Naka dan Betran mengangguk berulang kali. Sekarang tempat ini benar-benar bisa termasuk sebagai tempat keberuntungan.Namun, di saat ini, Naka tiba-tiba mengeluarkan ponsel untuk melihatnya, lalu berkata, "Pak, ada tugas.""Ada apa? Kenapa istirahat juga nggak bisa," kata Surya dengan tidak puas.Setelah selesai bicara, Naka berlari ke kantor. Surya juga tidak berdaya. Dia hanya bisa mengikuti Naka.Sementara itu, Betran dan Naka menatap satu sama lain, lalu masing-masing pergi dari tempat itu.Setelah Surya sampai di kantor, Naka sudah berada di depan komputer."Lapor, Pak. Berdasarkan perintah dari kantor pusat, di Kota Banda, terjadi sebuah kejadian supernatural. Kantor pusat menyuruhmu pergi mengurusnya.""Apa-apaan? Kejadian supernatural?""Berdasarkan informasi, ada orang yang membunuh tiga orang dengan cara mengisap darah, lalu kabur. Polisi dan pasukan layanan khusus juga nggak mampu mengurusnya, jadi meminta untuk menyerahkannya pada Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuat
Perlahan-lahan, Surya menutup matanya, lalu membuat beberapa segel mantra di tangannya. Kemudian, dia menyatukan kedua telapak tangannya dan mempraktikkan "Pengembali Waktu".Pengembali Waktu adalah ilmu sihir tingkat tinggi yang membutuhkan energi spiritual dan kekuatan pikiran dalam jumlah besar. Hanya mereka yang berada di tingkat suci ke atas yang memiliki kemampuan seperti itu.Setelah beberapa saat, serangkaian gambar muncul di mata Surya.Dia melihat seorang pria berusia sekitar 30 tahun dengan ekspresi seperti orang gila. Pria itu mengenakan pakaian compang-camping seperti pengemis, mendobrak pintu hingga terbuka, lalu menyerbu masuk ke dalam kamar.Pemilik rumah yang adalah seorang wanita lajang. Wanita itu berteriak ketakutan. Pria itu bergegas mendekat, mendorong wanita itu hingga terjatuh ke lantai, lalu mulai menggigitnya dengan ganas.Wanita itu perlahan-lahan mati di tengah jeritannya yang menyedihkan. Seluruh darahnya sudah diisap habis oleh pria itu.Setelah mengisap w
Tak lama kemudian, mereka keluar dari hutan dan sampai di kaki gunung. Setelah menganalisis jejak di tanah, mereka memperkirakan bahwa Boni naik ke atas gunung.Ini adalah mantra tingkat tinggi yang membutuhkan energi spiritual dan kekuatan pikiran dalam jumlah besar. Hanya mereka yang berada di tingkat suci ke atas yang memiliki kemampuan seperti itu."Masih ada orang lain di sini?" Surya juga sedikit terkejut. Bagaimanapun, tempat ini sudah jauh di dalam pegunungan.Kelima orang ini jelas tampak penasaran dengan Surya dan Naka. Mereka segera berjalan mendekat.Pemilik rumah yang adalah seorang wanita lajang, berteriak ketakutan. Pria itu bergegas mendekat, mendorong wanita itu hingga terjatuh ke tanah, lalu mulai menggigitnya dengan ganas.Wanita itu perlahan-lahan mati di tengah jeritannya yang menyedihkan. Seluruh darahnya sudah dihisap habis oleh pria itu."Berburu? Sepertinya itu ilegal, 'kan?" tanya Surya.Empat orang di sebelah mereka tertawa. Salah satu gadis berkata, "Ini ada
Surya berbalik, lalu berujar sambil mengerutkan kening, "Apa kamu nggak bisa mendengarkan nasihatku saja?""Persetan! Kamu nggak perlu ikut campur atas apa yang dilakukan Tuan Muda Kiran. Kamu pikir kamu siapa?" kata pria bersenjata itu.Seorang gadis juga ikut berkata, "Lebih baik kamu urus saja dirimu sendiri, nggak perlu memberi perintah pada Tuan Muda Kiran. Kamu benar-benar lucu.""Aku hanya berniat baik mengingatkan. Lupakan saja kalau kalian nggak menghargainya." Surya tidak mau repot-repot bicara omong kosong pada mereka. Dia pun terus melanjutkan langkahnya.Namun, kali ini Kiran berteriak dengan marah, "Berhenti kalian!"Surya menghela napas, lalu berbalik sambil bertanya, "Apa yang ingin kamu lakukan?""Aku lihat kalian berdua sangat mencurigakan, nggak seperti orang baik. Katakan, untuk apa sebenarnya kalian datang ke sini? Awas saja kalau kalian nggak bisa menjelaskan dengan baik," kata Kiran dengan dingin.Pada saat ini, Naka tidak dapat menahannya lagi. Dia berkata denga
Namun, saat ini Boni seperti tidak merasakan rasa sakit sama sekali. Dia masih meraung sambil bergegas mendekat.Jarak 500 meter hilang dalam sekejap, membuat senapan super tidak bisa membidik lagi dengan tepat sasaran. Naka mengeluarkan pisau super, lalu bergegas maju tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Surya melipat tangan di dadanya, lalu mulai menikmati pertarungan tersebut.Keduanya bertarung dalam sekejap. Wajah Boni tampak ganas. Dia melayangkan tinju membabi buta dengan kedua tangan ke arah Naka.Meskipun tinjunya tidak teratur, Boni sangat kuat. Setiap pukulannya mengandung kekuatan yang sangat besar, membuat Naka mau tidak mau harus menghindar.Namun, Naka adalah petarung profesional. Keterampilan seni bela dirinya tidak bisa diremehkan.Naka menggerakkan pedang super di tangannya, terus bergerak naik dan turun. Dia terus-menerus meninggalkan luka di tubuh Boni sambil menghindar.Boni yang terprovokasi menjadi ganas seperti binatang buas. Dia terus mengaum sambil mengayunkan
Surya tertawa kecil, lalu berkata, "Aku masih punya sedikit energi spiritual."Wajah Naka berubah muram. Dia duduk di atas batu, lalu mulai menggunakan sisa energi spiritualnya untuk mengatasi luka-lukanya.Saat ini, Boni seperti binatang yang terperangkap. Dia masih meronta, tapi Surya mengabaikannya. Dia hanya berputar untuk memeriksa tubuh Boni."Boni, kenapa kamu berubah jadi seperti ini?" tanya Surya.Boni hanya menjawab dengan raungan.Surya berkata sambil mendecakkan lidah, "Sepertinya kamu juga sudah nggak punya akal sehat lagi."Setelah beberapa saat, Surya selesai mengamati kondisi Boni. Dia menghampiri Naka, lalu bertanya, "Apa langkah selanjutnya?""Tentu saja memusnahkannya," kata Naka.Surya mengangkat bahunya sembari menjawab, "Oke."Sesampainya di depan Boni, Surya melihat tanda tengkorak di dada Boni. Dia pun berkata, "Organisasi Tengkorak, ya? Tahukah kamu kalau bosmu sudah mati di tanganku?""Groar!" raung Boni.Surya tersenyum sambil berkata perlahan, "Kenapa harus
Surya tidak punya pilihan selain keluar dari mobil. Dia menatap Kiran sambil berkata, "Teman, jangan cari masalah.""Siapa yang kamu panggil teman?" marah Toni."Bocah ini sepertinya nggak paham situasinya dengan baik.""Dia sudah mau mati, tapi masih nggak sadar. Lucu sekali.""Kamu sudah berani menyinggung Tuan Muda Kiran. Itu namanya kamu cari mati.""Beraninya kamu bersikap begitu sombong di Kota Banda? Sialan! Apa kamu pikir kami sedang berpura-pura?"Orang-orang ini mengejek Surya dengan ekspresi merendahkan di wajah mereka.Kedua gadis itu bahkan menutup mulut mereka sambil tertawa. Keduanya menatap Surya sambil menggelengkan kepala.Surya menatap orang-orang itu satu per satu. Dia bisa menebak bahwa orang-orang ini mungkin adalah anak dari keluarga kaya atau anak dari penguasa. Mereka selalu memandang rendah semua orang, juga terbiasa bersikap sangat sombong.Surya tertawa kecil, menatap Kiran, lalu berkata, "Kita hanya berdebat sedikit saja. Apa perlu sampai seperti ini?""Apa
Ketika Kiran melihat agen khusus datang, dia menghentikan bawahannya. Dia menyadari identitasnya, jadi tidak ingin terlalu mencolok. Selain itu, dia suka bermain dengan cara yang licik.Mempermainkan lawan seperti mainan, membuat lawan merasa hidup lebih menderita daripada mati, lalu memohon padanya. Hal ini bisa memberinya perasaan yang sangat memuaskan.Biarkan agen khusus menangkap bocah ini terlebih dulu, lalu menyiksanya secara perlahan. Bukankah ini lebih menarik daripada hanya memukuli bocah ini sampai mati?Kiran menekan amarah yang baru saja meledak, lalu menyeringai.Pada saat ini, ketua tim datang ke hadapan mereka. Dia menatap Surya, lalu menatap Kiran sebelum bertanya, "Apa yang terjadi?""Siapa namamu?" tanya Kiran dengan tenang.Kiran benar-benar tidak mengenal ketua tim ini. Tadi dia hanya menelepon wakil ketua Pusat Pasukan Layanan Khusus, lalu meminta orang itu untuk mengirim seseorang. Namun, ketua tim ini seharusnya mengetahui identitas Kiran dengan baik."Mario R