Ketika Paul mendengar ini, dia menjadi sedikit panik. Bagaimanapun juga, Henry adalah penopangnya. Masa depannya ada di tangan pria ini.Hari ini, Paul di sini untuk menjilat Henry. Jika dia malah membuat Henry marah, dia pasti akan rugi besar.Paul pun segera pindah ke sisi Rania, lalu berbisik, "Rania, bantulah aku. Kalau Pak Henry marah, pekerjaanku akan hilang."Rania menghela napas tak berdaya sambil mengangguk pelan. Mereka sudah menjadi teman sekelas selama bertahun-tahun, jadi dia tidak bisa tidak menghormati Paul. Namun, dia juga berkata, "Surya juga harus ikut. Kalau dia nggak pergi, aku juga nggak akan pergi."Rania sudah tahu ada yang tidak beres di sini. Namun, selama Surya bersama dengannya, dia tidak perlu takut.Melihat ini, Paul menatap Surya dengan tatapan memohon.Surya menggelengkan kepalanya sedikit, lalu berkata perlahan, "Kalau begitu, ayo kita bersenang-senang."Karena Rania sudah berkata demikian, sulit baginya untuk menolak.Sekarang Paul kembali gembira. Dia
Ketiga teman sekelas wanita itu juga pertama kalinya mengenal olahraga tingkat tinggi seperti golf ini. Mereka terlihat sangat tertarik dan sangat kooperatif.Ditambah lagi dengan pujian terus-menerus dari Paul di samping, Henry dan tiga teman sekelas wanita itu sangat menikmati permainan mereka.Namun, Surya dan Rania hanya duduk di kereta golf, mengobrol tanpa memperhatikan mereka.Tak lama kemudian, Henry mengayunkan tongkat untuk memukul bola dengan keras. Bola pun terbang tinggi, lalu jatuh di kejauhan.Semua orang naik kereta golf, lalu melaju menuju titik pendaratan bola bersama pramugolf.Saat ini, Henry berkata pada Rania, "Kamu juga boleh mencoba bermain. Ini adalah latihan yang sangat bagus.""Maaf, aku juga nggak bisa main," kata Rania.Henry terkekeh, lalu berkata, "Apa yang kamu takutkan? Aku akan mengajarimu.""Nggak perlu," tolak Rania dengan sopan.Saat ini, kemarahan di mata Henry sudah terlihat jelas. Dia menyukai Rania, tapi Rania selalu bersama Surya sejak awal. Wa
Surya tidak ingin berbicara dengan mereka, dia hanya tersenyum sambil berkata, "Nggak apa-apa, aku cuma memikirkan sesuatu yang menyenangkan."Henry juga terlihat sangat marah. Sejak kapan dia pernah dimarahi seperti ini? Dia pun segera menyahut, "Berengsek, aku mau lihat apa kamu benar-benar bisa mengeluarkanku atau nggak."Setelah mendengar ini, manajer itu dengan cepat berbisik di telinga Henry, "Pak Henry, Pak Joko dari Kota Nuvo ini adalah seorang pengusaha batu bara. Kekayaannya mencapai puluhan triliun. Dia nggak mudah untuk dihadapi.""Berengsek, dia hanya orang asing yang datang dari luar Kota Juwana. Hanya karena dia punya uang, memang dia bisa mendominasi kota ini seenaknya?"Meskipun kedudukan pria itu beberapa kali lebih tinggi dari dirinya, Henry tetap menolak untuk menerimanya. Bagaimanapun, ini adalah Kota Juwana, bukan Kota Nuvo.Namun, manajer itu kembali berbisik, "Pak Henry, dia nggak mudah untuk ditangani. Pengawalnya sangat kuat. Begitu datang, dia langsung memesa
Niat awal Surya adalah untuk tidak membiarkan kedua belah pihak terus melanjutkan permasalahan ini. Bagaimanapun, mereka semua adalah teman sekelas. Dilihat dari keadaan saat ini, mereka harus bisa membedakan mana yang perlu dan yang tidak untuk menghindari perdebatan.Selain itu, teman-teman sekelas lainnya juga hanya orang biasa. Surya tidak ingin mereka ikut terlibat dalam permainan orang kaya yang membosankan ini.Jika orang biasa mencoba membiasakan diri dengan kehidupan orang kaya, mau tidak mau mereka akan memiliki ide-ide yang tidak realistis. Hal ini akan berdampak buruk pada kehidupan mereka di masa depan.Namun, Henry mendengar apa yang dikatakan Surya, dia menoleh ke arah Surya sambil menyela dengan tegas, "Hei bocah, kalau kamu takut, pergi saja dari sini. Di Kota Juwana ini, nggak ada hal yang nggak bisa aku hadapi."Paul mengangkat bahunya di hadapan Surya, mengisyaratkan bahwa dia juga tidak bisa melakukan apa-apa.Surya menghela napas berat, lalu kembali naik mobil gol
Rania melihat pemandangan yang terjadi, lalu berbisik kepada Surya, "Bisakah kamu pergi dan membujuk mereka untuk berhenti membuat masalah? Teman-teman ketakutan.""Huh." Surya menghela napas, kemudian menjawab, "Dilihat dari situasi sekarang, siapa yang bisa membujuk mereka? Kalau nggak ada yang menang atau yang kalah, khawatirnya masalah ini nggak akan selesai.""Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Rania agak khawatir.Surya menyahut dengan tenang, "Jangan khawatir, aku jamin teman-teman nggak akan disakiti. Sementara Henry, dia suka keributan, jadi biarkan saja dia membuat keributan."Rania mengangguk dalam diam. Selama tidak terjadi apa-apa dengan teman-teman sekelasnya, dia juga tidak akan peduli. Lagi pula, dia tidak memiliki kesan yang baik terhadap Henry dan Joko.Saat ini, Joko yang sedang berdiri, kembali menelepon seseorang. Kali ini, dia hanya mengucapkan beberapa patah kata, kemudian menutup panggilan teleponnya.Namun, sekretaris di sebelah Joko berbisik, "P
"Baik," ujar sekretaris itu. Dia segera berlari menghampiri Joko, lalu berkata dengan sopan, "Pak Joko, Pak Nelson mempersilakan Bapak untuk datang dan berbicara dengan beliau.""Ternyata Pak Nelson," sahut Joko dengan acuh tak acuh.Sekretaris itu menyahut, "Beliau yang bertanggung jawab atas Distrik Ceta.""Kalau ada urusan, suruh dia datang ke sini sendiri. Dia cuma penanggung jawab distrik. Apakah kamu bercanda denganku?" ucap Joko dengan dingin.Sekretaris itu tertegun. Beraninya orang ini bersikap tidak sopan pada bosnya?Nelson adalah seorang pejabat, juga merupakan penguasa wilayah ini. Sekaya apa pun Joko, beraninya dia bicara dengan pejabat seperti ini?"Bapak harus berpikir dengan baik, Pak Nelson adalah penanggung jawab Distrik Ceta," ujar sekretaris itu. Dia kembali menyebutkan identitas Nelson.Namun, Joko justru terkekeh dan menjawab, "Kalau ada urusan, suruh dia datang sendiri. Aku sudah menjelaskannya, 'kan?"Sekretaris itu mengerutkan kening, kemudian menyahut dengan
Setelah memikirkannya, Surya merasa bahwa masalah ini tidak sesederhana kelihatannya dan hanya bisa mengerutkan keningnya.Rania melihat ekspresi Surya, kemudian bertanya, "Ada apa?""Bukan apa-apa, menurutku agak menyenangkan saja," jawab Surya sambil tersenyum.Rania menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Orang-orang ini sangat membosankan.""Demi harga diri, ke mana pun orang kaya pergi, mereka nggak boleh kehilangan harga diri," sahut Surya dengan nada bercanda.Rania tersenyum tipis, lalu balik bertanya, "Bagaimana denganmu?""Aku?" Surya menjawab sambil tersenyum tipis, "Yang dikejar beda, jadi nggak bisa dibandingkan."Benar, Surya sudah bukan mengejar uang lagi.Sekarang Surya hanya ingin menjadi lebih kuat, mengejar akhir dari kultivasinya dan ingin tahu bagaimana akhirnya.Sementara itu, menghasilkan uang di Konsorsium Pelita awalnya hanya untuk menenangkan bawahan yang dibubarkan, agar mereka tidak mengambil pedang dan senjata demi memperjuangkan hidup mereka.Sekarang Sur
Pada saat ini, Surya menarik Paul menuju mobil golf, mengerutkan kening sambil berkata, "Paul, jangan terlibat dalam masalah ini. Ini semua nggak akan ada gunanya untukmu.""Apa yang harus aku takutkan? Apa dia berani melakukan sesuatu padaku?" sahut Paul yang masih terlihat percaya diri.Rania juga menasihati Paul, "Paul, kita di sini untuk reuni. Memangnya menyenangkan membuat keributan seperti itu? Ayo kita pergi saja.""Nggak bisa. Kalau kita pergi, Pak Henry nggak akan senang," jawab Paul."Huh." Rania menghela napas tidak berdaya.Surya menjelaskan perlahan, "Aku khawatir Pak Henry akan kalah.""Nggak mungkin." Paul menyela, "Pak Nelson sudah ada di sini. Memangnya apa yang bisa dilakukan pengusaha seperti Joko?"Surya mengerutkan keningnya, lalu berkata, "Kalau kamu nggak percaya padaku, lihat saja dari sini dan jangan mendekat ke sana."Paul sedikit terguncang dengan perkataan Surya dan ragu-ragu sejenak.Saat ini, Joko yang tidak mengerti kenapa pengawalnya hanya tertegun di t
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di