Setelah beberapa saat, Rosa menghela napas dan berkata, "Memang sayang sekali, tapi kami akan melaksanakan keinginan mereka dan terus berjuang."Surya tidak berbicara dan hanya menyesap tehnya."Kita mungkin harus bertarung secara berdampingan sekarang. Karena situasinya seperti ini, bolehkah aku tinggal di sini sementara? Lagi pula, tinggal di hotel juga membutuhkan biaya yang banyak," ujar Rosa sambil tersenyum.Surya menatap Rosa, lalu berkata perlahan, "Nggak masalah, tapi semua yang ada di sini harus dirahasiakan.""Tentu saja, aku akan mematuhi semua peraturan di sini," sahut Rosa seraya tersenyum.Surya mengangguk, lalu berkata, "Ada banyak ruangan, kamu bisa memilihnya sendiri.""Terima kasih. Aku harus kembali tidur, kalau nggak kulitku akan bermasalah. Sampai jumpa," pamit Rosa. Setelah berkata demikian, dia berdiri dan keluar mencari kamar untuk dirinya sendiri.Surya menghela napas panjang. Melihat sosok Rosa yang pergi, dia bergumam perlahan, "Semua adalah pencari masalah.
"Terima kasih, Pak. Aku akan menunggumu di sini," sahut Edi sambil menghela napas lega.Surya segera menutup panggilan telepon, mendengus dingin, lalu mengambil barang-barangnya. Berani sekali mereka.Kemudian, Surya segera berangkat dan berkendara menuju Kabupaten Dero.Kabupaten Dero adalah sebuah kabupaten dekat Kota Juwana, jaraknya kurang dari seratus kilometer. Jadi, Surya juga sampai dengan cepat.Setelah sampai, Surya segera menelepon Edi, menanyakan lokasi spesifiknya, lalu mencari jalan ke tempat itu.Begitu sampai di gerbang pabrik kimia itu, Surya melihat ada belasan pria berseragam keamanan yang berkumpul di depan gerbang sambil tertawa dan bercanda.Surya keluar dari mobil, lalu berjalan ke depan."Berhenti, ada urusan apa kamu?" tanya seorang penjaga keamanan berusia tiga puluhan sambil berjalan menghampiri Surya.Surya menjawab, "Aku adalah pemilik batu-batu itu. Aku datang ke sini untuk mengambil barang itu kembali.""Haha, kalau begitu bagus, ayo ikut kami," sahut pen
Keduanya menatap Surya sebentar sebelum duduk dengan marah."Hei, Bocah, kamu mungkin belum tahu." Beno minum teh sambil melanjutkan dengan tenang, "Dulu, kami juga berkelahi dan membunuh satu sama lain. Tapi sekarang aku sudah tua dan nggak ingin mengotori tanganku lagi dengan darah. Jadi, aku sarankan kamu untuk bersikap baik, kita bisa membahasnya dan jangan memaksaku untuk mengambil tindakan."Surya tersenyum, lalu menjawab, "Memang bagus kalau begitu, tapi untuk kerugian kecilmu itu, bukankah terlalu berlebihan meminta 20 miliar padaku?""Berlebihan?" Beno tersenyum, kemudian melanjutkan ucapannya, "Aku hanya memintamu membayar kompensasi, bukan membeli pabrik kimiaku. Aku sudah sangat sopan padamu. Kalau dulu, tanpa 60 miliar, kalian nggak akan mampu pergi dari sini."Surya terdiam beberapa saat, kemudian menyahut perlahan, "Sepertinya kamu cukup mendominasi di sini.""Aku nggak berani bilang kalau aku mendominasi, tapi setiap orang harus menghormatiku sebagai Beno Terry. Apakah
Tidak lama kemudian, sebuah BMW seri 5 perlahan memasuki pabrik kimia. Seorang pria paruh baya berusia lima puluhan turun dari mobil.Pria itu berwajah lonjong dan memancarkan aura keagungan di wajah seriusnya itu.Begitu turun dari mobil, Beno dan dua anak buahnya langsung menghampiri pria itu."Pak Galan, Bapak harus menegakkan keadilan untukku. Bahkan di wilayah Dero, mereka berani memukulku. Ini sama saja dengan mempermalukan Bapak," lapor Beno sambil menangis.Pria yang dipanggil sebagai Pak Galan itu menyahut dengan tidak sabar, "Apa yang kamu lakukan setiap harinya? Apakah aku harus terus membereskan kekacauan yang kamu buat?""Pak Galan, Bapak nggak mengerti. Mereka menghancurkan pabrik dan peralatanku, tapi menolak membayar kompensasi. Mereka juga memukuli kami semua. Kalau Bapak nggak mengurus hal ini, bagaimana kami bisa bertahan hidup?" ujar Beno dengan ekspresi sedih di wajahnya.Mendengar itu, Pak Galan berkata sambil mengernyit, "Kalau begitu, memang agak keterlaluan. Ay
Saat ini, Surya memandang Galan sambil mengerutkan keningnya dan bertanya, "Apakah kita saling kenal?""Pak, beberapa waktu lalu aku menghadiri jamuan makan yang diselenggarakan oleh Keluarga Hatani dan mendapat kehormatan untuk menyaksikan kehebatanmu," ujar Galan dengan gemetar.Pertarungan saat itu meninggalkan kesan yang tidak terlupakan pada Galan.Surya yang bagaikan dewa yang turun dari surga, langsung membunuh Aksan yang sudah mencapai tingkat suci setelah menjelma menjadi iblis. Betapa kuatnya sosok Surya itu.Ahli kuat seperti itu adalah tingkatan yang tidak akan pernah Galan capai seumur hidupnya. Dia perlu menghormati orang seperti Surya sepanjang hidupnya.Surya mengangguk pelan. Saat itu, ada ratusan orang di sana. Jadi, Surya juga tidak bisa mengingat semua orang."Sepertinya kamu diundang oleh Beno?" tanya Surya perlahan.Galan menyahut dengan cepat, "Aku nggak berani. Beno baru saja bilang kalau seseorang sudah menghancurkan peralatan pabriknya dan memukulinya. Dia mem
"Apa kamu anggota Asosiasi Seni Bela Diri?" tanya Surya.Galan segera menjawab, "Ya, aku adalah anggota Asosiasi Seni Bela Diri.""Baik kalau begitu." Surya perlahan berkata, "Di Kabupaten Dero, muncul penguasa seperti ini, bahkan di bawah pengawasanmu, kamu juga punya tanggung jawab yang sangat besar. Aku hukum kamu mengintrospeksi diri selama sebulan, apa kamu keberatan?""Aku nggak keberatan. Karena aku juga salah, aku bersedia menanggung hukumannya," jawab Galan sambil berlutut.Surya pun menganggukkan kepalanya, lalu berkata, "Karena nggak ada masalah besar, kamu hanya dihukum ringan. Kalau kelak muncul orang seperti ini lagi di Kabupaten Dero, kamu akan diberi hukuman berat.""Baik, Pak. Aku akan mengingat ajaran Bapak baik-baik. Kujamin kelak nggak akan terjadi masalah seperti ini lagi," jamin Galan.Saat ini, Surya berdiri, lalu berkata pada Edi, "Cepat suruh orang untuk memindahkan batu-batunya ke truk, lalu antar ke Pulau Aora.""Baik, Pak," jawab Edi dengan sangat hormat.Se
Saat ini, muncul sebuah formasi misterius heksagram yang di tengahnya terdapat banyak mantra yang saling terhubung. Saat Surya memasukkan energi spiritual ke tengah formasi, garis-garis formasi itu bersinar. Selain itu, di tengah formasi, muncul kobaran api.Surya tersenyum puas, kemudian memasukkan satu per satu batu-batu tadi ke dalam formasi.Batu-batu itu langsung mencair begitu masuk ke dalam api, terbakar menjadi abu. Esensi emas di dalam batu memupuk sedikit demi sedikit, jatuh di tengah formasi.Kira-kira begitu selama dua jam, Surya mencairkan semua batu itu, mengekstrak esensi emas di dalamnya.Namun, selanjutnya baru merupakan poin pentingnya.Surya duduk di samping formasi sambil terus mengalirkan energi spiritual ke dalam formasi. Api di dalam formasi juga terus berkobar, menghilangkan kotoran dari dalam esensi emas.Di sini, tidak ada matahari ataupun bulan, jadi Surya juga tidak tahu sudah berlalu berapa lama. Di tengah formasi, akhirnya muncul sebuah logam emas yang ber
Dalam kesadaran Surya, Pedang Petir ini saling merasakan dengannya dan bisa-bisanya sudah mempunyai kekuatan merusak pertahanan lawan.Pedang ini adalah barang bagus.Asal tahu saja, sangat sulit untuk membuat senjata yang mempunyai atribut. Hanya alkemis khusus saja yang bisa melakukannya.Kalau senjata mempunyai atribut, sama saja dengan kamu mempunyai satu kemampuan tambahan. Ia dapat meningkatkan kemampuan bertarungmu.Atribut merusak pertahanan lawan ini juga sudah termasuk sangat baik, karena sangat mengancam terhadap kekuatan tubuh.Dalam pertarungan tingkat yang sama, Surya sudah mendapat keuntungan yang besar dengan memegang Pedang Petir ini.Selama ditebas Pedang Petir ini, tak peduli berapa kuat pertahanan seseorang, dia juga akan hancur. Kalau orang yang kekuatan pertahanannya tidak kuat, pasti akan langsung terluka.Orang di bawah tingkat suci, sama saja langsung mati dalam sekali tebasan."Barang bagus," puji Surya tanpa bisa ditahan. Dia juga sangat memuji kemampuannya s