Beberapa menit kemudian, suara Nadya terdengar lagi."Halo, Pak Surya. Melalui perbandingan dan pencarian, orang yang ingin Anda cari Asyim menginap di kamar presiden nomor 8888 Hotel Winland, Kota Maden kemarin malam. Sekarang dia masih belum meninggalkan hotel.""Baik, aku mau pergi mencarinya. Kalau dia meninggalkan hotel, hubungi aku kapan pun itu.""Baik, saya sudah memasukkan orang ini dalam daftar pemantauan. Asalkan kamera CCTV merekamnya, informasi akan dikirim ke saya. Lalu, saya akan mengirimkan informasi ke ponsel Anda. Sekarang saya kirimkan foto orang ini pada Anda, mohon Anda memastikannya."Beberapa saat kemudian, ponsel Surya sudah menerima sebuah foto. Nama, tempat asal, usia dan informasi lainnya lengkap di sana.Surya melihat-lihat, berseru dan berkata, "Terima kasih, Nadya.""Ini memang sudah kewajiban saya.""Sampai jumpa.""Saya menantikan panggilan Anda yang berikutnya. Sampai jumpa, Pak Surya."Surya mengakhiri panggilan, dia berseru lagi atas betapa besarnya k
"Master, bocah ini. Dia sama sekali nggak mengikuti aturan," ujarnya sambil menunjuk ke arah Surya.Asyim menoleh ke arah Surya, lalu mendengus dan berkata, "Nggak mengikuti aturan, masih mau minta bantuanku?""Hehe, mohon tanya, Master sedang mengurus masalah apa?" ujar Surya sambil tertawa.Tanpa menunggu Asyim buka mulut, sudah ada orang yang berkata, "Master sedang memberkahi dan memperpanjang usia kami. Beraninya kamu datang mengganggu. Meski Master nggak mempermasalahkan hal ini denganmu, aku juga akan memberimu pelajaran.""Benarkah? Berkah dan perpanjang usia yang seperti apa?" tanya Surya."Master memiliki kekuatan unik yang bisa menentukan keberuntungan dan bencana seseorang. Master bisa melakukan segalanya. Cepat minta maaf pada Master," bentak orang yang lain.Surya tertawa dan perlahan berkata, "Kalau dia punya kemampuan ini, apakah dia masih perlu melakukan cara licik untuk mendapatkan uang? Apakah kalian bodoh?"Perkataan Surya langsung memancing kemarahan semua orang. M
Beberapa trik ini bisa dilakukan oleh kultivator yang memiliki sedikit kemampuan kultivasi. Namun, Surya baru pertama kali melihatnya digunakan untuk menipu uang orang lain.Meski berkultivasi menghabiskan banyak uang, bagaimanapun setelah menjadi seorang kultivator, tidak ada orang yang ingin mempermalukan diri. Jika sampai sesama rekan mengetahuinya, itu akan sangat memalukan.Sedangkan Asyim malah tidak peduli sama sekali.Saat ini Asyim berkata dengan nada marah, "Bocah, kalau mau mengatasi masalah orang lain, itu harus lihat kamu punya kemampuan untuk itu atau tidak. Jangan karena gegabah sesaat dan mengantarkan nyawamu sendiri.""Aku mungkin akan mati, tapi kamu pasti nggak punya kemampuan untuk itu."Surya sudah mencari tahu tentang Asyim. Asyim hanya kultivator Alam Spiritual tahap awal saja, dia tidak memiliki banyak kemampuan.Asyim juga sudah merasa marah dan membentak, "Bocah yang sombong."Setelah itu, Asyim mengeluarkan sebuah guci dari tas yang selalu dia bawa dan memasu
Raut wajah Surya langsung mendingin dan berkata, "Apa kamu bilang?"Asyim langsung berkata, "Senior, bukan aku nggak mau memecahkannya. Hanya saja guruku hanya mengajari cara memakai mantra tanpa mengajariku cara memecahkannya."Ya ampun, guru ini malah masih meninggalkan pegangan?Surya juga tidak menyangka. Kalau begini, sepertinya terpaksa harus pergi mencari gurunya.Saat ini, orang yang berbaris untuk diberkahi menatap Surya dengan tatapan takut. Mereka panik dan khawatir akan muncul sebuah petir yang akan diarahkan pada mereka. Mengapa ada orang yang bisa mengendalikan petir di dunia ini? Apakah dia itu manusia? Sudah pasti adalah dewa, 'kan?Sedangkan Master Asyim yang mereka kagumi langsung kalah dalam satu serangan, bahkan sudah menerima kekalahan. Teringat dengan kelancangan mereka pada Surya tadi, mereka langsung ketakutan karena khawatir Surya akan memperhitungkan hal ini dengan mereka.Namun, saat ini Surya menatap Asyim dan berkata, "Beri tahu mereka, kamu bisa memberkahi
Surya mengangguk. Berlin dan Bunga adalah kakak beradik, itu tidak masalah.Setelah itu, mereka berempat masuk ke kamar hotel. Berlin dan Bunga memang sudah kelelahan, mereka berbaring dan langsung tidur.Surya juga berbaring di atas kasur dan mulai meditasi.Hanya Asyim yang terlihat sangat panik di dalam kamarnya. Dia ingin kabur, tetapi teringat akan kekuatan petir milik Surya, dia tidak berniat kabur lagi.Jika Asyim sungguh kabur dan ditangkap oleh Surya, takutnya dia tidak akan diperlakukan sebaik ini lagi.Setelah dipikir-pikir, Asyim menggertakkan giginya dan berkata, "Mungkin ini adalah hal yang bagus." Selanjutnya, dia juga naik ke kasur dan mulai tidur....Keesokan paginya.Surya bangun dan mandi. Lalu, Berlin dan Bunga mengetuk pintu dan masuk. Asyim juga datang dengan patuh.Surya menatap Asyim dan berkata, "Kamu cukup patuh juga, ya?""Di hadapan Senior, saya nggak berani membantah," ujar Asyim yang terlihat kasihan.Surya terkekeh dan berkata, "Termasuk tahu diri juga.
Begitu mendengar itu, Berlin langsung emosi.Keluarga Lasmani juga termasuk pengusaha kaya yang terhormat di Kota Yogu. Kapan mereka pernah dihina seperti ini?Namun, Berlin juga tahu orang kaya daerah seperti ini tidak bisa disinggung. Terutama di tempat seperti ini, kekuasaan otonom mereka sangat besar, bahkan jauh lebih hebat dari tempat-tempat lainnya.Berlin menarik napas dalam-dalam untuk menahan emosinya sebelum bertanya, "Siapa namamu, Tuan?""Hehe, namaku Yonas Syahril. Kalau kamu nggak sudi, coba cari tahu siapa aku," kata Yonas sambil tertawa sombong.Mendengar itu, Berlin berkata dengan perlahan, "Tuan Yonas, Keluarga Lasmani juga berkuasa di Kota Yogu. Hari ini kami datang ke sini karena ada urusan mendadak. Setelah urusannya selesai, aku akan memberikanmu hadiah yang besar. Oke?""Aku memerlukan hadiah darimu? Kamu juga jangan mengungkit Kota Yogu denganku. Di sini adalah Kota Renan." Yonas tertawa menghina, lalu mencibir, "Sudah kubilang, Bunga tinggal di sini, sedangkan
Surya terdiam dan tidak berbicara untuk waktu yang lama.Bunga yang mendengar itu menjadi takut, lalu menoleh ke arah Surya, "Master, aku agak takut, kamu ....""Tenang saja, aku hanya sedang berpikir mau membunuhnya atau nggak. Kamu bukan berpikir aku nggak mampu mengalahkannya, 'kan?" Surya tahu apa yang Bunga khawatirkan, jadi dia langsung menjelaskannya.Bunga seketika menjadi agak tidak enak hati. Dia menggigit bibirnya sambil berkata, "Aku juga bukan bermaksud begitu.""Hehe, kamu tenang saja. Aku masih mampu untuk itu," kata Surya dengan ringan.Saat ini, Asyim seperti sudah bertekad. Dia berkata kepada Surya, "Master, kalau kamu benar-benar bisa mengalahkan guruku, tolong suruh dia mencabut kutukanku. Aku benar-benar sudah nggak tahan lagi."Surya melihat ke arah Asyim, lalu berkata, "Kalau kamu bersedia kembali ke jalan yang benar, aku bisa juga melakukan itu.""Master, kalau kamu benar-benar bisa membuat guruku mencabut kutukanku, kelak aku bersedia mengikutimu dan melayanimu
"Asyim, kali ini kenapa membawa orang hidup kemari?" Wanita tua itu menengadahkan kepala, menunjukkan wajah kurus yang hanya tersisa tulang itu dan tersenyum ke arah Surya dan yang lainnya, hampir saja membuat Bunga menangis saking ketakutan.Sekujur tubuh Asyim gemetar. Dia memberi hormat pada wanita tua itu, lalu berkata, "Guru, aku dipaksa oleh orang-orang ini, benar-benar nggak ada cara lain."Surya menurunkan Bunga, menyerahkannya pada Berlin, lalu melihat ke arah Asyim dan berkata sambil tersenyum, "Sial, kamu nggak mau menyinggung dua-duanya, ya?"Asyim tampak canggung, tapi juga tidak berani mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, Surya melihat ke arah wanita tua itu dan bertanya secara perlahan, "Kamu adalah Gana?""Iya. Anak muda, hebat juga. Asyim bisa-bisanya begitu takut padamu, hebat sekali," kata Gana sambil tersenyum lebar.Selain ketakutan, Berlin dan Bunga juga merasa terkejut. Mereka tidak pernah menyangka bahwa gurunya Asyim, orang yang begitu kejam, ternyata adalah seor
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di