Ralph melihat pikiran Paolo dan berkata, "Paolo, kamu pasti tahu betapa menakutkannya manusia virus ini. Meskipun anak itu nggak bersalah, kalau kamu nggak membunuhnya, dia akan membunuh orang lain, lalu akan lebih banyak orang yang nggak bersalah yang akan mati di masa depan ....""Kita nggak boleh bersikap lunak ketika berhadapan dengan manusia virus."Paolo mengangguk, tiba-tiba mengerutkan kening dan berkata, "Apa mungkin kita bisa hidup berdampingan dengan manusia virus? Selama dia berhenti membunuh orang, kita nggak perlu membunuhnya. Boleh seperti ini?"Ralph menatap Paolo selama dua detik, lalu menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Manusia virus berbeda dari kita. Mereka mungkin sisa dari peradaban terakhir atau mungkin berasal dari luar angkasa. Bagaimanapun juga, mereka bukan jenis yang sama dengan kita. Mengerti?""Tapi ....""Paolo, dengarkan aku. Manusia virus dan kita adalah dua peradaban yang berbeda, dengan mentalitas dan titik awal yang sangat berbeda. Kalau kita bena
Shakira mencari Surya dan berkata, "Surya, maafkan aku. Aku memang ingin berurusan denganmu sebelumnya, tapi kamu sudah menyelamatkanku satu kali. Aku sangat berterima kasih padamu. Suatu hari nanti, entah kamu akan tinggal di Negara Kamber atau nggak, aku akan berjanji padamu bahwa selama aku masih hidup, Tina nggak akan menghadapi bahaya apa pun.""Terima kasih ....""Inilah jawaban yang aku inginkan," sambung Surya."Omong-omong, Nona Shakira, tentang Grup Greenergy, apa kamu tahu tentang organisasi bernama Lembah Cahaya?""Lembah Cahaya?"Shakira terkejut, tetapi ekspresinya langsung kembali normal dan menjawab, "Aku tahu, tapi ini rahasia internal Faksi Daun Merah, jadi aku nggak bisa memberitahumu."Surya menyahut, "Aku tahu kalau hubungan antara Faksi Daun Merah dan Faksi Daun Hijau sangat rumit. Aku juga tahu bahwa Faksi Daun Merah punya aturannya sendiri. Begini saja, kalau aku menanyakan beberapa pertanyaan, kamu cuma perlu mengangguk atau menggelengkan kepala. Begini nggak a
Keesokan paginya, dua pria berjas ditelanjangi dan dilempar ke gerbang markas laboratorium. Paolo menggebrak meja sambil berkata, "Orang ini sangat nggak tahu malu, aku akan menyelesaikan masalah dengannya sekarang!""Berhenti, Paolo. Beruntung mereka baik-baik saja. Sekarang, kita nggak tahu bagaimana sikap Dimon. Sebaiknya kita dengarkan apa yang mereka bilang dulu."Ralph menatap kedua pria itu, lalu berkata, "Katakan padaku apa yang terjadi sebenarnya."Mereka berdua berlutut di tanah dengan ekspresi malu di wajah mereka. Setelah menceritakan keseluruhan cerita, pria berjas itu berkata, "Pak, Dimon bilang kalau sekarang, Faksi Daun Merah dan Faksi Daun Hijau belum terpecah belah dan konferensi internasional yang akan datang bisa memberikan pukulan keras bagi Negara Kamber, jadi ...."Ralph menyela, "Jadi, apa yang dia katakan?""Dimon berharap dendam terakhir terhadap Pak Paolo hanyalah dendam pribadi dan masalah kali ini akan berakhir seperti ini. Kalau nggak, kalau kedua faksi be
"Ibu!"Saat ini, ibu Tina datang ke atap seraya membawa tongkat, menatap Surya dan Tina dengan ramah sambil berkata, "Surya adalah pria yang bisa kamu andalkan seumur hidup. Ibu nggak bisa membiarkanmu kehilangan kebahagiaanmu demi Ibu. Ibu nggak bisa begitu egois.""Ibu."Mata Tina memerah. Setelah berhubungan dengan Surya selama ini, Tina sangat jatuh cinta pada Surya. Akan tetapi, ibunya selalu menjadi simpul di hati Tina. Kini, ibunya berinisiatif mengucapkan kata-kata tersebut dan hati Tina sangat terharu, tetapi dia juga menggelengkan kepalanya."Kenapa, kamu nggak setuju?"Dengan berlinang air mata, Tina menjawab dengan tercekat, "Ibu adalah ibuku dan Ibu sudah melahirkan aku. Aku nggak bisa meninggalkan Ibu sendiri demi diriku sendiri. Kalau Ibu benar-benar ingin aku mengikuti Surya untuk tinggal di Negara Aerovia, aku harap Ibu bisa pergi ke Negara Aerovia bersamaku ....""Bu, bagaimana kalau kita pergi ke Negara Aerovia bersama?"Ibu Tina menatapi matahari terbenam, matanya m
Tina mengatakan dalam suratnya bahwa dia tahu ibunya tidak akan berubah pikiran. Kematian ayahnya merupakan pukulan besar bagi ibunya, jadi Tina berharap Surya berhenti memaksanya. Karena ibunya memutuskan untuk tetap tinggal, Tina pun juga memutuskan untuk tetap tinggal.Oleh karena itu, Tina tidak akan pergi ke Negara Aerovia untuk tinggal bersama Surya.Untuk menghindari rasa canggung dari keduanya, Tina memutuskan untuk pergi sementara dan kembali setelah masalah Grup Greenergy selesai."Sial."Setelah membaca surat itu, Surya menyadari ada yang tidak beres dan bergegas turun untuk mencari Tina di jalan."Tina! ....""Tina, kamu di mana? ....""Pulanglah, aku nggak akan memaksamu lagi! ....""Keluarlah!"...Saat Surya berteriak, Shakira muncul di jalan dan berjalan ke arahnya. Wanita itu berkata sambil tersenyum, "Surya, tolong berhenti teriak. Karena Tina sudah memutuskan untuk pergi dan nggak bertemu denganmu untuk saat ini, kamu harus menghormati pilihannya, 'kan?"Surya menjaw
"Carmen?" ulang Surya. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, "Membuatnya berubah pikiran?""Benar. Ingat, kamu nggak bisa membunuhnya. Nggak peduli cara apa yang kamu gunakan, aku ingin dia berubah pikiran. Beri aku waktu satu hari lagi. Selama suatu hari, aku bisa membuat mereka tutup mulut.""Baiklah, aku akan mencobanya, tapi bisakah kamu mengizinkan aku bicara sedikit dengan Tina? Aku ingin memastikan keselamatannya.""Tentu saja boleh"Kali ini, suara isak tangis Tina terdengar dari telepon. Tina berkata, "Surya, maafkan aku. Aku sudah merepotkanmu.""Nggak apa-apa. Tina, dengarkan aku, masalah ini nggak ada hubungannya denganmu, aku akan datang untuk menyelamatkanmu secepatnya. Jangan takut, ya?""Hmm."Surya ingin menghibur Tina lagi, tetapi orang sebelumnya sudah menyambar ponsel, lalu berkata, "Baiklah, Surya, ingat namaku Barney. Sebaiknya kamu ingat namaku. Grup Greenergy akan menyambutmu untuk bergabung. Sudah, saatnya kamu bertindak."Setelah berkata demikian, Barney langsun
Shakira menyela, "Pak Carmen, aku mau bertanya. Bisakah membicarakan tentang saran dari perwakilan berbagai negara mengenai masalah ini dengan kita?""Oh, nggak bisa," jawab Carmen menggelengkan kepalanya. Pria itu kembali berkata dengan senyuman di wajahnya, "Aku pikir kalian harus tahu betul bahwa konferensi internasional ini sangat penting. Aku nggak bisa mengungkapkan isi pertemuan itu sebelum acaranya dimulai. Apalagi, kalau kalian cukup tulus, menurutku kalian harus menunjukkan sikap kalian ....""Aku harap kalian tahu, karena Ralph aku setuju untuk bertemu dengan kalian. Kalau kalian nggak bisa meyakinkan aku, aku pikir kita nggak perlu membuang waktu satu sama lain lagi."Wajah Shakira memanas. Dia mengira Carmen adalah orang yang baik, tetapi dia tidak menyangka Carmen adalah orang yang sangat lihai. Memang untuk bisa menjadi wakil dari Negara Hesos, Carmen jelas merupakan sosok yang dewasa dan berpengalaman.Surya kemudian berkata, "Pak Carmen, menurutku permasalahan Grup Gre
"Huh, sepertinya kamu cukup pandai dalam melakukan sesuatu. Besok, datanglah ke pusat Grup Greenergy. Aku ingin bertemu langsung denganmu.""Boleh, tapi kamu harus menunggu sampai konferensi selesai. Aku akan mengantar perwakilan dari masing-masing negara ke bandara, kemudian aku akan pergi mencarimu.""Orang-orang tua tercela ini, memangnya Negara Kamber tempat di mana mereka bisa datang dan pergi kapan pun mereka mau? Cepat atau lambat, aku akan membuat para pengganggu ini membayar harganya!"Setelah berkata demikian, Barney menutup panggilan teleponnya.Surya menghela napas lega, lalu membawa Shakira kembali ke kediamannya. Setelah ibu Tina membaca surat Tina, dia tidak bisa tidur dan berdiri di depan pintu, menunggu dengan cemas.Melihat Surya pulang, ibu Tina buru-buru menghampiri dan bertanya, "Surya, bagaimana? Apa kamu sudah menemukan Tina?""Ya, Bibi, jangan khawatir, aku sudah menemukan Tina. Ibu seharusnya tahu dengan jelas tentang tempramennya. Saat ini, Tina belum ingin pu