Semua yang hadir terdiam.Surya perlahan-lahan melihat ke arah Karno yang tercengang dan bertanya, "Kemampuan apa lagi yang kamu miliki? Keluarkan saja. Aku akan menghadapinya."Namun, tadi Leluhur Keluarga Sudarjo yang berada di tingkat suci, bahkan memanggil Surya dengan panggilan 'senior'. Pasukan Layanan Khusus juga langsung diperintah mundur oleh Surya. Bahkan, Surya juga menyuruh Zikri untuk membuat laporan introspeksi diri.Baik dari segi kekuatan maupun identitas, Surya sangatlah hebat. Karno tidak punya kemampuan untuk menghadapinya.Pada saat itulah, Karno akhirnya sedikit mengerti betapa menakutkannya pemuda ini.Bukan tanpa alasan jika ayahnya memanggil Surya dengan panggilan 'senior'.Sebagai kepala keluarga, Karno sendiri juga tidak mengecewakan. Setelah kalah telak, Karno pun tidak lagi melakukan perlawanan yang tidak perlu. Karno hanya berkata dengan penuh hormat kepada Surya, "Keluarga Sudarjo mengaku kalah, Senior. Kalau ada permintaan, silakan sebutkan saja.""Permin
Keluarga Sudarjo bukan hanya kalah dengan telak, bahkan Pusat Pasukan Layanan Khusus sekalipun juga harus tunduk pada Surya. Identitas Surya terlalu misterius untuk bisa dibayangkan.Sekarang, Shelly mengerti bahwa dia benar-benar sudah tamat. Tidak ada lagi yang bisa dia andalkan untuk melawan Bunga.Saat ini, tiba-tiba Shelly menyadari bahwa apa yang dia lakukan sudah keterlaluan.Shelly tidak seharusnya memperlakukan Bunga seperti itu, apalagi bicara kasar kepada Surya.Namun, sekarang Shelly khawatir mungkin tidak ada seorang pun dari Keluarga Lasmani maupun Surya yang mau memaafkannya, 'kan?Rasa tidak berdaya, putus asa, malu, takut dan berbagai macam emosi lainnya membanjiri pikiran Shelly, membuat Shelly langsung ambruk di kursinya.Pada saat ini, Surya perlahan berkata, "Rino, karena kamu sudah menjadi pengikutku, aku akan mengampuni kesalahan Keluarga Sudarjo di masa lalu.""Terima kasih banyak, Pak," ucap Rino dengan penuh hormat.Karno langsung membuka matanya dan menatap S
"Ada masalah apa lagi?" tanya Surya.Berlin berkata dengan emosional, "Senior sudah banyak membantu kami. Kami masih belum berterima kasih dengan baik kepadamu. Kamu nggak bisa pergi secepat itu.""Ya, Senior. Tinggallah beberapa hari lagi, kami akan berterima kasih dengan baik padamu." Saat mengatakan ini, Bunga kembali merona lagi.Melihat itu, Berlin menjadi berpikir sejenak.Namun, Surya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku punya banyak masalah di Kota Juwana, benar-benar nggak bisa tinggal lebih lama lagi. Aku sudah menerima niat baik kalian. Kita berpisah di sini saja."Berlin dan Bunga membujuk lagi untuk beberapa saat, tapi Surya tetap bersikeras mau pergi. Karena tidak ada cara lain, Berlin hanya bisa membeli tiket untuk Surya dan Rino, lalu mengantar kepergian mereka berdua.Saat berpisah, Berlin berkata, "Senior, masalah saham, setelah aku mengurus semua prosedurnya, aku akan membawa dokumennya ke Kota Juwana untuk ditandatangani olehmu. Kamu nggak perlu khawatir.""Ras
Betran tersenyum, lalu berdiri untuk bersumpah juga. Awalnya dia memang seorang diri, tidak mempunyai ikatan dan beban apa-apa. Setelah bertemu Surya, dia juga dibuat tunduk sepenuhnya. Jadi, dia sama sekali tidak keberatan menjadi pengikut Surya.Orang yang paling terakhir berdiri adalah Jose.Jose tidak cocok berlatih kultivasi, jadi dia hanya seorang manusia biasa. Dia sendiri juga tidak tahu kenapa Keluarga Hatani mau memilihnya menjadi kepala keluarga.Jose memberi penghormatan kepada Surya, kemudian berkata, "Pak, orang Keluarga Hatani banyak yang nggak hormat kepada Bapak, tapi Bapak berbesar hati dan nggak pernah menghukum Keluarga Hatani. Aku hanya seorang manusia biasa, tapi juga bersedia menjadi pengikut Pak Surya. Aku akan bekerja untuk Pak Surya dengan kekuatan Keluarga Hatani."Surya menganggukkan kepalanya. Mulai saat itu, sumpah Jose pun berlaku.Saat ini, yang sudah diyakini menjadi pengikut Surya ada Brian, Jorzy, Jose, Revia, Betran, Rino dan yang lainnya.Meskipun k
Linda bertanya dengan kesal, "Ada apa lagi?""Adik Gian sepertinya ada masalah. Aku harus ke sana untuk memeriksanya," kata Surya dengan tidak berdaya.Linda menarik lengan Surya dengan wajah muram sambil berkata, "Bagus, sudah asyik bersama Bunga, sekarang mencari anak kuliahan lagi?""Apa yang kamu katakan?" Surya menjadi kehabisan kata-kata. "Ini adalah adiknya saudaraku.""Kalau begitu, kamu dan Bunga itu apa ada hubungan?" tanya Linda sambil menatap Surya.Surya segera berkata, "Aku jamin nggak ada, benar-benar nggak ada.""Kalau kamu nggak suka, dia nggak akan mempunyai perasaan itu. Dia 'kan seorang artis."Surya yang ditatap Linda menjadi sedikit gugup. Dia pun segera berkata, "Aku harus segera ke sana, nggak boleh membiarkan Reina mengalami bahaya."Setelah berkata seperti itu, Surya langsung pergi.Linda menghela napas, lalu bersandar di sofa dan terdiam untuk waktu yang lama.Wanita secara alami sensitif terhadap perasaan. Di matanya, Bunga memiliki perasaan terhadap Surya.
Tiga pria itu saling menatap. Kemudian, pria yang bernyanyi tadi meletakkan mikrofonnya, duduk di sofa, lalu bertanya sambil menatap Surya, "Temannya Reina, ya. Siapa namamu?""Surya," jawab Surya dengan datar.Saat ini, Widya bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Reina, kenapa kamu nggak bilang dulu?""Kita semua adalah teman, nggak apa-apa, 'kan?" tanya Reina.Widya menghela napas, tapi tetap berkata, "Kuperkenalkan saja untukmu."Surya mengangguk. Widya melihat ke arah pria yang bernyanyi tadi, lalu berkata, "Dia adalah Kalan Atmajaya dari Perusahaan Masyhur, memiliki aset ratusan miliar. Dia adalah teman yang sudah kukenal lama.""Halo, Pak Kalan," sapa Surya sambil tersenyum. Namun, Kalan hanya terkekeh."Ini adalah Lardi Gasni, dia adalah pejabat tinggi di Grup Sukajaya. Gajinya 6 miliar per tahun.""Halo, Pak Lardi.""Ini adalah Simon Aldeno dari Perusahaan Super. Keluarganya punya pabrik yang memproduksi minuman. Total pendapatan per tahunnya mencapai 100 sampai 120 miliar."
Kalan mendengus, lalu berkata, "Di Kota Juwana, siapa yang bisa nggak menghormatiku? Tanpa seizinku, menerobos masuk ke ruang privat, lalu ingin pergi begitu saja. Kamu pikir aku ini siapa? Preman kecil?"Saat ini, Widya berkata, "Reina, suruh dia pergi saja. Jangan membuat semua orang menjadi nggak senang."Kalan adalah teman yang Widya kenal selama setengah tahun. Kalan selalu murah hati dengan uangnya, semua orang di sisinya juga orang kaya.Widya tentu saja juga menerima banyak hadiah dari Kalan, termasuk juga uang tunai.Widya tahu jelas apa yang diinginkan Kalan. Namun, bersamaan saat menerima Kalan, dia juga mempertahankan sedikit jarak. Dia merasa bahwa selama dia menguasai baik batasan yang ada, dia dapat menguasai hati Kalan sepenuhnya. Dengan begitu, dia akan hidup dengan melimpah selama sisa hidupnya.Jadi, Widya tidak ingin menyinggung Kalan demi Surya.Orang kaya seperti Kalan tidak dapat ditemui sembarangan.Jadi, Widya merasa tidak untung menyinggung Kalan demi Surya, b
Melihat penampilan Reina, Kalan tiba-tiba menjadi marah dan berteriak, "Kalau begitu, jangan salahkan aku karena nggak sungkan lagi. Hajar dia!"Lardi dan Simon segera mengambil botol anggur, lalu mengepung Surya bersama Kalan.Reina menyahut dengan cemas, "Apa yang kalian lakukan? Aku akan memanggil polisi!"Widya segera menarik Reina berjalan keluar, lalu bertanya, "Apa kamu sudah gila? Mereka hanya menakut-nakuti dia, memang apa yang akan terjadi? Ayo cepat kembali saja! Kalau kampus mengetahuinya, apakah kita masih bisa lanjut kuliah?"Dalam keadaan panik, Reina ditarik keluar dari ruangan itu oleh Widya.Pada saat ini, Surya menatap ketiga orang itu dengan wajah yang berangsur-angsur menjadi suram. Kemudian, dia berkata perlahan, "Tadi adik dari saudaraku ada di sini. Aku nggak ingin menakutinya, jadi aku mengabaikan kalian. Tapi kalian jadi makin bersemangat, ya?""Dasar sialan, sampah sepertimu berani sekali menantang kami. Aku lihat kamu memang sudah nggak mau hidup lagi," sahu