Mata Marla tampak memerah saat dia berkata, "Paman Gray, kekuasaan Keluarga John sudah nggak lagi berada di tangan ayahku. Kakekku juga mengatakan kalau koleksi ini akan diserahkan pada ayahku. Sekarang, ayahku sedang sakit parah. Apa kamu mau melihat ayahku mati begitu saja?""Aku ...."Gray sangat membenci Albert di dalam hatinya. Meskipun keduanya adalah saudara, sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, Albert selalu sangat disayang oleh ayahnya. Barang berharga apa pun yang dimiliki ayahnya, dia akan memberikannya pada Albert.Hal ini pula yang membuat keempat saudara Albert, termasuk Gray, merasa sangat marah. Kali ini, keempat bersaudara tersebut bekerja sama untuk merencanakan sesuatu. Saat ini, Albert sudah sekarat. Mereka yakin kalau tidak lama lagi dia pasti akan meninggal.Namun, bagaimanapun juga Gray adalah Paman Marla. Meskipun mereka sudah berencana untuk membunuh Marla, saat melihat kondisi Marla sekarang, Gray merasa tidak tega."Baiklah, begini saja. Kalau kamu bersi
Karena sudah mengatakannya, Surya tentu saja tidak akan mengubahnya. Surya segera mengangguk, lalu menanyakan nomor rekening Marla.Hanya dalam waktu beberapa menit, saldo di rekening bank Marla sudah bertambah 60 triliun."Senang bekerja sama denganmu, Bu Marla.""Terima kasih, Pak Surya. Kamu adalah penyelamatku.""Jangan berkata begitu, aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan."Sebenarnya, 60 triliun adalah perkiraan harga awal Surya. Meskipun Gray tidak muncul, Surya akan menawar 60 triliun. Karena nilai koleksi ini pasti melebihi 60 triliun. Surya tidak ingin memanfaatkan kondisi Albert yang sedang sakit parah untuk mendapatkan barang-barang koleksi ini dengan harga murah.Surya menghabiskan sore harinya memilah-milah barang koleksi ini. Dia mengirimkan kembali semua harta nasional yang tersebar di luar negeri kembali ke Aerovia. Alamat pengirimannya adalah Museum Aerovia.Untuk barang antik biasa yang tersisa, semua akan diserahkan ke rumah lelang milik Konsorsium Pel
Tampaknya energi di altar Dewa Naga adalah milik kekuatan cahaya. Jika tidak, cahaya dari sarung tangan kulit ini pasti sudah lama padam.Setelah keluar dari ruang penyimpanan dengan mengenakan sarung tangan kulit, Surya mengerutkan kening, lalu berbisik, "Kekuatan cahaya? Kekuatan macam apa ini?"Surya sudah merasakan kekuatan penghancur. Itu merupakan kekuatan yang sangat penuh tekanan. Jadi, kekuatan seperti apa yang disebut dengan kekuatan cahaya ini?Apa yang akan terjadi bila kekuatan cahaya berhadapan dengan kekuatan penghancur?Surya sangat percaya diri akan masa depan. Dia segera membaca mantra, mulai melatih Panduan Tingkat Lanjut Pertahanan Bumi.Saat larut malam, Surya sedang berdiri di atap sambil membuat segel dengan tangannya. Dia berteriak mengucapkan mantra, "Pertahanan Bumi, Tembok Bumi!"Begitu selesai mengatakan ini, Surya melihat Tembok Bumi setebal setengah meter muncul dari tanah, berdiri tegak di sana. Surya mengepalkan tangan kanannya, tanpa mengumpulkan energi
"Dor, dor, dor!""Dor, dor, dor!"Pada saat ini, Surya membentuk segel dengan kedua tangannya, mengucapkan mantra, lalu dengan cepat membuat tiga Tembok Bumi di depannya untuk menahan serangan pria berjas itu. Surya memutar tangan kanannya, membuat Pedang Petir muncul di tangannya. Dia bersembunyi di balik salah satu Tembok Bumi, siap menyerang terlebih dahulu ketika pria berjas itu mendekat.Namun, pria berjas itu sepertinya tidak terburu-buru untuk menyerang. Dia mengarahkan senapan mesinnya ke Tembok Bumi, terus menerus menembak sambil meraung penuh semangat.Pada akhirnya, setelah ratusan butir peluru ditembakkan, hanya ada lubang besar di tembok pertama."Haha, sepertinya kamu ingin bermain kucing-kucingan denganku. Menyenangkan sekali!"Pria berjas itu segera membuang senapan mesin di tangannya, lalu mengeluarkan pistol dari pinggangnya. Kemudian, dia melompat ke atas Tembok Bumi pertama sembari berteriak, "Surya, hari akhirmu sudah tiba!"Saat berdiri di atas Tembok Bumi, pria b
"Bayangan?""Huh, kamu berhasil mengetahuinya, ya? Tapi sayangnya, kamu nggak punya kesempatan lagi untuk melawan."Setelah mengatakan itu, pria berjas dan bayangannya bergegas menuju Surya pada saat yang sama dengan belatinya. Surya mengangkat Pedang Petir di tangannya untuk melawan, tapi dia tertekan oleh serangan gabungan keduanya.Kekuatan pria berjas ini bisa diatasi oleh Surya dengan susah payah, tapi kekuatan bayangan sudah melampaui perkiraan Surya. Bayangan yang terbentuk dari aura hitam ini ternyata adalah manifestasi kekuatan penghancur.Di bawah serangan gabungan dari pria berjas dan bayangannya, Surya mundur berulang kali. Pada akhirnya, dia tidak punya pilihan selain menggunakan Perlindungan Dewa Naga."Bum!"Belati pria berjas itu jatuh di atas Perlindungan Dewa Naga hingga mengeluarkan suara keras. Kemudian, pria itu membentuk bola aura hitam di telapak tangannya, lalu melemparkannya ke tanah.Dalam sekejap, kegelapan menyebar dengan cepat di tanah, segera menutupi selu
Pada saat ini, Surya tiba-tiba melihat beberapa aura hitam tipis berkumpul bersama. Meskipun wujudnya tipis, aura hitam ini masih menuju ke arah Surya. Saat hampir mendekatinya, tiba-tiba aura hitam ini diserap oleh sebuah kekuatan tertentu. Surya menundukkan kepalanya, melihat sepasang sarung tangan kulit yang tiba-tiba muncul di tanah sedang menyerap aura hitam itu.Saat ini, sarung tangan kulit itu memancarkan cahaya perak yang kuat, seolah-olah merasakan keberadaan khusus, lalu terus-menerus menyerap kekuatan yang terkandung dalam aura hitam tersebut.Akhirnya, aura hitam berubah menjadi bola hitam kecil di telapak sarung tangan kulit, sepenuhnya terserap oleh sarung tangan kulit sebelum akhirnya menghilang.Setelah sepasang sarung tangan kulit menyerap aura hitam, cahaya peraknya berangsur-angsur memudar, sebelum akhirnya menghilang sepenuhnya, kembali ke tampilan aslinya yang tampak sederhana.Surya memandang sarung tangan kulit itu, lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya, "Mun
Namun, hal ini juga menyebabkan pria berjas itu tidak dapat sepenuhnya menggunakan kekuatan penghancur. Dia hanya menanamkan kehendaknya sendiri ke dalamnya, lalu mengendalikan bayangannya. Sayangnya, bayangan itu adalah inkarnasinya.Meskipun terlihat seperti dua orang yang menyerang secara bersamaan, tapi sebenarnya mereka adalah satu orang. Ketika Surya menggunakan Cahaya Dewa Naga untuk menghancurkan bayangannya, kehendak spiritual pria berjas juga menerima pukulan yang sangat besar.Saat memikirkan hal ini, Surya merasa perasaannya campur aduk. Jika pria berjas itu benar-benar bisa sepenuhnya mengendalikan kekuatan penghancur, lalu menggunakan aura hitam sebagai pelindung untuk menahan serangannya, mungkin saja Surya sudah kalah semalam.Melihat pilihan penukaran di layar cahaya, Surya memilih dua Pil Penyembuh Petir tanpa ragu-ragu, lalu keluar dari ruang penyimpanan.Pagi harinya, saat Tina mengantarkan makanan, dia juga membawa serta sebuah koran.Karena kekuatan di balik Grup
Saat melihat situasi ini, Surya mengerutkan kening sambil bertanya, "Tina, kamu ...."Tina menyeka air matanya sembari berujar, "Pak Surya, dengan statusmu, kamu nggak akan melirik Tina, 'kan?"Surya menjawab, "Nggak, bukan itu maksudku. Tina, dengarkan aku .... Haih, baiklah, biarkan semuanya sama seperti sebelumnya, oke?"Tina menjelaskan, "Sebenarnya, dulu ayahku sangat baik padaku. Dia adalah orang terpenting dalam hidupku, tapi dia pergi begitu saja. Aku hanya nggak bisa menerimanya. Aku ingin mencari keadilan bagi ayahku.""Tapi sekarang, Pak Surya, aku menyadari kalau aku sudah jatuh cinta padamu. Aku nggak bisa lagi meninggalkanmu. Kalau kamu nggak menginginkanku, aku akan mati di depanmu sekarang juga."Setelah mengatakan itu, Tina mengambil belati, tiba-tiba menusukkannya ke lehernya dengan keras. Surya segera meraih belati dari tangan Tina, lalu menarik Tina ke dalam pelukannya. Dia memeluk wanita itu dengan erat sembari berkata, "Tina, jangan lakukan ini. Aku akan selalu be