Setelah mendengarkan kata-kata Logan, Surya mengangguk dalam diam.Logan sudah mengatakan semua ini dengan tulus.Meskipun negara ini tidak besar, ini tetap adalah sebuah negara.Ada banyak departemen dan anggota pemerintahan.Logan tidak bisa mengendalikan keserakahan semua orang.Namun, dengan adanya jaminan ini, Grup Hadira Internasional tidak akan mendapat masalah di masa depan.Bagaimanapun juga, Logan adalah presiden suatu negara yang memegang kekuasaan terbesar di tangannya."Pak Logan, aku harap kita bisa menjalin kerja sama yang saling menguntungkan di masa depan," kata Surya sambil mengulurkan tangan ke arah Logan.Pada saat itu, Logan baru tersenyum. Dia berjabat tangan Surya dengan erat.Kemudian, Logan berkata pada Olivia, "Bu Olivia, aku benar-benar minta maaf. Kalau hal seperti ini terjadi lagi di masa depan, telepon saja aku. Aku akan tiba secepatnya. Meskipun aku nggak ada di sini, Pak Osborne juga bisa menangani masalahmu."Olivia mengangguk dengan tatapan kosong.Sej
Olivia tidak tahu kenapa dirinya seperti itu.Namun, Olivia merasa bahwa dia hanya punya satu kesempatan ini saja.Tindakan Olivia itu langsung membuat Surya terkejut."Eh, eh, Bu Olivia." Surya berteriak, tapi Olivia masih melanjutkan.Saat Olivia membungkuk, kerahnya terbuka, gunung kembar putihnya terlihat menyilaukan.Ditambah dengan wajah cantik Olivia, Surya pun menjadi terpesona.Menghadapi godaan seperti itu, ada berapa pria yang bisa menahan diri?Bahkan Surya juga seketika mempunyai dorongan untuk melakukannya.Namun, pada detik berikutnya, Surya langsung tersadar.Dia sudah punya pacar.Selain itu, dia dan Olivia juga belum sampai pada tahap itu."Bu Olivia, silakan minum air."Suara Surya langsung membangunkan Olivia.Olivia bergetar, lalu perlahan-lahan berdiri dan menatap Surya dalam diam.Sesaat kemudian, Olivia tersenyum pahit, lalu duduk setelah mengambil gelas dari Surya."Maaf, mungkin aku sudah gila," kata Olivia sambil tersenyum pahit.Surya perlahan-lahan berkata,
Mendengar itu, Surya tahu bahwa dia tidak dapat menolaknya, jadi dia hanya bisa menyetujui itu.Kemudian, Surya menelepon Rosa lagi, menanyakan tentang orang yang meminta bantuan itu.Rosa berkata bahwa setelah orang itu mengetahui Surya tidak ada, orang itu langsung meletakkan barang dan pergi dengan terburu-buru.Orang itu meminta Surya untuk segera pergi ke Kota Nanzi di Provinsi Ludaw dan menghubunginya setelah kembali. Katanya hal ini menyangkut masalah besar.Surya juga kehabisan kata-kata.Bocah itu benar-benar tenang. Apa dia tidak takut Surya tidak mampu atau menipunya?Namun, mungkin orang itu tidak punya cara lain.Hanya saja, Surya harus memenuhi janji dulu.Surya turun dengan alis berkerut, lalu langsung naik taksi ke Perumahan Lily.Di mobil, Surya masih merasa sedikit penasaran.Orang seperti apa yang bisa ditemani oleh Leonard.Namun, saat ini terdengar suara tabrakan. Taksi yang ditumpangi Surya ditabrak orang dari belakang.Sopir taksi segera mengerem mobil dengan tub
Begitu dikatai oleh wanita itu, pria berpakaian modis itu langsung merasa dipermalukan.Pria berpakaian modis itu menatap Surya, lalu berkata dengan kejam, "Coba kamu katakan sekali lagi.""Aku bilang kamu adalah sampah, hanya bisa menindas orang jujur. Kalau berani, coba kamu pukul aku," ejek Surya.Pria berpakaian modis itu merasa semakin dipermalukan.Asal tahu saja, saat ini pacarnya sedang melihat di samping."Terimalah hajaranku!"Pria berpakaian modis itu mengumpat, lalu langsung menonjok ke arah Surya.Namun, sebelum pria berpakaian modis itu berhasil meninju, Surya sudah menendang perutnya.Terdengar suara gedebuk.Pria berpakaian modis itu berteriak kesakitan. Sebuah kekuatan besar langsung membuatnya terbang, kemudian menabrak pintu mobilnya sendiri.Pintu mobilnya ditabrak sampai penyok ke dalam, pria berpakaian modis itu merosot ke tanah sambil meringis kesakitan tanpa bisa ditahan.Begitu melihat itu, wanita itu bertanya dengan terkejut, "Kamu masih berani main tangan?"S
Morgan segera berkata, "Nggak berani, nggak berani. Kamu adalah temannya Pak Hendra. Dari senioritas, seharusnya aku memanggilmu paman."Jelas sekali, Morgan sudah tahu tentang identitas Surya.Surya pun hanya bisa terdiam.Orang ini adalah seorang gubernur, tapi mau memanggilnya paman. Bukankah ini konyol?Namun, Surya juga menyadari bahwa perjamuan ini bukan perjamuan makan biasa.Hendra tidak mungkin tiba-tiba memperkenalkan Morgan padanya.Saat ini, Hendra menuangkan bir untuk semua orang. Indah mengangkat gelas, lalu berkata, "Ayo kita minum dulu."Semua orang mengangkat, lalu meminumnya sampai habis.Saat ini, Surya berkata, "Pak Hendra, kalau ada apa-apa, Bapak katakan saja. Di antara kita, seharusnya nggak perlu basa-basi.""Tetap kamu yang paling terus terang." Hendra terkekeh sebelum berkata, "Jadi, begini, Morgan bertemu masalah, ingin kamu membantunya."Surya langsung mengumpat dalam hati.Seorang gubernur masih memerlukan bantuannya, takutnya ini bukanlah masalah yang muda
Ekspresi Leonard dan Morgan berubah seketika, tapi tak lama kemudian kembali acuh tak acuh.Surya yang memukulinya, jadi tidak masalah.Hendra melirik Surya, lalu berteriak, "Bawa masuk bajingan itu!"Terlihat Indah berjalan masuk bersama seorang pria berpakaian modis, tapi hidungnya memar dan wajahnya bengkak.Begitu pria modis itu masuk dan ingin merengek pada Hendra, dia justru melihat Surya yang ternyata juga duduk di sana.Tanpa sadar pria itu memaki, "Sialan! Beraninya kamu datang, kita lihat saja siapa yang bisa menyelamatkanmu!"Surya hanya tersenyum, lalu menyesap anggurnya.Hendra berteriak, "Justin, apa lagi yang kamu lakukan di luar?"Pria modis yang adalah Justin Wijaya seketika bergidik.Dia baru merasakan ada yang tidak beres.Dia segera mengalihkan pandangan sembari bergumam, "Aku cuma kecelakaan, bukan masalah besar."Sambil berbicara, matanya tertuju pada Leonard dan lainnya."Benar hanya kecelakaan?" tanya Hendra dengan nada dingin.Wajah Justin seketika memucat, tak
Surya menggelengkan kepala, diam-diam menghela napas.Begitu keluarga besar punya bisnis yang besar, sampah pasti akan bermunculan.Keluarga Wijaya dengan didikan seketat itu pun menemui hal semacam ini, yang menunjukkan hal semacam ini tidak dapat dihindari di mana pun.Tiba-tiba, Surya menjadi waspada. Surya menjadi waspada.Sekarang dia termasuk orang berkekuatan besar yang dikelilingi banyak orang, dia juga harus ekstra hati-hati.Saat ini, Morgan berusaha mencairkan suasana, dia terkekeh sambil berkata, "Ayo, Pak Hendra, kita minum bersama, jangan marah lagi."Namun, suasana hati Hendra terlanjur buruk, dia menggeleng dan hanya duduk diam.Leonard yang melihatnya tak berani bersuara.Melihat hal itu, Surya berkata, "Pak Hendra, Kak Morgan, kalau begitu aku pulang dulu, bagaimana kalau besok pagi kita berangkat ke Kota Nanzi?""Ide yang bagus," jawab Morgan, dia memang sudah menanti kalimat itu sejak tadi.Hendra mengangguk. Surya sempat berbincang sebentar dengan Leonard sebelum b
Tiba-tiba Surya bangkit sembari berkata, "Nggak, jangan pernah berpikir mengarang cerita untuk menipuku, aku nggak akan berilusi terhadap sesuatu yang nggak ada buktinya."Setelah bicara, Surya langsung meninggalkan ruangan itu.Melihat kepergian Surya, Rosa menghela napas dalam-dalam.'Anak ini, masih setakut itu.''Kalau bukan kamu yang mengambil alih Organisasi Tongin, siapa lagi? Apa kamu akan membiarkan orang-orang itu menghancurkan Organisasi Tongin?' batin Rosa.Rosa menggeleng dengan dahi yang berkerut, lalu berbaring malas di sofa.Matahari menyinari tubuhnya, membuat tubuh Rosa yang putih, halus dan montok terlihat memikat seperti buah persik yang matang.Surya kembali ke kamarnya sendiri, lalu meletakkan kotak itu di atas meja, tubuhnya seakan kehabisan tenaga dan langsung terbaring di sofa.Dia menatap langit-langit, entah apa yang dia pikirkan.Bahkan ketika Linda masuk, dia sama sekali tidak menyadarinya.Malam ini Linda mengenakan piama kimono sutra berenda.Piama longga