Tiga pria itu saling menatap. Kemudian, pria yang bernyanyi tadi meletakkan mikrofonnya, duduk di sofa, lalu bertanya sambil menatap Surya, "Temannya Reina, ya. Siapa namamu?""Surya," jawab Surya dengan datar.Saat ini, Widya bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Reina, kenapa kamu nggak bilang dulu?""Kita semua adalah teman, nggak apa-apa, 'kan?" tanya Reina.Widya menghela napas, tapi tetap berkata, "Kuperkenalkan saja untukmu."Surya mengangguk. Widya melihat ke arah pria yang bernyanyi tadi, lalu berkata, "Dia adalah Kalan Atmajaya dari Perusahaan Masyhur, memiliki aset ratusan miliar. Dia adalah teman yang sudah kukenal lama.""Halo, Pak Kalan," sapa Surya sambil tersenyum. Namun, Kalan hanya terkekeh."Ini adalah Lardi Gasni, dia adalah pejabat tinggi di Grup Sukajaya. Gajinya 6 miliar per tahun.""Halo, Pak Lardi.""Ini adalah Simon Aldeno dari Perusahaan Super. Keluarganya punya pabrik yang memproduksi minuman. Total pendapatan per tahunnya mencapai 100 sampai 120 miliar."
Kalan mendengus, lalu berkata, "Di Kota Juwana, siapa yang bisa nggak menghormatiku? Tanpa seizinku, menerobos masuk ke ruang privat, lalu ingin pergi begitu saja. Kamu pikir aku ini siapa? Preman kecil?"Saat ini, Widya berkata, "Reina, suruh dia pergi saja. Jangan membuat semua orang menjadi nggak senang."Kalan adalah teman yang Widya kenal selama setengah tahun. Kalan selalu murah hati dengan uangnya, semua orang di sisinya juga orang kaya.Widya tentu saja juga menerima banyak hadiah dari Kalan, termasuk juga uang tunai.Widya tahu jelas apa yang diinginkan Kalan. Namun, bersamaan saat menerima Kalan, dia juga mempertahankan sedikit jarak. Dia merasa bahwa selama dia menguasai baik batasan yang ada, dia dapat menguasai hati Kalan sepenuhnya. Dengan begitu, dia akan hidup dengan melimpah selama sisa hidupnya.Jadi, Widya tidak ingin menyinggung Kalan demi Surya.Orang kaya seperti Kalan tidak dapat ditemui sembarangan.Jadi, Widya merasa tidak untung menyinggung Kalan demi Surya, b
Melihat penampilan Reina, Kalan tiba-tiba menjadi marah dan berteriak, "Kalau begitu, jangan salahkan aku karena nggak sungkan lagi. Hajar dia!"Lardi dan Simon segera mengambil botol anggur, lalu mengepung Surya bersama Kalan.Reina menyahut dengan cemas, "Apa yang kalian lakukan? Aku akan memanggil polisi!"Widya segera menarik Reina berjalan keluar, lalu bertanya, "Apa kamu sudah gila? Mereka hanya menakut-nakuti dia, memang apa yang akan terjadi? Ayo cepat kembali saja! Kalau kampus mengetahuinya, apakah kita masih bisa lanjut kuliah?"Dalam keadaan panik, Reina ditarik keluar dari ruangan itu oleh Widya.Pada saat ini, Surya menatap ketiga orang itu dengan wajah yang berangsur-angsur menjadi suram. Kemudian, dia berkata perlahan, "Tadi adik dari saudaraku ada di sini. Aku nggak ingin menakutinya, jadi aku mengabaikan kalian. Tapi kalian jadi makin bersemangat, ya?""Dasar sialan, sampah sepertimu berani sekali menantang kami. Aku lihat kamu memang sudah nggak mau hidup lagi," sahu
"Siapa kamu?" tanya Surya tanpa basa-basi.Tio tertegun sejenak, lalu tersenyum sinis dan menjawab, "Berengsek, kamu adalah orang pertama di daerah ini yang nggak mengenalku. Aku Tio Denali.""Siapa itu Tio Denali? Aku belum pernah mendengarnya," sahut Surya dengan dingin.Pada saat ini, wajah Tio benar-benar menjadi suram, kemudian dia berkata perlahan, "Awalnya, aku ingin menyelesaikan masalah ini baik-baik denganmu, tapi kamu sangat sombong, jadi hari ini kamu pasti akan tamat.""Pak Tio, bocah ini terlalu sombong, kenapa kamu nggak memberinya pelajaran saja?" seru Kalan dengan marah dari samping.Namun, Tio juga seorang pebisnis, jadi dia masih memiliki sedikit kelonggaran dalam kata-katanya. Tio pun menjawab dengan dingin, "Bocah, minta maaflah kepada tamu terhormatku atau akan mematahkan salah satu kakimu dan memberimu pelajaran.""Minta maaf?" Wajah Surya menjadi suram, lalu dia melanjutkan ucapannya, "Mereka berperilaku buruk pada temanku, juga menolak untuk membiarkan temanku
Namun, jika Surya tidak mengatakan sesuatu, jangan salahkan Tio karena bersikap kasar. Bagaimanapun, Kalan dan yang lainnya sudah menghabiskan banyak uang di tempatnya setiap tahunnya. Mereka juga bisa dianggap sebagai VIP, jadi Tio tentu saja harus menghormati mereka."Dengarkan baik-baik." Surya berkata dengan tenang, "Aku menghancurkan Leo sampai mati dengan satu pukulan, lalu membunuh Aksan dengan pedangku. Merupakan suatu kehormatan bagi sampah seperti kalian karena bisa membuatku muncul.""Persetan denganmu.""Kamu sedang membual, 'kan?""Aku sudah nggak tahan lagi. Pak Tio, habisi dia!"Kalan dan dua temannya itu sudah tidak tahan lagi dengan kesombongan Surya. Mereka pun berseru dengan keras.Kalau bukan karena mereka takut dengan kekuatan bela diri Surya, jadi menunggu Tio mengambil tindakan, mereka pasti sudah bertindak sendiri dari tadi.Namun, saat ini, wajah Tio sudah tampak pucat.Tio adalah anak buah Leo dan tahu betul bagaimana Leo meninggal. Tio juga sudah mendengar te
Saat ini, Tio berkata dengan dingin dan tegas, "Kalian berani sekali menyinggung orang seperti Senior, berani menahan teman Senior, sekaligus mengancam Senior di wilayahku. Senior sudah sangat bermurah hati hanya meminta untuk mematahkan salah satu kaki kalian."Lucu sekali, Surya bahkan bisa membunuh Leo dengan satu pukulan, juga membunuh Aksan dengan pedangnya. Kalan dan dua temannya ini tentu bukan apa-apa di hadapan Surya.Melihat Tio mulai mendekat selangkah demi selangkah, Kalan benar-benar panik dan menyela dengan cepat, "Jangan main tangan, aku bukan orang yang bisa dianggap enteng."Namun, saat ini, Tio tiba-tiba melayangkan tinjunya.Dapat dilihat bahwa Tio cukup hebat juga. Kalan tidak bisa mengelaknya sama sekali, jadi mereka menerima pukulan Tio yang kuat itu.Saat itu, Kalan langsung meringkuk seperti udang sambil terengah-engah kesakitan.Tio melanjutkan dengan tendangan lain. Dalam sekali tendangan, salah satu kaki Kalan langsung patah. Kalan menjerit, lalu jatuh ke tan
Reina juga segera menelepon Surya."Kak Surya, apa kamu baik-baik saja?" tanya Reina dengan penuh semangat begitu panggilannya tersambung."Nggak apa-apa. Bos di sana sangat akrab denganku. Kita semua mengobrol sebentar, lalu pulang."Reina menghela napas lega, lalu berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku sangat takut sesuatu terjadi padamu. Kalau terjadi sesuatu, aku nggak tahu bagaimana cara memberi tahu kakakku.""Jangan khawatir, aku masih punya kekuatan di Kota Juwana. Kalau suatu hari nanti kamu punya masalah, temui aku secepat mungkin. Aku pasti akan membantumu menyelesaikannya.""Baiklah. Terima kasih, Kak Surya. Baguslah kalau kamu baik-baik saja.""Ya, sampai jumpa.""Sampai jumpa."Reina menutup panggilan telepon dengan sedikit keraguan di hatinya.Tampaknya apa yang dikatakan kakaknya benar. Kak Surya memang sangat kuat. Namun, kakaknya tidak mengatakan apa pekerjaan Surya. Hal ini sungguh aneh.Saat ini, Widya masuk ke dalam kamar dengan ekspresi kesal.Amel segera bertanya,
Linda juga setengah tertidur dan setengah terjaga. Dia masih mengatur posisi tidurnya. Ketika dia bergerak, Surya langsung bereaksi.Untuk sesaat, Surya merasa cemas dan ingin membawa Linda langsung ke kamar untuk menidurinya.Namun, ketika memikirkan betapa banyak masalah yang belum Surya selesaikan, dia menjadi ragu-ragu.Ada masalah besar dengan teknik kultivasi Surya. Jika fisiknya tidak bisa mengimbangi, dia bisa meledak dan mati kapan saja.Ditambah dengan urusan terkini dengan Ajaran Dewa Darah.Utusan dari Ajaran Dewa Darah sangatlah kuat, pemimpin mereka pasti juga tidak lemah sama sekali.Sekarang, Surya dan Ajaran Dewa Darah pada dasarnya adalah musuh bebuyutan. Jika tidak menyelesaikan mereka, Surya sendiri juga tidak akan tenang.Jika masalah ini tidak bisa diselesaikan, Surya tidak akan berpikiran atau bahkan tidak berani melakukan apa pun dengan Linda.Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya? Masa Linda harus hidup menjanda?Memikirkan hal ini, Surya menghela napas, lalu