Tidak lama kemudian, pria tua itu mulai berpesta lagi. Melihat pria tua itu makan dengan gembira, Surya mulai menikmati makanannya sendiri. Namun, nafsu makan pria tua itu luar biasa, dia makan empat kaki babi dan sepotong besar daging babi dalam waktu kurang dari setengah jam.Pria tua itu duduk di tanah, menjilat minyak dan air dari jari-jarinya, sambil menatap babi utuh yang dipanggang di atas panggangan, kemudian berkata, "Rasanya sangat enak. Ini adalah babi panggang utuh terlezat yang pernah aku makan dalam tiga puluh tahun."Surya berkata, "Senior, apa kamu sudah selesai makan?""Ya, sudah," sahut pria tua itu mengangguk puas."Kalau begitu aku menyimpan sisanya."Ketika pria tua itu melihat Surya pergi untuk mengambil babi panggang utuh, dia buru-buru berdiri dan meraih Surya sambil berseru, "Hei, hei, jangan! Belum terlambat untuk mengambilnya nanti."Surya menarik napas dalam-dalam, kemudian berkata, "Senior, sebenarnya, aku tahu meskipun kamu nggak memberitahuku. Kamu pasti
Pria tua itu memutar matanya dan berkata, "Itu ... kamu harus tahu kalau ada Lingkaran Sihir Pengendali Iblis yang sangat besar di bawah Hutan Belantara Waiser. Lingkaran Sihir Pengendali Iblis ini memiliki tiga mata formasi dan setiap mata formasi ada penjaganya. Aku adalah penjaga mata formasi kanan, Fenri."Surya menjawab, "Ternyata kamu Senior Fenri.""Aku tahu kamu ditakdirkan untukku. Bagaimanapun, kita berdua dari Negara Aerovia. Itu sebabnya aku keluar untuk menemuimu."Meskipun Surya sudah menduga bahwa Fenri adalah penjaga mata formasi, sekarang ketika pria tua itu mengungkapkan identitasnya, Surya masih merasa terkejut. Kemudian, Surya berkata, "Baguslah, karena Senior Fenri sudah muncul, jadi aku nggak perlu mencari senior lagi.""Ayo kita bertanding di sini.""Huh, sepertinya kamu sangat nggak sabar."Fenri menggoyangkan lengan bajunya seraya berkata, "Kalau begitu, ayo kita lakukan.""Kalau begitu, aku nggak akan sopan," jawab Surya. Kaki Surya tiba-tiba mengerahkan kekua
Selama mengontrol aura naga, membentuk naga besar dan membiarkan naga besar mengelilingi, maka ketika Fenri berteleportasi, naga besar itu dapat memblokir serangan Fenri.Jika gagal, maka Fenri pasti akan membunuhnya sebelum naga besar itu dapat terbentuk kembali. Oleh karena itu, Surya harus meningkatkan pendengaran dan kecepatan pedangnya. Hanya ketika keduanya mencapai kekuatan tertentu, Surya dapat memastikan bahwa dia memiliki kesempatan untuk mengalahkan Fenri.Memikirkan hal ini, Surya sudah mengambil keputusan. Setengah jam kemudian, tubuh Surya pulih sepenuhnya. Kemudian dia merobek kain dari pakaiannya, menutup matanya, lalu melemparkan batu dan menghantamkannya ke pohon."Srak, srak, srak."Cabang-cabangnya bergoyang dengan keras, lalu dedaunan berjatuhan dari udara. Telinga Surya bergerak-gerak, lalu dia tiba-tiba menghunus pedangnya dan menebas bergantian dengan kecepatan yang cepat. Daun-daun melayang dan berjatuhan di udara, kemudian semua daun itu ditusuk oleh pedangnya
Surya meraung, lalu dengan cepat mengayunkan pedangnya. Dia menghunuskan tebasan tajam ke arah Pagoda Permata. Suara gemuruh menggelegar terdengar saat energi pedang hitam menghantam pagoda itu. Sayangnya, Pagoda Permata tetap berdiri kokoh seperti tembok besi, tidak tergoyahkan sedikit pun."Huh, sepertinya kamu harus menunggu sepuluh tahun lagi kalau ingin masuk ke Dunia Ajaib Waiser. Untuk menghancurkan Pagoda Permata ini, kamu harus memiliki kekuatan aturan dari ruang atas. Kalau nggak, nggak akan ada seorang pun yang bisa menghancurkannya!"Mendengar ini, mata Surya tampak berbinar. Dia segera melafalkan mantra, kedua tangannya bergerak cepat membentuk serangkaian segel yang terus berubah, lalu seekor naga besar melingkari tubuh Surya. Pada saat itu, sebuah mutiara emas muncul di atas kepala Surya. Dalam sekejap, mutiara emas itu melesat turun, menyentuh tubuh naga, lalu menyatu dengannya, membuat naga itu berubah menjadi berwarna emas!Naga emas muncul!Surya berteriak dengan ker
Kali ini, Surya pingsan selama tujuh hari penuh. Dalam mimpinya, Surya melihat seekor naga emas berputar-putar di langit, mewarnai seluruh langit dengan warna emas.Perasaan agung, serta aura yang sangat kuat. Suara raungan naga menggema seperti guntur di langit, mengguncang hati siapa pun yang mendengarnya. Pada saat melihat pemandangan ini, entah mengapa, di dalam hati Surya muncul sebuah keberanian yang kuat, seolah-olah dengan perlindungan naga emas, dia tidak perlu takut pada apa pun lagi."Kalau begitu, majulah!"Surya tiba-tiba mengepalkan tangannya, membuka matanya pada detik berikutnya, lalu bangkit duduk di tanah."Ini ...."Sambil melihat sekeliling, Surya menunjukkan ekspresi terkejut. Semua yang ada dalam mimpinya menghilang seketika. Namun, perasaan penuh kekuatan yang meluap di dalam tubuhnya begitu nyata."Kamu sudah sadar?""Apa kamu mengalami mimpi buruk? Jangan khawatir, dengan adanya aku, Fenri, di sini, nggak ada yang bisa menyakitimu."Saat Surya mendongak, dia me
"Senior Fenri!"Surya memandang punggung Fenri yang menjauh. Dia terdiam, tenggelam dalam pikirannya. Memang benar, dalam pertarungan melawan Fenri, Surya sudah mengerahkan seluruh kekuatannya. Jika kekuatan dua penjaga pusat lingkaran sihir lainnya lebih besar dari Fenri, Surya memang akan sangat kesulitan untuk menang.Namun, Surya tidak ingin kalah. Perjalanan sejauh ini sudah membuatnya melalui banyak rintangan. Surya juga sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk mencapai titik ini. Jika dia kalah, dia harus menunggu sepuluh tahun lagi sebelum bisa memasuki Hutan Belantara Waiser lagi.Sepuluh tahun adalah waktu yang sangat panjang bagi seorang kultivator. Terlebih lagi, jika kekalahan ini mengakibatkan larangan masuk ke Hutan Belantara Waiser, itu akan menjadi aib yang memalukan.Sambil berjalan di dalam hutan belantara, pikiran Surya terus berputar mengingat kata-kata Fenri. Surya tidak ingin kalah. Dalam hatinya, dia merasa sangat tertekan pada saat ini. Sambil menggertakkan gi
Harus diingat bahwa mengumpulkan rahmat naga sangatlah sulit. Sekarang, dia harus menghabiskan 10 ribu rahmat naga dalam sekali tukar, sementara Surya bahkan tidak yakin apakah dia bisa sepenuhnya menyerap kekuatan seratus tahun dari entitas energi tersebut. Jika pada akhirnya dia hanya bisa menyerap sepuluh atau dua puluh tahun kekuatan kultivasi, itu akan sangat merugikan.Surya bahkan berpikir bahwa kekuatan yang terkandung dalam Esensi Dewa Naga ini mungkin hanyalah energi khusus, bukan kekuatan sejati seperti yang didapatkan oleh para kultivator. Energi ini mungkin akan hilang begitu dilepaskan, sehingga hanya bisa meningkatkan kekuatan Surya dalam waktu singkat.Jika demikian, bahkan seribu tahun kekuatan kultivasi pun tidak sebanding dengan 10 ribu rahmat naga. Namun, sekarang Surya berada di dalam Hutan Belantara Waiser. Di sini tidak ada orang yang bisa membantunya. Oleh karena itu, Surya tidak punya pilihan selain menukarkan rahmat naganya dengan Esensi Dewa Naga.Surya membu
Pria pirang itu berkata, "Aku bisa bertarung dengan orang lain, tapi aku nggak boleh sampai kalah. Kamu harusnya sudah memahami aturannya, 'kan?"Surya menjawab, "Tentu saja."Pria berambut pirang itu bangkit berdiri dari tanah, mengulurkan tangannya untuk memegang palu besar yang tergantung di udara, lalu berkata, "Ingat, aku berbeda dari Fenri. Kamu hanya memiliki satu kesempatan bertarung denganku. Kalau kamu gagal, kamu nggak diizinkan memasuki Hutan Belantara Waiser lagi selama sepuluh tahun ke depan."Surya membalas, "Aku akan menghormati aturannya, tapi aku nggak akan pernah kalah."Setelah mengatakan ini, Surya membalikkan tangan kanannya, membuat Pedang Petir muncul di tangannya. Kemudian, dia bertanya, "Bolehkah aku bertanya, siapa namamu?""Namaku Joman."Surya dan Joman saling menatap, membuat udara di sekitar mereka seketika terasa membeku. Hanya dalam waktu dua detik, keduanya sudah berubah menjadi bayangan hitam pada saat yang sama, melesat menuju satu sama lain."Anak m