Wah!Tubuh Ronald tiba-tiba langsung terlempar jauh, dia terus memuntahkan darah sampai menabrak dinding belakang. Dia menabrak dinding sampai meninggalkan jejak melengkung, baru kemudian jatuh mendarat di lantai.Surya mendengus dan berdiri dengan dua tangan di balik punggung sambil melihat Ronald yang terbaring di lantai.Saat ini semua orang di aula berseru, mereka menatap Surya dengan tatapan takjub, seolah-olah sudah melihat hantu.Ada beberapa orang yang dikejutkan sampai bangkit berdiri dengan ekspresi takjub. Pandangan Tison menggelap, dia langsung ketakutan sampai jatuh pingsan.Rafa lebih tidak memercayai hal itu, Surya melukai adiknya hanya dengan satu pukulan.Selain terkejut, semacam ketakutan mulai merayapi hatinya. Tangannya yang mencekik leher Bunga mulai terlepas tanpa disadari.Bunga menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut sambil menatap Surya dengan tatapan takjub. Dia merasa tidak percaya, apakah manusia bisa melakukan hal seperti ini?Saat ini, Marco langsung mem
Setelah berpikir sejenak, Marco menggertakkan giginya dan berteriak pada Ronald dan Rafa, "Kalian berdua cepat kemari!"Ronald dan Rafa merasa binggung dan terkejut, tetapi perintah Marco bagaikan titah kaisar bagi mereka. Mereka tidak berani membantah dan hanya bisa menghampiri Marco dengan perasaan bingung, kemudian menatap Surya dengan gugup.Saat ini, orang-orang di bawah panggung sudah terkejut.Awalnya mereka mengira Marco akan bertarung, tidak disangka Marco langsung takluk di depan orang ini hanya dengan sepatah dua kata saja. Marco seakan-akan menjadi junior yang bersikap hormat dan terkesan merasa ketakutan. Hal ini membuat mereka sulit untuk memercayainya.Saat ini, Marco tiba-tiba murka. Dia langsung meninju perut Ronald dan menendang dada Rafa.Ronald berteriak kesakitan, tubuhnya terlempar lagi dan jatuh menghantam lantai, lalu tubuhnya tidak bergerak lagi.Sedangkan Rafa memuntahkan darah segar, tubuhnya terpental sejauh belasan meter dan menabrak banyak meja, lalu terba
Suasana hati Surya sangat bagus, dia bersenandung sepanjang jalan dengan senang.Namun, saat ini Bunga duduk di dalam mobil dan berkata pada supirnya, "Cepat kejar, jangan sampai kehilangan dia."Supir mengendarai mobil dan mengikuti mobil Surya menuju ke Kota Juwana dengan kecepatan tinggi.Setelah sampai di Kota Juwana, waktu sudah menunjukkan pukul dua tengah malam. Surya kembali ke kamar dan langsung masuk ke ruang penyimpanan. Surya mengorbankan pedang perunggu itu di altar Dewa Naga.Aura kuno dan luas langsung muncul. Pedang perunggu sudah berubah menjadi 120 gram rahmat dewa dan tirai tipis pun muncul.Saat ini yang muncul di pilihan pertama adalah pil yang bernama "Pil Petir".Penjelasan di atasnya tertulis pil petir bisa membuat kultivator yang tidak memiliki kekuatan jenis petir memiliki kekuatan petir. Sedangkan kultivator yang sudah memiliki kekuatan jenis petir bisa meningkatkan kekuatan petirnya.Pil seperti ini sangat berguna bagi Surya.Saat membangkitkan jiwa naga, Su
Bunga terlihat malu, matanya berkaca-kaca dan terlihat sangat kasihan, "Master, maafkanlah saya. Pengetahuan saya yang sempit. Beberapa tahun ini, hidup saya sangat menderita. Anda harus membantu saya. Saya bersedia melakukan apa pun."Jujur saja, karier yang tidak lancar, keberuntungan yang terus merosot. Semua hal ini bisa dikatakan kalau Bunga sedang mengalami kesialan yang luar biasa. Dia sungguh sudah tidak tahan.Sekarang Bunga baru saja bertemu dengan orang yang begitu hebat, bagaimana mungkin dia mau menyerah? Asalkan Surya bisa membantunya, Bunga bersedia melakukan apa pun.Surya melihatnya dan perlahan berkata, "Maaf, aku nggak pernah membantu orang yang nggak mau dibantu. Silakan pergi."Begitu melihat Surya ingin mengusirnya, Bunga langsung panik.Dalam keadaan panik, Bunga langsung berlutut di hadapan Surya sambil menangis dan berkata, "Master, bantulah saya. Saya sudah sangat sial. Kalau begini terus, saya bisa tersiksa sampai gila."Bagi Bunga, karier yang merosot memang
"Sampai jumpa." Surya tidak mengeluarkan pil pengubah, dia berencana menunggu sampai malam saja....Bandara Kota Yogu.Seorang pemuda berusia sekitar 30-an tahun buru-buru naik ke pesawat sambil membawa sebuah tas jinjing. Tujuannya adalah bandara Kota Juwana.Pada sore hari, pesawatnya sudah mendarat di bandara Kota Juwana. Begitu keluar dari bandara, dia langsung menunggu taksi dengan panik.Saat ini, seorang bocah tampan melihat tas yang ada di tangan pria itu, lalu tersenyum.Bocah itu langsung menerjang dan menabrak pria itu sampai jatuh. Pria itu tertabrak dan tas yang dibawanya jatuh ke tanah.Pada saat pria itu terjatuh, bocah itu membuka tasnya dan mengambil kotak kayu yang ada di dalamnya dengan kecepatan yang tidak terlihat. Kemudian, dia memasukkan batu bata dan menutup kembali tas jinjing itu.Setelah bocah itu melakukan semua ini, pria itu masih belum bangkit berdiri.Bocah itu melempar kotak kayu itu ke dalam bundaran bunga, lalu memapah pria itu sampai berdiri sambil t
Begitu melihat ekspresi Surya, Brian dan Jorzy mengira Surya tidak menyukainya. Brian langsung berkata, "Tuan, jika Anda nggak suka, kami akan mencari barang lain untuk Anda.""Bukan begitu." Surya tertawa dan berkata, "Aku sangat menyukainya. Hanya saja dari mana kalian mendapatkannya?""Ini diantar oleh orang dari pasar gelap. Jelasnya didapat dari mana, kami juga nggak tahu," ujar Jorzy.Surya mengangguk dan berkata, "Aku terima barang ini. Tapi kalian pergi tanyakan sebenarnya dari mana asal barang ini dan temukan pemilik barang ini.""Baik, Tuan. Begitu pulang, akan langsung kami selidiki." Mereka berdua juga tidak tahu mengapa, tapi karena tuan sudah bertanya, maka mereka harus menyelidikinya sampai jelas."Apakah masih ada hal yang lain?" tanya Surya.Brian dan Jorzy saling berpandangan, Jorzy berkata, "Begini, Tuan. Setelah kasus yang kemarin, kami dan rekan di Kota Juwana mendirikan sebuah organisasi bela diri. Sesuai permintaan Anda, tujuan utama organisasi bela diri adalah m
Namun, Bunga dengan yakin berkata, "Aku nggak akan membohongimu. Kalau bukan melihatnya dengan mataku sendiri, aku juga nggak akan percaya."Saat ini, ponsel Bunga berdering. Begitu melihat itu panggilan dari nomor asing, Bunga tidak berniat mengangkatnya dan langsung melempar ponselnya ke samping.Begitu melihatnya, kakaknya langsung berkata, "Bagaimana kalau itu telepon dari polisi yang sudah menemukan patung dewa? Cepat angkat."Bunga langsung menerima panggilan itu."Bunga?""Master?""Datang ke Pulau Aora, aku akan membantumu.""Benarkah? Terima kasih, Master. Saya segera ke sana."Bunga menutup teleponnya, lalu berkata sambil menahan tangis, "Master sudah bersedia membantuku."Melihat hal itu, kakaknya langsung berkata, "Kalau begitu, kita cepat ke sana. Jangan sampai Master menunggu terlalu lama."Sebenarnya beberapa tahun ini, kakaknya juga tahu keadaan Bunga dan merasa sangat bersimpati.Namun, dia juga tidak berdaya. Sekarang melihat adiknya bisa bergembira, dia juga merasa s
Berlin langsung berkata, "Bukan nggak percaya. Hanya saja hal ini sangat penting, aku hanya mau memastikannya.""Nggak masalah. Patung dewa ini sangat bernilai. Kamu berhati-hati, semua itu bisa dimengerti. Kamu sudah membawa kalung itu?" ujar Surya sambil tertawa.Bunga langsung mengeluarkan kalung itu dari tasnya dan memberikannya pada Surya. Sejak memastikan kalung ini memang bermasalah, Bunga tidak berani memakainya lagi.Bunga bahkan ingin langsung membuangnya, tapi khawatir mungkin kalung ini akan dibutuhkan untuk menghilangkan kutukan, jadi Bunga terpaksa menyimpannya dan menjauh darinya.Surya menerima kalung itu dan langsung menyalurkan kekuatan pikirannya ke dalam permata merah di liontin itu.Semacam kutukan yang membawa pengaruh negatif langsung menyerang balik. Namun, kutukan seperti ini langsung ditekan kembali oleh kekuatan pikiran Surya yang kuat.Saat kekuatan pikiran Surya sepenuhnya masuk ke dalam kutukan. Sebuah gambaran juga muncul di dalam kesadarannya.Surya meli