"Apanya yang sudah selesai atau belum?" Wanita itu berkata dengan suara keras, "Jelas-jelas kopermu yang mengenai koper kami.""Memang kenapa kalau begitu?" tanya Surya sambil mengerutkan keningnya.Wanita itu menunjuk Surya sambil berkata, "Kalau begitu, tentu saja nggak boleh."Saat ini, seorang pramugari berjalan kemari, lalu segera bertanya, "Tuan dan Nyonya, ada masalah apa? Biar aku bantu selesaikan.""Kamu, lempar kopernya itu keluar!" teriak wanita itu sambil menunjuk koper Surya.Mendengar itu, pramugari itu berkata sambil tersenyum, "Nona, kami nggak bisa melakukan itu.""Nggak bisa? Kalau nggak bisa, kenapa kamu menjadi pramugari?" tanya pria berkacamata hitam itu dengan sombong.Surya menatap kedua orang itu dengan terkejut. Sebenarnya kedua orang ini punya masalah apa? Kenapa langsung memarahi semua orang yang mereka temui?Pramugari itu berpegang teguh pada etika profesinya, tetap membalas sambil tersenyum, "Tuan dan Nona, koper ini adalah barang pribadi tuan ini. Penumpa
Surya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Kalian yang cuma sampah ingin dibandingkan denganku?""Dasar sialan, tunggu saja nanti, aku akan mengikuti margamu kalau kamu bisa keluar dari bandara ini," kata pria berkacamata hitam dengan marah karena merasa dirinya telah dihina.Wanita itu berkata dengan dingin, "Kamu bisa bersikap sombong saat ini, tapi jangan nangis setelah turun pesawat nanti.""Masih belum tahu siapa yang akan nangis nanti," kata Surya sambil mencibir dan tidak lagi memedulikan mereka.Pramugari datang lagi pada saat ini dan membujuk mereka dengan ramah, tidak disangka wanita itu berkata, "Siapa namamu?""Aku?" Pramugari itu menjawab dengan bingung, "Namaku Melina Sturia.""Melina Sturia," kata wanita itu dengan dingin. "Tunggu saja sampai kamu dituntut dan dipecat, dasar orang nggak berguna."Melina terlihat tidak berdaya, tapi hanya bisa tetap tersenyum.Surya menghela napas dan berkata pada dirinya sendiri, "Apa-apaan ini, menganggap dirinya sangat hebat begitu
"Jangan harap bisa pergi, kecuali kamu menjilat sepatuku sampai bersih sebagai permintaan maaf," ucap wanita itu dengan arogan.Surya benar-benar merasa sangat tidak berdaya, dia berbalik untuk menatap mereka berdua dan berkata dengan serius, "Kalian benar-benar nggak akan bisa menanggung konsekuensi kalau mengangguku. Sebaiknya kalian jangan mengangguku lagi, kalian berdua sudah pasti akan mendapatkan kesialan kalau aku nggak punya masalah mendesak.""Apa yang kamu katakan?" Wanita itu sama sekali tidak berani memercayai apa yang dia dengar.Pria berkacamata hitam itu tertegun sejenak lalu tertawa dengan keras dan berkata, "Ini sepertinya adalah lelucon paling lucu yang pernah kudengar selama ini, aku nggak bisa mengganggumu, memangnya siapa kamu?""Kalian nggak pantas mengetahui namaku, pergi dari sini," teriak Surya dengan marah sambil menelepon Yenny untuk menanyai posisinya.Pria berkacamata hitam dan wanita itu langsung marah pada saat ini, selain itu ada beberapa pemuda yang ber
Wakil manajer mendengar ini dan langsung berkata pada Melina, "Kamu telah dipecat, tunggu sampai mendapatkan pemberitahuan untuk menjalani prosedur."Melina tertegun di tempat, dia sama sekali tidak percaya bahwa dirinya benar-benar dipecat.Dia berkata dengan cemas, "Kenapa aku dipecat? Apa kesalahan yang kuperbuat?""Kamu telah menyinggung Tuan Muda Bisma yang sudah merupakan kesalahan yang sangat besar, " kata Bendo dengan kejam.Melina merasa sangat sedih, rongga matanya bahkan memerah.Melina telah mengalami banyak kesulitan untuk menjadi pramugari, kondisi keluarga Melina pada dasarnya sudah tidak baik, kondisi orang tuanya juga tidak baik, mereka harus minum obat dan berkonsultasi dengan dokter setiap tahun, dia tidak boleh kehilangan pekerjaan ini.Pria berkacamata hitam dan wanita itu tertawa bangga saat melihat Melina yang sedang merasa sedih.Wanita itu bahkan berkata dengan sinis, "Ini adalah konsekuensi karena telah menyinggungku, apakah kamu mengerti?"Melina tampak sedih
Surya melihat sikap orang-orang ini dan terus menggelengkan kepalanya.Mereka sama sekali tidak menghargai orang biasa dan terang-terangan saling berkolusi serta menyalahgunakan kekuasaan mereka, sungguh menyebalkan.Pada saat ini, beberapa agen khusus bandara berlari dengan tergesa-gesa dan memberi hormat pada Darian.Darian segera berkata, "Tangkap pria itu, dia dicurigai telah menghina orang lain dan mengganggu ketertiban bandara, kurung dia dan interogasi dengan benar, lihat apakah masih ada masalah lain atau nggak.""Baik," jawab agen khusus yang memimpin sekelompok orang dan segera mengepung Surya, sedangkan anak buah Bisma sudah menyingkir ke samping untuk melihat tontonan seru.Pada saat ini, Melina segera berkata, "Tuan, sebaiknya kamu meminta maaf, jangan mendatangkan masalah untuk dirimu sendiri."Surya menghela napas, Melina benar-benar adalah seorang wanita yang baik, tidak disangka dia masih memikirkan orang lain pada saat seperti ini, karakternya benar-benar lebih baik d
Yenny tertawa dan berkata, "Kalau begitu bagaimana suasana hatimu sekarang?""Sejujurnya nggak terlalu baik, jadi kesialan akan menimpa pria ini," ujar Bisma sambil tersenyum.Yenny tersenyum lebar. "Sepertinya orang yang akan tertimpa kesialan nggak tentu dia?""Nona muda." Ekspresi Bisma segera berubah dan berkata dengan suara yang dalam, "Dia menghinaku dan juga pacarku secara verbal dan harus dihukum."Yenny berkata sambil tersenyum, "Bagaimana dia menghinamu?"Pada saat ini, Surya berkata, "Mereka ingin mengirimku ke pusat penahanan hanya karena letak koper, aku merasa sedikit ketakutan.""Benarkah seperti ini?" tanya Yenny.Bisma berkata sambil berkacak pinggang, "Benar sekali.""Bagus sekali, kamu ingin mengirimnya ke pusat penahanan hanya karena masalah sekecil ini, hebat sekali kamu.""Apakah kamu nggak tahu siapa aku?" kata Bisma sambil tertawa dengan keras.Yenny berteriak pada saat ini, "Darian!"Tubuh Darian sudah gemetaran pada saat ini, orang lain tidak mengenal Yenny, t
"Kap ... Kapten." Darian melangkah maju dengan gemetar dan berbisik pada Yenny, "Ayahnya adalah seorang wakil di kota ini, kita semua berada di pihak yang sama, tolong beri wajah padanya.""Beri wajah padanya? Dia sepertinya nggak memberi wajah pada temanku," balas Yenny sambil tersenyum sinis.Darian juga merasa pusing, siapa yang tahu kesialan akan menimpanya padahal dia tidak sengaja melewati mereka, apa yang harus dilakukan sekarang?Bisma tiba-tiba berteriak pada saat ini, "Kamu ingin menangkapku? Atas dasar apa? Hak apa yang kamu miliki untuk menangkapku?"Menurut Bisma, Yenny setidaknya harus memberi wajah pada ayahnya meskipun kedudukan Yenny sangat tinggi, mungkinkah wanita itu benar-benar berani menangkap Bisma.Apalagi ada pacar barunya di samping, Bisma tidak bisa mempermalukan dirinya sendiri, jadi mulai bersikap kuat.Yenny berkata dengan dingin pada saat ini, "Kamu mencoba untuk menyerang anggota agen khusus nasional, aku curiga kamu adalah mata-mata. Darian, tangkap dia
Surya melambaikan tangannya dan pergi bersama Yenny setelah Melina selesai mencatat nomor Surya.Entah kenapa Melina menghela napas dengan panjang dan merasa hatinya sangat lega.Bendo merangkak ke sisi Melina pada saat ini dan berkata dengan ekspresi menjilat, "Melina, tadi semua adalah salah paham, bagaimana mungkin aku memecatmu, 'kan? Ajaklah temanmu untuk makan bersama, aku yang bayar, sekalian menyiapkan hadiah untuk kalian semua, bagaimana?""Maaf, aku nggak terlalu akrab dengan pria itu, maaf," ucap Melina sambil tersenyum kecil, lalu pergi sambil menarik kopernya. Bendo benar-benar terbengong di tempat, dia semakin lama semakin takut saat memikirkan apa yang akan dihadapi dan kedua kakinya mulai bergetar.Sedangkan Surya sudah menaiki mobil Yenny dan melaju ke Pulau Aora.Yenny berkata, "Bos, kamu bukannya menikmati Bu Linda yang cantik, tapi setiap hari malah memancing lebah di luar, apa yang sebenarnya kamu pikirkan?""Apa maksud ucapanmu, dari mana aku memancing lebah?" tan