Satu demi satu informasi yang rumit muncul di kesadarannya.Surya mulai mencoba untuk memahaminya, tapi tak lama kemudian, dia mengalami sakit kepala yang hebat, membuatnya terpaksa harus berhenti.Rasa sakit yang tajam di jiwanya akhirnya membuat Surya tersadar dari lamunannya.Surya menghela napas panjang, tersenyum, lalu melemparkan tulang tangan kristal itu ke dalam ruang penyimpanan.Sementara itu, tanpa disadari Teknik Naga Sejati miliknya telah mencapai tingkat ketiga. Energi spiritual dan kekuatannya telah meningkat pesat, membuat kekuatannya juga ikut meningkat.Ketika berbalik, Surya melihat semua orang berdiri dengan kepala tertunduk dan ekspresi hormat.Hal ini membuat Surya sedikit mengernyit. Dia menatap semua orang, lalu berkata perlahan, "Kalian semua sudah melihat apa yang terjadi. Apa ada yang ingin kalian katakan?"Semua orang segera menundukkan kepala. Mereka tidak bisa berkata apa-apa. Sekarang Surya adalah penguasa di sini. Dia adalah satu-satunya orang yang bisa
Ketika melihat Surya pergi begitu saja, Zayan langsung panik. Dia menyusul Surya, lalu buru-buru bertanya, "Pak, apa kamu akan pergi begitu saja?""Aku punya urusan lain, jadi aku harus pulang," jawab Surya sembari tersenyum.Zayan berkata dengan lemah, "Pak, apa kamu nggak bisa tinggal beberapa hari lagi? Izinkan aku berterima kasih padamu.""Nggak perlu, aku yakin akan ada kesempatan untuk bertemu lagi di masa depan." Meskipun kecintaan Zayan pada wanita sedikit berlebihan, dia tidak memiliki niat buruk. Jarang sekali melihat orang seperti ini di kalangan pengusaha kaya. Surya tidak ada masalah dengannya.Zayan menghela napas panjang, tidak berani membujuk Surya untuk tetap tinggal. Dia hanya bisa berkata, "Kalau begitu, aku akan mengantar Senior kembali.""Nggak perlu, lebih cepat bagiku untuk naik kereta cepat saja. Selain itu, masih ada hal yang lebih penting yang harus kamu lakukan di sini."Surya menepuk bahu Zayan, lalu pergi.Zayan tampak bingung. Dia tidak memahami kata-kata
Surya benar-benar kehilangan kata-kata.Hanya karena pria ini kuat secara fisik, dia mau menindas orang lain seperti ini?Namun, Surya sedang memikirkan beberapa masalah. Jadi, dia benar-benar tidak tertarik mengurusi orang ini. Dia terlalu malas membuang waktu dengan orang-orang seperti ini. Dia hanya berkata dengan ringan, "Maaf." Kemudian, dia terus melihat ke luar jendela.Pria itu mendengus dengan bangga sebelum berhenti mengganggu Surya.Beberapa saat kemudian, Surya menerima sebuah pesan. Ketika dia melihatnya, ternyata pesan itu dari Reina yang mengundangnya untuk makan siang besok.Tentu saja Surya tidak bisa menolak ajakan adik temannya ini, jadi dia langsung menyetujuinya. Namun, ketika dia mengingat Widya, dia merasa jijik.Saat kereta tiba di stasiun Kota Juwana, pria kekar di sebelah Surya berdiri, mengambil barang bawaannya, lalu pergi.Sebelum pergi, dia bahkan tidak lupa untuk mendengus ke arah Surya dengan sombong sebelum pergi dengan wajah bangga.Surya menggelengkan
Contohnya saja naga tua ini, keberadaan macam apa ia ini?Hanya saja Surya tahu kalau sekarang hal ini adalah sesuatu yang tidak bisa dia pahami sama sekali, jadi dia tidak memikirkannya lebih jauh.Faktanya, Surya masih ingin menukar tulang tangan kristal dengan pil yang lebih kuat dari Pil Api untuk meningkatkan fisiknya, karena seiring dengan peningkatan ranahnya, kekuatannya juga akan ikut meningkat.Artinya, tubuh Surya sewaktu-waktu bisa terancam meledak, jadi paling aman baginya kalau meningkatkan kesehatan fisiknya.Namun, kesadaran kedua begitu menggoda, sehingga Surya tidak bisa menolaknya sama sekali.Apalagi, kesadaran kedua membutuhkan 1.100 rahmat naga. Jadi, setelah ditukarkan, masih ada sedikit yang tersisa.Surya tersenyum pahit dan memerintahkan pertukaran tanpa ragu-ragu.Jam pasir emas terbalik. Tidak banyak yang tersisa dari rahmat naga, tapi ada kesadaran baru dalam jiwa Surya.Sekarang, Surya memiliki dua kesadaran pikiran.Salah satunya adalah kesadaran aslinya,
Linda menarik tangannya yang terulur, duduk perlahan, lalu menatap ke arah Yumiko Chihiro yang duduk di sebelah Fawas. Setelah itu, dia baru berkata perlahan, "Apakah Pak Fawas sedang bercanda? Konsorsium Pelita adalah grup induk tunggal, kami memiliki cukup dana dan nggak memerlukan investasi dari siapa pun."Fawas tersenyum, melepas kacamata hitamnya dan berkata, "Ini permintaan, bukan saran, apalagi diskusi. Mengerti?""Sepertinya Bapak nggak mengerti kalau Konsorsium Pelita bukanlah perusahaan kecil, apalagi perusahaan yang bisa Bapak investasikan semaumu."Ekspresi Linda mulai menjadi acuh tak acuh.Mereka ingin berinvestasi di Konsorsium Pelita, bahkan langsung meminta separuh sahamnya. Lucu sekali, memangnya mereka pikir Konsorsium Pelita itu apa?Konsorsium Pelita adalah grup investasi besar dengan arus kas ratusan triliun dan modal yang melimpah. Perusahaan ini bukan jenis perusahaan yang berjuang bertahan hidup dan perlu investasi untuk mendapatkan dana, apalagi perusahaan ke
Melihat ekspresi Linda yang semakin muram, Fawas terkekeh sambil berkata, "Dia adalah direktur Grup Holand dari Nion, yang merupakan salah satu dari lima keluarga besar di Nion. Kamu seharusnya juga tahu kekuatan Grup Holand. Kalau mereka berinvestasi di Konsorsium Pelita, juga bukan menghina kalian."Grup Holand adalah salah satu dari lima grup besar di Nion, juga merupakan eksistensi yang menakutkan dengan nilai produksi lebih dari ratusan miliar dakar. Kekuatan mereka sungguh tak tertandingi.Namun, pusat Konsorsium Pelita di luar negeri adalah grup luar biasa dengan arus kas ratusan triliun, tidak ada yang bisa dibanggakan dari Grup Holand di depan pusat Konsorsium Pelita.Linda bisa mengabaikan Yumiko yang berasal dari Grup Holand, tetapi dia harus mempertimbangkan identitas Fawas dengan hati-hati. Bagaimanapun, Fawas mungkin benar-benar akan membuat Konsorsium Pelita tidak bisa bertahan di Negara Aerovia.Setelah berpikir sejenak, Linda tersenyum dan berkata, "Pak Fawas, Bu Yumik
Surya melihat arlojinya, sudah lewat jam sebelas.Surya pun mengakhiri meditasinya, lalu pergi berkendara menuju Hotel Juwana.Surya sama sekali tidak memedulikan apa yang dikatakan Linda.Konsorsium Pelita didirikan olehnya sendiri, bisa-bisanya masih ada orang yang ingin merebutnya. Lelucon macam apa ini.Tidak peduli siapa orang itu atau apa latar belakangnya, orang itu benar-benar salah total jika berpikir bisa menindasnya.Sekarang Surya merasa agak aneh, mengapa Reina mengajaknya makan di ruang perjamuan kecil di Hotel Juwana?Apakah ada perjamuan yang akan diadakan?Hal itu tidak mungkin. Lagi pula, Reina dan teman-temannya masih pelajar. Jamuan makan apa yang bisa mereka adakan?Saat Surya mengingat bahwa Widya juga ada di sana, sontak dia merasa pusing.Wanita menyebalkan itu, entah kenapa selalu punya prasangka besar terhadap Surya. Benar-benar membuatnya frustrasi.Jika bukan karena Reina, Surya pasti sudah bersikap kasar pada Widya sejak lama.Dengan begitu, Surya terus ber
Tujuan lainnya adalah Widya ingin melihat apakah teman-teman Charles akan menyukai Reina dan teman-temannya atau tidak.Jika Widya bisa menjodohkan satu atau dua pasangan, dia telah melakukan kebaikan yang sangat besar.Dibandingkan kuliah atau semacamnya, menikah dengan pria kaya sebenarnya tidak buruk juga.Dalam benak Widya, karena Tuhan sudah memberi mereka tubuh yang bagus, mengapa mereka harus repot-repot belajar dengan keras?Saat ini, Surya berjalan ke lobi diantar oleh seorang pelayan."Kak," sapa Reina sambil menghampiri Surya.Surya tersenyum, kemudian menepuk pundak Reina. Namun, di mata Widya, tindakan Surya seperti sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan.Widya mengerutkan kening, lalu mendatangi mereka berdua sambil berkata, "Surya, hilangkan kebiasaan pegang-pegang seperti itu. Begitu sangat nggak menghormati orang lain dan juga memperlihatkan sifat aslimu.""Dia adikku, apa kamu gila?" sahut Surya dengan kesal. Kenapa gadis ini begitu memusuhinya dan tidak menyuka