"Edmilton nggak jauh dari Pasai, hanya sekitar satu jam perjalanan."Tina kembali berkata, "Lagi pula, setahuku, lelang ini adalah lelang barang kuno dari Negara Aerovia yang sudah hilang di luar negeri. Pak Surya, kamu orang Negara Aerovia, lelang ini mungkin sangat berarti bagimu."Mendengar ini, Surya merasa sangat gembira. Dia memang sedang mencari barang-barang kuno. Setelah mengetahui bahwa pelelangan tersebut ternyata menjual barang antik dari Negara Aerovia yang hilang di luar negeri, dia pun langsung menyahut dengan penuh keyakinan, "Hmm, ayo pergi bersama. Di pelelangan ini, selama itu barang kuno dari Negara Aerovia, aku akan membelinya ....""Aku akan mengirim orang untuk mengangkut barang kuno ini kembali ke Negara Aerovia, lalu memberikannya ke museum Negara Aerovia secara gratis."Usai makan siang, Surya dan Tina berangkat bersama. Sepanjang perjalanan, Surya berkendara selama lima puluh menit sebelum tiba di Kota Pasai.Setelah memarkir mobil di tempat parkir bawah tana
Lima menit berlalu dengan cepat. Pintu ruangan ditutup, layar besar di depan menyala dan pembawa acara naik ke panggung untuk berbicara."Sekarang, aku umumkan bahwa lelang pribadi ini telah resmi dimulai ....""Koleksi pertama Negara Aerovia adalah lukisan pemandangan karya pelukis tradisional Negara Aerovia. Nama lukisan ini adalah Pemukiman di Pegunungan ....""Harga awal dari lukisan ini adalah satu miliar. Baik, lelang dimulai dari sekarang!""Aku menawar 1,2 miliar!""Aku menawar 1,3 miliar!""1,4 miliar!"..."1,8 miliar!"Meskipun "Pemukiman di Pegunungan" merupakan lukisan terkenal, sebenarnya nilai pasarnya tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu, ketika ada seseorang yang menawar hingga 1,8 miliar, tidak akan ada yang menawar lagi.Harga tersebut sudah jauh melebihi harga dari lukisan "Pemukiman di Pegunungan" itu sendiri.Namun, karena lukisan "Pemukiman di Pegunungan" ini merupakan lukisan tradisional dari Negara Aerovia dan sempat terpaksa mengungsi di luar negeri karena su
Jika Surya bisa membeli barang-barang antik tersebut dan akhirnya membawanya kembali ke Negara Aerovia, Marla juga akan merasa senang karenanya.Namun, ada kesenjangan antara perasaan dan kenyataan. Meskipun Marla berdoa dalam hati agar Surya bisa melelang lebih banyak koleksi, dia juga merasa ragu apakah Surya mempunyai kekuatan untuk membayar uang sebanyak itu atau tidak.Lelang ini awalnya berfokus untuk menjual koleksi Negara Aerovia. Sebagian besar koleksinya merupakan barang-barang antik dari Negara Aerovia. Oleh karena itu, di antara sebelas barang antik, Surya menawar sepuluh barang. Hal ini jelas mengejutkan banyak orang yang hadir.Lagi pula, Pasai hanyalah sebuah kota kecil di Negara Kamber. Meski pemandangan di sini bagus, tidak ada banyak orang kaya yang tinggal di sini. Koleksi yang baru saja dibeli Surya totalnya sekitar 40 miliar. Tidak diragukan lagi ini merupakan jumlah uang yang sangat besar bagi kebanyakan orang.Namun, orang-orang ini tidak mengetahui identitas asl
"Kurasa, ini cuma batu biasa. Alasan kenapa batu ini berharga mungkin karena pernah digunakan oleh seorang selebriti terkenal. Tapi, meskipun cuma batu biasa, maknanya pasti sangat berharga.""Aku percaya pada Bu Marla. Bu Marla belum pernah menjual barang palsu sebelumnya. Karena batu ini adalah koleksi yang terakhir, hal ini membuktikan bahwa batu itu pasti sangat berharga."...Semua orang menebak-nebak. Pembawa acara tersenyum, menggelengkan kepalanya, lalu mengambil mikrofon dan berkata, "Maaf, hadirin semuanya, kalian semua sudah salah tebak. Sebenarnya, batu hitam ini bukan batu giok, juga bukan berasal dari tambang dan bukan barang yang pernah digunakan oleh selebriti ....""Batu ini sebenarnya adalah batu luar angkasa. Itu adalah batu meteorit.""Apa?""Itu batu meteorit?"...Semua orang menunjukkan keraguan. Ketika Surya mendengar pembawa acara mengatakan bahwa batu itu adalah batu meteorit, dia juga terkejut. Dia segera menggunakan kekuatan pikirannya untuk mendeteksi batu
"Apa?""Ada orang yang menawar 100 miliar?""Apa orang ini sudah gila?"...Menghadapi tawaran Surya, semua orang sontak tercengang. Seratus miliar bukanlah jumlah yang kecil dan tidak semua orang bisa mengajukannya dengan mudah. Kini, pria Negara Aerovia yang membeli dua puluh koleksi ini justru langsung menawar seharga 100 miliar.Saat ini, kebanyakan orang memilih diam. Lagi pula, 100 miliar sudah melebihi anggaran mereka. Walaupun mereka membeli batu meteorit dan mengoperasikannya di tangan mereka, harga akhirnya tidak akan melebihi 100 miliar.Oleh karena itu, dengan harga tersebut, batu meteorit itu tidak ada nilainya lagi bagi mereka."Brak!"Ketika semua orang terdiam, seorang pria tua berambut putih tiba-tiba memukul sandaran tangan kursi dan berkata dengan wajah dingin, "Kenapa? Kamu menindas orang Negara Kamber? Di lelang ini, kamu membeli semua koleksi Negara Aerovia dan sekarang kamu bahkan masih ingin mengambil koleksi terakhirnya ....""Apa menurutmu ini Negara Aerovia?"
Setelah pelelangan berakhir, Surya dan Marla bertemu. Setelah berjabat tangan, Marla berkata sambil tersenyum, "Aku nggak menyangka Pak Surya akan begitu murah hati."Surya menyahut, "Ini semua berkat Bu Marla, kita juga bisa dianggap sebagai penolong satu sama lain."Marla tersenyum tipis, lalu menjawab dengan air mata berlinang "Dengan uang ini, ayahku bisa hidup sedikit lebih lama lagi."Surya mengerutkan kening, kemudian bertanya, "Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada ayahmu?"Tina melihat ekspresi Marla dan tanpa bisa ditahan juga berkaca-kaca. Dia juga teringat dengan ayahnya sendiri.Marla tidak menyangka Surya akan begitu murah hati dan bahkan membeli batu meteorit itu seharga 200 miliar. Surya sama saja dengan memberi kesempatan bagi Keluarga John untuk bertahan hidup.Oleh karena itu, Marla menganggap Surya sebagai dermawan dan tidak menyembunyikan apa pun dari Surya. Marla langsung memberi tahu Surya bahwa ayahnya sedang sakit parah dan membutuhkan biaya pengobatan yang mahal.
Sore harinya, tubuh Surya telah kembali normal. Saat membuka matanya, Surya melihat ke bawah ke tangan kanannya, lalu menggoyangkannya dengan kuat. Kemudian, dia merasa bahwa kekuatannya telah kembali.Cahaya Dewa Naga memang sangat mendominasi. Bagaimanapun, ini adalah keterampilan Klan Naga. Jika manusia biasa yang mengultivasinya, tubuh mereka pasti akan sulit untuk menahannya. Jika saja Surya tidak meningkatkan kebugaran fisiknya, kemudian memperoleh Pil Spiritual Naga dan Pil Pemulihan Energi untuk meningkatkan kebugaran fisiknya ....Mungkin saja saat ini dia sudah hancur dan mati karena meledak.Pada saat ini, Surya menemukan bahwa kekuatan sisa dari Cahaya Dewa Naga terlalu kuat, sehingga akan mengganggu aura spiritual di tubuhnya, bahkan aura naga. Berkat Teknik Naga Sejati, kedua aura tersebut menjadi sangat kuat. Kedua aura itu awalnya digunakan menyehatkan tubuh. Namun, sekarang setelah gangguan tersebut, tubuhnya telah mengalami kerusakan parah.Surya juga pertama kalinya
Surya mengambil mangkuk itu, meminum sup ayam itu seteguk demi seteguk, lalu berkata, "Omong-omong, Tina, kali ini aku ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih sudah mencari pelelangan untukku. Kalau nggak, aku mungkin nggak akan bisa bertahan hidup sampai sekarang."Tina tahu bahwa Surya adalah seorang kultivator. Dalam beberapa hari terakhir, dua kultivator kuat di tingkat suci tahap puncak datang untuk mengganggu Surya.Saat melihat Surya, Tina tiba-tiba merasa sangat tidak nyaman di hatinya. Tina menjawab, "Pak Surya, bagaimana kalau kamu pergi saja? Tinggalkan Negara Kamber dan kembalilah ke Negara Aerovia. Itu adalah tanah airmu. Kalau kamu kembali ke Negara Aerovia, mereka nggak akan bisa melakukan apa pun padamu."Meskipun Tina ingin membalaskan dendam ayahnya, Surya tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Sekarang identitas Surya telah terungkap, Grup Greenergy juga sangat kuat. Surya sudah tidak bisa lagi terus mencari bukti kejahatan Grup Greenergy. Para pembunuh yang