampingnya, sekretarisnya menjadi pucat dan gemetar karena ketakutan.Kendrian pun ketakutan, apalagi sekretaris sepertinya?Tepat saat itu, Surya melambai pada Ronan yang beranjak dari lantai.Ronan akhirnya menyadari kesengitan situasi saat itu. Ronan berjalan ke arah Surya dengan waswas.Ronan tidak tahu apa yang sedang terjadi.Namun, Kendrian, Luminto dan David ketakutan.Surya menatap Ronan seraya berkata, "Nggak masalah kalau kamu mencampakkan Rania dan menikahi Cindy. Aku justru harus berterima kasih padamu. Tapi kenapa kamu mau serang Rania? Hanya karena ancaman Cindy, demi karier di masa depan dan uang?"Ro
Hati Cindy gemetar dan akhirnya tersadarkan. Timbul rasa takut di wajah Cindy.Tepat saat itu, Raka mengusulkan, "Kak Surya, kalian pergi dulu. Biar aku urus sisanya.""Nggak perlu, harus aku sendiri, apalagi mereka ingin menyakiti wanitaku."Ucapan Surya membuat Rania terharu dan sangat bahagia.Raka hanya bisa menghela napas. Setelah melirik sekilas pada Cindy dan yang lain, Raka bergeser ke samping.Untung Surya tidak mengamuk.Namun, ada yang akan menderita kemalangan.Surya langsung menarik David ke arahnya dan berkata dengan suara dingin, "Kamu membiarkan putrimu merajalela dan bertindak semena-mena, bahkan bersekongkol untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma, sungguh keterlaluan."Kemudian, Surya menginjak David.Kedua kaki David patah sehingga menampakkan tulang di bagian lutut yang berlumuran darah.Jeritan David bergema di seluruh gedung acara.Semua orang terkesiap. Rania bahkan menutup kedua mata dengan tangan.Cindy terbengong di tempat, gemetar tak terkendali saat me
"Jarang sekali ada wanita kejam sepertimu," ucap Surya.Cindy mulai panik.Cindy selalu bersikap kejam pada orang lain.Cindy tidak pernah melihat ada orang yang bahkan lebih kejam darinya.Pada saat ini, Cindy sangat ketakutan.Kengerian menghiasi wajah Cindy yang pucat pasi.Surya melambaikan tangan. Energi spiritual langsung memotong kedua kaki Cindy.Cindy jatuh ke lantai.Beberapa detik kemudian, Cindy baru merasakan sakit dan menyadari telah kehilangan kedua kaki.Seketika, Cindy berteriak histeris.Jeritan Cindy bergema di seluruh aula."Pengampunan terbesarku adalah nggak membunuhmu. Aku sebenarnya ingin membunuhmu, tapi akan lebih baik kalau kamu hidup selamanya dalam penderitaan."Surya tersenyum, lalu menoleh pada Rania dan bertanya, "Apa aku membuatmu terkejut?"Rania menggelengkan kepala.Sebenarnya, Rania terkejut.Namun, keterkejutan itu dikalahkan oleh kebahagiaan yang meluap sehingga Rania tidak merasa takut.Surya menoleh pada Raka dan berkata, "Ayo kita pergi. Suruh
"Antar aku pulang ke asrama, terima kasih," jawab Rania.Raka melirik Surya dari kaca spion.Surya berkata dengan suara dingin, "Pulang ke Pulau Aora."Raka tidak berani membantah perintah Surya. Kemudian, Raka berbelok untuk keluar dari jalan tol dan langsung mengemudi menuju Pulau Aora.Apa yang akan terjadi setelah pulang adalah masalah nanti."Surya, aku benaran nggak mau begini. Aku tahu kamu sangat dilema dan Kak Linda akan sedih. Jangan begini, oke?" kata Rania dengan lembut.Surya berkata dengan tegas, "Aku akan jelaskan pada Linda, nggak perlu kamu khawatirkan. Aku akan bertanggung jawab atas perkataanku."Rania pun menghela napas.Rania merasa tak berdaya sekaligus bahagia.Rania tahu Surya akan sangat dilema dan dirinya akan dicemooh, tetapi perasaan disayangi oleh orang yang dikagumi dan dihormati olehnya terlalu indah sehingga tidak dapat ditolak oleh Rania.Raka juga merasa tidak berdaya, tetapi tidak ada pilihan lain. Jika tidak, Raka takut Surya akan mematahkan kakinya
Rania menikmati kebahagiaan tersebut, tetapi Rania tahu Surya sangat amat dilema.Rania mencoba untuk pergi.Namun, Rania tidak mampu beranjak dari tempatnya karena Rania tidak ingin kehilangan Surya.Rania sangat dilema.Rania tahu Surya juga sangat dilema.Dari ucapan orang yang datang barusan, Surya jelas memiliki urusan lain.Namun, Surya menunda waktu di sini demi dia. Rania makin merasa bersalah.Di tengah suasana hening itu, Raka masuk."Kak Surya, kamar Nona Rania sudah siap. Bisa ditempati kapan saja."Surya mengangguk, lalu berkata, "Linda harusnya sudah pulang kerja. Suruh dia ke sini.""Kak Linda sudah di sini," jawab Raka dengan canggung.Surya menoleh ke arah pintu. Linda berjalan masuk dengan ekspresi dingin."Kak Linda." Rania beranjak dari kursi dengan waswas, seperti telah melakukan kesalahan.Linda mengabaikan Rania, tetapi melemparkan tatapan dingin pada Surya.Surya perlahan berdiri, lalu menatap Linda seraya berkata, "Dengarkan aku dulu, situasi saat itu ....""Di