Sebelumnya, Grup Greenergy tidak pernah mengalami kejadian seorang Penghakim terbunuh. Para Penghakim adalah orang yang bertugas menjaga aturan Grup Greenergy. Keberadaan mereka melambangkan keagungan Grup Greenergy.Tanpa adanya aturan, bahkan rencana terbaik pun tidak akan bisa dilaksanakan. Sekarang, dengan adanya kejadian di mana seorang Penghakim terbunuh, ini tentu merupakan aib bagi Grup Greenergy. Desmon sedang menantang batasan Grup Greenergy.Awalnya, Jaquez khawatir Desmon akan mengambil posisinya. Dia mungkin akan bertukar identitas dengan Desmon di masa depan, lalu dia akan berada di bawah kendali Desmon. Namun, sekarang tampaknya ancaman ini tidak akan pernah terjadi.Kejadian ini akan memiliki dampak besar. Karena pihak lain telah secara langsung melanggar aturan, pimpinan Grup Greenergy tidak akan ragu sedikit pun. Sebuah perintah langsung muncul di komputer Jaquez. Saat melihat ancaman kelas A muncul di layar komputernya, Jaquez tersenyum kecil."Avici, apa kamu pernah
Desmon memang punya kekuatan besar. Tanpa bantuan Cahaya Dewa Naga, Surya tidak yakin dia bisa mengalahkan Desmon. Kekuatan penghancur dalam dirinya terlalu dominan. Kekuatan itu juga sangat kuat.Membayangkan ini, Surya merasa khawatir pada Damon. Bagaimanapun juga, dengan kekuatan Grup Greenergy, Desmon mungkin tidak akan bisa lolos dari hukuman. Namun, Surya memikirkan semuanya kembali. Bagaimanapun juga, ini adalah pilihan Desmon sendiri. Ketika dia bergabung dengan Grup Greenergy, dia seharusnya sudah memertimbangkan kemungkinan akan berakhir melawan mereka.Pukul sepuluh pagi, Tina menerima telepon dari Marla. Setelah percakapan singkat, Tina meminta Marla untuk menunggu. Kemudian, dia membawa telepon langsung ke loteng, lalu menyerahkan telepon pada Surya."Halo, Bu Marla, apa yang bisa aku bantu?"Marla yang terdengar sedang menangis di telepon berkata, "Pak Surya, penyakit ayahku sekarang menjadi lebih serius. Obatnya sudah habis, sekarang obat barunya jauh lebih mahal. Dokter
Marla tertegun sejenak, seolah sedang memikirkan sesuatu. Setelah beberapa saat, dia menjawab, "Termasuk koleksi peninggalan kakekku, totalnya ada sepuluh ruang koleksi di manor ini.""Kalau Pak Surya nggak keberatan, aku ingin menjual koleksi dalam satu ruangan seharga 2 triliun. Jadi, untuk sepuluh ruangan totalnya adalah 20 triliun.""Dua puluh triliun?"Surya sedikit mengernyit. Pada saat ini, Harold, sang kepala pelayan yang berdiri di samping tampak mengerutkan kening. Dia buru-buru mengingatkan, "Bu Marla, kepala keluarga mengatakan kalau nilai total koleksi di sepuluh ruangan ini adalah antara 60 hingga 100 triliun. Itu pun adalah harga sepuluh tahun yang lalu.""Sekarang, sepuluh tahun sudah berlalu. Harga koleksi ini mungkin sudah melebihi 100 triliun. Kamu ....""Cukup, Harold." Marla menatap Harold, lalu melanjutkan dengan mata merah, "Ayahku sedang sakit parah. Kamu juga harusnya tahu dengan jelas, selain Pak Surya, nggak akan ada orang yang mau membeli koleksi sebanyak in
Mata Marla tampak memerah saat dia berkata, "Paman Gray, kekuasaan Keluarga John sudah nggak lagi berada di tangan ayahku. Kakekku juga mengatakan kalau koleksi ini akan diserahkan pada ayahku. Sekarang, ayahku sedang sakit parah. Apa kamu mau melihat ayahku mati begitu saja?""Aku ...."Gray sangat membenci Albert di dalam hatinya. Meskipun keduanya adalah saudara, sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, Albert selalu sangat disayang oleh ayahnya. Barang berharga apa pun yang dimiliki ayahnya, dia akan memberikannya pada Albert.Hal ini pula yang membuat keempat saudara Albert, termasuk Gray, merasa sangat marah. Kali ini, keempat bersaudara tersebut bekerja sama untuk merencanakan sesuatu. Saat ini, Albert sudah sekarat. Mereka yakin kalau tidak lama lagi dia pasti akan meninggal.Namun, bagaimanapun juga Gray adalah Paman Marla. Meskipun mereka sudah berencana untuk membunuh Marla, saat melihat kondisi Marla sekarang, Gray merasa tidak tega."Baiklah, begini saja. Kalau kamu bersi
Karena sudah mengatakannya, Surya tentu saja tidak akan mengubahnya. Surya segera mengangguk, lalu menanyakan nomor rekening Marla.Hanya dalam waktu beberapa menit, saldo di rekening bank Marla sudah bertambah 60 triliun."Senang bekerja sama denganmu, Bu Marla.""Terima kasih, Pak Surya. Kamu adalah penyelamatku.""Jangan berkata begitu, aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan."Sebenarnya, 60 triliun adalah perkiraan harga awal Surya. Meskipun Gray tidak muncul, Surya akan menawar 60 triliun. Karena nilai koleksi ini pasti melebihi 60 triliun. Surya tidak ingin memanfaatkan kondisi Albert yang sedang sakit parah untuk mendapatkan barang-barang koleksi ini dengan harga murah.Surya menghabiskan sore harinya memilah-milah barang koleksi ini. Dia mengirimkan kembali semua harta nasional yang tersebar di luar negeri kembali ke Aerovia. Alamat pengirimannya adalah Museum Aerovia.Untuk barang antik biasa yang tersisa, semua akan diserahkan ke rumah lelang milik Konsorsium Pel
Tampaknya energi di altar Dewa Naga adalah milik kekuatan cahaya. Jika tidak, cahaya dari sarung tangan kulit ini pasti sudah lama padam.Setelah keluar dari ruang penyimpanan dengan mengenakan sarung tangan kulit, Surya mengerutkan kening, lalu berbisik, "Kekuatan cahaya? Kekuatan macam apa ini?"Surya sudah merasakan kekuatan penghancur. Itu merupakan kekuatan yang sangat penuh tekanan. Jadi, kekuatan seperti apa yang disebut dengan kekuatan cahaya ini?Apa yang akan terjadi bila kekuatan cahaya berhadapan dengan kekuatan penghancur?Surya sangat percaya diri akan masa depan. Dia segera membaca mantra, mulai melatih Panduan Tingkat Lanjut Pertahanan Bumi.Saat larut malam, Surya sedang berdiri di atap sambil membuat segel dengan tangannya. Dia berteriak mengucapkan mantra, "Pertahanan Bumi, Tembok Bumi!"Begitu selesai mengatakan ini, Surya melihat Tembok Bumi setebal setengah meter muncul dari tanah, berdiri tegak di sana. Surya mengepalkan tangan kanannya, tanpa mengumpulkan energi
"Dor, dor, dor!""Dor, dor, dor!"Pada saat ini, Surya membentuk segel dengan kedua tangannya, mengucapkan mantra, lalu dengan cepat membuat tiga Tembok Bumi di depannya untuk menahan serangan pria berjas itu. Surya memutar tangan kanannya, membuat Pedang Petir muncul di tangannya. Dia bersembunyi di balik salah satu Tembok Bumi, siap menyerang terlebih dahulu ketika pria berjas itu mendekat.Namun, pria berjas itu sepertinya tidak terburu-buru untuk menyerang. Dia mengarahkan senapan mesinnya ke Tembok Bumi, terus menerus menembak sambil meraung penuh semangat.Pada akhirnya, setelah ratusan butir peluru ditembakkan, hanya ada lubang besar di tembok pertama."Haha, sepertinya kamu ingin bermain kucing-kucingan denganku. Menyenangkan sekali!"Pria berjas itu segera membuang senapan mesin di tangannya, lalu mengeluarkan pistol dari pinggangnya. Kemudian, dia melompat ke atas Tembok Bumi pertama sembari berteriak, "Surya, hari akhirmu sudah tiba!"Saat berdiri di atas Tembok Bumi, pria b
"Bayangan?""Huh, kamu berhasil mengetahuinya, ya? Tapi sayangnya, kamu nggak punya kesempatan lagi untuk melawan."Setelah mengatakan itu, pria berjas dan bayangannya bergegas menuju Surya pada saat yang sama dengan belatinya. Surya mengangkat Pedang Petir di tangannya untuk melawan, tapi dia tertekan oleh serangan gabungan keduanya.Kekuatan pria berjas ini bisa diatasi oleh Surya dengan susah payah, tapi kekuatan bayangan sudah melampaui perkiraan Surya. Bayangan yang terbentuk dari aura hitam ini ternyata adalah manifestasi kekuatan penghancur.Di bawah serangan gabungan dari pria berjas dan bayangannya, Surya mundur berulang kali. Pada akhirnya, dia tidak punya pilihan selain menggunakan Perlindungan Dewa Naga."Bum!"Belati pria berjas itu jatuh di atas Perlindungan Dewa Naga hingga mengeluarkan suara keras. Kemudian, pria itu membentuk bola aura hitam di telapak tangannya, lalu melemparkannya ke tanah.Dalam sekejap, kegelapan menyebar dengan cepat di tanah, segera menutupi selu