Setelah itu, Albert berpaling ke arah Surya dan Alana, lalu berkata, "Pak Ruslan, Bu Alana, sebagai wujud keseriusan kami dalam memperbaiki kesalahan kami, apa pun yang kalian inginkan, tolong sampaikan saja. Selama itu dalam lingkup kekuasaanku, aku akan berusaha memenuhinya."Tentu saja Albert dan Surya sudah saling mengenal sebelumnya. Namun, Albert tahu bahwa seorang ahli seperti Surya tidak bersikap seperti orang biasa. Jadi, karena Surya bersikap asing sekarang, Albert juga akan berpura-pura tidak mengenalnya.Selain itu, dengan mengucapkan kata-kata seperti itu, Albert sebenarnya memberi sinyal pada Surya, "Bos, kamu bisa mengungkapkan apa pun yang kamu inginkan, aku pasti akan membantu sebisa mungkin."Surya tentu saja memahami maksud dari kata-kata Albert. Dia segera menjawab tanpa ragu, "Awalnya aku datang ke sini untuk mulai bekerja di rumah sakit ....""Tapi karena insiden ini, proses penerimaanku jadi tertunda. Selama hal ini nggak memengaruhi pekerjaan dan reputasiku, aku
Di sebuah restoran di pusat kota.Setelah Surya dan Yenny duduk di dalam ruang privat yang tenang, Yenny melemparkan sebuah tas dokumen ke depannya."Ini adalah informasi yang aku temukan ketika menyelidiki rumah Arga. Menurut bukti dalam dokumen ini, ada seorang pejabat di Dewan Kesehatan Kota Juwana yang sudah memberi suap pada Arga berkali-kali, memintanya untuk menenangkan insiden kerusuhan yang disebabkan oleh obat stabilizer kesehatan di semua rumah sakit di Distrik Amuni!""Selain itu, beberapa transaksi dalam catatan ini dilakukan atas nama istri direktur rumah sakitmu, lalu disalurkan kepada Arga.""Aku nggak tahu apakah kamu datang ke rumah sakit ini karena masalah ini atau bukan, tapi aku yakin kamu nggak datang ke rumah sakit kecil ini hanya untuk menikmati hidup."Mendengarkan kata-kata Yenny, Surya tidak berkomentar. Dia hanya mengambil dokumen di atas meja, lalu membacanya sekilas. Setelah mengingat nama seseorang bernama Deska Endaru, dia akhirnya berkata, "Kamu memberi
"Masuk!"Setelah mendengar suara yang datang dari dalam, Surya membuka pintu, lalu berjalan ke depan meja Ziya. Dia berencana mengambil cuti untuk menyelidiki korban kasus obat stabilizer."Kenapa? Ada urusan apa mencariku?"Saat melihat Surya masuk, Ziya bertanya dengan ekspresi tidak senang di wajahnya.Awalnya Ziya tidak setuju Surya masuk ke departemen mereka, tapi dengan dukungan Nadim, Ari dan Albert, Ziya harus menahan diri membiarkan Surya masuk departemennya meski dia enggan.Melihat Ziya yang tampak kesal, Surya tidak peduli. Dia langsung berkata, "Pak Ziya, aku mau mengambil cuti. Ada urusan mendesak yang harus aku tangani hari ini."Mengambil cuti?Mendengar perkataan Surya, Ziya menjadi semakin muram. Dia memukul meja dengan marah, lalu berteriak penuh ketidakpuasan, "Surya, jangan berpikir kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan hanya karena kamu mendapat dukungan dari Pak Nadim dan Pak Ari!""Ini baru hari pertama kamu masuk kerja, tapi kamu sudah bersikap malas s
"Tok, tok, tok ...."Di depan sebuah bangunan tua yang sudah rusak di pinggiran Distrik Amuni, Surya mengangkat tangan untuk mengetuk pintu rumah yang penuh karat tersebut. Setelah menunggu sebentar, akhirnya seorang pria tua cacat yang kehilangan kedua kakinya keluar untuk membuka pintu dengan susah payah."Anak muda, siapa yang kamu cari?"Setelah pria tua cacat yang kehilangan kedua kakinya itu membuka pintu, dia melihat Surya yang terlihat asing sambil bertanya dengan bingung.Mendengar ini, Surya tersenyum sembari bertanya, "Pak, apakah ini rumah keluarga Fadeo Tojoyo?"Mendengar pertanyaan Surya, pria tua itu langsung tampak waspada. Dia menatap Surya dengan hati-hati sembari bertanya, "Apa hubunganmu dengan Fadeo? Ada urusan apa kamu mencarinya?"Melihat tatapan waspada pria tua itu, Surya tahu bahwa mengumpulkan bukti mungkin tidak sesederhana yang dia bayangkan.Setelah berpikir sejenak, Surya mendapatkan ide. Dia segera mengeluarkan kartu nama yang diberikan oleh Albert, meny
Setelah mendengar perkenalan diri Surya, pria berambut pirang itu menyalakan sebatang rokok sambil mencibir, "Bocah, apa kamu mau mempermainkanku?""Saat pemakaman Fadeo, semua teman sekelasnya datang. Aku yang bertanggung jawab mengantar mereka keluar desa!""Kalau kamu adalah teman baiknya, bagaimana mungkin kamu nggak tahu tentang pemakamannya?""Aku rasa kamu dikirim oleh perusahaan surat kabar untuk menanyakan tentang kejadian obat stabilizer, 'kan?"Fadeo sudah meninggal?Mendengar perkataan pemuda berambut pirang itu, Surya juga sedikit terkejut. Namun, dia tidak peduli dengan identitasnya yang terungkap.Lagi pula, kebohongannya tidak akan bisa bertahan lama. Siapa pun yang mengenal Fadeo dengan baik bisa langsung tahu apakah perkataannya benar atau salah.Namun, ketika Surya mendengar pemuda itu menyebutkan insiden obat stabilizer, dia tahu kalau pria di depannya mungkin tahu banyak rahasia. Jadi, dia berencana untuk melihat apakah dia bisa menggali beberapa informasi berharga
Sebagai kepala desa, meski nama Fayad memiliki arti kebajikan dan dermawan, apa yang dia lakukan dalam kehidupan sehari-hari sangat bertentangan dengan kedua kata tersebut.Di seluruh desa, Fayad dikenal sebagai orang yang sangat kejam. Semua orang tahu bahwa meski Fayad kini telah menjadi orang kaya di daerah sekitar, uang di tangannya bukanlah uang bersih.Namun, karena Fayad mempunyai saudara yang merupakan pejabat di kantor polisi kota, para korban pun tidak ada yang bisa mengadu. Hal ini yang membuat Fayad mampu mendominasi hingga saat ini.Hari ini, saat Fayad sedang bermain-main di tempat tidur bersama janda cantik desa, dia mendengar ketukan terburu-buru di pintu.Setelah Fayad memakai celananya, dia membuka pintu, siap memaki orang yang mengganggu kesenangannya. Namun, ketika dia membuka pintu, dia melihat Hakim sang preman desa, tampak terengah-engah. Fayad yang memiliki pikiran cerdas langsung menyadari pasti terjadi sesuatu."Gawat!""Ada masalah!""Cepat katakan ada apa!"
Tergiur oleh keuntungan, Hakim segera memanggil orang dari rumah ke rumah.Setelah Hakim pergi, Fayad mengeluarkan ponsel untuk menelepon seseorang!"Halo, Paman Indra, ini aku, Fayad!""Ada situasi mendesak yang mau kulaporkan. Seorang pemuda asing tiba-tiba datang ke desa untuk mencari tahu tentang Fadeo. Jadi, aku mau tanya apa ada aksi dan rencana dari pemkot?"Fayad berbicara dengan sikap hormat pada orang itu di telepon, tidak lagi sombong seperti biasanya."Baik, baik, baik ....""Aku tahu apa yang harus dilakukan!""Aku akan segera urus masalah ini, nggak akan dibiarkan terus membesar dan sampai memengaruhi Anda."Fayad menutup telepon setelah mendapat jawaban yang diinginkan. Niat membunuh yang kuat menghiasi wajahnya.Ketika hendak menyimpan ponsel ke dalam saku, Fayad mendapati seorang pemuda asing tiba-tiba muncul di sisinya.Fayad terkejut oleh kemunculan pemuda asing itu dan nyaris menjatuhkan ponselnya."Kamu ... cari siapa?""Sialan, bikin kaget saja ...."Fayad menepuk
"Lima tahun lalu ....""Keluarga Fadeo dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan mobil. Rumah sakit merekomendasikan obat mahal bernama Sentosa pada pasien karena kolaborasi mereka dengan pabrik obat. Keluarga Fadeo adalah salah satu korbannya.""Hanya segelintir orang yang memiliki reaksi penolakan kuat terhadap obat Sentosa ini. Kebetulan, Keluarga Fadeo adalah salah satunya.""Setelah konsumsi obat itu, ayah dan anak Fadeo gagal diselamatkan sehingga meninggal di rumah sakit.""Kemudian, Fadeo yang adalah mahasiswa diam-diam melakukan penyelidikan dan mendapatkan bukti kuat yang menunjukkan bahwa kondisi keluarganya memburuk setelah mengonsumsi obat pemberian rumah sakit dan pada akhirnya meninggal!""Setelah itu, Fadeo berencana menggugat rumah sakit dan perusahaan farmasi dengan bukti-bukti yang ada. Akan tetapi, ada orang yang membungkam masalah itu dengan bayaran tinggi.""Orang itu juga menghubungi pamanku yang menjadi pejabat pemkot, memintanya memberiku empat mili
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di