Berlin langsung berkata, "Bukan nggak percaya. Hanya saja hal ini sangat penting, aku hanya mau memastikannya.""Nggak masalah. Patung dewa ini sangat bernilai. Kamu berhati-hati, semua itu bisa dimengerti. Kamu sudah membawa kalung itu?" ujar Surya sambil tertawa.Bunga langsung mengeluarkan kalung itu dari tasnya dan memberikannya pada Surya. Sejak memastikan kalung ini memang bermasalah, Bunga tidak berani memakainya lagi.Bunga bahkan ingin langsung membuangnya, tapi khawatir mungkin kalung ini akan dibutuhkan untuk menghilangkan kutukan, jadi Bunga terpaksa menyimpannya dan menjauh darinya.Surya menerima kalung itu dan langsung menyalurkan kekuatan pikirannya ke dalam permata merah di liontin itu.Semacam kutukan yang membawa pengaruh negatif langsung menyerang balik. Namun, kutukan seperti ini langsung ditekan kembali oleh kekuatan pikiran Surya yang kuat.Saat kekuatan pikiran Surya sepenuhnya masuk ke dalam kutukan. Sebuah gambaran juga muncul di dalam kesadarannya.Surya meli
Beberapa menit kemudian, suara Nadya terdengar lagi."Halo, Pak Surya. Melalui perbandingan dan pencarian, orang yang ingin Anda cari Asyim menginap di kamar presiden nomor 8888 Hotel Winland, Kota Maden kemarin malam. Sekarang dia masih belum meninggalkan hotel.""Baik, aku mau pergi mencarinya. Kalau dia meninggalkan hotel, hubungi aku kapan pun itu.""Baik, saya sudah memasukkan orang ini dalam daftar pemantauan. Asalkan kamera CCTV merekamnya, informasi akan dikirim ke saya. Lalu, saya akan mengirimkan informasi ke ponsel Anda. Sekarang saya kirimkan foto orang ini pada Anda, mohon Anda memastikannya."Beberapa saat kemudian, ponsel Surya sudah menerima sebuah foto. Nama, tempat asal, usia dan informasi lainnya lengkap di sana.Surya melihat-lihat, berseru dan berkata, "Terima kasih, Nadya.""Ini memang sudah kewajiban saya.""Sampai jumpa.""Saya menantikan panggilan Anda yang berikutnya. Sampai jumpa, Pak Surya."Surya mengakhiri panggilan, dia berseru lagi atas betapa besarnya k
"Master, bocah ini. Dia sama sekali nggak mengikuti aturan," ujarnya sambil menunjuk ke arah Surya.Asyim menoleh ke arah Surya, lalu mendengus dan berkata, "Nggak mengikuti aturan, masih mau minta bantuanku?""Hehe, mohon tanya, Master sedang mengurus masalah apa?" ujar Surya sambil tertawa.Tanpa menunggu Asyim buka mulut, sudah ada orang yang berkata, "Master sedang memberkahi dan memperpanjang usia kami. Beraninya kamu datang mengganggu. Meski Master nggak mempermasalahkan hal ini denganmu, aku juga akan memberimu pelajaran.""Benarkah? Berkah dan perpanjang usia yang seperti apa?" tanya Surya."Master memiliki kekuatan unik yang bisa menentukan keberuntungan dan bencana seseorang. Master bisa melakukan segalanya. Cepat minta maaf pada Master," bentak orang yang lain.Surya tertawa dan perlahan berkata, "Kalau dia punya kemampuan ini, apakah dia masih perlu melakukan cara licik untuk mendapatkan uang? Apakah kalian bodoh?"Perkataan Surya langsung memancing kemarahan semua orang. M
Beberapa trik ini bisa dilakukan oleh kultivator yang memiliki sedikit kemampuan kultivasi. Namun, Surya baru pertama kali melihatnya digunakan untuk menipu uang orang lain.Meski berkultivasi menghabiskan banyak uang, bagaimanapun setelah menjadi seorang kultivator, tidak ada orang yang ingin mempermalukan diri. Jika sampai sesama rekan mengetahuinya, itu akan sangat memalukan.Sedangkan Asyim malah tidak peduli sama sekali.Saat ini Asyim berkata dengan nada marah, "Bocah, kalau mau mengatasi masalah orang lain, itu harus lihat kamu punya kemampuan untuk itu atau tidak. Jangan karena gegabah sesaat dan mengantarkan nyawamu sendiri.""Aku mungkin akan mati, tapi kamu pasti nggak punya kemampuan untuk itu."Surya sudah mencari tahu tentang Asyim. Asyim hanya kultivator Alam Spiritual tahap awal saja, dia tidak memiliki banyak kemampuan.Asyim juga sudah merasa marah dan membentak, "Bocah yang sombong."Setelah itu, Asyim mengeluarkan sebuah guci dari tas yang selalu dia bawa dan memasu
Raut wajah Surya langsung mendingin dan berkata, "Apa kamu bilang?"Asyim langsung berkata, "Senior, bukan aku nggak mau memecahkannya. Hanya saja guruku hanya mengajari cara memakai mantra tanpa mengajariku cara memecahkannya."Ya ampun, guru ini malah masih meninggalkan pegangan?Surya juga tidak menyangka. Kalau begini, sepertinya terpaksa harus pergi mencari gurunya.Saat ini, orang yang berbaris untuk diberkahi menatap Surya dengan tatapan takut. Mereka panik dan khawatir akan muncul sebuah petir yang akan diarahkan pada mereka. Mengapa ada orang yang bisa mengendalikan petir di dunia ini? Apakah dia itu manusia? Sudah pasti adalah dewa, 'kan?Sedangkan Master Asyim yang mereka kagumi langsung kalah dalam satu serangan, bahkan sudah menerima kekalahan. Teringat dengan kelancangan mereka pada Surya tadi, mereka langsung ketakutan karena khawatir Surya akan memperhitungkan hal ini dengan mereka.Namun, saat ini Surya menatap Asyim dan berkata, "Beri tahu mereka, kamu bisa memberkahi
Surya mengangguk. Berlin dan Bunga adalah kakak beradik, itu tidak masalah.Setelah itu, mereka berempat masuk ke kamar hotel. Berlin dan Bunga memang sudah kelelahan, mereka berbaring dan langsung tidur.Surya juga berbaring di atas kasur dan mulai meditasi.Hanya Asyim yang terlihat sangat panik di dalam kamarnya. Dia ingin kabur, tetapi teringat akan kekuatan petir milik Surya, dia tidak berniat kabur lagi.Jika Asyim sungguh kabur dan ditangkap oleh Surya, takutnya dia tidak akan diperlakukan sebaik ini lagi.Setelah dipikir-pikir, Asyim menggertakkan giginya dan berkata, "Mungkin ini adalah hal yang bagus." Selanjutnya, dia juga naik ke kasur dan mulai tidur....Keesokan paginya.Surya bangun dan mandi. Lalu, Berlin dan Bunga mengetuk pintu dan masuk. Asyim juga datang dengan patuh.Surya menatap Asyim dan berkata, "Kamu cukup patuh juga, ya?""Di hadapan Senior, saya nggak berani membantah," ujar Asyim yang terlihat kasihan.Surya terkekeh dan berkata, "Termasuk tahu diri juga.
Begitu mendengar itu, Berlin langsung emosi.Keluarga Lasmani juga termasuk pengusaha kaya yang terhormat di Kota Yogu. Kapan mereka pernah dihina seperti ini?Namun, Berlin juga tahu orang kaya daerah seperti ini tidak bisa disinggung. Terutama di tempat seperti ini, kekuasaan otonom mereka sangat besar, bahkan jauh lebih hebat dari tempat-tempat lainnya.Berlin menarik napas dalam-dalam untuk menahan emosinya sebelum bertanya, "Siapa namamu, Tuan?""Hehe, namaku Yonas Syahril. Kalau kamu nggak sudi, coba cari tahu siapa aku," kata Yonas sambil tertawa sombong.Mendengar itu, Berlin berkata dengan perlahan, "Tuan Yonas, Keluarga Lasmani juga berkuasa di Kota Yogu. Hari ini kami datang ke sini karena ada urusan mendadak. Setelah urusannya selesai, aku akan memberikanmu hadiah yang besar. Oke?""Aku memerlukan hadiah darimu? Kamu juga jangan mengungkit Kota Yogu denganku. Di sini adalah Kota Renan." Yonas tertawa menghina, lalu mencibir, "Sudah kubilang, Bunga tinggal di sini, sedangkan
Surya terdiam dan tidak berbicara untuk waktu yang lama.Bunga yang mendengar itu menjadi takut, lalu menoleh ke arah Surya, "Master, aku agak takut, kamu ....""Tenang saja, aku hanya sedang berpikir mau membunuhnya atau nggak. Kamu bukan berpikir aku nggak mampu mengalahkannya, 'kan?" Surya tahu apa yang Bunga khawatirkan, jadi dia langsung menjelaskannya.Bunga seketika menjadi agak tidak enak hati. Dia menggigit bibirnya sambil berkata, "Aku juga bukan bermaksud begitu.""Hehe, kamu tenang saja. Aku masih mampu untuk itu," kata Surya dengan ringan.Saat ini, Asyim seperti sudah bertekad. Dia berkata kepada Surya, "Master, kalau kamu benar-benar bisa mengalahkan guruku, tolong suruh dia mencabut kutukanku. Aku benar-benar sudah nggak tahan lagi."Surya melihat ke arah Asyim, lalu berkata, "Kalau kamu bersedia kembali ke jalan yang benar, aku bisa juga melakukan itu.""Master, kalau kamu benar-benar bisa membuat guruku mencabut kutukanku, kelak aku bersedia mengikutimu dan melayanimu