Dua palu raksasa itu terayun dan mendatangkan gelombang besar kekuatan yang mengerikan.Sean pun tertawa keras.Inilah kekuatan ahli tingkat suci yang telah mengerahkan seluruh kekuatannya.Dia yakin tak ada yang mampu menghindarinya.Namun, api yang menyelimuti pedang Surya tampak semakin menyala. Lalu dia kembali menebaskan pedangnya ke arah raja roh di depannya.Tebasan tersebut seolah mampu menembus langit.Seolah-olah ruang itu hancur seperti kaca yang pecah, bahkan menjadi serpihan kaca dan menghilang.Raja roh itu meraung keras saat terbelah jadi dua, lalu menghilang begitu saja.Sean tak percaya dengan apa yang dilihatnya.Kenapa bisa ada kekuatan pikiran yang sekuat ini?Sementara itu, Pedang Petir di tangan Surya tampak menyala dengan lima warna.Yakni warna putih yang menyimbolkan kekuatan spiritual, warna merah yang merupakan Kekuatan Naga, warna ungu yang menggambarkan kekuatan petir, warna abu-abu yang merupakan kekuatan kematian, serta warna hitam kelam sebagai kekuatan
Kali ini, Surya berbalik, melihat kembali ke seluruh Keluarga Hartanto.Tyas dan yang lainnya gemetaran, lalu dengan cepat menundukkan kepala, tidak berani menatap mata Surya.Saat ini, Dika melangkah maju, berlutut di tanah sembari berkata, "Pak, terima kasih banyak karena sudah menyelamatkan hidup kami. Aku benar-benar nggak tahu bagaimana harus berterima kasih.""Nggak perlu berterima kasih, kamu mendapatkan ini karena sudah menukarnya dengan Mahkota Emas. Kita sudah nggak berutang lagi satu sama lain," kata Surya dengan tenang.Meski Dika merasa Mahkota Emas adalah pusaka keluarga, apa artinya itu kalau dibandingkan dengan nyawa seluruh keluarganya?Dika pun buru-buru berkata, "Pak, aku masih punya tabungan 100 miliar. Berikan nomor rekeningmu padaku, aku akan mentransfernya untukmu."Surya hanya bisa menghela napas.Grup Hartanto bisa dibilang adalah perusahaan dengan nilai triliunan. Namun, Dika sebagai salah satu ahli warisnya hanya memiliki tabungan sebesar 100 miliar.Hal ini
Rosa mengangkat bahunya, lalu berkata, "Jangan terlalu bersemangat."Surya menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya perlahan, "Bisakah kamu menceritakan kisah mereka padaku?""Tentu saja."Rosa tersenyum sambil berkata perlahan, "Beberapa puluh tahun yang lalu, dua kultivator yang sangat berbakat muncul di Aerovia. Mereka adalah pasangan suami istri bernama Marvin Pratama dan Beatrice Pratama. Kultivasi mereka sangat tinggi hingga sampai pada tahap langka di dunia ini.""Seberapa langka?""Begini, mereka berdua bisa mengalahkan seluruh tingkat suci di Aerovia. Maksudku, kalau semua tingkat suci disatukan."Surya memandang Rosa dengan ekspresi kaget.Surya juga bisa mengalahkan ahli tingkat suci.Namun, kedua orang itu bahkan dapat mengalahkan semua tingkat suci yang bersatu. Mungkin kekuatan keduanya telah melampaui batasan manusia.Rosa tersenyum, lalu melanjutkan, "Ya, seperti yang kamu pikirkan.""Lalu, apa yang terjadi?" tanya Surya sambil terus menatap Rosa.Rosa menghela napas, l
"Kalau begitu, tunggu sampai mereka menjadi lebih kuat baru dibicarakan lagi.""Organisasi Cahaya Dewa, Pemimpin Suci tua yang nggak mati-mati itu tampaknya juga bukan orang yang baik."Surya menatap Rosa, lalu berkata perlahan, "Itu adalah organisasi terbesar di dunia, organisasi resmi.""Kalau memang organisasi resmi, kenapa Constantin diusir?""Nggak tahu, aku juga nggak mau tahu.""Ada banyak bahaya yang belum kita ketahui, yang sedang mengintai di dunia ini. Menurutku, kamu harus memimpin Organisasi Tongin, lalu bersiap menghadapi masa depan.""Maaf, aku benar-benar nggak punya waktu. Aku sudah cukup sibuk dengan masalah di sekitarku.""Kamu nggak berani menghadapinya?"Surya berbalik, memandang Rosa, lalu berkata, "Aku nggak pernah takut pada siapa pun atau pada apa pun."Rosa mengangkat bahu, lalu berkata sambil tersenyum, "Aku bisa melihatnya.""Aku mau jalan-jalan sendiri," kata Surya.Rosa menghentikan langkahnya, membiarkan Surya berjalan maju sendirian.Setelah beberapa saa
Surya tersenyum dingin, lalu bertanya, "Bagaimana kalau aku nggak pergi?"Pria bertato itu terdiam sesaat, tidak bisa berkata-kata. Karena aura Surya tidak seperti orang biasa, membuat dia merasa sedikit takut tanpa alasan.Saat ini, Surya mendengus dingin, lalu menatap Wisnu dan bertanya, "Apa yang terjadi?"Saat ini, Wisnu sepertinya sedang berjuang keluar dari keinginannya untuk mati. Dia menganggap Surya sebagai tempat curhatnya."Kak, tolong kamu bantu kami. Kami berdua hanya buruh, belum pernah mengambil pinjaman apa pun. Tapi lebih dari sebulan yang lalu, kami tiba-tiba menerima surat peringatan dari bank yang menyatakan kalau pinjaman kami sebesar 160 miliar sudah jatuh tempo. Mereka meminta kami untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Tapi kami nggak pernah meminjam uang dengan jumlah ini sama sekali," cerita Wisnu sambil menangis.Surya mengerutkan kening, lalu bertanya, "Apa kalian nggak pergi ke bank untuk membuktikannya?""Kami sudah pergi ke bank, tapi mereka bilang kal
Hal ini sebenarnya adalah operasi sehari-hari mereka.Mereka akan terus mengancam, mengintimidasi dan mengganggu setiap harinya sampai orang-orang membayar kembali uangnya.Saat ini, Surya berkata pada Wisnu, "Ayo pergi. Kita harus tetap hidup dan menyelesaikan segala masalah. Hadapi saja dengan berani.""Bolehkah aku bertanya? Apa pekerjaanmu, Kak?" tanya istrinya Wisnu dengan hati-hati.Surya menjawab dengan tenang, "Kamu nggak perlu tahu. Kamu hanya perlu tahu kalau masalah kecilmu ini nggak ada apa-apanya di hadapanku."Melihat betapa percaya dirinya Surya, Wisnu dan istrinya tampak mulai sedikit yakin. Mereka mengangguk dengan penuh semangat.Surya memberi isyarat agar mereka mengikutinya ke tempat parkir Pulau Aora.Kemudian, mereka masuk ke mobil Surya, lalu melaju menuju kota.Tak lama kemudian, di bawah arahan Wisnu, Surya berhenti di depan pintu sebuah bank.Mereka turun dari mobil, lalu Surya memimpin untuk berjalan masuk ke dalam bank.Wisnu dan istrinya yang membawa anak m
Surya menatap Wenny, lalu mengerutkan kening sambil berkata, "Kami hanya ingin melihat tanda tangan pinjaman, membuat salinannya, lalu menggunakannya untuk pengujian tulisan tangan. Mananya yang membuat masalah?""Pak, ini adalah bank. Kamu nggak bisa melihat semua dokumen ini hanya karena kamu mau," kata Wenny sambil memandang Surya dengan tatapan merendahkan.Surya berkata perlahan, "Sebagai orang yang terlibat, apa kami juga nggak memiliki hak untuk ini?""Kamu bisa melalui prosedur hukum. Tapi izinkan aku memberitahumu, proses ini nggak akan memengaruhi proses penagihan," kata Wenny dengan dingin.Surya merasakan kemarahan yang tak bisa dijelaskan di hatinya.Proses hukum untuk masalah seperti ini pasti akan memakan waktu yang lama.Terlebih lagi, dengan kekuatan pribadi Wisnu, dia tidak mungkin bisa melawan pihak bank.Meskipun mereka mengikuti prosedur hukum, juga tidak akan ada hasilnya.Namun, selama waktu ini, proses penagihan tidak akan berhenti. Sekarang Keluarga Wisnu sudah
Surya mudah saja mengurus bank itu.Tepat setelah Surya pergi, Wenny datang ke kantor pimpinan.Pimpinan bank, Aswin Damari, adalah seorang pria gemuk berusia lima puluhan. Saat ini, dia sedang melihat sebuah dokumen.Melihat Wenny masuk, Aswin mengerutkan kening sambil bertanya, "Kenapa kamu nggak mengetuk pintu?""Pak."Wenny mendengus, menutup pintu, lalu langsung duduk di sebelah Aswin. Dia mengusapkan dadanya di lengan Aswin."Wisnu datang lagi. Kali ini dia datang bersama seorang pemuda. Pemuda itu mengancam kita, meminta kita menyiapkan dokumen yang mereka minta dalam waktu tiga hari. Dia bilang kalau kita nggak menyiapkannya, seseorang akan masuk penjara."Ketika Aswin mendengar ini, dia segera meletakkan dokumen di tangannya dengan ekspresi serius.Aswin tentu saja mengetahui jelas tentang masalah uang ini.Seseorang mencuri informasi identitas Wisnu dan istrinya untuk mengambil pinjaman.Selain itu, orang yang mencuri informasi tersebut memiliki hubungan dekat dengan Aswin. A
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di