"Atau mungkin kamu mencari alasan untuk menyuruh mereka memanggil bala bantuan?"Meskipun pria berjas itu tampak gugup di hadapan Surya yang kekuatannya tak terduga, dia belum merasa takut.Setelah mendengar pertanyaan Surya, pria berjas itu segera menjawab, "Kalau aku ingin menghadapi kultivator top sepertimu hanya dengan kekuatanku sendiri, itu namanya aku sudah memandang tinggi diriku sendiri.""Tapi kami, Empat Bayangan, nggak pernah mengenal belas kasihan. Kalau kami berempat menyerang secara bersamaan, nggak akan ada orang yang bisa menang.""Selain itu, kali ini kami hanya bertugas untuk melacak jejakmu, nggak perlu bertarung sampai mati. Jadi, sekarang aku hanya perlu mengikutimu. Tugas yang diberikan Pak Kade bisa dianggap sudah selesai."Melihat ekspresi percaya diri dari pria berjas itu, Surya tersenyum simpul, "Melihat betapa percaya dirinya kamu, pasti ada lebih dari sekadar rekan satu timmu yang datang ke sini, 'kan?""Kalau nggak ada setidaknya satu atau dua kultivator t
Setelah mendengarkan kata-kata pria berjas itu, Surya melihat arlojinya, lalu menjawab dengan tenang, "Awalnya aku berencana pergi ke markas Mandela untuk mengurus kalian, serangga-serangga pengganggu ini, dalam tiga hari.""Tapi sekarang karena kalian sudah datang padaku, aku nggak keberatan membunuh tangan kanan Mandela dulu.""Hanya saja, sebaiknya kalian bergerak dengan cepat. Jangan sampai aku menunggu terlalu lama. Kalau nggak, aku akan marah kalau kalian menunda waktu makan siangku. Selain itu, konsekuensi dari kemarahanku akan sangat serius."Setelah Surya mengatakan ini, auranya berubah sepenuhnya. Tekanan yang begitu kuat membuat pria berjas itu mengeluarkan keringat dingin."Hahaha.""Sombong sekali bicaramu!""Jangan mengira hanya karena kamu mengalahkan Ali, kamu bisa meremehkan orang lain. Aku mau lihat apakah kamu sekuat kata-katamu atau nggak."Begitu Surya selesai berbicara, sebuah suara datang dari atap gedung pabrik terbengkalai di sisi jalan."Pak Kade!""Kamu akhir
"Aku akan membunuhmu.""Cari mati."Setelah mengaktifkan teknik bertarung tingkat pertama, Kade kembali berlari ke arah Surya.Melihat Kade berniat bertarung dalam jarak dekat, Surya tidak menggunakan teknik bertarung apa pun. Dia langsung mengandalkan kekuatan fisiknya yang luar biasa untuk bertarung melawan Kade.Keduanya saling meninju dan menendang satu sama lain. Kekuatan melawan kekuatan. Setiap tinju yang mereka lancarkan hampir mengenai satu sama lain. Bahkan, saat tubuh mereka yang kuat berbenturan, terdengar suara seperti logam yang beradu.Satu jurus.Sepuluh jurus.Setelah bertarung jarak dekat selama ratusan jurus, keduanya kembali menggunakan kekuatan benturan untuk menjaga jarak.Akan tetapi, hanya Surya saja yang kembali ke posisinya semula. Di sisi lain, Kade justru terpental oleh tendangan Surya dan menabrak tembok pabrik yang terbengkalai, terkubur di bawah tumpukan batu bata dan puing-puing.Brak.Kade yang tidak mengalami cedera sedikit pun merangkak keluar dari re
Kekuatan petir berwarna biru muda menyelimuti seluruh tubuh Surya. Auranya yang tidak bisa dihancurkan dan menakutkan itu mengejutkan Kade, yang baru saja mengaktifkan teknik bertarung Kegilaan Tingkat Enam miliknya.Melihat aura Surya berubah drastis, Kade pun berkata dengan nada dingin, "Sebelumnya, aku nggak percaya kalau kamu mampu membunuh Ali. Tapi, melihat kekuatanmu saat ini, aku akui kalau kamu memang mampu melakukannya.""Tapi, kalau kamu mengira kamu bisa mengalahkanku dengan cara ini, itu artinya kamu sudah meremehkanku."Setelah berkata demikian, Kade menyerang Surya dengan Palu Api Merah di tangannya.Kade yang diselimuti api merah menyerbu ke arah Surya. Kemudian, dia mengangkat Palu Api Merah dan menghantamkannya ke kepala Surya.Jika hal yang sama terjadi pada kultivator Alam Spiritual, menghadapi palu dengan atribut api dan kekuatan yang begitu besar, dia mungkin akan langsung hancur menjadi debu yang beterbangan.Namun, meskipun palu Kade tersebut sangat kuat, bagi S
Jelas terlihat jika Kegilaan Tingkat Delapan memang mampu menggoyahkan Surya, yang baru menggunakan tiga atau empat bagian kekuatannya."Kekuatanmu memang meningkat banyak.""Tapi kalau hanya dengan tinju saja, sepertinya kekuatan membunuhnya masih kurang.""Kalau aku jadi kamu, setelah melancarkan serangan ini, mungkin aku akan menggunakan teknik bertarung dengan palu tadi. Dengan begitu, mungkin kamu bisa memaksaku untuk menggunakan lebih banyak kekuatan.""Sayangnya, kamu terlalu sombong. Kamu pikir, kamu bisa mengalahkanku dengan cara ini. Kamu benar-benar sudah meremehkanku."Melihat Kade yang mundur, tetapi tidak sampai jatuh ke tanah, Surya pun mengomentarinya. Tampaknya Surya sangat menikmati momen menganalisis pertarungan ini."Jangan khawatir.""Selama kamu terus bertarung, cepat atau lambat aku pasti akan membunuhmu. Dua puluh empat teknik bertarung terbaik yang kumiliki, baru mencapai sepertiganya sekarang.""Selanjutnya, aku akan memenuhi segala sesuatu yang kamu harapkan.
"Mampu memaksaku menggunakan Wujud Utama Raja Hantu, sekalipun akhirnya mati, kamu tetap layak untuk dihormati.""Selanjutnya, aku akan menggunakan Wujud Utama Raja Hantu ini untuk menghancurkan setiap tulang di tubuhmu."Tubuh Kade diselimuti oleh nyala api hitam kebiruan. Aura menakutkan tersebut justru membuat Surya merasa seperti sedang menghadapi aura orang mati.Selain itu, yang sangat menarik perhatian adalah dari enam tangan wujud Raja Hantu milik Kade tersebut, saat ini hanya ada dua senjata yang memancarkan kabut pekat hitam kebiruan yang sama.Sementara itu, empat senjata lainnya tampak kabur dan tidak jelas. Hal ini menunjukkan jika kemampuan Kade dalam wujud utama saat ini masih belum cukup kuat untuk memanggil bentuk senjata yang sebenarnya.Setelah berkata demikian, Kade menggerak-gerakkan rantai yang diubahnya dari energi spiritual di tangannya dan menyentakkannya ke arah Surya.Menghadapi senjata misterius dengan kemampuan yang tidak diketahui ini, Surya tidak cukup bo
"Bertarung ya bertarung saja.""Kamu ini benar-benar banyak bicara omong kosong.""Meskipun kemampuanmu sangat istimewa, bagiku semua itu masih belum cukup untuk membuatku mengerahkan seluruh kemampuanku.""Selain itu, biar kuberi tahu saja. Mudah saja bagiku untuk membunuhmu sekarang. Jadi, sebaiknya simpan saja kesombonganmu yang nggak berdasar itu."Melihat Kade yang kembali bangkit dari reruntuhan batu bata, Surya tidak menunjukkan belas kasihan saat menyatakan perbedaan antara mereka berdua."Sombong sekali.""Apa kamu pikir, kamu bisa membunuhku dengan kemampuanmu ini?""Selanjutnya, aku akan menunjukkan kepadamu betapa hebatnya aku."Seakan marah dengan perkataan Surya, Kade pun menggabungkan senjata di tangannya. Kemudian, senjata khusus yang dihubungkan dengan palu, muncul di depan Surya.Setelah berkata demikian, Kade mengayunkan rantai yang terhubung dengan palu besi kuno, dengan jangkauan serangan yang luas tersebut ke arah Surya.Seiring Kade mengayunkan senjata itu dengan
"Apa kamu pikir hanya dengan itu saja kamu mampu membunuhku?"Kade berteriak penuh amarah. Tubuhnya mengobarkan api energi spiritual yang membubung tinggi. Dia mengayunkan rantai palunya, lalu menerjang ke arah Surya dengan kekuatan penuh.Pada saat yang bersamaan, Surya merasa ruang di sekitarnya seolah-olah memadat, membuatnya seperti terjebak di dalam rawa-rawa.Melihat gerakan Surya yang canggung itu, Kade pun bertanya dengan marah, "Sekarang, apa kamu tahu kekuatanku yang sebenarnya, Sampah?"Medan gravitasi.Medan milik Kade ini mampu membuat musuh yang berada pada jarak tertentu terjebak ke dalam gravitasi super dan sulit untuk bergerak. Dengan demikian, Kade pun jadi punya keuntungan yang mutlak.Surya tertawa kecil. "Medan gravitasi memang bagus. Tapi, hanya sebatas itu saja."Surya berteriak pelan. Tanda kepala naga di punggungnya menyala. Kekuatan naga yang menakutkan langsung mengalir ke dalam tubuhnya.Kekuatan yang begitu dahsyat ini langsung membuat medan gravitasi yang