Surya menarik napas dalam-dalam, lalu menyahut, "Pak Groot, walaupun Aliansi Penguasa Kota nggak akan melanjutkan masalah ini, aku harap kamu ingat kalau masalah ini masih belum selesai. Sebaliknya, ini baru permulaan.""Baru permulaan?" ulang Groot mengerutkan kening seraya menatap Surya."Benar." Surya melanjutkan, "Jangan lupa, saat Hamza tewas di Kota Utama Barker, beberapa orang tua itu bersikap toleran atau kelihatan toleran. Sebenarnya, mereka punya tujuan masing-masing.""Hamza sudah tewas dan Kota Utama Divente sudah berpindah tangan. Pikiran mereka semua tertuju pada Kota Utama Divente. Tapi, Edmund akan memasang jebakan untuk membunuhku dalam waktu sesingkat itu. Ini sudah cukup untuk membuktikan kalau orang-orang dari Aliansi Penguasa Kota pasti memberikan tekanan padanya.""Jadi, Aliansi Penguasa Kota, sembilan penguasa kota ini terlihat tenang di permukaan, tapi nyatanya mereka semua punya rencana sendiri-sendiri. Ke depannya, kamu harus berhati-hati saat menghadapi merek
Surya memasuki sebuah ruangan sendirian, kemudian sambil menggerakkan pikirannya, dia memasuki ruang penyimpanan. Ketika datang ke altar Dewa Naga, Surya melihat rahmat naga berjumlah 1.885.090 gram di atas layar cahaya. Awalnya rahmat naga itu berjumlah 1.985.090 gram, tetapi Surya sudah menukarnya dengan 10 Pil Kultivasi.Satu Pil Kultivasi mengurangi 10.000 rahmat naga. Jadi, 100.000 rahmat naga dikurangi. Oleh karena itu, masih ada 1.885.090 rahmat naga yang tersisa.Selama periode waktu ini, untuk menghadapi Edmund, Surya hampir lupa bahwa dia masih memiliki jutaan rahmat naga. Sekarang masalah di Kota Utama Barker telah diselesaikan, sudah sewajarnya dia menikmati rahmat naga.Terakhir kali, untuk menghilangkan racun Cacing Zombi di tubuhnya, Surya terburu-buru saat menukarkan Pil Kultivasi dan tidak memperhatikan opsi penukaran di layar cahaya. Sekarang, Surya melihat ke layar cahaya kembali. Sambil berpikir, opsi penukaran muncul di layar cahaya.Item pertama adalah sebuah gela
Saat melihat kejadian ini, pembuluh darah di dahi Surya menonjol. Dia tiba-tiba menjadi marah dan berteriak, "Nggak, kenapa bertambah 90 gram rahmat naga? Apa kamu ingin menukar semua rahmat nagaku?"Surya tidak tahu mengapa Naga Tua itu sangat perhitungan. Namun, ketika memikirkannya, sekarang Surya bisa mendapatkan jutaan rahmat naga dengan mudah. Jadi, jika 90 gram rahmat naga itu hilang, biarkan saja. Tidak masalah.Saat memikirkan hal ini, Surya tidak ragu-ragu lagi dan langsung menebus Pil Kultivasi Kecil. Pil Kultivasi Kecil ini dapat membantu pergerakan aura dalam tubuh kultivator selama kultivasi dan memiliki manfaat yang sangat besar. Selain itu, Pil Kultivasi Kecil dapat bertahan selama ratusan tahun. Meskipun Surya tidak membutuhkan barang sebagus itu, Senior Hamdan pasti membutuhkannya.Kali ini, rahmat naga dikumpulkan dengan bantuan Senior Hamdan. Meskipun Surya awalnya berencana menukar dengan beberapa pil yang berguna untuk Senior Hamdan, dia tidak menyangka Gelang Nag
Sepuluh tahun telah berlalu, Surya dan Hamdan keluar dari dunia cermin perunggu. Sementara itu, saat ini Groot juga datang bersama orang-orangnya. Setelah berbicara, Surya mengetahui bahwa Groot telah mengembangkan kekuatannya sendiri dalam 10 tahun terakhir.Kemudian, Surya datang ke alun-alun ditemani dengan semua orang. Ketika penjaga yang menjaga lingkaran teleportasi melihat Groot mendekat, mereka semua berlutut dan memberi hormat.Groot berkata, "Baiklah, silakan bangun. Aktifkan lingkaran teleportasi dan bawa Pak Surya ke Kota Utama Divente.""Baik, Pak Groot.""Tuan, kali ini kamu akan pergi ke Kota Utama Divente. Kapan kamu akan kembali?"Surya menjawab, "Aku akan kembali setelah aku selesai menangani masalah di sana."Faktanya, Surya tidak tahu berapa lama dia akan tinggal di sana saat dia pergi ke Kota Utama Divente. Namun, Surya sangat berharap bisa bertemu Connor dan Edmund di Kota Utama Divente.Jika saatnya tiba, Surya bisa membunuh mereka dengan tangannya sendiri untuk
Namun, belum pernah ada yang melihat pertarungan secepat itu di Kota Utama Divente. Dalam waktu kurang dari lima detik, sang provokator dibunuh oleh sang penantang. Hal ini justru membuktikan besarnya jarak kekuatan antara kedua belah pihak.Di sekumpulan penonton, seseorang memekik dengan kaget, "Pria sialan itu, dia sebenarnya ... memprovokasi kepala penjaga itu.""Dia memang pantas mati."Meskipun Surya awalnya ingin tetap bersikap rendah hati setelah tiba di Kota Utama Divente dan berusaha untuk tidak ketahuan. Situasi tak terduga seperti itu benar-benar tidak dapat diprediksi oleh Surya. Bagaimanapun, pertarungan seperti itu hampir mustahil untuk bisa dihindari.Surya mengepalkan tangan kirinya menjadi cakar naga dan mengisapnya dengan kuat. Pedang besar yang baru saja dijatuhkan pria berambut merah itu ke tanah, segera diisap ke tangan Surya. Surya bergumam dengan nada dingin, "Karena kamu begitu sombong, jadi sekarang pedang ini milikku."Di bawah tatapan semua orang, Surya sege
Di halaman rumah Keluarga Roberto, kepala keluarga Remy Roberto sedang berjalan mondar-mandir menunggu dengan cemas. Kematian Hamza memang terlalu mendadak, tetapi ini juga akibat dari kesombongannya yang berlebihan.Sebenarnya Remy sudah lama mengetahui akan terjadi pertarungan di antara sembilan keluarga besar tersebut. Namun, dia tidak menyangka akan terjadi sesuatu pada Hamza dalam waktu sesingkat itu. Meskipun biasanya Remy lebih patuh pada delapan keluarga besar lainnya, sayangnya ambisi ketenaran dan kekayaan dalam sembilan keluarga besar sudah tak terbendung.Dalam keadaan seperti itu, sangat sulit bagi Keluarga Roberto untuk bisa bertahan hidup. Sembilan keluarga besar telah menghancurkan enam keluarga besar. Kini hanya tersisa Keluarga Warren, Keluarga Andarra dan Keluarga Roberto.Meski Remy tidak memedulikan ketenaran dan kekayaan, bahkan menawarkan untuk menyerahkan kehormatan yang diperoleh Keluarga Roberto kepada Keluarga Warren, hal tersebut ditolak kultivator Klan Naga
Remy mengerutkan kening, kemudian menatap Leyton. Saat ini, Leyton mengalami kesulitan bernapas dan tidak punya kekuatan untuk berbicara karena cedera seriusnya. Melihat hal tersebut, Remy hanya bisa menghiburnya dan berkata, "Nggak apa-apa. Leyton, Paman percaya padamu. Leyton, jangan cemas, jangan bicara."Pada saat ini, pelayan berlari masuk dari luar seraya berkata, "Pak Remy, ada seorang kultivator di luar yang menyebut dirinya bernama Aksha Pratama dan ingin bertemu denganmu. Dia bilang ingin mengunjungi Senior Leyton dan berharap mendapatkan izin darimu.""Aksha Pratama?"Remy mengerutkan kening, berpikir sejenak, kemudian berkata, "Aku belum pernah kenal dengan seseorang bernama Aksha. Katakan padanya dan suruh dia pergi. Leyton nggak akan bertemu dengannya.""Baik, Pak Remy.""Nggak, jangan pergi!""Tunggu sebentar, kembali!"Remy melihat Leyton berbicara dan buru-buru memanggil pelayan itu. Leyton meraih tangan Remy dan mengangguk penuh semangat. Remy mengerutkan kening, mesk
Ketika mendengar ini, Remy menatap Surya dengan mata terbelalak, seolah dia telah melihat penyelamat. Leyton berkata dengan penuh semangat, "Baiklah, dengan bantuanmu di Keluarga Roberto, aku rasa nggak akan ada lagi bahaya di masa depan. Tapi, aku khawatir ini nggak akan lama lagi bagiku. Paman Remy, bisakah kamu keluar sebentar? Aku ingin mengobrol sedikit dengan Aksha sebentar.""Baiklah, silakan mengobrol."Remy segera meninggalkan ruangan dengan sukarela.Di dalam kamar, Leyton menatap Surya, tersenyum tipis dan berkata, "Aku tahu namamu bukan Aksha. Nama aslimu adalah Surya. Kamu yang membunuh Pak Hamza."Saat mendengar ini, Surya terkejut dan menyahut, "Senior Leyton, bagaimana kamu tahu?""Hehe, kalau kuberi tahu, mungkin kamu nggak percaya. Tiga ribu tahun yang lalu, secara kebetulan aku bertemu dengan penjaga ruang. Karena aku membantunya melakukan sesuatu, dia menceritakan kisah tentang Keluarga Roberto.""Dulu, ayahku berhutang budi pada Paman Remy dan sekarang aku sudah me