Aura mematikan yang kuat langsung menyerang hati Angela. Dia memang merasakan sebuah aura mematikan dan juga tanda-tanda kematian yang kuat.Saat ini, Angela akhirnya panik. Dia berteriak, "Senior, tolong berhenti!"Namun, Surya mengabaikannya. Ada lebih banyak pecahan bangunan yang berkumpul ke arah Angela, membentuk sebuah peti mati besar untuk mengubur Angela di dalamnya.Kekuatan menekan yang tak terlihat langsung membuat Angela berteriak menderita. Dia akhirnya menunjukkan ekspresi ketakutan yang mendalam.Saat Angela sudah akan dikuburkan ke dalam Peti Pemakaman, tiba-tiba terdengar sebuah suara orang yang tua, "Pak, apa boleh menghargaiku dengan membiarkannya tetap hidup?"Mendengar suara itu, Surya menoleh. Di tengah aula, ada seorang pria tua yang mengenakan jas hitam dan topi bulat, juga bertopang pada sebuah tongkat.Di belakang pria tua itu, juga ada seorang pengurus rumah yang memegang sebuah kotak berbentuk persegi panjang.Surya menatap kotak itu, lalu mendengus dingin.
Tangan itu seharusnya adalah tangan manusia raksasa. Namun, dari zaman kuno sampai sekarang, manusia raksasa hanya berada di legenda. Tidak ada orang yang bisa membuktikan keberadaannya.Tulang tangan ini bukan hanya mengandung kekuatan yang sangat dahsyat, tapi juga merupakan persembahan level tinggi. Bagi para ilmuwan, tulang ini juga merupakan sebuah barang berharga.Sesaat kemudian, Surya melambaikan tangan. Tulang tangan kristal beserta dengan kotaknya itu masuk bersamaan ke dalam ruang penyimpanan. Kemudian, Surya berkata, "Karena ketulusanmu, aku terima hadiahmu ini. Karena sudah menerima hadiahmu, aku akan mengampuni nyawanya.""Terima kasih, Pak Surya.""Terima kasih, Senior."Kedua orang itu berterima kasih pada saat yang bersamaan.Namun, Surya melanjutkan, "Tapi karena Jessica memerintahkan Siska untuk membunuh temanku, bukankah kalian seharusnya menyerahkan dia?""Dia ada di sini. Aku akan membawa Senior ke sana," jawab Angela. Saat ini, dia sangat patuh seperti sudah beru
Yunita tersenyum sambil menjelaskan, "Kudengar Pak Surya dan Keluarga Gemi mempunyai sedikit masalah, jadi ayahku menyuruhku kemari untuk melihat-lihat. Tapi kelihatannya, sekarang masalahnya sudah terselesaikan, 'kan?""Seharusnya sudah selesai," jawab Surya dengan datar.Yunita kembali menghela napas sebelum berkata, "Senior sangat hebat, benar-benar sulit dibayangkan.""Apa ada masalah lagi?" Surya tidak ingin terlibat dengan pemerintahan di sini. Bagaimanapun, dia juga orang yang mempunyai identitas khusus di Negara Aerovia.Yunita pun berkata, "Jadi, begini. Aku dan ayahku sangat mengagumi kekuatan Senior Surya, terutama aku. Aku sangat ingin berteman dengan Senior. Harap Senior memberiku kesempatan untuk itu.""Oh, berteman denganku." Surya tersenyum. Dia tahu bahwa dalam masalah ini, Fredi pasti akan mendapat keuntungan besar.Namun, Fredi mengutus pasukan khusus tepat waktu, menyegel hotel, melindungi Mina dan yang lainnya, juga termasuk membantu dalam masalah ini.Yunita menga
Presiden memarahi kepala kepolisian dan kepala kejaksaan karena tidak melakukan apa. Mereka juga sama sekali tidak menganggap serius masalah artis wanita sehingga menyebabkan kasus kematian. Kedua orang itu harus menanggung tanggung jawab atas masalah ini.Bersamaan dengan itu, Gedung Kantor Kepresidenan memuji aksi Mina. Mina berani mengungkap kecurangan di balik ini. Dia merupakan seorang pahlawan yang berani bertarung dengan keluarga konglomerat. Di saat yang perlu, presiden akan bertemu sendiri dengan Mina, juga menyelidiki kecurangan dalam dunia hiburan Negara Siaka.Pemberitahuan ini juga mengungkapkan hal yang berbeda, layak dipikirkan oleh orang-orang.Keesokan paginya.Kepala kepolisian dan kepala kejaksaan Negara Siaka masing-masing mengakui kesalahan dan mengundurkan diri. Hal ini langsung menimbulkan kehebohan yang besar.Asal tahu saja bahwa dua jabatan ini hanya berada di bawah presiden Negara Siaka dan bisa dibilang sebagai jabatan yang paling berbobot. Mereka bahkan bis
Surya seketika berubah muram. Dia berkata dengan dingin, "Kamu tahan dulu dia. Aku akan menyuruh Naka untuk meminta pertolongan dan kembali secepat mungkin.""Nggak perlu, dia sepertinya juga nggak bermaksud bertarung.""Apa yang terjadi?""Dia hanya datang mencarimu, katanya mau memberikan sesuatu padamu. Setelah aku bilang kamu nggak ada, dia pun pergi, juga bilang akan berkunjung lagi lain hari.""Mereka sesopan inikah?" tanya Surya yang tidak terlalu percaya.Rosa berkata, "Aku juga nggak menyangka akan begitu. Selain itu, aku sudah menghubungi Constantin. Dia akan segera kemari.""Oke, dengan kekuatanmu dan Constantin, seharusnya sudah cukup. Aku akan segera kembali juga.""Oke, kami akan menunggumu."Surya menutup sambungan, lalu berkata sambil mengerutkan keningnya, "Bantu aku pesan penerbangan paling dekat. Aku mau kembali untuk mengurus sesuatu."Yunita dan yang lainnya tercengang. Namun, melihat wajah Surya yang muram, tidak ada yang berani berkata apa-apa. Yunita pun segera
"Apanya yang sudah selesai atau belum?" Wanita itu berkata dengan suara keras, "Jelas-jelas kopermu yang mengenai koper kami.""Memang kenapa kalau begitu?" tanya Surya sambil mengerutkan keningnya.Wanita itu menunjuk Surya sambil berkata, "Kalau begitu, tentu saja nggak boleh."Saat ini, seorang pramugari berjalan kemari, lalu segera bertanya, "Tuan dan Nyonya, ada masalah apa? Biar aku bantu selesaikan.""Kamu, lempar kopernya itu keluar!" teriak wanita itu sambil menunjuk koper Surya.Mendengar itu, pramugari itu berkata sambil tersenyum, "Nona, kami nggak bisa melakukan itu.""Nggak bisa? Kalau nggak bisa, kenapa kamu menjadi pramugari?" tanya pria berkacamata hitam itu dengan sombong.Surya menatap kedua orang itu dengan terkejut. Sebenarnya kedua orang ini punya masalah apa? Kenapa langsung memarahi semua orang yang mereka temui?Pramugari itu berpegang teguh pada etika profesinya, tetap membalas sambil tersenyum, "Tuan dan Nona, koper ini adalah barang pribadi tuan ini. Penumpa
Surya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Kalian yang cuma sampah ingin dibandingkan denganku?""Dasar sialan, tunggu saja nanti, aku akan mengikuti margamu kalau kamu bisa keluar dari bandara ini," kata pria berkacamata hitam dengan marah karena merasa dirinya telah dihina.Wanita itu berkata dengan dingin, "Kamu bisa bersikap sombong saat ini, tapi jangan nangis setelah turun pesawat nanti.""Masih belum tahu siapa yang akan nangis nanti," kata Surya sambil mencibir dan tidak lagi memedulikan mereka.Pramugari datang lagi pada saat ini dan membujuk mereka dengan ramah, tidak disangka wanita itu berkata, "Siapa namamu?""Aku?" Pramugari itu menjawab dengan bingung, "Namaku Melina Sturia.""Melina Sturia," kata wanita itu dengan dingin. "Tunggu saja sampai kamu dituntut dan dipecat, dasar orang nggak berguna."Melina terlihat tidak berdaya, tapi hanya bisa tetap tersenyum.Surya menghela napas dan berkata pada dirinya sendiri, "Apa-apaan ini, menganggap dirinya sangat hebat begitu
"Jangan harap bisa pergi, kecuali kamu menjilat sepatuku sampai bersih sebagai permintaan maaf," ucap wanita itu dengan arogan.Surya benar-benar merasa sangat tidak berdaya, dia berbalik untuk menatap mereka berdua dan berkata dengan serius, "Kalian benar-benar nggak akan bisa menanggung konsekuensi kalau mengangguku. Sebaiknya kalian jangan mengangguku lagi, kalian berdua sudah pasti akan mendapatkan kesialan kalau aku nggak punya masalah mendesak.""Apa yang kamu katakan?" Wanita itu sama sekali tidak berani memercayai apa yang dia dengar.Pria berkacamata hitam itu tertegun sejenak lalu tertawa dengan keras dan berkata, "Ini sepertinya adalah lelucon paling lucu yang pernah kudengar selama ini, aku nggak bisa mengganggumu, memangnya siapa kamu?""Kalian nggak pantas mengetahui namaku, pergi dari sini," teriak Surya dengan marah sambil menelepon Yenny untuk menanyai posisinya.Pria berkacamata hitam dan wanita itu langsung marah pada saat ini, selain itu ada beberapa pemuda yang ber